Anda di halaman 1dari 21

Memandikan Jenaza

KELOMPOK 1
1. Amalia Caesa (02)
2. Anggela B (04)
3. Ferlys Rima (14)
4. Fiqriantyo Hesha (15)
5. Habib Ilmi (16)
6. M Ali Fikri (26)
7. M Arsy AF (28)
8. Nizamzam R (33)
9. Salsa Putri (34)
Kematian akan kapan saja datang
kepada setiap yang bernyawa.

Tak ada yang tahu kapankah hari


terakhirnya di dunia ini karena
memang hal tersebut menjadi
rahasia Allah SWT.
Oleh karena itulah, seorang mu
slim tatkala mendengar berita
kematian, maka dianjurkan unt
uk segera mengucapkan kalim
at istirja'.
Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa
innaa ilaihi raaji'uun"
(Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah
dan kepada Allah jugalah kami kembali). (Al-Baq
arah 2:156)
Memandikan Jenazah
01
Keutamaan Memandikan Jenazah

02 Pihak Yang Berhak Mengurusi Jenazah

03 Alat dan Bahan Yang Diperlukan

04 Rukun Memandikan Jenazah


Memandikan Jenazah
05 Adab Memandikan Jenazah

06 Tata Cara Memandikan Jenazah

07 Penggunaan Air

08 Ketentuan Mandi Bagi Yang Memandikan Jenazah Dan


Berwudhu Bagi Yang Menandu Keranda Jenazah
Memandikan Jenazah
05 Jenazah Yang Wajib Dan Tidak Wajib Dimandikan

06 Tujuh Golongan Muslim Yang Mati Bukan Syahid Bukan


Di Tangan Orang Kafir
Keutamaan Memandikan Jenazah
Rasulallah Shallallaahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Barangsiapa memandikan (jenazah) seorang muslim
seraya menyembunyikan (aib)nya dengan baik, maka Allah
akan memberikan ampunan empat puluh kali kepadanya.
Barangsiapa membuatkan lubang untuknya lalu
menutupinya, maka akan diberlakukannya pahala seperti
pahala orang yang memberikan tempat tinggal kepadanya
sampai hari kiamat kelak. Barangsiapa mengkafaninya,
niscaya Allah akan memakaikannya sundus (pakaian dari
kain sutera tipis) dan istabraq (pakaian sutera tebal) Surga
di hari kiamat kelak.”
(HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi. Al-Hakim berkata; Shahih
dengan syarat Muslim. Dan disepakati oleh Adz-Dzahabi)

HADIST MEMANDIKAN JENAZAH


“ Barangsiapa memandikan mayit kemudian tidak
menyiarkan keburukan mayit itu maka dikeluarkanlah
dosa-dosanya seperti hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya ”
(H.R. Ibnu Majah)
Yang Berhak Memandikan Jenazah
Hendaknya yang mengurusi jenazah adalah orang yang lebih
mengetahui sunnahnya dengan tingkatan sebagai berikut:

1. Jenazah laki-laki diurusi oleh orang yang telah ditunjuk oleh


si mayit sendiri sebelum wafatnya (berdasarkan wasiatnya).
Kemudian Bapaknya, lalu anak laki- lakinya, kemudian
keluarga terdekat si mayit.
2. Jenazah wanita diurusi oleh orang yang telah ditunjuk oleh si
mayit sendiri sebelum wafatnya (berdasarkan wasiatnya).
Kemudian Ibunya, kemudian anak wanitanya, kemudian
keluarga terdekat si mayit.
3. Suami diperbolehkan mengurusi jenazah istrinya, begitu pula
sebaliknya.
4. Adapun jenazah anak yang belum baligh dapat diurusi oleh
kaum laki-laki atau
5. Perempuan karena tidak ada batasan aurat bagi mereka.
6. Apabila seorang lelaki wafat di antara kaum wanita (tanpa
ada seorang lelaki muslim pun bersama mereka dan tanpa
ada istrinya atau ibunya) demikian pula sebaliknya maka
cukup ditayamumkan saja.
7. Seorang muslim tidak diperbolehkan mengurusi jenazah
orang kafir (QS. At- Taubah ; 84)
Alat dan Bahan yang diperlukan
1. Gunting, untuk menggunting pakaian si mayit sebelum
dimandikan.
2. Sarung tangan bagi petugas yang memandikan mayit.
3. Sabut penggosok (spons).
4. Alat penumbuk dan cawan besar untuk menghaluskan
kapur barus.
5. Perlak plastik atau sejenisnya.
6. Sidr (perasan daun bidara), bila sulit didapatkan boleh
menggantinya dengan
7. Shampoo dan sabun.
8. Kapur barus.
9. Masker bagi petugas.
10. Kapas.
11. Air.Minyak wangi kesturi.
13.Plester perekat.
14.Gunting kuku dan rambut.
15.Handuk atau sejenisnya
16.Sisir
17.Kain kafan; dua lembar berwarna putih bersih dan satu
kain putih bergaris(hibar ah) atau tiga lembar
seluruhnya berwarna putih bersih bagi laki-laki.
Rukun Memandikan Jenazah
Adab Memandikan Jenazah

1. Menutupi/tidak melihat auratnya 5. Tidak membicarakan auratnya


2. Tidak memandikan langsung di apalagi cacat badannya
bawah matahari 6. Mayit dihadapkan ke kiblat
3. Yang memandikan harus orang 7. Lembut dalam setiap urusan
terpercaya 8. Melapisi tangan dengan
4. Tidak dihadiri selain orang yang kain/sarung tangan
memandikan
Tata Cara Memandikan Jenazah
1. DIHADAPKAN KE KIBLAT
Mayit dihadapkan kiblat dengan kepala lebih tinggi daripada kaki agar air
yang mengandung najis tidak mengalir kembali ke bagian yang sudah bersih.

2. DILUNAKKAN PERSENDIANNYA
Gerak-gerakkan tangan sampai siku ke pundak, dan kaki ke paha, kemudian
direntangkan lagi, kecuali yang sudah kaku

3. MELAPISI TANGAN
Memakai kaus tangan dari bahan yang lembut (seperti kaus) untuk
membersihkan najis Caranya dengan menekan-nekan perlahan perut
(daerah pusar) kecuali bagi yang hamil hanya diusap. Jika kaus tangannya
sudah kotor dibuang lalu diganti.

4. BERSIHKAN MAYIT DARI BERBAGAI KOTORAN


a. Bekas plester dibersihkan dengan minyak
b. Bekas kotoran lain bersihkan dengan sabun
c. Kotoran mata usap perlahan dengan kaus tangan atau kapas
d. Lubang hidung diusap dari luar
e. Rongga mulut diusap perlahan dengan kaus tangan
f. Daun telinga diusap seperti wudhu
g. Sela sela jari diusap seperti wudhu
h. Sela-sela kuku dibersihkan dengan alat yang tidak tajam (tidak perlu
digunting)
Tata Cara Memandikan Jenazah

5. MEWUDHUKAN
Wudhukan mayit secara sempurna tanpa berkumur atau memasukkan air
hidung

6.MEMANDIKAN
a.Bersihkan rambut, kepala, wajah, dan leher, dengan sabun/ shampoo
b. Bersihkan bahu sampai telapak tangan kanan kemudian kiri
c. Bersihkan badan bagian kanan atas dari pundak sampai kaki
d. Miringkan jenazah ke kiri, bersihkan badan bagian kanan belakang dari
pundak ke kaki
e. Bersihkan badan bagian kiri atas dari pundak hingga kaki
f. Miringkan jenazah ke kanan, bersihkan badan bagian kiri belakang dari
pundak hingga kaki
Penggunaan Air

1. Siram dengan air 5. Bilas sampai bersih.


bersih dari kepala Boleh memakai selang
asal tidak deras
sampai kaki
6. Bila masih keluar
sebanyak tiga
najis/darah, bersigkan
kali/ gayung tempat keluarnya. Bila
2. Bersihkan masih tetap keluar tutup
jenazah dengan dengan kapas
sabun dengan secukupnya atau tanah
liat yang dipanaskan.
urut Lalu wudlukan lagi
Ketentuan Mandi Bagi Yang Memandikan Jenazah Dan Berwudhu Bagi Yang
Menandu Keranda Jenazah

Disunnahkan bagi orang yang telah memandikan TAYAMUM


jenazah untuk mandi. Rasulallah Shallallaahu ’Alaihi Wa Apabila :
Sallam bersabda; 1. Karena tidak ada air
”Barangsiapa telah selesai memandikan jenazah, 2. Karena badannya akan semakin hancur jika
hendaklah ia mandi; dan barangsiapa yang dimandikan
mengangkatnya hendaklah ia berwudhu.” 3. Jika laki-laki meninggal di tempat yang tidak ada laki-
(HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dari Abu Hurairah RA. At- laki lain atau sebaliknya
tirmidzi menilainya sebagai hadits hasan)
Jenazah Yang Wajib Dan Tidak
Wajib Dimandikan

WAJIB: Muslim yang mati TIDAK WAJIB: Jenazah


syahid bukan karena orang kafir dan jenazah
menghadapi orang kafir muslim yang mati syahid di
tangan orang kafir
Tujuh Golongan Muslim Yang Mati Bukan Syahid Bukan
Di Tangan Orang Kafir

Karena sampar Karena kolera Melahirkan Karena Lambung


(wabah) (tumor ganas)

Mati Tertimbun Mati Tenggelam Mati Terbakar


Syukron

Anda mungkin juga menyukai