Anda di halaman 1dari 10

Proposal Penelitian

IMPLEMENTASI METODE FAMY BISYAUQIN DALAM MEMELIHARA


HAFALAN AL-QUR’AN PARA HUFFADZ DI PONDOK PESANTREN
TAHFIDZUL QUR’AN AL-KAUTSAR DURENAN TRENGGALEK

(STUDI LIVING QUR’AN DI PP. TAHFIDZUL QUR’AN AL-KAUTSAR


DURENAN, TRENGGALEK )

Disusun Oleh:
Zunita Lut Fiana Pangesti
NIM. 12301183087

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2019

1
ABSTRAK

Metode-metode pemeliharaan hafalan al-Qur’an yang ada selama ini


belum memberikan solusi alternatif kepada para huffadz untuk mempertahankan
hafalan al-Qur’an secara mudah, praktis, sistematis, fleksibel, dan sesuai sunnah
Rasulullah SAW, sehingga banyak di antara para huffadz yang mengalami
kesulitan dalam mempertahankan hafalan mereka. Melihat kesulitan-kesulitan
dalam pemeliharaan hafalan al-Qur’an, dari banyak lembaga pendidikan
pembelajaran al-Qur’an, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Kautsar Durenan
Trenggalek menerapkan metode dalam memelihara hafalan al-Qur’an secara
mudah, praktis, sistematis,dan sesuai sunnah Rasulullah SAW, yaitu metode famy
bisyauqin.
Metode famy bisyauqin adalah cara mengkhatamkan bacaan al-Qur’an
dalam tujuh hari. Fami bisyauqin secara etimologi berarti ”bibirku selalu dalam
kerinduan (membaca al-Qur’an)”. Mengkhatamkan bacaan al-Qur’an dalam tujuh
hari adalah tradisi salafus shalih. Sebagian besar sahabat Rasulullah
mengkhatamkan al-Qur’an dalam tujuh hari, sebagaimana anjuran Rasulullah
SAW kepada Abdullah Ibn Umar r.a. “Bacalah al-Qur’an sampai khatam dalam
tujuh hari dan jangan lebih cepat dari itu”.
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan
secara kualitatif deskriptif, yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Tahfidzul
Qur’an Al-Kautsar Durenan Trenggalek. Subyek penelitiannya adalah Pengasuh
pondok dan santri huffadz.

Kata kunci: Metode Famy Bisyauqin, Memelihara Hafalan Al-Qur’an,


Huffadz

2
A. Latar Belakang
Pemeliharaan hafalan al-Qur’an telah ada sejak dulu dan selalu
mengalami perkembangan di dalam menemukan kemudahan cara memelihara
hafalan al-Qur’an. Namun, sampai sekarang masalah metode pemeliharaan
hafalan al-Qur’an menjadi pembicaraan di kalangan pendidik, khususnya para
pengajar tahfidz al-Qur’an.
Metode-metode pemeliharaan hafalan al-Qur’an yang ada selama ini
belum memberikan solusi alternatif kepada para huffadz untuk
mempertahankan hafalan al-Qur’an secara mudah, praktis, sistematis,
fleksibel, dan sesuai sunnah Rasulullah SAW, sehingga banyak di antara para
huffadz yang mengalami kesulitan dalam mempertahankan hafalan mereka.
Melihat kesulitan-kesulitan dalam pemeliharaan hafalan al-Qur’an,
dari banyak lembaga pendidikan pembelajaran al-Qur’an, terdapat salah satu
lembaga yang menerapkan metode dalam pemeliharaan hafalan al-Qur’an
secara mudah, praktis, sistematis, fleksibel dan sesuai sunnah Rasulullah
SAW, yaitu metode famy bisyauqin.
Metode famy bisyauqin yang diterapkan di Pondok Pesantren Al-
Kautsar Durenan Trenggalek merupakan salah satu metode alternatif untuk
membantu para huffadz memelihara hafalan mereka secara mudah, praktis,
sistematis, fleksibel, dan sesuai sunnah Rasulullah SAW.
Di kalangan para penghafal al-Qur’an (huffadz), metode famy
bisyauqin adalah cara mengkhatamkan bacaan al-Qur’an dalam tujuh hari.
Fami bisyauqin secara etimologi berarti ”bibirku selalu dalam kerinduan
(membaca al-Qur’an)”.1 Mengkhatamkan bacaan al-Qur’an dalam tujuh hari
adalah tradisi salafus shalih. Sebagian besar sahabat Rasulullah
mengkhatamkan al-Qur’an dalam tujuh hari, sebagaimana anjuran Rasulullah
SAW kepada Abdullah Ibn Umar r.a. “Bacalah al-Qur’an sampai khatam
dalam tujuh hari dan jangan lebih cepat dari itu”.2
Berawal dari kenyataan di atas, penulis ingin mengadakan sebuah
penelitian guna mencari kebenaran bagaimana teknis pelaksanaan metode
Famy bisyauqin sehingga dapat membantu para huffadz untuk
1
Abdul Halim Ahmad, Mushaf Famy bi Syauqin, (Banten: 2015, Forum Pelayan Al-Qur’an), II
2
Arif Rahman, ½ Jam Sehari Bisa Baca dan Hafal Al-Qur’an, (Jakarta:Shahih, 2016), 80

3
mempertahankan bahkan memperkuat hafalan al-Qur’an mereka. Maka, judul
dalam penelitian ini adalah “Implementasi Metode Famy Bisyauqin dalam
Memelihara Hafalan Al-Qur’an Para Huffadz di Pondok Pesantren Tahfidzul
Qur’an Al-Kautsar Durenan Trenggalek”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
rumusan masalah diantaranya yaitu:
1. Bagaimana implementasi metode famy bisyauqin dalam memelihara hafalan
al-Qur’an para huffadz di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Kautsar
Durenan Trenggalek?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan penghambat
implementasi metode famy bisyauqin dalam memelihara hafalan al-Qur’an
para huffadz di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Kautsar Durenan
Trenggalek?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan implementasi metode famy bisyauqin
dalam memelihara hafalan al-Qur’an para huffadz di Pondok Pesantren
Tahfidzul Qur’an Al-Kautsar Durenan Trenggalek?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka secara umum yang
menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mendeskripsikan secara empiris dan obyektif implementasi
metode famy bisyauqin dalam memelihara hafalan al-Qur’an para
huffadz di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Kautsar Durenan
Trenggalek.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
keberhasilan dan penghambat implementasi metode famy bisyauqin
dalam memelihara hafalan al-Qur’an para huffadz di Pondok Pesantren
Tahfidzul Qur’an Al-Kautsar Durenan Trenggalek.

4
c. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan implementasi metode
famy bisyauqin dalam memelihara hafalan al-Qur’an para huffadz di
Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Kautsar Durenan Trenggalek.

2. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Sebagai khasanah keilmuan mengenai metode dalam memelihara
hafalan al-Qur’an para huffadz.
b. Sebagai pertimbangan penelitian lebih lanjut.
2. Secara Praktis.
a. Diharapkan bagi pengajar tahfidz untuk mengembangkan metode
famy bisyauqin dalam pemeliharaan hafalan al-Qur’an pada peserta
b. Diharapkan bagi para huffadz agar tidak lagi mengalami kesulitan
dalam memelihara hafalan al-Qur’an.
c. Diharapkan bagi masyarakat umum untuk berpartisipasi
mengembangkan metode famy bisyauqin untuk pengembangan
kualitas umat dalam hal mencintai al-Qur’an.

D. Kajian Pustaka
Ada beberapa kajian pustaka yang relevan dengen judul penelitian ini,
di antaranya ialah:
Pertama, buku dengan judul “9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an”
yang ditulis oleh H. Sa’dulloh, S. Q. Yang diterbitkan oleh Gema Insani.
Dalam buku ini ada satu bab yang membahas tentang amalan famy bisyauqin
yang sesuai dengan kerangka teori penelitian ini yaitu implementasi metode
famy bisyauqin.
Kedua, Skripsi dengan judul “ Tradisi Menjaga Hafalan Al-Qur’an
(Studi atas Para Hafidzah di Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang)” yang
ditulis oleh Tri Wahyu, diterbitkan oleh IAIN Purwokerto, sesuai dengan
kerangka teori konsep memelihara hafalan.
Ketiga, Skripsi dengan judul “Pengelolaan Emosi Pada Santri Huffadz
(Studi Perbandingan Santri Kuliah dengan Tidak Kuliah)” yang ditulis oleh

5
Khusnul Azizah, diterbitkan oleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sesuai
dengan kerangka teori tentang bagaimana konsep huffadz.

E. Metode Penelitian
1. Sumber Data
a. Observasi partisipasi di Pondok Pesantren Al-Kautsar Durenan
Trenggalek.
b. Wawancara terstruktur dan tidak terstruktur kepada pengasuh dan santri
huffadz Pondok Pesantren Al-Kautsar.
c. Riwayat yang disampaikan oleh Aus Ibn Hudzaifah, ia bertanya kepada
para sahabat Rasulullah SAW :

،‫ َو َس ْب َع ُس َو ٍر‬،‫س س َُو ٍر‬َ ‫ َوخَ ْم‬،‫ت س َُو ٍر‬ َّ ‫ نُ َح ِّزبُهُ ِس‬: ‫َك ْيفَ تُ َح ِّزبُوْ نَ ْالقُرْ أَنَ ؟ قَالُوا‬
‫ص ِل ِم ْن ق‬َّ َ‫ َو ِح ْزبُ ْال ُمف‬،‫ث َع ْش َرةَ سُوْ َر ٍة‬
َ َ‫ َوثَال‬، ‫ َواِحْ دَى َع ْش َرةَ سُوْ َر ٍة‬،‫َوتِ ْس َع س َُو ٍر‬
‫َحتَّى ت َْختِ َم‬
“Bagaimana cara kalian menjadwalkan (membaca) al-Qur’an?” “Kami
menjadwalkannya enam surah, lima surah, tujuh surah, sembilan surah,
sebelas surah, tiga belas surah, dan hizb mufasshal dari surah Qaf sampai
khatam.” Jawab mereka. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah)

2. Teknik Pengumpulan Data


Adapun metode yang peneliti gunakan dalam pengumpulan data
adalah sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara
mendalam melalui wawancara terstruktur dan tidak terstruktur yang
berfungsi untuk mendapatkan informasi mengenai implementasi metode
famy bisyauqin, mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
keberhasilan dan yang mrnghambat keberhasilan implementasi metode
famy bisyauqin dan mengetahui kelebihan dan kekurangan implementasi
metode famy bisyauqin dalam memelihara hafalan al-Qur’an para huffadz
di Pondok Pesantren Al-Kautsar Durenan Trenggalek.

6
b. Observasi
Metode observasi yang dilakukan adalah metode observasi
partisipasi. Di dalam observasi ini, peneliti mengadakan pengamatan dan
ikut serta dalam kegiatan pesantren seperti menghafal, sorogan,
mudarosah, muroja’ah dan kegiatan lain yang berhubungan dengan
implementasi metode famy bisyauqin sehingga diharapkan peneliti
mendapatkan data terkait implementasi metode famy bisyauqin,
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan
penghambat implementasi metode famy bisyauqin, dan mengetahui
kelebihan dan kekurangan implementasi metode famy bisyauqin dalam
memelihara hafalan al-Qur’an para huffadz di Pondok Pesantren Al-
Kautsar Durenan Trenggalek.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi yang dilakukan adalah metode dokumentasi
tertulis dan dokumentasi bentuk gambar. Metode ini penulis gunakan
untuk memperoleh data berupa segala sesuatu yang ada kaitannya dengan
implementasi metode famy bisyauqin dalam memelihara hafalan al-
Qur’an para huffadz di Pondok Pesantren Al-Kautsar Durenan
Trenggalek.

3. Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik deskriptik
analitik. Adapun langkah-langkah yang akan diambil dalam analisis data
ialah:
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data berwujud kata-kata dilakukan melalui
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah semua data terkumpul,
dibaca, dipelajari dan ditelaah, maka selanjutnya adalah melalui reduksi
data.
b. Reduksi Data
Melakukan perangkuman, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting dan membuang yang tidak perlu.

7
c. Penyajian Data
Semua data yang ada di lapangan dianalisis, sehingga
memunculkan deskripsi tentang implementasi metode famy bisyauqin,
faktor-faktor yng mempengaruhi dan penghambat implementasi metode
famy bisyauqin, kelebihan dn kekurangan implementasi metode famy
bisyauqin dalam memelihra hafalan al-Qur’an para huffadz di Pondok
Pesantren Al-Kautsar Durenan Trenggalek.
d. Triangulasi
Dalam penelitian ini digunakan triangulasi teknik dengan
memandingkan hasil wawancara, hasil observasi dengan isi dokumen
yang berkaitan.
Selain itu, dalam penelitian ini juga digunakan triangulasi sumber.
Adapun langkah yang digunakan dalam triangulasi sumber ini adalah
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama. Dalam penelitian ini
membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara bebas
dan terpimpin, membandingkan hasil dokumentasi dengan hasil
observasi, serta membandingkan hasil wawancara bebas dan terpimpin
dari sumber yang sama namun dengan waktu dan situasi yang berbeda.
e. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini menjawab permasalahan tentang
implementasi metode famy bisyauqin, faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dan penghambat implementasi metode famy bisyauqin,
kelebihan dan kekurangan implementasi metode famy bisyauqin, dan
hasil implementasi metopde famy bisyauqin dalam memelihara hafalan
al-Qur’an para huffadz di Pondok Pesantren Al-Kautsar Durenan
Trenggalek.

4. Langkah Penelitian
a. Merencanakan dan menetapkan jadwal dan kurun waktu wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
b. Mempersiapkan daftar pertanyaan untuk wawancara terstruktur.

8
c. Mencari tahu gambaran umum lokasi penelitian melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang berisi tentang informasi awal dan
kondisi lapangan yang menjadi pusat penelitian.
d. Melaksanakan wawancara terhadap narasumber mengenai implementasi
metode famy bisyauqin, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan dan penghambat implementasi metode famy bisyauqin,
kelebihan dan kekurangan implementasi metode famy bisyauqin dalam
memelihara hafalan al-Qur’an para huffadz di Pondok Pesantren Al-
Kautsar Durenan Trenggalek.
e. Melakukan Observasi dengan ikut berpartisipasi dalam seluruh kegiatan
pondok untuk mengetahui bagaimana implementasi metode famy
bisyauqin, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan
menghambat implementasi metode famy bisyauqin, mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari implementasi metode famy bisyauqin
dalam memelihara hafalan al-Qur’an para huffadz di Pondok Pesantren
Al-Kautsar Durenan Trenggalek.
f. Melakukan dokumentasi tertulis dan dokumentasi bentuk gambar.
g. Pengumpulan data.
h. Penarikan kesimpulan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abdul Halim. 2015. Mushaf Famy bi Syauqin. Banten: Forum Pelayan
Al-Qur’an.
Rahman, Arif. 2016.½ Jam Sehari Bisa Baca dan Hafal Al-Qur’an.
Jakarta:Shahih,

10

Anda mungkin juga menyukai