Disusun oleh
NARISHA MAULIDINA PUTRI
KELAS XII IPS 3
SMAN 13 BEKASI
TAHUN AJARAN 2019/2020
Jl. Pariwisata Raya Perum BBB Utara Pengasinan Rawalumbu
Kota Bekasi 17115
Tlp. 021.82409656 Fax. 021.82418223
Web : http://sman13kotabekasi.sch.id Webmail : info@sman13kotabekasi.sch.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Tak lupa sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang
benderang dari alam jahiliyah menuju ke alam yang penuh berkah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Memandikan Jenazah
2.2 Mengkafani Jenazah
2.3 Menyolatkan Jenazah
2.4 Menguburkan Jenazah
Setiap manusia pasti akan merasakan kematian. Seperti yang tertuang di dalam
surat Al-Ankabut ayat 57 “Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian”.
Sebagai umat Islam yang taat dengan perintah Allah kita diwajibkan untuk
mengurusi jenazah sampai dengan menguburkannya. Hal tersebut terdapat pada
hadits hak muslim terhadap muslim yang lainnya. Diantaranya, mengucapkan
salam, memberikan nasihat, mendoakan ketika bersin, menjenguk ketika sakit,
dan mengiringi jenazah sampai dikuburkan.
Selain itu sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai umat muslim untuk
menyelenggarakan 4 perkara kepada orang yang sudah meninggal. Di anataranya
memandikan, mengkafani, menyolatkan, serta menguburkan.
1.3 Tujuan
Untuk memberikan pemahaman kepada pembaca
Untuk mengetahui tata cara mengurusi jenazah
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Islam, hukum memandikan jenazah adalah fardhu kifayah dengan keluarga
mendapat prioritas utama. Fardhu kifayah adalah apabila satu orang sudah
melaksanakannya maka kewajiban yang lain gugur.
Artinya: "Mandikanlah dirinya dengan air dan daun bidara. Serta kafanilah dengan
kedua lembar pakaiannya dan jangan kalian tutup kepalanya. Karena sesungguhnya
Allah akan membangkitkannya pada hari Kiamat dalam keadaan bertalbiyah." (HR
Muslim).
Jenazah yang Wajib Dimandikan
Ada empat golongan jenazah yang wajib dimandikan untuk membersihkan najis dan
kotoran sebelum dikuburkan. Golongan tersebut adalah jenazah muslim atau
muslimah, ada tubuhnya, tidak kategori mati syahid, dan bukan bayi yang meninggal
karena keguguran. Namun jika janin yang meninggal telah berusia lebih dari empat
bulan wajib dimandikan, dibungkus kafan, dan disholatkan.
Artinya: "Seorang anak kecil (dan dalam satu riwayat, janin yang mati keguguran),
dia dishalatkan dan didoakan untuk kedua orang tuanya dengan ampunan dan rahmat.
(HR Abu Dawud dan At Tirmidzi).
Jenazah yang Tidak Wajib Dimandikan
Jenazah yang meninggal dalam kondisi berperang di jalan Allah SWT tidak perlu
dimandikan sebelum dikubur. Jenazah mereka yang terbunuh (syahid marakah) bisa
langsung dikuburkan meski masih ada bercak darahnya. Berikut hadistnya seperti
yang dinarasikan Jabir.
ُيُ أ َ َّن
َ صلَّى النَّب َ سلَّ َُم
َ ُعلَيْهُ للا َ سل ْوا َولَ ُْم د َمائه ُْم في أحدُ ش َه َداءُ ب َد ْفنُ أ َ َم َُر َو
َّ َل َولَ ُْم يغ َ علَيْه ُْم ي
َُّ ص َ
Artinya: "Bahwasanya Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk mengubur para
syuhada' Uhud dalam (bercak-bercak) darah mereka, tidak dimandikan dan tidak
dishalatkan. (HR Al Bukhari).
Syarat Orang yang Memandikan Jenazah
Mereka yang hendak memandikan jenazah harus memenuhi syarat berikut yaitu
muslim, berakal, balik, jujur dan saleh, terpercaya dan amanah, tahu hukum
memandikan, adab, dan tata cara memandikan jenazah, seta menutup aib. Syarat ini
sempat disinggung Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya.
1. Suami
2. Perempuan yang masih ada hubungan keluarga dengan jenazah misal kakak, adik,
keluarga, atau nenek
3. Perempuan yang tidak ada hubungan kekerabatan
4. Laki-laki yang masih muhrim
Artinya: "Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayit (laki-laki) ini
karena Allah Ta'ala."
b. Untuk jenazah perempuan
Artinya: "Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayit (perempuan)
ini di karenakan Allah Ta'ala."
Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih, dan
menutupi seluruh tubuh jenazah
Kain kafan hendaknya berwarna putih
Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki berjumlah 3 lapis sedangkan mayat
perempuan 5 lapis
Sebelum kain kafan digunakan hendaknya diberi wangi-wangian terlebih
dahulu
Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah
Kain kafan untuk perempuan terdiri dari 5 lapis yang terdiri dari :
a. Lembar pertama untuk menutupi seluruh badan
b. Lembar kedua untuk dijadikan kerudung
c. Lembar ketiga untuk dijadikan baju kurung
d. Lembar keempat untuk menutup pinggang hingga kaki
e. Lembar kelima untuk menutupi pinggul dan paha
Adapun tata caranya sebagai berikut :
Tata cara sholat jenazah untuk perempuan, posisi imam berada pada searah tali pusar.
Sedangkan makmum berada di belakang imam dengan urutan makmum laki-laki
dewasa, kemudian perempuan dewasa. Sedangkan jumlah shaf-nya kalau bisa ganjil.
Niat sholat jenazah perempuan: Usholli 'alaa haadzihil mayyitati arba'a takbiratatin
fardhol kifayaatai ma'muuman lillahi ta'aala.
Sholat jenazah terdapat 5 takbir. Setelah takbir pertama membaca Surat Al Fatihah.
Kemudian takbir lagi, dan setelah takbir kedua, membaca sholawat:
Allahumma sholli alaa muhammad wa ala aali muhammad. Kamaa sholaita ala
ibroohim wa ala aali ibroohim. Innaka hamiidun majiid.
Allahumma baarik ala muhammad wa ala aali muhammad. Kamaa baarokta ala
ibroohim wa ala aali ibroohim. Innaka hamidun majiid.
Kemudian takbir ketiga. Setelah takbir membaca:
Allahummagh firlahaa waa warhamhaa wa'aafihaa wa'fuanhaa.
Dengan malakukan sholat jenazah dengan benar, maka kita akan memiliki faedah
yang besar. Dengan menunaikan jenazah dengan menyolatkannya, memohon syafaat
dan berdoa untuknya, menunaikan hak keluarganya, menghibur perasaan mereka akan
memperoleh pahal yang besar.
Tata cara sholat jenazah untuk laki-laki ini sedikit berbeda dengan tata cara sholat
jenazah untuk perempuan. Jika pada jenazah perempuan imam berada sejajar dengan
pusar jenazah, maka untuk jenazah laki-laki posisi imam berada sejajar dengan
kepala.
Niat sholat jenazah laki-laki: Usholli 'alaa haadzalmayyiti arba'a takbiratatin fardhol
kifayaatai ma'muuman lillahi ta'aala.
Sholat jenazah terdapat 4 takbir. Setelah takbir pertama membaca Surat Al Fatihah.
Kemudian takbir lagi, dam setelah takbir kedua, membaca sholawat:
Allahumma sholli alaa muhammad wa ala aali muhammad. Kamaa sholaita ala
ibroohim wa ala aali ibroohim. Innaka hamiidun majiid.
Allahumma baarik ala muhammad wa ala aali muhammad. Kamaa baarokta ala
ibroohim wa ala aali ibroohim. Innaka hamidun majiid.
Kemudian takbir ketiga. Setelah takbir membaca:
Allahummagh firlahu waa warhamhu wa'aafihu wa'fuanhu.
Setelah itu, takbir keempat dan setelah takbir membaca:
Allahumma la tahrim naa ajrahu walaa taftinnaa ba'dahu waghfirlanaa walahu.
Sebelum sampai pada cara mengubur jenazah menurut Islam, maka yang harus
dilakukan adalah mempersiapkan lubang kubur untuk si mayit.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam tata cara mengubur jenazah saat
mempersiapkan lubang kubur ini.
Dalam mempersiapkan lubang kubur, maka harus dalam setinggi orang berdiri dengan
tangan melambai ke atas. Sementara lebarnya seukuran satu dzira (hasta) lebih satu
jengkal atau kira-kira 50 cm.
Lubang kubur digali pada tanah yang kuat dan dalam agar saat membusuk bau
jasadnya tidak tercium dan aman dari gangguan hewan pemakan bangkai. Selain itu,
untuk menghindari longsor akibat aliran air yang mengalir saat hujan.
Bila tanahnya keras, disunahkan membuat liang lahat di dalam lubang kubur. Yang
dimaksud liang lahat di sini adalah lubang yang dibuat di dinding kubur sebelah kiblat
seukuran yang cukup untuk menaruh jenazah.
Jenazah diletakkan di liang lahat tersebut kemudian ditutup dengan batu pipih lalu
diurug dengan tanah. Namun di Indonesia, orang-orang umumnya memakai papan
kayu sebagai pengganti batu pipih agar tanahnya tidak runtuh mengenai jenazah.
Namun jika tanahnya gembur, disunahkan membuat semacam lubang lagi di dasar
kubur seukuran yang dapat menampung jenazah. Jenazah diletakkan di lubang
tersebut kemudian di bagian atasnya ditutup dengan batu pipih atau papan kayu lalu
diurug dengan tanah.
Soal waktu menguburkan jenazah juga perlu diperhatikan karena bisa berdampak
pada proses pemakaman dan ketersediaan panitia penguburan. Beberapa waktu yang
sebaiknya dihindari saat akan menguburkan jenazah:
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat membawa dan mengiringi jenazah ke
kuburan:
Saat mengiringi jenazah, hendaknya dilakukan dengan kusyuk. Karena ini adalah momen
terakhir bagi keluarga, kerabat, teman atau tetangga mendampingi jenazah ke tempat
peristirahatan terakhirnya. Maka dari itu, saat mengiringi jenazah hendaknya dengan
khidmat dan tidak diselingi dengan bercanda. Selain itu, dilarang untuk membaca dzikir
atau membaca Alquran.
Pengiring jenazah yang berjalan kaki di sekitar keranda mayat, sementara yang
menggunakan kendaraan berada di belakang iringan jenazah. Jika kendaraan mau lewat,
maka mendahulukan iringan jenazah.
Ketika sampai di kuburan, para pengiring jenazah tidak dianjurkan untuk duduk terlebih
dahulu sebelum jenazah diturunkan dari pundak yang membawanya. Selain itu, para
pengiring pun juga harus mengucapkan salam yang diajarkan oleh Rasulullah berikut ini.
" Assalamu alaikum ya ahlad diyar minal mukminin wa muslimin,wa inna insya
Allahu bikum la hiqun, nasalullahi lana walakumul 'afyah."
Artinya: " Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari
(golongan) orang-orang beriman dan orang-orang Islam. Kami insya Allah akan
menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian."
Khusus untuk jenazah perempuan, maka dibentangkan kain di atas lubang kubur. Saat
memasukkan jenazah ke dalam lubang kubur, yang melakukan sebaiknya dua atau tiga
orang laki-laki yang paling dekat dengan keluarga si mayit pada saat hidupnya. Selain itu,
orang-orang yang memasukkan jenazah ke dalam lubang kubur diusahakan adalah
mereka yang saat malam harinya tidak junub. Jenazah diletakkan dengan mendahulukan
kepala dan kemudian meluruskan kakinya.
Pada saat meletakkannya di liang lahat disunahkan membaca Bismillahi wa 'ala sunnati
Rasulullahi shallallâhu 'alaihi wa sallama yang artinya " Dengan Nama Allah dan atas
agama Rasulullah" .
Cara mengubur jenazah dengan membaca doa ini sesuai sunnah Rasulullah sebagaimana
disebutkan dalam hadis riwayat Imam Abu Dawud.
" Dari sahabat Abdullah bin Umar, bahwa bila Rasulullah meletakkan jenazah di dalam
kubur, beliau membaca Bismillahi wa ala sunnati Rasulillahi shallallâhu 'alaihi wa
sallama."
Wajib memiringkan jenazah ke sebelah kanan atau menghadapkannya ke arah kiblat. Jika
jenazah tidak dihadapkan ke arah kiblat namun terlanjur diurug tanah, maka lubang kubur
wajib digali kembali dan menghadapkan jenazahnya ke arah kiblat.
Setelah jenazah diletakkan secara pelan di dasar kubur, disunahkan untuk melepas tali
ikatannya dimulai dari kepala dan membuka kain yang menutupi pipi serta jari-jari kaki
sehingga bisa menempel ke tanah.
Untuk menutup jenazah, maka digunakan beberapa papan kayu dengan memberikan
rongga yang cukup di sela-selanya. Setelah itu liang kubur ditimbun dengan tanah yang
ditinggikan satu jengkal.
Setelah selesai ditimbun, maka lubang kubur dipasangi batu, kayu, atau bambu di bagian
kepala tanpa diberi tulisan apa pun. Jika proses menutup kuburan sudah selesai, pengiring
jenazah dan para pengantar jenazah menaburkan tanah ke atas kuburan sebanyak tiga kali.
Ada beberapa hal yang dilarang dalam tata cara mengubur jenazah laki-laki dan
perempuan yang benar sesuai sunnah.
Meninggikan timbunan kuburan lebih dari satu jengkal di atas permukaan tanah.
Menembok kuburan atau membangun kijing di atasnya
Membuat tulisan pada nisan atau kayu penanda kuburan
Duduk di atas kuburan
Menjadikan kuburan sebagai tempat sholat atau membaca Alquran
Berjalan di atas kuburan tanpa menggunakan alas kaki
Melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menjurus ke arah syirik dan takhayul,
seperti minta doa, cari jimat dan perbuatan mistis lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang mulia, sehingga apabila
salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus dengan sebaik-
baiknya.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini saya harap bisa bermanfaat dan menambah
wawasan bagi pembaca. Selain itu juga sebagai pengingat diri sendiri untuk selalu
memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi .
DAFTAR PUSTAKA
https://www.dream.co.id/your-story/tata-cara-mengubur-jenazah-sesuai-sunnah-
islam-190912t.html
https://muslim.or.id/43876-fikih-pengurusan-jenazah-1-memandikan-dan-
mengkafani.html
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3876043/10-tata-cara-menguburkan-jenazah-
menurut-islam
https://www.merdeka.com/peristiwa/tata-cara-sholat-jenazah-perempuan-dan-laki-
laki-lengkap-beserta-bacaannya-kln.html