Anda di halaman 1dari 11

PENUNTUN

TATA CARA
PENGURUSAN JENAZAH
SECARA ISLAMI

By :
Cut Ambalika
ADAP MUSLIM TERHADAP MAYIT

1. Memejamkan matanya

Dari ummu Salamah ra, Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya ruh itu bila dicabut maka pandangannya mengikutinya.”

(HR Muslim)

Maksud dari memejamkan mata mayit adalah supaya tidak menyakiti ketika memandikan atau
supaya tidak kemasukan kotoran, juga agar tidak merusak roman muka mayit (agar tidak
menyeramkan) apabila sulit dapat menggunakan plester yang lunak

2. Menyebutkan kebaikan-kebaikannya dan berkata yang baik-baik karena malaikat


mengaminkan. Disunahkan berdoa,

Dari Ummu Salamah ra, Rasulullah SAW bersabda :

“Apabila kalian mendatangi orang sakit atau orang yang meninggal dunia, hendaklah kalian
mengucapkan kata-kata yang baik (mendoakannya), karena sungguh malaikat akan mengamini doa yang
kalian ucapkan.” (H.R Muslim)
Ummu Salamah berscerita : “Manakala Abu Salamah meninggal dunia, aku datang kepada Nabi
SAW, lalu kukatakan, wahai Rasulullah ! Sesungguhnya Abu Salamah telah meninggal dunia,
kemudian beliau bersabda : bacalah Allahummaghfirli walahuu wa a’qibni minhu uqbaa hasanah
( Ya Allah ampuni aku dan dia dan datangkan kepadaku sepeninggalnya orang yang lebih baik)
ternyata itulah Rasulullah saw.”

3. Mengikat kepala hingga janggut agar mulut tidak menganga


4. Meletakkan sesuatu yang berat (seperti besi dibungkus) di atas perutnya supaya tidak
kembung.

Maksudnya supaya perut mayit tidak menjadi kembung karena ketika ruh keluar semua lubang
terbuka (tidak ada refleks menutup sehingga kemungkinan angin atau binatang dapat masuk atau
darah keluar)
5. Mendampingi Mayit
6. Segera mengurus kebutuhan mayit, agar tidak lebih dari 6 jam sudah dimandikan dan
dikafani
7. Segera menanggung hutang-hutangnya
8. Memisahkan wasiatnya.
9. Mencopot pakaian mayit dan menutup tubuhnya.
10. Tidak meletakkan mayit di atas lantai (tanah)
PERSIAPAN KEPERLUAN JENAZAH

A. BARANG-BARANG YANG DIPERLUKAN


1. Kain kafan dengan panjang sekitar 10 – 12 meter ditambah 2 jengkal
2. Kapur bagus atau kanfer sebanyak 300 gram
3. Cendana sebanyak 100 gram
4. Kapas sebanyak 200 – 300 gram atau lebih tergantung kondisi jenazah
5. Minyak wangi 1 botol kecil
6. 5 helai kain panjang untuk menutup tubuh jenazah
7. Tali rafia kira-kira 1 gulung kecil
8. Sabun dan shampoo
9. Ember kecil dan gayung serta air secukupnya
10. Handuk
11. Bak mandi jenazah dan batang-batang pohon pisang
12. Tirai untuk tempat mandi jenazah dan tempat mengkafani
13. Tikar untuk atas mengkafani jenazah

B. MEMPERSIAPKAN JENAZAH
1. PERIKSA JENAZAH
- Apakah bajunya sudah dibuka?
- Apakah matanya sudah tertutup ?
- Apakah ada barang/perhiasan yang melekat di tubuh jenazah sebelum dibuka?
- Apakah ada tubuh jenazah luka-luka
2. Mengukur jenazah
- Panjang dari ujung kepala hingga ujung kaki
- Panjang dari bahu sampai akhir paha
- Panjang dari bawah dada sampai mata kaki untuk sarung
- Ukuran dari dahi sampai puncak kepala untuk memperkirakan letak hijab
3. Mempersiapkan kain kafan, kapas, cendana, dan lain-lain untuk mengkafani jenazah,
diletakkan sesuai urutan-urutannya
4. Mempersiapkan peralatan untuk memandikan jenazah
5. Memandikan dan mengkafani jenazah

ADAB MEMANDIKAN MAYIT

1. Menutup / tidak melihat auratnya


2. Tidak memandikan langsung di bawah langit
3. Yang memandikan harus orang yang terpercaya terutama keluarga maksimal 5 orang
4. Tidak dihadiri selain oleh orang yang memandikan
5. Tidak membicarakan suratnya apalagi cacat badannya
Dari Abu Rafi’ maula Rasulullah SAW, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda :

“Barang siapa memandikan jenazah lalu ia menyembunyikan (apa yang tidak baik) atasnya,
maka Allah mengampuni kesalahannya 40 x” (HR. Al-Baihaqi dalam As-Sunanul Kabir)

Dari hadist lain :

“Barang siapa memandikan mayit kemudian tidak menyiarkan keburukan mayit itu, maka
dikeluarkanlah dosa-dosanya seperti hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya” (HR. Ibnu Majah)

6. Wajah menghadap kiblat


7. Lembut dalam setiap urusan
8. Melapisi tangan dengan sesuatu/kain/sarung tangan

CARA MEMANDIKAN MAYIT

1. Dihadapkan ke kiblat, dengan kepala lebih tinggi dari kaki agar air yang mengandung najis
tidak mengalir kembali kebagian yang sudah bersih
2. Dilunakkan persendian-persendiannya, dengan cara menggerak-gerakkan tangan sampai
sikut ke pundak, kaki ke paha, kemudian direntangkan lagu kecuali sudah kaku.
3. Memakai sarung tangan, dari bahan yang lembut (dari kaos) untuk membersihkan najis.
Caranya : perut (di daerah pusar) ditekan-tekan perlahan, kecuali bagi yang hamil hanya
diusap. Jika sarung tangannya sudah kotor dibuang kemudian diganti.
4. Membersihkan mayit dari berbagai kotoran yang melekat padanya.

a. Bekas plester, dibersihkan dengan semacam minyak (baby oil atau minyak kelapa)
b. Bekas kotoran lain dengan air sabun
c. Bekas kotoran mata, diusap perlahan dengan sarung tangan atau kapas
d. Lubang hidung diusap dari luar
e. Rongga mulut diusap dengan sarung tangan perlahan- lahan
f. Daun telinga diusap seperti wudhu
g. Sela- sela jari diusap seperti wudhu
h. Sela- sela kuku dibersihkan denghan alat yang tidak tajam

5. Mewudhukan secara sempurna, kecuali berkumur dan memasukksan air kedalam hidung
6. Memandikan / meratakan air keseluruh tubuh tetapi cara ini belum mengikuti sunah

Menurut sunahnya :

1. Mencuci dengan sabun( atau semisal itu) : kepala dan jenggot ( tempat tumbuh rambut)
2. Miringkan ke kanan kemudian cuci bagian badan kebelakang ( punggung, pinggang, pinggul )
sebanyak 3x
3. Bagian kanan tubuh
i. Leher
ii. Pundak sampai telapak tangan
iii. Bahu dan dada sampai ke perut
iv. Kaki
Masing-masing dilakukan 3x
4. Miringkan ke kiri kemudian cuci bagian badan kebelakang ( punggung, pinggang, dan
pinggul) sebanyak 3x
5. Bagian kiri tubuh
i. Leher
ii. Pundak sampai telapak tangan
iii. Bahu dan dada sampai perut
iv. Kaki
Masing-masing dilakukan 3x

Airnya : 1 kali dengan air dan sabun

Kedua dengan air

Dan terakhir dengan air campur kamper

Mandikan mayit 3 (tiga) kali, bila masih keluar najis 5 (lima) kali, atau dapat sampai 7 (tujuh) kali.
Cuci kemudian tutup tempat keluar najis dengan kapas atau tanah yang dihangatkan. Kemudian
diwudhukan lagi setelah dikeringkan dengan handuk.

Rukun memandikan mayit :

1. Niat , nama mayit dan bin/ binti disebutkan


2. Membaca basmallah dan banyak berdzikir
3. Meratakan air keseluruh tubuh

Siapakah mayit yang dimandikan ?

Yang wajib dimandikan :

- Muslim
- Muslim yang mati syahid bukan karena orang kafir

Yang tidak wajib dimandikan :

- Non muslim
- Muslim yang mati syahid ditangan orang kafir

Diriwayatkan oleh Ahmad bahwa Rasulullah SAW bersabda :


“Janganlah kamu memandikan mereka, karena setiap luka atau tetes darah akan semerbak dengan
bau yang wangi pada hari kiamat”. (HR Ahmad tentang orang yang terbunuh dijalan Allah SWT).

Tujuh golongan muslim yang syahid bukan ditangan orang kafir :

- Karena sampar atau ganas


- Karena kholera
- Kanker lambung (tumor ganas)
- Mati terbakar
- Mati tenggelam
- Mati tertimbun karena reruntuhan
- Melahirkan

Tayamum untuk mayit :

- Karena tidak ada air


- Badannya akan semakin hancur jika dimandikan
- Jika laki-laki meninggal ditempat yang tidak ada laki-laki lain atau sebaliknya

MENGKAFANI MAYIT

- Menurut hukumnya Fardhu Khifayah minimal dengan satu lapis kain.


- Menurut riwayat Bukhari dari Khibab ra, Mush’ab bin Umair yang terbunuh dalam
perang Uhud dikafani dengan selembar kain burdah yang pendek hingga kakinya
terbuka kemudian ditutup dengan rumput idzkir.

Hal- hal yang disukai mengenai kafan :

1. Yang baik kalau bisa yang baru


2. Yang bersih
3. Yang menutupi seluruh tubuh
4. Yang putih

Hadist Rasulullah SAW :

“Pakailah pakainan yang putih, karena itulah yang terbaik dan kafankanlah yang meninggal diantara
kamu dengan itu”.

5. Diberi cendana dan minyak wangi dimuka dan tempat sujud.


6. Tiga lapis kain buat laki-laki dan lima lapis kain untuk perempuan.
Dari Aisyah ra :

“Nabi SAW dikafani dengan tiga helai kain putih mulus dan baru tanpa kemeja dan sorban”. (Riwayat
Jumhur )

Dari Ummu Athiyyah, kaum wanita memandikan puteri Rasulullah SAW, kemudian memakaikan
kain, baju kurung, dan kerudung serta dua lapis kain dibalut padanya.

Bagi yang Ihram :

- Dipakaikan kain ihram


- Kemudian dilapis dengan dua helai kain lagi
- Tidak berjahit dan tidak memakai wangi- wangian
- Bagi laki-laki bagian kepala tidak tertutup

Cara Mengkafani Mayit :

1. Mayit diukur dengan tali untuk mengetahui kebutuhan kafannya.


2. Menyediakan dua helai kain sepanjang tingginya kurang lebih dua jengkal tangan (untuk
tempat mengikat ).
3. Menyediakan :
- Satu helai untuk sarung sepanjang ukuran sarungnya
- Satu helai untuk kerudung
- Satu helai untuk baju kurungnya, dibentuk kerung leher untuk memasukkan kepala.
4. Menyediakan lima helai tali atau tujuh helai jika mayitnya gemuk.
5. Nomor 2,3, dan 4 diambil dari kafannya.
6. Menyediakan kapas untuk menutup bagian qubul dan dubur dengan tali dari kain kafannya.
7. Menyediakan kapas untuk melapisi bagian- bagian persendian dan sedikit untuk muka.
8. Jika perlu, menyediakan kapas untuk bagian-bagian tubuh mayit yang luka.
9. Menyediakan kapur barus dicampur dengan cendana untuk ditaburkan pada penutup qubul
dan dubur. Menyediakan cendana bubuk untuk ditabur pada lapisan- lapisan kain kafan, dan
minyak wangi untuk muka dan dahi.
10. Mengatur kain kafan diatas dipan atau tikar dengan arah kepala menghadap kiblat.
11. Menyediakan kain- kain lainuntuk menutup seluruh tubuh mayit selama proses
memandikan, menggotong, dan mengkafani mayit.
12. Rambut wanita disisir, dijalin tiga jalinan dan ditekuk.
13. Mengkafani mayit sesuai urutannya.
MENSHOLATKAN JENAZAH

Menurut hukumnya fardhu Khifayah.

Rasulullah SAW enggan mensholatkan mayit yang hutangnya tidak dibayarkan oleh karena itu harus
ditanggung lebih dahulu.

Keutamaan : Mensholatkan dan menguburkan ganjarannya sebesar dua qirath (gunung).

Syarat- syarat :

1. Bersuci dari hadast dan najis


2. Menutup aurat
3. Menghadap kiblat

Rukun- rukunnya :

1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Empat kali takbir
4. Membaca fatihah, sholawat, dan salam untuk nabi
5. Do’a I untuk mayit
6. Do’a II untuk mayit
7. Salam kekanan dan kiri

Cara Sholat Jenazah :

1. Niat
2. Takbir dengan mengangkat tangan
3. Membaca Alfatihah
4. Takbir
5. Sholawat
6. Takbir
7. Do’a pertama
8. Takbir
9. Do’a kedua
10. Salam

Semua dilakukan dengan berdiri (bagi yang mampu) tanpa ruku’ dan sujud
Lafazh do’a pertama :

Rasulullah saw melaksanakan shalat terhadap jenazah, maka aku menghafal do’a-do’a yang dibaca
ketika itu, yaitu :

Ya Allah ampuni dia, berilah rahmat padanya, selamatkanlah dia dan maafkanlah dia. Ya Allah
bersihkan dia dari segala kesalahan sebagaimana engkau membersihkan pakaian putih dari kotoran.
Ya Allah berikanlah dia rumah yang lebih baik dari rumahnya ini. Keluarga yang lebih baik dari
keluarganya ini dan jodong yang lebih baik dari jodohnya ini. Masukkanlah ia kedalam syurga dan
lindungilah ia dari adzab kubur, dan adzab neraka : sehingga aku mengharapkan kalaulah aku yang
menjadi mayit itu (HR. Muslim)

Cara Meletakkan Mayit Untuk Disholatkan

- Jika ada jenazah anak- anak dan jenazah perempuan, jenazah anak-anak diletakkan
lebih dekat ke imam.
- Disunahkan makmum menjadi 3 shaf

Dari Hadist :
“tiada seorang muslim meninggal kemudian umat Islam mensholatkan mencapai
tiga baris maka Allah mengampuninya” (HR. Imam Ahmad, Abu Daud,Tirmidzi, dan
Al Hakim )
- Jenazah janin dibawah 4 bln dibungkus lalu dikubur
- Jenazah janin empat bulan keatas dan anak-anak dimandikan, dikafani, disholatkan
dan dikubur.

YANG DIMAKRUHKAN PADA JENAZAH

1. Meratapi
Dari Abdullah bin Mas’ud ra, ia berkata Rasulullah SAW bersabda :

“ Bukan dari kami orang- orang yang menampar pipi, merobek baju, dan berdo’a dengan
cara jahiliyah” (HR> Bukhari dan Muslim).
2. Bersuara keras (bicara atau bekerja dengan ribut termasuk dilarang berdzikir dengan suara
keras).
3. Mengiringi dengan api
4. Duduk sebelum mayit diletakkan di tanah
5. Berdiri ketika mayit lewat

Anda mungkin juga menyukai