Anda di halaman 1dari 4

PEDOMAN UJIAN PRAKTIK SEKOLAH

PERAWATAN JENAZAH (TAJHIIZUL MAYYIT)


SMK MA’ARIF NU KAJEN TAHUN PELAJARAN 2021/2022

A. Tindakan Saat Sakaratul Maut


Sakaratul maut adalah waktu menjelang nyawa seseorang dicabut. Orang yang menjumpai seseorang yang
sakaratul maut terutama ahli waris/kerabatnya diajurkan untuk segera memberikannya air minum. Selain itu,
agar ruh mudah keluar, disunnahkan untuk menyiwaki orang tersebut serta membacakannya surat Yasin atau
surat Ar-Ra’du serta menuntun (menalqin) untuk mengucapkan syahadat atau kalimah toyyibah sampai
kalimat tersebut merupakan kalimat terakhir yang diucapkan hingga meninggal dunia. Nabi Saw. bersabda:
)‫ـر َك ََل ِمـ ِه ََل ِإلـهَ ِإ اَل هللاُ دَخَـ َل ْال َجـناـةَ (رواه األحمد‬ ِ َ‫َم ْن َكان‬
ُ ‫أخ‬
“Barang siapa yang ucapan terakhirnya ‫ ََل إلــهَ إِ اَل هللا‬maka niscaya dia akan masuk surga” (H.R. Ahmad)

B. Tindakan Saat Setelah Seseorang Meninggal Dunia


Setelah seseorang meninggal dunia, terdapat 4 kewajiban (fardlu kifayah) kaum muslim terhadap mayit, yakni
memandikan, mengafani, menyalati dan menguburkannya. Sebagai catatan, haram menangisi dan meratapi
mayit (an-niyahah) secara berlebihan. Nabi Saw. bersabda:
...‫اء أ َ ْهـ ِلـ ِه َعـلَيْـ ِه‬ َ ِ‫َوإِ ان ْال َمي‬
ُ ‫ت يُعَـذا‬
ِ ‫ب بِبُـ َك‬
“Dan sesugguhnya mayit disiksa karena tangisan keluarganya atas dirinya” (H.R. Bukhari)

1. Memandikan Mayit
Sebelum dimandikan, mayit terlebih dahulu dilenturkan persendiannya agar tidak kaku, kemudian, dalam
kondisi terlentang, kedua tangan disedekapkan di antara dada dan perut (sebagaimana ketika salat). Jika
mata mayat belum tertutup, maka disunahkan menutup kelopak mata mayit, bahkan jika diperlukan
mengikat dagu mayat ke arah bagian atas kepala agar mulut mayit tidak terbuka.
Selanjutnya, siapkan alat dan keperluan memandikan mayit:
a. Alat
1) Ranjang / Meja
2) Satir (kain penutup tempat memandikan)
3) Kain basahan
4) Ember dan gayung
5) Cotton bud
6) Sarung tangan

b. Bahan
1) Air suci dan mensucikan / air mutlak
2) Air daun jambu/ air asam
3) Air sabun
4) Air kapur barus
5) Sampo

c. Langkah-langkah memandikan mayit


1) Lepaskan pakaian yang dikenakan mayit dengan perlahan dan dalam kondisi ditutup kain (jarit)
agar aurat mayit tak terlihat. Biasanya pelepasan pakaian ini menggunakan gunting agar mayit
tidak tersakiti dengan gerakan-gerakan yang sulit/kaku;
2) Letakkan mayit di atas ranjang pemandian dalam kondisi tertutup kain basahan;
3) Angkat dan topang bagian punggung mayit, kemudian urut perlahan perut mayit agar kotoran
dalam perut mayit dapat keluar sambil menyiramkan air daun jambu/asam pada bagian anus
(istinja’) sampai bersih dan berikan kesaksian kepada orang-orang yang memandikan dengan
menunjukkan kain yang digunakan untuk membersihkan anus mayit;
4) Bersihkan tubuh mayit dari segala kotoran/najis dan hal-hal yang dapat mengahalangi air seperti
cat, tipe-x dan sebagainya;
5) Basuh kepala mayit dengan air mutlak, kemudian basuh rambut mayit dengan menggunakan sampo
lalu dibilas;
1
6) Gosok perlahan gigi mayit dengan menggunakan kain/sarung tangan;
7) Bersihkan bagian libang hidung dan teliga mayit secara perlahan dengan kain/cotton bud
8) Wudlukan mayit (wudlu sunnah mandi) dengan terlebih dahulu niat :
‫ ِلهـذَ ِه ْال َم ِيـت َـــ ِة للِ ت َ َعـالَى‬/ ‫ت‬
ِ ‫ض ْو َء ْال َم ْسنُ ْونَ ِلهذَا ْال َم ِي‬
ُ ‫ن ََـو ْيتُ ْال ُو‬
“Aku niat mewudlukan mayit ini sunnah karena Allah Swt”.
9) Mandikan mayit dengan air mutlak diwali dengan niat memandikannya:
‫ض ْالـ ِكـفَـايَـــ ِة للِ ت َعَـالَى‬ ْ َ‫ هـذَ ِه ْال َميـ ِت َــــ ِة ف‬/ ‫ت‬
َ ‫ـر‬ ِ ‫غ ْسـ َل هذَا ْال َمـيِـ‬
ُ ُ‫ن ََـو ْيت‬
“Aku niat memandikan mayit ini sunnah karena Allah Swt”.
Basuh secara berurutan mulai dari bagian atas (kepala) sebelah kanan lebih dahulu kemudian
bagian kiri sampai ke bagian bawah dengan diawali bacaan :
‫سلا َم‬
َ ‫صلاى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ِب ْس ِم هللاِ َو َعلَى ِملا ِة َر‬
َ ِ‫س ْو ِل هللا‬
Saat membasuh wajah, tutup lubang hidung agar air tidak masuk.
10) Miringkan tubuh mayit ke arah kiri untuk membasuh sisi tubuh mayit kanan dan belakang, lalu
miringkan tubuh mayit ke arah kanan untuk membasuh sisi tubuh mayit bagian kiri dan belakang;
11) Basuh tubuh mayit dengan air sabun dengan urutan sebagaimana basuhan sebelumnya, sambil
menggosok/mengelus tubuh mayit secara perlahan dengan menggunakan kain/ sarung tangan (jika
tidak menggunakan kain/sarung tangan, maka gunakanlah punggung telapak tangan karena lebih
halus). Bersihkan seluruh tubuh mayit terutama bagian-bagian lipatan tubuh dan sela-sela jari
tangan dan kaki;
12) Bilas tubuh mayit dengan air mutlak secara merata;
13) Mewudlukan mayit (Wudlu wajib) dengan niat;
‫ضا للِ تَعَـالَى‬ ْ َ‫ ِلهـذَ ِه ْال َميِــتَـــ ِة ف‬/ ‫ت‬
ً ‫ـر‬ ِ ِ‫ض ْو َء ِلهذَا ْال َمي‬
ُ ‫ن ََـو ْيتُ ْال ُو‬
14) Basuh mayit dengan air kapur barus secara merata;
15) Keringkan mayit dengan kain penyeka;
16) Ganti kain basahan dengan kain yang kering dan jangan sampai aurat mayit terlihat;
17) Angkat mayit ke tempat pengafanan bersama-sama (3 orang) dengan cara mendekap mayit dari sisi
kanan mayit dengan mengucapkan doa:
‫سلا َم‬
َ ‫صلاى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ِب ْس ِم هللاِ َو َعلَى ِملا ِة َر‬
َ ِ‫س ْو ِل هللا‬
2. Mengafani Mayat
Saat mayit sebelum atau sedang dimandikan, perlengkapan pengafanan sudah ditata terlebih dahulu agar
proses pengafanan dapat langsung dilakukan setelah selesai memandikannya dengan alat, bahan serta
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Alat:
1) Meja / ranjang keranda
2) Kain kafan jenazah yang terdiri atas:
a) Kain penutup seluruh tubuh: 3 lapis (untuk laki-laki) 2 lapis (untuk perempuan)
b) Sarung
c) Baju kurung
d) Celana dalam
e) Kerudung (untuk jenazah perempuan) atau sorban (untuk jenazah laki-laki)
f) Tali 5 helai
g) Kain penutup jenazah

b. Bahan:
1) Kapur barus yang dihaluskan
2) Kapas
3) Minyak wangi

c. Langkah-langkah:
1) Letakkan kain kafan dengan urutan sebagai berikut:

2
a) Letakkan 5 helai tali pada 5 tempat, yakni pada bagian atas (ujung kepala), bagian dada, bawah
pantat, lutut, dan bagian bawah kaki. Posisi tali memanjang ke kanan karena akan ditalikan
pada sisi kiri tubuh mayit;
b) Letakkan 3 helai kain (untuk laki-laki) atau 2 helai (untuk perempuan) dengan posisi selang-
seling melebar ke atas agar dapat menutup secara sempurna, karena tubuh mayit bagian atas
lebih besar daripada bagian bawah;
c) Letakkan baju kurung (lubang baju kurung tepat pada bagian leher mayit);
d) Letakkan kain sarung kira-kira mulai dari bagian pusar mayit;
e) Letakkan celana dalam di atas kain sarung;
f) Taburi kain kafan dengan serbuk kapur barus.
2) Letakkan mayit di atas kain dengan posisi yang tepat dengan tetap dalam kodisi tertutup kain;
3) Beri kapas pada bagian kemaluan dan sekitar dubur kemudian pakaikan celana dalam dengan
menekuknya ke arah atas (ke arah perut);
4) Beri kapas pada bagian lutut dan sela-sela jari kaki kemudian pakaikan sarung;
5) Beri kapas pada bagian siku, pergelangan tangan, sela-sela jari tangan dan pusar kemudian
pakaikan baju kurung dan lepaskan kain (jarit) penutup;
6) Berikan kapas pada bagian kening, kedua mata lubang hidung, telinga dan mulut, kemudian
pakaikan sorban/ kerudung. Sebelum ditutup dengan kain penutup seluruh tubuh, biasanya para
ahli waris atau kerabat jenazah diberikan waktu untuk melihat wajah jenazah untuk yang terakhir
kali;
7) Menutupkan kain dengan cara berselang-seling (diutamakan kain penutup yang terakhir adalah
kain pada sisi kanan jenazah);
8) Menalikan kelima tali pada sisi tubuh jenazah bagian kiri untuk memudahkan pelepasan tali saat di
liang lahat;
9) Mengoleskan minyak wangi pada kain kafan jenazah;
10) Menutup jenazah dengan kain (jarit)
11) Memasangkan penutup keranda.

3. Menyalati Jenazah
a. Letakkan jenazah di arah kiblat
b. Posisi imam : jika jenazah laki-laki, imam berdiri di depan kepala jenazah, sedangkan jika jenazah
perempuan, imam berdiri di depan perut jenazah.
c. Salat jenazah sebaiknya minimal terdiri dari tiga baris. Nabi Saw. bersabda:

َ ‫صـفُ ْـوفٍ فَـقًـ ْد أ َ ْو َج‬


)‫ب (رواه الشيخان‬ َ َ ‫صلاى َعلَيْـ ِه ث‬
ُ ُ‫ـَلثَـة‬ َ ‫َم ْن‬
“Barang siapa disalati oleh 3 saf maka dirinya diampuni” (HR. Bukhori-Muslim)
d. Salat jenazah terdiri dari empat takbir
e. Tata cara salat jenazah:
1) Niat :
‫ َمـأ ْ ُم ْـو ًمـا‬/ ‫ض ْال ِكـفَـايَ ِة إِ َمـا ًمـا‬ ْ َ‫ت ف‬
َ ‫ـر‬ ٍ ‫ْـرا‬ َ ُ‫أ‬
َ ‫ هَـ ِذ ِه ْال َميـ ِتَــ ِة أ َ ْربَ َع تَـ ْكبِي‬/ِ‫ص ِلي َعلَى هَـذَا ْال َميت‬
‫للِ تَعَـالَى‬
2) Takbir pertama
3) Membaca surat Al-fatikhah
4) Takbir kedua
5) Membaca shalawat Nabi
6) Takbir ketiga
7) Membaca do’a : ُ ‫ار َح ْمـهُ (هَـا) َو َعـافِـ ِه (هَـا) َواع‬
‫ْـف‬ ْ ‫أَللهـ ام ا ْغـ ِف‬
ْ ‫ـر لَـهُ (هَـا) َو‬
)‫َع ْنـهُ ( هَـا‬
8) Takbir keempat
9) Membaca do’a : ‫ـر لَنَـا‬ َ ‫أَللهـ ام ََلت َ ْح ِـر ْمـنَـا أ َ ْج‬
ْ ‫ـرهُ (هَـا) َو ََل ت َ ْفـ ِتـناـا َب ْعـدَهُ (هَـا) َوا ْغـ ِف‬
)‫َولَـهُ (هَـا‬
10) Salam : ُ ‫كاتُـه‬ َ ‫ـَل ُم َعـلَيْـ ُك ْم َو َر ْح َمـةُ هللاِ َو َب‬
َ ‫ـر‬ َ ‫س‬‫ال ا‬
3
4. Mengubur Jenazah
a. Alat :
1) Liang kubur (simulasi: menggunakan kotak yang terbuat dari papan dengan model liang lahad/
bukan cempuri)
2) Papan penutup jenazah
3) Kain penutup (digunakan sebagai atap ketika memakamkan jenazah perempuan)

b. Langkah-langkah
1) Siapkan liang kubur
2) Dua atau tiga orang turun ke liang kubur untuk menerima dan meletakkan jenazah
3) Masukkan jenazah ke dalam liang kubur dari arah selatan dengan posisi kepala di sebelah utara
َ ‫سـلا‬
yang diawali bacaan: ‫ـم‬ َ ‫صـلاى هللاُ َعـلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ِبس ِْم هللاِ َو َعلَى ِمـلاـ ِة َر‬
َ ِ‫س ْـو ِل هللا‬
4) Hadapkan jenazah ke arah kiblat (miringkan ke kanan) pada liang lahat
5) Lepaskan tali kafan
6) Kain kafan bagian muka dibuka
7) Pipi kanan ditempelkan pada tanah
8) Jari kaki dihadapkan ke arah kiblat (Jawa: dipadalke)
9) Kumandangkan adzan
10) Letakkan Gelu (tanah penopang/pengganjal) di bagian : belakang kepala, belakang ketiak,
belakang pinggang, belakang lutut dan belakang tumit
11) Letakkan papan miring 45 derajat untuk menutupi jenazah. Catatan: haram mengubur jenazah
tanpa memasangkan papan/bambu penghalang tanah.
12) Timbun dengan tanah sambil dipadatkan
13) Talqin
14) Do’a
‫ب‬
ِ ‫ـوا‬
َ ‫ص‬َّ ‫َوللاُ أَعْـلَ ُم ِبـال‬

Anda mungkin juga menyukai