Anda di halaman 1dari 77

PENGANTAR

FIQH MUAMALAH
Oleh : sanusi anwar

Nasehat Umar bin Khattab RA


Tidak

boleh berdagang di pasar kami


kecuali orang yang memahami ilmu fiqh
(fiqh muamalah), Jika ia tidak mengerti
fiqh muamalah, maka ia akan memakan
riba, baik ia suka maupun tidak.

(Dinukil

oleh Ibnu Abdil Bar al-Maliky)


22

Pengertian
Menurut

bahasa, kata fiqh


mengandung arti faham dan kata
muamalah berarti saling melakukan
suatu perbuatan dalam memenuhi
kebutuhannya masing-masing.
Menurut pengertian istilah, Fiqh
Muamalah dalam pengertian yang
luas adalah aturan-aturan Allah yang
mengatur manusia sebagai makhluk
sosial dalam semua urusan yang
bersifat duniawi.

33

Obyek
Obyek

dari muamalah ini adalah


kontrak atau hukum perikatan yang
disebut aqad yang menimbulkan saling
memberikan manfaat baik yang
berkaitan dengan materi maupun jasa.
Inilah yang disebut dengan hablum
minannas, membangun hubungan
kerja sama dan interaksi sosial dengan
masyarakat, baik dengan sesama
muslim maupun dengan non Muslim.

44

Substansi
Substansi

dari ibadah yang terdapat


di dalam muamalah adalah :
Menolong dan memberi manfaat
kepada orang lain,

Barang siapa berusaha untuk memenuhi


keperluan sahabatnya adalah bagi dia
kebajikan yang lebih baik dari Itikaf sepuluh
tahun . HR. Thabrani

55

Substansi
Substansi

dari ibadah yang


terdapat di dalam muamalah
adalah :
Menghindari perbuatan yang dapat
menyebabkan kerugian dan
menghindari mengambil harta orang
lain secara batil atau zalim.


" :







"








66

Prinsip-Prinsip dalam
Muamalah
1.

Tidak menggunakan cara cara bathil:

Sesungguhnya darah kamu, harta dan harga diri haram


diantara kamu. Hadits Riwayat Imam Muslim, Imam
Ahmad.

(



)





Mencari rezki yang halal wajib hukumnya bagi setiap
Muslim. Hadits Riwayat Imam At-Thabrani.

77

Prinsip-Prinsip dalam Muamalah


1.

Tidak menggunakan cara cara bathil:








:





(











Barang siapa memakan makanan yang baik dan
beramal sesuai sunnah dan orang lain aman dari
keburukannya dia masuk syurga, para sahabat
bertanya:wahai Rasul sesungguhnya ini banyak
pada umatmu sekarang, jawab Rasul: mereka
akan ada sepeninggalku nanti. HR.Imam atTirmidzi.

88

Prinsip-prinsip dalam
Muamalah
2. Meninggalkan perkara yang syubhat:


(








Tinggalkan olehmu sesuatu yang meragukan kepada hal
yang tidak meragukan, karena benar akan memberikan
ketenangan dan kebohongan akan menimbulkan
kegelisahan. HR.Imam Ahmad dan Nasai

99

Prinsip-Prinsip dalam
Muamalah
3. Samahah (mempermudah) dalam
transaksi:



:










-






( , )
Allah merahmati seorang hamba yang bersikap mudah
dalam menjual, mudah dalam membeli, mudah dalam
membayar hutang. (Hadits Bukhari dan Imam Baihaqi)

10
10

Prinsip-Prinsip dalam
Muamalah
3. Samahah (mempermudah) dalam
transaksi:

((



Barang siapa yang menerima penyesalan pembeli ( dia
membatalkan belanjanya) maka Allah pada Hari Kiamat
kelak akan membatalkan kesalahannya ( dia memperoleh

ampunan). H.R. Abu Daud, Ibn Majah, Ibn


Hibban

11
11

Prinsip-Prinsip dalam
Muamalah
4. Tidak menipu dan tidak zhalim:





)











( (

Tidak halal bagi seseorang menjual sesuatu (barang)
melainkan dia menjelaskan keadaannya dan tidak halal
bagi seseorang (penjual) yang mengetahui (ada cacat)
melainkan dia harus menjelaskan (cacat) nya.Hadits
Riwayat al-Hakim dan al-Baihaqi.

12
12

Prinsip-Prinsip dalam
Muamalah
4. Tidak menipu dan tidak zhalim:


)
(















Tidak sempurna keimanan seseorang kamu sehingga dia
mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya
sendiri. HR. Al-Bukhari, Muslim dan Ibn Hibban

13
13

Prinsip-Prinsip dalam
Muamalah
5. Jujur dan menghindari sumpah
palsu:

Pedagang yang jujur, yang dapat dipercaya,


bersama para Nabi dan Orang orang Shiddiq dan
para Syuhada.HR.At-Tirmizi dari Abu Said.

14
14

Prinsip-prinsip Dalam Muamalah


5. Jujur dan menghindari sumpah
palsu:


:












(



Ada empat golongan yang dibenci Allah, yaitu;


Pedagang yang suka melakukan sumpah palsu,
orang miskin yang sombong, orang tua pezina dan
pemimpin yang zhalim (al-hadis riwayat An-Nasai
dan Ibn Hibban).

15
15

Pembagian Fiqh
Muamalah
Menurut Ibn Abidin, Fiqh Muamalah dapat
diklasifikasikan sbb:
1. Muawadhah Maliyah ( hukum
kebendaan )
2. Munakahat ( hukum perkawinan )
3. Muhasanat ( hukum Acara )
4. Amanaat dan Ariyah ( titipan dan
pinjaman ).
5. Tirkah ( Harta peninggalan ).
16
16

Ruang Lingkup Fiqh


Muamalah
Pertama,
Ruang lingkup muamalah dilihat dari aspek
moralitas, akhlak atau etika (adabiah),
misalnya ada unsur saling ridha, tidak ada
pemaksaan
dan
intimidasi,
tidak
ada
penipuan seperti menyembunyikan cacat
barang, atau tidak adanya unsur gharar dan
serba ketidak jelasan, menghindari adanya
riba
di
dalamnya
dan
menghindari
kezhaliman.

17
17

Ruang Lingkup Fiqh


Muamalah

Kedua,
Ruang lingkup muamalah dilihat dari sisi materi
muamalahnya,
1. Al- Muawadhat, yaitu adanya saling tukar menukar baik
secara materi atau jasa, seperti jual beli ( al-bai), sewa
menyewa ( al-ijarah), al-jualah, as-samsarah, al-wakalah
as-shulh, as-syufah .
2. Al-musyarakat, yaitu adanya saling bekerja sama dan
kongsi, misalnya akad as-syirkah (perkongsian), almudharabah ( bagi hasil ), menitipkan barang (wadiah),
menyewa tanah (muzaraah, mukhabarah), al-musaqah
dan lainnya.
3. At-Tabarruat, akad atau transaksi non profit oriented,
seperti; hibah, wasiat, wakaf, wadiah, nadzar, dan lainnya.

18
18

Hubungan Fiqh Muamalah


dengan Fiqh lainnya
Di

dalam pembahasan ilmu fiqh dikenal


istilah fiqh ibadah, fiqh muamalah, fiqh
jinayat (pidana Islam), dan fiqh
munakahat (hukum tentang pernikahan),
dimana masingmasing fiqh ini
mempunyai domain (wilayah)
bahasannya, namun terkadang ada
hubungan materi bahasan antara satu
fiqh dengan fiqh lainnya.
19
19

Hubungan Fiqh Muamalah


dengan Fiqh lainnya
Perangkat

shalat merupakan objek muamalah


sehingga antara fiqh ibadah dengan fiqh
muamalah terjadi hubungan sinergi antara satu
dengan lainnya.
Resepsi pernikahan (Fiqh Munaqahat) , ketika
resepsi pernikahan ini dilaksanakan maka banyak
sekali persoalan muamalah yang muncul, seperti
transaksi catering ( al-bai), sewa menyewa
tempat ( ijarah ), kerja sama dengan dengan
pihak pengatur acara terjadilah kontrak jasa atau
upah kerja, dan lain sebagainya.

20
20


Pada dasarnya semua aktivitas muamalah adalah boleh
kecuali ada dalil yang melarangnya

Usaha yang dapat dikategorikan syariah


adalah semua usaha yang yang pada
prinsipnya tunduk kepada ketentuan
syariah Islam, baik di bidang keuangan
maupun non keuangan. Ketentuan
Syariah yang paling menonjol untuk
diikuti meliputi larangan adanya riba,
ghoror, maysir, risywah,maksiyat dan
barang haram.
21
21

Definisi

Riba

Riba dari segi istilah bahasa sama dengan Ziyadah artinya


tambahan. Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti
pengambilan tambahan dari harta pokok (modal) secara bathil.

Terdapat perbedaan pendapat dalam menjelaskan riba. Secara


umum Riba adalah penambahan terhadap hutang. Maknanya:
Setiap penambahan pada hutang baik kwalitas ataupun kwantitas,
baik banyak ataupun sedikit, adalah riba yang diharamkan.

Landasannya Al Quran Surat An-Nisa ( 4 ) ayat 29 yang berarti :


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil.
Adapun yang dimaksud dengan jalan yang bathil dalam hal ini yaitu
pengambilan tambahan dari modal pokok tanpa ada imbalan
pengganti (kompensasi) yang dapat dibenarkan oleh Syarie.

22
22

Gambaran Terjadinya Riba


Jenis Transaksi
Jual Beli
Beli

Jual

100.000

120.000

Pinjaman

Kelebihan Ket.

20.000 Laba

Pinjam

Kembali

100.000

120.000

Kelebihan Ket.

20.000 Riba

23
23

Jenis-jenis

Riba

Secara garis besar Riba terbagi kepada dua


bagian, yaitu: Riba Hutang Piutang dan Riba
Jual Beli.

Riba Hutang Piutang


Riba Qord
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang
disyaratkan terhadap yang berhutang (Muqtaridh)
Riba Jahiliyyah
Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si
24
24
peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada

Jenis-jenis

Riba Jual Beli

Riba

Riba Fadhl
Pertukaran antar barang-barang sejenis
dengan kadar/takaran yang berbeda dan
barang yang dipertukarkan termsuk dalam
jenis barang ribawi.

Riba Nasiah
Penangguhan penyerahan atau penerimaan
jenis barang ribawi dengan jenis barang ribawi25
25
lainnya.

ILLAT (Alasan) Pelarangan Riba


Menurut Berbagai Madzhab
Para Fuqoha sepakat bahwa riba diharamkan pada 7 barang yaitu emas, perak, burr, syair, korma,
anggur kering, dan garam. Namun mereka berselisih di luar dari tujuh barang tersebut.
Persoalan

Hanafi

Maliki

Syafii

Hambali

Riba
Fadhl

Kadar (ditimbang
atau ditakar) dan
kesatuan jenis

Sebagai bahan
makanan. Untuk emas
dan perak karena
tsumuniyyah sebagai
pematok harga
barang-barang.

Untuk emas dan


perak karena
tsumuniyyah. Untuk
lainnya karena
berfungsi sebagai
bahan makanan,
buah-buahan dan
untuk obat-obatan.

Sebagian
pengikutnya
berpendapat seperti
Hanafi. sebagian lagi
seperti pendapat
Syafiiyah. dan
sebagian lagi berkata
selain dari emas dan
perak, illatnya karena
dapat dimakan.

Riba
Nasiah

Salah satu dari dua


illat riba fadhl

Dapat dimakan

Tsumuniyah

Sama

Barang
Ribawi

Lebih dari tujuh,


asal dapat
ditimbang, ditakar
atau kesatuan jenis.

Lebih dari tujuh asal


dapat disimpan dan
dimakan.

Lebih dari tujuh asal


sebagai makanan
dan berfungsi sebagai
buah-buahan dan
obat-obatan.

Lebih dari tujuh

26

Perbedaan

Bunga
Bagi Hasil

Antara
dan

Penentuan tingkat suku bunga dibuat


pada waktu akad dengan pedoman
harus selalu untung

Penentuan besarnya rasio bagi hasil


dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung
rugi.

Besarnya prosentase berdasarkan pada


jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.

Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan


pada jumlah keuntungan yang diperoleh

Pembayaran bunga tetap seperti yang


dijanjikan tanpa pertimbangan apakah
proyek yang dijalankan oleh pihak
nasabah untung atau rugi.

Bagi hasil tergantung pada keuntungan


proyek yang dijalankan sekiranya itu
tidak mendapatkan keuntungan maka
kerugian akan ditanggung bersama oleh
kedua belah pihak.

Bunga
Bunga

Jumlah pembayaran bunga tidak


meningkat sekalipun jumlah keuntungan
berlipat atau keadaan ekonomi sedang
booming.

Jumlah pembagian laba meningkat


sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan.

Bagi
Bagi Hasil
Hasil

Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak


dikecam) oleh semua agama termasuk
Islam.

Tidak ada yang meragukan keuntungan


bagi hasil.

27
27

Alasan

Yang Mengatakan Interest


Bukan Riba
Dalam keadaan-keadaan darurat bunga halal hukumnya
Hanya bunga yang berlipatganda saja yang dilarang, adapun
suku bunga yang wajar dan tidak menzalimi diperkenankan
Bunga diberikan sebagai ganti rugi (opportunity cost) atas
hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari
pengolahan dana tersebut
Hanya kredit yang bersifat konsumtif saja yang pengambilan
bunganya dilarang adapun yang produktif tidak demikian
Uang dapat dianggap sebagai komoditi sebagaimana barangbarang lainnya oleh karena itu dapat disewakan dan diambil
upah atasnya

28
28

Alasan

Yang Mengatakan Interest


Bukan Riba
Bunga diberikan untuk mengimbangi laju inflasi yang
mengakibatkan menyusutnya nilai uang
Bunga diberikan atas dasar abstinence
Sejumlah uang pada masa kini mempunyai nilai yang lebih
tinggi dari jumlah yang sama pada suatu masa nanti. Oleh
karena itu bunga diberikan untuk mengimbangi penurunan
nilai ini
Bank, demikian juga Lembaga Keuangan Bukan Bank
(LKBB) sebagai lembaga hukum tidak termasuk teritorial
hukum taklif

29
29

( 1 ) Darurat

Diskusi
Diskusi
Alasan
Alasan

Pembahasan yang jelas akan pengertian darurat


yang dinyatakan oleh syara dan bukan pengertian
sehari-hari akan istilah ini
Pembatasan yang pasti akan pengambilan
dispensasi darurat ini, sesuai dengan metodologi
usul fiqh. Terutama penerapan Al Qawaid Al
Fiqhiah seputar kadar darurat.

30
30

Diskusi
Diskusi
Alasan
Alasan

( 2 ) Berlipat Ganda

Pemahaman kembali surat Ali Imran 130


secara cermat, mengkaitkannya dengan spirit
ayat-ayat riba lainnya secara komprehensif,
demikian juga fase-fase pelarangan riba
secara menyeluruh
Memahami secara mendalam makna mafhum
mukhalafah dalam pemahaman teks-teks
Quran & Sunnah, jenis-jenisnya, serta syaratsyarat pengambilan hukum daripadanya.

31
31

Diskusi
Diskusi
Alasan
Alasan
( 3 ) Opportunity Cost

Menghilangkan asumsi sepihak dalam urusan Ganti


Rugi dimana deposan secara dimuka mengharuskan
keuntungan minimal dalam proyek debitur (paling
minimal sama dengan suku bunga) Dimana hal ini
tidak demikian manakala si deposan yaitu
menangani sendiri proyeknya yaitu kemungkinan
untung rugi dalam usaha
Tidak
menghilangkan
mendapatkan keuntungan
prinsip bagi hasil

kesempatan
dari proyek

untuk
dengan

32
32

Diskusi
Diskusi
Alasan
Alasan
( 4 ) Konsumtif - Produktif

Dapat dipastikan bahwa imbalan produksi marginal


dari dana senantiasa lebih besar dari suku bunga
Dapatkah dipertahankan bahwa bentuk-bentuk
kredit di jaman pra Islam adalah seluruhnya
konsumtif
mengingat
luasnya
jaringan
perdagangan Arab dengan India dan Cina, yang
memerlukan suplai produksi yang memadai
dimana kredit untuk tujuan tersebut adalah suatu
persyaratan utama

33
33

Diskusi
Diskusi
Alasan
Alasan
( 5 ) Uang sebagai komoditi

Memahami sifat-sifat khusus yang dimiliki uang dan


kemungkinan penyamaannya dengan komoditi lain
terutama kepercayaan masyarakat kepadanya dan daya
tukar yang dimilikinya serta sanksi hukum atas
penolakannya
Mendefinisikan kembali pengertian sewa terutama
perbedaannya dari pinjam-meminjam
Kalau dalam keadaan normal (tidak ada inflasi), apakah
uang seperti komoditi lainnya katakanlah rumah
mengalami penyusutan nilai karena dipergunakan
sehingga berhak atas sewa untuk mengimbangi
penyusutan nilai tersebut
Sejauh mana bisa keluar dari Riba Al Fadl
34
34

( 6 ) Inflasi

Diskusi
Diskusi
Alasan
Alasan

Memantau roda ekonomi dari atas dan bawah, dalam


artian tidak hanya inflasi tetapi juga deflasi dimana
perekonomian mengalami masa lesu yang memaksa
produsen untuk menjual produksinya mendekati biaya
produksi yang pada gilirannya akan menurunkan daya
beli uang
Tidak menghilangkan kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dari prinsip bagi hasil, yang
tidak jarang melebihi tingkat inflasi
Mengukur sejauh mana sifat-sifat yang dimiliki inflasi
dapat dijadikan sebagai illah dalam Hukum dengan
menggunakan standar syarar-syarat Illah yang telah
menjadi konsesus dalam methodologi Ushul Fiqh

35
35

( 7 ) Abstinence

Diskusi
Diskusi
Alasan
Alasan

Standar apa yang digunakan untuk mengukur unsur


Pengobatan (dengan penundaan konsumsi) dari
teori bunga Abstinence
Seandainya standar telah didapatkan bagaimana
menentukan suku yang adil bagi kedua belah
pihak
Dapatkah hal ini menjadi illah dalam Hukum sesuai
dengan Rules of Games Ushul Fiqh ?
Tidak menghilangkan kemungkinan laba dari
investasi bagi hasil selama masih penundaan.

36
36

Diskusi
Diskusi
Alasan
Alasan
( 8 ) Time Preference Theory

Menganalisa Filsafat Time Preference Theory yang


menyatakan bahwa saat ini lebih berharga dari masa
yang akan datang,
bukankah setiap orang
menabung dan belajar beranggapan bahwa hari
depan harus lebih baik dari hari ini ?
Menerapkannya
dalam
kehidupan
sehari-hari
misalnya praktek asuransi dimana pemegang polis
mengorbankan masa kini untuk kenyamanan masa
depan.

37
37

Diskusi
Diskusi
Alasan
Alasan

( 9 ) Badan Hukum dan Hukum Taklif


Apakah yang dimaksud
Juridique ?

dengan Dela Personnalite

Dari catatan sejarah apakah tidak pernah terjadi adanya


suatu perkumpulan individu yang mendapatkan perizinan
dari pihak yang berwenang untuk memberikan jasa-jasa
tertentu , sebelum masa Rasulullah. Sehingga ketika ayatayat Riba turun ia berada di luar jangkauannya ?
Apakah konsekuensi dari tidak termasuknya Badan
Hukum dalam khitab Taklif berarti bebas dari segala
tuntutan hukum ?

38
38

Tahapan
Tahapan

Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam
Dalam Al Quran
Larangan yang terdapat dalam Al Quran
tidak diturunkan sekaligus melainkan
secara bertahap

39
39

Tahapan
Tahapan

Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam
Dalam Al Quran

Tahap Pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba


pada zahirnya menolong mereka yang memerlukan
sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub kepada
Allah SWT.
Firman Allah SWT :
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu
berikan agar dia bertambah pada harta manusia.
Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.
Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan
Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya)
40
(QS. Ar Rum : 39).
40

Tahapan
Tahapan

Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam
Dalam Al Quran

Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang buruk


dan balasan yang keras kepada orang Yahudi yang
memakan riba.
Firman Allah SWT. :
Maka
disebabkan
kezhaliman
orang-orang
Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan
makanan) yang baik-baik (yang dahulunya)
dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka
banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah,
dan disebabkan mereka memakan riba, padahal
sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya,
dan karena mereka memakan harta orang dengan
jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk41
orang-orang yang kafir diantara mereka itu siksa 41

Tahapan
Tahapan

Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam
Dalam Al Quran

Tahap ketiga, riba itu diharamkan dengan dikaitkan


kepada suatu tambahan yang berlipat ganda.
Allah SWT. Berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan (QS. Ali Imran:130).
Ahli-ahli tafsir Islam berpendapat bahwa berkaitan
demikian disebabkan riba jenis tersebut adalah suatu
yang banyak berlaku pada masa itu.

42
42

Tahapan
Tahapan

Pelarangan
Pelarangan Riba
Riba
Dalam
Dalam Al Quran

Tahap akhir sekali, ayat riba diturunkan oleh Allah SWT.


Yang dengan jelas sekali mengharamkan sebarang jenis
tambahan yang diambil daripada pinjaman.
Firman Allah SWT. :
Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada
Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut)
jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu
tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu;
kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya
(QS. Al Baqarah: 278-279)
43
43

Larangan Riba
Dalam Hadits
Hadits juga merupakan sumber rujukan, selain Al
Quran, bagi umat Islam untuk mengesahkan atau
mendapatkan keterangan lebih lanjut dari nash / teks
peraturan yang telah digariskan Al Quran

44
44

Larangan
Larangan Riba
Riba
Dalam
Dalam Hadits

Sekiranya mereka menerima, hal itu baik dan


bagus. Penolakan berarti (tantangan untuk)
perang.
Hadits ini merupakan isi dari surat Rasulullah SAW kepada
Itab bin Usaid, gubernur Mekkah, agar kaum Thaif tidak
menuntut hutangnya (riba yang telah terjadi sebelum
kedatangan Islam) dari Bani Mughirah.

Ingatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu,


dan Dia pasti akan menghitung amalanmu. Allah
telah melarang kamu mengambil riba, oleh
karena itu, hutang akibat riba harus dihapuskan.
Modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu.
Kamu tidak akan menderita ataupun mengalami
ketidakadilan.
Hadits ini merupakan amanat terakhir Rasulullah SAW pada
45
45
9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah.

Larangan Riba
Dalam Hadits

Diriwayatkan oleh Samura bin Jundab bahwa


Rasulullah SAW bersabda, Malam tadi aku
bermimpi, telah datang dua orang dan membawaku
ke tanah suci. Dalam perjalanan, sampailah kami ke
suatu sungai darah, di mana di dalamnya berdiri
seorang laki-laki. Di pinggir sungai tersebut berdiri
seorang laki-laki lain dengan batu di tangannya.
Laki-laki yang di tengah sungai itu berusaha untuk
keluar, tetapi laki-laki yang di pinggir sungai tadi
melempari mulutnya dengan batu dan memaksanya
kembali ke tempat asal. Aku bertanya, Siapakah itu
?, Aku diberitahu, bahwa laki-laki yang ditengah
sungai itu ialah orang yang memakan riba.
(HR.Bukhari)

Jabir berkata
orang
yang

bahwa Rasulullah SAW mengutuk46


46
menerima
riba,
orang
yang

MAYSIR
Semua bentuk perpindahan harta ataupun barang dari
satu pihak kepada pihak lain tanpa melalui jalur akad
yang telah digariskan Syariah, namun perpindahan itu
melalui permainan pertaruhan.
Mengapa dilarang? Karena
(1)permainan bukan cara untuk mendapatkan harta.
(2)Menimbulkan dendam kebencian
(3)Tidak sesuai fithrah manusia untuk bekerja

47
47

GHARAR
Suatu yang tidak jelas dan tidak dapat
dipastikan wujudnya secara matematis
dan rasional baik itu menyangkut barang,
harga, ataupun waktu pembayaran dan
penyerahannya.
Contoh : Jual beli ikan di laut, burung di
udara, jual beli mangga pentil yang
masih di pohon.
48
48

Akad-Akad
PENGERTIAN
Secara terminology bahasa akad
berarti ikatan atau simpul(alrabth), al-ahd (janji).
Menurut istilah, akad adalah
ikatan antara ijab dan qabul yang
sesuai dengan syara dan
menimbulkan akibat hukum bagi
objeknya
49
49

Akad-Akad
Pengertian

akad secara lebih spesifik

adalah;

Pertalian antara ijab dan qabul yang


dibenarkan oleh syarayang menimbulkan
akibat hukum terhadap objeknya
50
50

Rukun Akad
Al-aqidain

atau dua orang yang


melakukan aqad.
Shighat Al Aqd.
Objek akad (al- maqud alaihi).

51
51

Rukun Akad
1.

Al-Aqidain (Para pihak yang berakad)


2. Mahal al-Aqd (Obyek akad :)
3. Sighah al-Aqd (pernyataan ijab dan qabul)
Mustafa Ahmad Zarqa menambahkan satu rukun lagi
Dia menyebut rukun dgn istilah Muqawwimat akad
(unsur penegak akad)

4. Maudhu al-aqd (Tujuan Akad)


52
52

Dampak Hukum Suatu Akad


Pertama

adalah an-nafadz yaitu


terealisasinya hak-hak yang lahir
dari sebuah akad.
Kedua, yaituAl Iltizam yaitu
melahirkan komitmen terhadap
akad yang telah disepakati, tidak
boleh ada pembatalan sepihak
tanpa adanya persetujuan pihak
lainnya.
53
53

AKAD
menurut TUJUAN

AKAD
menurut KEABSAHANNYA

Tijari
Dimasudkan untuk
Mencari dan Mendapatkan
Keuntungan dimana
Rukun dan Syarat
telah terpenuhi

Fasid

Sahih
(Valid)

Memenuhi semua
RUKUN & SYARAT

Tabarru
Dimasudkan untuk
menolong dan murni
semata-mata mengharap
Ridha dan Pahala
dari Allah Taala

(Voidable)

Semua RUKUN
terpenuhi, namun
ada SYARAT yang
Tidak dipenuhi

Batal
(Void)

Salah satu RUKUN tidak


Terpenuhi, otomatis
SYARAT-nya juga
Tidak terpenuhi

54

54

Mengakhiri Suatu Akad


Pertama,

berakhirnya masa berlaku akad apabila


akad memiliki tenggang waktu seperti ijarah (sewa).
Kedua, dibatalkan oleh pihak-pihak yang berakad
disebabkan adanya faktor-faktor yang menyebabkan
rusaknya akad misalnya ditemukan adanya unsur
tipuan, rusaknya objek akad atau ada komitmen yang
tidak dilaksanakan oleh pihak yang berakad.
Ketiga, apabila ada pihak yang berakad meninggal
dunia, dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah
klausul-klausul yang disepakati ketika membuat
kesepakatan dalam akad.

55
55

Akad Tijari Vs Akad


Tabarru

Tijari

TABARRU
(Tolong menolong)

(Komersil)

Amanah
Bai
(Jual Beli)

Bai Mutlaq

Syirkah
(Bagi Hasil)
Mutlaqah

Murabahah/BBA Mudharabah
Salam
Isthisna
Sharf

Muqayyadah
Musyarakah
Muzaraah

Ijarah
(Sewa)
Benda
Ijarah

Jualah
(Imbalan)

Wadiah
Dhamanah
Wakalah
Kafalah

Jasa
Ijarah wa Iqtina

Hawalah

Rahn
Qard

Musaqot

57
57

Akad-akad Tijarah

Akad Tijarah
(dilihat dari karakteristik
keuntungan)

Natural Certainty Contract


(NCC)

Natural Uncertainty Contract


(NUC)

Tingkat pendapatan tidak pasti baik


jumlah (amount) maupun waktunya
(timing).
Pihak-pihak yang bertransaksi saling
mencampurkan asetnya (baik real
assets maupun financial assets)
menjadi satu kesatuan, dan kemudian
menanggung resiko bersama-sama
untuk mendapatkan keuntungan.

Tingkat pendapatan pasti baik jumlah


(amount) maupun waktunya (timing).
fixed and predetermined
Pihak-pihak yang bertransaksi saling
menukarkan asetnya (baik real assets
maupun financial assets)

TEORI PERTUKARAN
TEORI PERCAMPURAN

58
58

Macam & Ragam Akad


Syariah

Pertukaran

Titipan

Percampuran

Wadiah

Musyarakah

Memberi
Kepercayaan

Memberi
Izin

Jual Beli
Perbandingan Harga
Jual & Harga Beli
Musawamah
Tauliyah
Murabahah
Muwadhaah

Yad Amanah
Yad Dhamanah

Berdasarkan Barang
Pengganti
Muqayadhah
Mutlaq
Sharf
Ijarah (Usufruct)

Waktu Penyerahan
Barang/Dana
Bai
Bai
Bai
Bai

Bi Thaman Ajil
Salam
Isthisna
Istijrar

Syarikah Amlak
Amlak Jabr
Amlak Ikhtiar

Syarikah Uqud
Inan
Mufawadah
Wujuh
Abdan

Kafalah
(Guarantee)
Hiwalah
(Anjak Piutang)

WAKALAH

Mutlaqah
Muqayyadah

Jualah
(Imbalan)

Mudharabah
Muzaraah

(Hasil Panen)

Musaqaat

(Hasil Panen)

59
59

Akad Bank Syariah


Indonesia
PRINSIP SYARIAH
Pendanaa
n
Wadi`ah
(Titipan)
Mudharabah
(Bagi Hasil)

Fatwa DSN-MUI dan


Opini DPS
Pembiaya
an

Lain-lain: Gadai, Take


Over
Mudharab
ah
Musyarak
ah
Berbasis Bagi
Murabaha
Hasil
h
Berbasis JualBeli

Berbasis Sewa

Salam
Istishna`
Ijarah/IMB
T

60
60

Surah Al-Baqarah : 275


firman Allah:



Dan Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba.

61
61

Pengertian jual beli: QS. AnNisa 29

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali melalui perdagangan yang
berlaku atas dasar
suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu.
Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu
62

Pengertian Jual Beli


Jual beli dalam bahasa Arab disebut al-Bay,
yang secara etimology berarti memiliki,
membeli (arti sebaliknya), ada juga yang
mengatakan bahwa ia merupakan sebuah
ungkapan tentang ijab qobul ketika terjadi
pertukaran antara barang dengan barang
atau barang dengan nilai tukarnya. [al-Mathla
hal. 255]
Ada juga yang mengartikan : Pertukaran
harta dengan harta. [Maqoyisul lughoh
1/327, Lisanul Arob 8/23, al-Mishbah 1/27]

63
63

Rukun Jual Beli


RUKUN AKAD

Aqidan
(Two Contracting Parties)

Maqud Alayh
(Subject Matters)
Barang dan Harga

Aqil (Sound Mind)


Baligh (Mature)
Mengerti konsekuensi
akad yang sedang
dilaksanakannya
Niat (Intention)menurut
sebagian Ulama

Halal (Lawful)
Jelas Jenisnya (Quality)
Jumlah (Quantity)
Waktu Penyerahannya
(Time of Delivery)
Berharga (Valuable)
Dapat diserahterimakan

Sighat (Ijab & Qabul)


(Offer and Acceptance)
Jelas (Clarity)
Ijab & Qabul bersesuaian
(Corresponding)
Ijab & Qabul bersambung
(Connection)/Ittihad al-Majlis

Syarat Rukun

64
64

Definisi Jual Beli


Akad pertukaran barang dengan barang atau barang dengan uang


yang memberi faidah kepemilikan atas dzat benda (obyek jual beli)
atau manfaat secara permanen serta bukan karena sebatas qurbah
(ibadah) (Vide: Kitab Al-Iqna , jilid 2/hal. 5)
RUKUN

SYARAT

1. Penjual (Bai)
1. Pihak yang berakad (Bai & Musytari)
2. Pembeli (Musytari )
cakap hukum dan tidak dalam keadaan
3. Barang Yang
terpaksa.
Diperjual-belikan
2. Barang yang diperjual-belikan (Mabi)
(Mabi)
tidak termasuk barang haram dan jenis
4. Harga Barang
maupun jumlahnya jelas.
(Tsaman)
3. Harga barang (Tsaman) harus
5. Pernyataan Serah
dinyatakan secara transparan (harga
Terima (Ijab-qabul )
pokok dan komponen keuntungan) dan
cara pembayarannya disebutkan
dengan jelas.
4. Pernyatan serah-terima (Ijab-Qabul)
harus jelas dengan menyebutkan
secara spesifik pihak-pihak yang
berakad.

65
65

Persyaratan Sah Jual Beli


Pertama,

adanya saling ridha antara si


penjual dan si pembeli.
Kedua, yang melakukan akad cakap dalam
transaksi.
Ketiga, yang dijual belikan itu adalah
benda yang berharga (bernilai), bukan
barang yang diharamkan oleh syariat Islam.
Keempat, barang yang diperjual belikan
adalah milik sendiri atau yang diberi kuasa
untuk menjualnya.

66
66

Persyaratan Sah Jual Beli


Kelima,

barang tersebut dapat


diserah terimakan.
Keenam, barang tersebut
diketahui sifat-sifatnya, baik
dengan melihat langsung atau
dengan menjelaskan kriteria dan
sifat-sifat barang, serta jumlah
nominal harga barang tersebut.
67
67

Klasifikasi Jual Beli (1)


Obyek
Dagangan

Transparansi
Cara Pembayaran Multi Akad
Keuntungan
Amanah

Khusus

Ribh tidak
Diberitahu

Musawamah Mustarsal
Bay Umum

Naqdan

Wafa

Muzayadah

Istighlal

Urbun

Tawarruq

Muathah

Bay at-Tajir

Fudhulli

Sharf

Tauliyah

Bay Muajjal
/BBA

Muawadah

Murabahah

Taqsith

Wadhiah
/Khasarah

Salam
Istishna

68

Hak Opsi dalam Jual Beli


MAJELIS (Hak Pilih Ketika Masih Dalam Satu
Majkis)
GHABAN (hak pilih untuk meneruskan jual beli
atau tidak, karena tertipu )

KHIYAR
(Hak
Opsi)

SYARTH (hak pilih yang digantungkan pada


syarat)
Khiyar Takbir bitsaman (melebihkan
kadar), menyampaikan khabar tidak sesuai
dengan hakikat barang baik jumlah, harga,
atau kualitas;
Khiyar
bisababi
takhaluf
(sebab
berselisih), pilihan karena terjadi perselisihan
dalam hakikat barang baik jumlah, harga, atau
kualitas
AIB (hak pilih ketika ditemukan adanya cacat)
RUYAH (hak pilih untuk melihat obyek yang
ketika terjadinya kontrak pembeli belum bisa
melihat )

69
69

Jual Beli Terlarang

Haram
Karena
Ainnya

Keterangan :
Jual beli
Khamar,
rokoh,
Babi,
Narkoba

Haram
Karena
waktu

Jual Beli
Saat azan
Jumat

Haram
Karena
Tempat

Haram
karena
Caranya
/akad

Jual Beli
di dalam
Masjid

Gharar,
bay
al-inah,
Bay
madum,
dll

Haram
Karena
Tujuannya

Menjual
sesuatu
untuk
kemaksiatan,
Jual senjata
pada musuh

70

Jual Beli dalam Bentuk Khusus


Jual

beli salam atau salaf


( pesanan) .
Jual beli al-wafa
Jual beli Murabahah

71
71

Bentuk bentuk Kerja sama


Dalam Perdagangan
Pertama,

Syirkah

Syirkah al-amlak ( syirkah dalam


pemilikan) dan
syirkah al-uqud ( syirkah karena ada
suatu akad):

Sirkah al-inan,
Syirkah al-mufawadhah,
Syirkah al-wujuh,
Syirkah al-abdan/amal.

72
72

Bentuk bentuk Kerja sama


Dalam Perdagangan
Kedua,

Mudharabah

Rasulullah saw dalam sabdanya


mengatakan:
:

Ada tiga perkara yang membawa kepada


keberkahan; jual beli dengan system kredit,
mudharabah, mencampurkan gabah dengan
gandum untuk keperluan rumah bukan untuk
dijual. HR. Ibn Majah.

73
73

Bentuk bentuk Kerja sama


Dalam Perdagangan
RUKUN DAN SYARAT MUDHARABAH:
Pertama, dua orang yang melakukan
aqad tersebut sudah cakap dalam
melakukan tindakan hukum.
Kedua, modal, disyaratkan berbentuk
uang dan diserahkan secara tunai,
dengan jumlah nominal yang jelas,
dan nisbah bagi hasil yang jelas
ditentukan sejak awal.
74
74

Bentuk bentuk Kerja sama


Dalam Perdagangan
PEMBAGIAN MUDHARABAH:
a). Mudharabah muthlaqah, yaitu
mudharabah tanpa ada syarat-syarat
tertentu dari shahibul mal.
b). Mudharabah muqayyadah, adalah
mudharabah dengan adanya syaratsyarat tentu didalam pengelolaan
modal yang diberikan oleh shahib almal.
75
75

Bentuk bentuk Kerja sama


Dalam Perdagangan
BERAKHIRNYA KONTRAK MUDHARABAH:
1. Apabila kedua belah pihak menyatakan
keinginannya untuk membatalkan
perjanjiannya.
2. Salah seorang dari mereka meninggal
dunia.
3. Salah seorang diantara mereka ada
yang gila, sebab orang gila tidak kena
taklif.
4. Modal telah habis sebelum sempat
dikelola.

76
76

BENTUK-BENTUK PEMBERIAN
KEPERCAYAAN DALAM MUAMALAH
Dalam

muamalah faktor
kepercayaan sangat penting dan
menjadi dasar atau asas dalam
muamalah.
Diantara akad akad yang
berbasis kepercayaan
diantaranya adalah akad alhiwalah, al-ijarah, al-wadiah, ar77
rahn, Jualah dan Kafalah.
77

Anda mungkin juga menyukai