Anda di halaman 1dari 16

NAMA : NURAIDA

NIM : 0303192105

JURUSAN : BKI-3

SEMESTER : 2

Penyelesaian Fardhu Kifayah Terhadap Jenazah

Fardu kifayah (bahasa Arab: ‫ )فرض كفاية‬adalah status hukum dari sebuah aktivitas dalam Islam
yang wajib dilakukan, tetapi bila sudah dilakukan oleh muslim yang lain maka kewajiban ini
gugur. Contoh aktivitas yang tergolong fardu kifayah:

 Menyalatkan jenazah muslim


 Belajar ilmu tertentu (misalnya kedokteran, ekonomi)
 Melakukan hal yang diperintahkan dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Tuhan
 Jihad ibtida'i

Suatu perbuatan yang semula hukumnya fardu kifayah bisa menjadi fardu 'ain apabila
perbuatan dimaksud belum dapat terlaksana dengan hanya mengandalkan sebagian dari kaum
muslimin saja.

1. Memandikan Jenazah

Memandikan jenazah termasuk dalam syarat mengurusi jenazah umat Islam. Sesuai dengan
hukumnya, yakni fardhu kifayah, yakni wajib dikerjakan, tetapi bila sudah ada muslim lain yang
menunaikannya, berarti kewajiban menjadi gugur.

Memandikan jenazah termasuk dalam rangkain dan hal penting sebelum disalatkan, serta
dimakamkan ke liang lahat.
Memandikan jenazah menjadi tidak wajib dilakukan bila yang meninggal dalam jumlah terlalu
banyak, seperti korban peperangan layaknya kisah Nabi terdahulu dan bencana alam.

Jenazah yang Wajib Dimandikan

 Seorang muslim atau muslimah.


 Ada tubuhnya.
 Kematian bukan karena mati syahid, seperti peperangan membela Islam di zaman Nabi.
 Bayi, selama bukan bayi yang meninggal karena keguguran.

Syarat Orang yang Memandikan Jenazah

 Beragama Islam
 Berakal
 Sudah baligh
 Berniat memandikan jenazah.
 Mengetahui hokum dan cara memandikan jenazah.
 Terpercaya, amanah, dan mampu menutupi aib dari jenazah.

Kewajiban Sebelum Memandikan Jenazah

1. Memejamkan mata jenazah yang terbuka

Sesuai dalil hadits dari Ummu Salamah Hindun bintu Abi Umayyah radhiallahuanha,
mengatakan:

Rasulullah SAW saat mendatangi Abu Salamah yang telah meninggal, ketika itu kedua matanya
terbuka. Maka Nabi shalallahu alaihi wa salam pun memejamkan kedua mata Abu Salamah dan
bersabda: Sesungguhnya bila ruh telah dicabut, maka pandangan matanya mengikutinya (HR.
Muslim no. 920).

2. Mendoakan jenazah
Mendoakan jenazah baik dilakukan sebelum maupun sesudah dimandikan. Dari Ma'qil bin Yasar
ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Bacakanlah surat Yaasiin atas orang yang
meninggal di antara kalian. (HR Abu Daud, An-Nasaa'i dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)

3. Mengikat dagu jenazah

Syaikh Abdullah bin Jibrin rahimahullah mengatakan:

Ketika mayit meninggal (tutuplah mulutnya) yaitu karena dikhawatirkan mulut terbuka ketika
dimandikan dan ketika dipersiapkan. Sehingga hendaknya ditutup sampai bersatu antara gigi
dan mulut (Ad Durar Al Mubtakirat Syarah Akhsharil Mukhtasharat).

4. Segera mempersiapkan makam

Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam
bersabda:

Percepatlah pengurusan jenazah. Jika ia orang yang shalih di antara kalian, maka akan jadi
kebaikan baginya jika kalian percepat. Jika ia orang yang bukan demikian, maka keburukan lebih
cepat hilang dari pundak-pundak kalian (HR. Bukhari no. 1315, Muslim no. 944).

Orang yang Berhak Mengurusi Jenazah

Orang yang diwasiyatkan, dengan syarat, orang yang diwasiatkan bukan orang fasik atau ahli
bidah.

 Ulama atau pemimpin agama


 Orang tua dari jenazah tersebut
 Anak-anak si jenazah ke bawah
 Keluarga terdekat
 Kaum Muslimin
Urutan Orang yang Berhak Memandikan Jenazah Laki-Laki
 Laki-laki yang masih memiliki hubungan keluarga, seperti kakak, adik, orangtua, anak
laki-laki atau kakek
 Istri
 Laki-laki lain yang tidak ada hubungan kekerabatan, seperti tetangga
 Perempuan yang masih mahram, seperti anak perempuan.

Urutan Orang yang Berhak Memandikan Jenazah Perempuan

 Suami, karena seorang suami berhak memandikan istrinya serta diperbolehkan melihat
seluruh anggota tubuh tanpa terkecuali.
 Perempuan yang masih ada hubungan kekerabatan, seperti kakak, adik, orangtua, anak
perempuan atau nenek
 Perempuan yang tidak memiliki hubungan keluarga, seperti sepupu perempuan dan
tetangga.
 Laki-laki yang masih mahram
 Bacaan Niat Memandikan Jenazah

Niat Memandikan Jenazah Laki-Laki

"NAWAITUL GUSLA ADAA-AN 'AN HAADZAL MAYYITI LILLAHI TA'AALAA"

Artinya: "Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayit (laki-laki) ini karena
Allah Ta'ala."

Niat Memandikan Jenazah Perempuan

"NAWAITUL GUSLA ADAA-AN 'AN HAADZIHIL MAYYITATI LILLAAHI TA'AALAA"

Artinya: "Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayit (perempuan) ini karena
Allah Ta'ala."

Perlengkapan Memandikan Jenazah

 Tempat memandikan jenazah di tempat tertutup, jangan biarkan mudah dilihat orang
lain.
 Air bersih untuk memandikan jenazah.
 Sabun, air yang diberi bubuk kapur barus dan wangi-wangian tanpa alkohol.
 Sarung tangan untuk memandikan jenazah
 Sedikit kapas
 Potongan atau gulungan kain kecil
 Handuk dan kain khusus basahan

Tata Cara Memandikan Jenazah

Rasulullah SAW bersabda : Hendaklah orang yang meninggal di antara kalian dimandikan oleh
orang-orang yang terpercaya. (HR. Ibnu Majah).

 Meletakkan jenazah dengan posisi kepala agak tinggi.


 Orang yang memandikan jenazah hendaknya memakai sarung tangan.
 Ambil kain penutup dari jenazah dan ganti dengan kain basahan agar auratnya tidak
terlihat
 Setelah itu bersihkan dengan menggosok lembut giginya, lubang hidung, lubang telinga,
celah ketiaknya, celah jari tangan dan kaki serta rambutnya.
 Bersihkan kotoran jenazah baik yang keluar dari depan maupun dari belakang terlebih
dahulu. Caranya, tekan perutnya perlahan-lahan supaya kotoran yang ada di dalamnya
keluar.
 Siram atau basuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan air sabun.
 Siram atau basuh dari kepala hingga ujung kaki dengan air bersih. Siram sebelah kanan
dahulu, lalu kiri masing-masing 3 kali.
 Memiringkan jenazah ke kiri, basuh bagian lambung kanan sebelah belakang.
 Memiringkan jenazah ke kanan, basuh bagian lambung kirinya sebelah belakang.
 Bilas lagi dengan air bersih dari kepala hingga ujung kaki.
 Siram dengan air kapur barus.
 Jenazah kemudian diwudhukan seperti orang yang berwudhu sebelum sholat.
 Pastikan memperlakukan jenazah dengan lembut saat membalik dan menggosok
anggota tubuhnya.
 Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai badannya, wajib
dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di atas kafan, tidak perlu diulangi
mandinya, cukup hanya dengan membuang najis tersebut.
 Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepas dan dibiarkan terurai ke
belakang. Setelah disiram dan dibersihkan, lalu dikeringkan dengan handuk dan
dikepang.
 Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan handuk sehingga tidak membasahi
kain kafannya.
 Selesai memandikan jenazah, berilah wangi-wangian yang tidak mengandung alkohol
sebelum dikafani, biasanya menggunakan air kapur barus.

2. Mengkafani Jenazah

Mengkafani mayat berarti membungkus mayat dengan selembar kain atau lebih yang biasanya
berwarna putih, setelah mayat selesai dimandikan dan sebelum dishalatkan serta dikubur.
Dalam Islam ada cara mengkafani jenazah yang benar. Berikut cara mengkafani jenazah yang
benar sesuai syariat Islam.

Tata Cara Mengkafani Jenazah Laki-Laki

 Pertama, siapkan tali pengikat kafan sebanyak 3 hingga 5 utas tali. Letakkan secara
vertikal tepat di bawah kain kafan yang akan menjadi lapis pertama.
 Bentangkan kain kafan lapis pertama yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
 Beri wewangian (non alcohol) pada kain kafan lapis pertama.
 Bentangkan kain kafan lapis kedua yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
 Beri wewangian lagi pada kafan lapis kedua.
 Bentangkan kain kafan lapis ketiga yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
 Beri wewangian pada kain kafan lapis ketiga.
 Letakkan jenazah di tengah-tengah kain kafan lapis ketiga.
 Letakkan kapas pada anggota tubuh tertentu, berupa manfad atau lubang.
 Tutup dengan kain lapis ketiga dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke
kiri.
 Tutup dengan kain lapis kedua dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke
kiri.
 Tutup dengan kain lapis pertama dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke
kiri.
 Ikat dengan tali pengikat yang sudah disediakan, di bawah kain lapisan.

Tata Cara Mengkafani Jenazah Perempuan

 Bentangkan 2 lembar kain kafan yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah. Kemudian
letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar dan kedua lututnya.
 Persiapkan baju gamis dan kerudung di tempatnya.
 Sediakan 3 hingga 5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan.
 Sediakan kapas yang sudah diberikan wangi-wangian, yang nantinya diletakkan pada
anggota badan tertentu.
 Setelah kain kafan siap, lalu angkat dan baringkan jenazah di atas kain kafan.
 Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat anggota tubuh seperti
halnya pada jenazah laki-laki.
 Selimutkan kain sarung pada badan jenazah, antara pusar dan kedua lutut. Pasangkan
baju gamis berikut kain kerudung. Untuk yang rambutnya panjang bisa dikepang
menjadi 2/3, dan diletakkan di atas baju gamis di bagian dada.
 Selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang lapisan atas
sampai paling bawah. Setelah itu ikat dengan beberapa utas tali yang tadi telah
disediakan.

3.Mensholatkan Jenazah

Agama Islam mengatur adab dalam berbagai aspek kehidupan. Bahkan, dalam hal
memperlakukan jenazah. Seperti yang kita tahu sebelum di makamkan, dalam agama Islam
jenazah terlebih dahulu harus dimandikan, dikafani, kemudian disholatkan. Oleh karena itu,
penting bagi umat islam, terutama laki-laki untuk mengetahui tata cara melakukan sholat
jenazah.

Hukum melakukan sholat jenazah adalah fardhu kifayah, artinya bisa menjadi wajib apabila
belum ada yang melakukan. Sehingga, setiap umat islam sebaiknya menguasai tata cara sholat
jenazah berikut bacaannya.

Meski hukumnya fardhu kifayah, namun ada sebuah hadis yang menyebutkan keutamaan
melakukan sholat jenazah ketika sedang melayat.

Barang siapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth.
Lalu barang siapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qiroth.
Ada yang bertanya, Apa yang dimaksud dua qiroth? Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam
lantas menjawab, Dua qiroth itu semisal dua gunung yang besar. (HR. Bukhari dan Muslim)

Berikut beberapa hal berkaitan dengan sholat jenazah, yang penting untuk diketahui oleh umat
Islam.

1. Tata Cara Sholat Jenazah

Selain hukumnya, ada hal lain yang layak jadi perhatian dalam melakukan sholat jenazah, yaitu
tata cara sholat jenazah. Sebab, cara melakukan sholat jenazah berbeda dengan saat
melakukan sholat fardhu atau sholat sunah lainnya. Pada sholat jenazah tidak terdapat gerakan
rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sebagainya.

Bahkan, dalam melakukan sholat jenazah bagi jenazah laki-laki dan jenazah perempuan, tata
caranya juga berbeda. Tidak hanya tata cara, melainkan juga pada bacaannya pun berbeda.

Namun, sama halnya sholat dan ibadah lainnya, sholat jenazah juga mempunyai rukun-rukun
yang harus dikerjakan agar sholat jenazah yang dilakukan sah. Berikut rukun dalam sholat
jenazah.

1. Membaca niat

2. Berdiri tegak (bagi yang mampu)


3. Mengumandangkan takbir sebanyak empat kali takbir

4. Mengangkat tangan pada saat takbir pertama (takbiratul ikhram)

5. Membaca surah Al Fatihah

6. Membaca sholawat Nabi

7. Membaca doa untuk jenazah

8. Salam

Rukun-rukun tersebut harus dilakukan secara urut saat mendirikan sholat jenazah.

2. Tata Cara Sholat Jenazah untuk Jenazah Laki-Laki

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, terdapat perbedaan antara tata acara sholat
jenazah untuk jenazah laki-laki dan jenazah perempuan. Perbedaan pertama, pada pelaksanaan
sholat jenazah untuk jenazah laki-laki, imam sholat jenazah berada sejajar di kepala jenazah.

Selain itu, hal lain yang membedakan sholat jenazah laki-laki dan perempuan terletak pada tata
cara dan bacaan niat dan doanya. Berikut tata cara dan bacaan niat sholat jenazah laki-laki.

1. Membaca Niat untuk Sholat Jenazah Laki-laki

Usholli 'alaa haadzihil mayyiti arba'a takbiratatin fardhol kifayaatai ma'muuman lillahi ta'aala.

Yang Artinya: Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum
karena Allah Ta'ala.

2. Membaca takbir pertama, dilanjutkan membaca al fatihah

3. Membaca takbir kedua, dilanjutkan sholawat:

Allahumma sholli alaa muhammad wa ala aali muhammad. Kamaa sholaita ala ibroohim wa ala
aali ibroohim. Innaka hamiidun majiid. wa baarik ala muhammad wa ala aali muhammad.
Kamaa baarokta ala ibroohim wa ala aali ibroohim. Fil aalamiina Innaka hamidun majiid.
4. Membaca takbir ketiga, dilanjut membaca doa untuk jenazah laki-laki:

Allohummaghfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fu ‘anhu

5. Membaca takbir keempat, dilanjut membaca doa kedua:

Allohumma laa tahrimnaa ajrohu wa laa taftinnaa ba'dahu waghfirlanaa walahu

6. Melakukan salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri dalam posisi tetap berdiri.

3. Tata Cara Sholat Jenazah Perempuan

Untuk tata cara sholat jenazah perempuan, imam sholat jenazah berada sejajar dengan tali
pusar jenazah. Sementara untuk tata cara dilakukan sama dengan saat melakukan sholat
jenazah untuk jenazah laki-laki. Namun, bacaan niat serta doanya berbeda.

Berikut tata cara dan bacaan sholat jenazah perempuan:

1. Membaca Niat untuk Sholat Jenazah Perempuan

Usholli 'alaa haadzihil mayyitati arba'a takbiratatin fardhol kifayaatai ma'muuman lillahi ta'aala.

Yang Artinya: Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum
karena Allah Ta'ala.

2. Membaca takbir pertama, dilanjutkan membaca al fatihah

3. Membaca takbir kedua, dilanjutkan sholawat:

Allahumma sholli alaa muhammad wa ala aali muhammad. Kamaa sholaita ala ibroohim wa ala
aali ibroohim. Innaka hamiidun majiid. wa baarik ala muhammad wa ala aali muhammad.
Kamaa baarokta ala ibroohim wa ala aali ibroohim. Fil aalamiina Innaka hamidun majiid.

4. Membaca takbir ketiga, dilanjut membaca doa untuk jenazah perempuan:

Allahummagh firlahaa waa warhamhaa wa'aafihaa wa'fuanhaa.

5. Membaca takbir keempat, dilanjut membaca doa kedua:


Allahumma la tahrim naa ajrahaa walaa taftinnaa ba'dahaa waghfirlanaa walahaa.

6. Melakukan salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri dalam posisi tetap berdiri.

4. Menguburkan Mayat

Menguburkan jenazah merupakan prosesi tahap akhir dalam mengurusi jenazah. Menguburkan
jenazah akan membangkitkan kesadaran umat muslim dalam melaksanakan kewajiban
beragama maupun bersosial.

Selain itu, melihat jenazah akan mengingatkan manusia bahwa kehidupan tidak ada yang abadi.
Kematian menjadi suratan takdir tanda berakhir perjalanan kehidupan seseorang di dunia,
untuk menjalani dunia lain.

Berikut tata cara menguburkan jenazah sesuai syariat Islam dari berbagai sumber:

Mempersiapkan Lubang Kubur

Tata cara menguburkan jenazah tentunya diawali dengan mempersiapkan lubang kuburnya.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam membuat lubang kubur sesuai syariat
Islam sebagai berikut :

Lubang Harus Dalam

Menurut ajaran Islam, kedalaman lubang kubur setinggi orang yang berdiri di dalam dengan
tangan melambai ke atas. Kemudian lebar dengan ukuran satu dzira atau satu hasta lebih satu
jengkal, setara 50 centimeter.Galilah lubang di tanah yang kuat dan dalam supaya ketika
jenazah mulai membusuk, bau jasadnya tidak tercium oleh binatang pemakan bangkai. Serta
aman dari longsor akibat aliran hujan.

Bentuk Lubang

Tahap tata cara menguburkan jenazah dengan memperhatikan bentuk lubang kuburnya.
Buatlah panjang yang cukup untuk jenazah, tentu melebihi tinggi badannya. Apabila tanahnya
keras, disunahkan untuk membuat liang lahat di dalam lubang kubur. Liang lahat ialah lubang
yang dibuat di dinding kubur sebelah kiblat, seukuran yang cukup untuk meletakkan jenazah.

Jenazah ditaruh di liang lahat tersebut, kemudian ditutup menggunakan batu pipih. Lalu urug
dengan tanah. Di Indonesia, sebagian besar masyarakat menggunakan papan kayu sebagai
ganti batu pipih, supaya tanahnya tidak runtuh menimpa jenazah.

Sedangkan bila tanahnya gembur, disunahkan untuk membuat semacam lubang lagi di dasar
kubur dengan ukuran dapat menampung jenazah. Jenazah diletakkan pada lubang tersebut,
kemudian bagian atasnya ditutup dengan batu pipih atau papan kayu, lalu diurug dengan tanah.

Menguburkan di Pemakaman Muslim

Alangkah baiknya bila seorang musim yang meninggal, dikuburkan di pemakaman khusus
muslim. Apabila tidak ada, serta waktu menguburkan jenazah yang harus dilakukan segera
dianggap tidak masalah. Selama proses penguburannya masih sesuai syariat Islam.

Waktu Menguburkan Jenazah

Mengenai waktu menguburkan jenazah perlu diperhatikan pula, karena bisa berdampak pada
proses pemakaman serta ketersediaan warga yang membantu menguburkan. Beberapa waktu
yang sebaiknya dihindari ketika menguburkan jenazah:

Matahari terbit hingga naik.

Matahari berada di tengah-tengah.

Matahari hampir terbenam atau benar-benar terbenam.

Adab Membawa dan Mengiringi Jenazah

1. Mengiringi dengan Khusyuk

Ketika mengiringi jenazah ke pemakaman, sebaiknya dilakukan dengan khusyuk dan khidmat
tidak diselingi dengan bercanda.
Sebagai hari terakhir bagi keluarga, kerabat, tetangga, serta teman mendampingi jenazah
menuju peristirahatan terakhirnya. Selain menjaga ucapan duniawi yang kurang penting,
sebaiknya memperbanyak shalawat Nabi dan memikirkan tentang kematian.

2. Adab Pengiring Jenazah

Apabila diiringi dengan berjalan kaki, maka berjalanlah di sekitar keranda. Sementara ketika
mengiringi jenazah dengan kendaraan, tentunya mobil jenazah berada paling depan diikuti
rombongan yang lain.

Ketika ada kendaraan lain yang hendak lewat, sebaiknya mendahulukan iringan jenazah untuk
lewat terlebih dahulu.

Adab Masuk Kuburan

Para pelayat dan pengiring jenazah tidak dianjurkan untuk duduk sebelum jenazah diturunkan
dari para pembawanya. Adab selanjutnya, membaca salam seperti yang telah diajarkan oleh
Rasulullah SAW :

ASSALAMU ALAIKUM YA AHLAD DIYAR MINAL MUKMININ WA MUSLIMIN,WA INNA INSYA


ALLAHU BIKUM LA HIQUN, NASALULLAHI LANA WALAKUMUL 'AFYAH.

Artinya: " Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari (golongan)
orang-orang beriman dan orang-orang Islam. Kami insya Allah akan menyusul kalian, saya
meminta keselamatan untuk kami dan kalian."

Memasukkan Jenazah ke Lubang Kubur

Bagi jenazah perempuan, dikhususkan untuk membentangkan kain di atas lubang kubur. Ketika
memasukkan jenazah ke dalam lubang, yang melakukan sebaiknya dua atau tiga orang laki-laki
yang paling dekat dengan keluarga jenazah semasa hidupnya.

Selain itu orang-orang yang memasukkan jenazah, diusahakan oleh mereka yang ketika malam
harinya tidak junub. Cara meletakkan jenazah dengan mendahulukan kepala, kemudian
meluruskan kakinya.
Ketika meletakkannya di lubang kubur, disunahkan membaca :

BISMILLAHI WA 'ALA SUNNATI RASULILLAHI SHALLALLHU 'ALAIHI WA SALLAMA

Artinya : Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah" .

Tata cara mengubur jenazah membaca doa ini, sesuai sunnah Rasulullah seperti yang
disebutkan dalam hadis riwayat Imam Abu Dawud :

Dari sahabat Abdullah bin Umar, bahwa bila Rasulullah meletakkan jenazah di dalam kubur,
beliau membaca Bismillahi wa ala sunnati Rasulillahi shallallhu 'alaihi wa sallama.

Posisi Jenazah

Posisi jenazah di dalam lubang kubur, wajib dimiringkan ke sebelah kanan atau menghadap
arah kiblat. Jika jenazah tidak dihadapkan ke arah kiblat namun terlanjur diurug tanah, maka
harus menggali lagi dan menghadapkan jenazah ke arah kiblat.

Setelah jenazah diletakkan secara perlahan di dasar lubang, disunahkan untuk melepas ikatan
talinya, dimulai dari kepala dan membuka kain, pipi serta jari-jari kaki harus menempel pada
tanah.

Wilayah Indonesia, arah kiblatnya cenderung ke barat. Sehingga posisi kepala selalu di utara.
Bila posisi kepala ada di sebelah selatan, maka untuk menghadapkannya ke arah kiblat harus
memiringkan tubuh jenazah ke sisi kiri.

Tata Cara Menguburkan Jenazah Ringkas Sesuai Syariat

1. Memperdalam lubang kubur, supaya tidak tercium bau jenazah dan tidak dimakan oleh
binatang pemakan bangkai.

2. Meletakkan jenazah di tepi lubang atau liang kubur sebelah kiblat, lalu ditaruh papan kayu
atau semacamnya dengan posisi agak miring, supaya jenazah tidak langsung tertimpa tanah.
3. Kemudian di atasnya ditaruh semacam bata posisi mendatar untuk menahan tanah
timbunan, sehingga tidak mengenai jenazah langsung. Khusus kondisi tanah gembur seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya.

4. Meletakkan jenazah dengan memasukkan kepala jenazah dari arah kaki kubur, atau dari
posisi selatan jika di Indonesia.

5. Letakkan jenazah posisi miring ke kanan menghadap kiblat dengan menopang tubuh
menggunakan batu atau papan kayu, supaya jenazah tidak kembali terlentang.

6. Para ulama menyarankan untuk meletakkan tanah di bawah pipi jenazah sebelah kanan
setelah kain kafan dan semua tali dibuka, pipi menempel langsung ke tanah.

7. Ketika memasukkan jenazah ke liang kubur dan meletakkannya dianjurkan membaca doa
berikut :

"BISMILLAHI WA'ALAA MILLATI ROSUULILLAAH"

Artinya: "Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah." (HR. At-Tirmidzi dan Abu Daud), atau
doa seperti di atas tadi.

8. Khusus jenazah perempuan, disarankan untuk membentangkan kain di atas kuburnya pada
waktu dimasukkan ke liang kubur. Sedangkan untuk mayat laki-laki tidak dianjurkan.

9. Jenazah perempuan sebaiknya yang mengurus adalah laki-laki yang tidak dalam keadaan
junub atau tidak menyetubuhi istri mereka pada malam sebelumnya.

10. Setelah jenazah diletakkan di lubang kubur, disarankan untuk menaburkan tanah tiga kali
dari arah kepala mayit, baru kemudian ditimbuni tanah.

11. Membaca doa setelah selesai menguburkan jenazah.

Doa Sesudah Menguburkan Jenazah

"ALLAHUMMAGHFIR LAHU WARHAMHU, WA'AAFIHI WA'FU 'ANHU, WA AKRIM NUZULAHU,


WA WASSI'MADKHALAHU, WAGHSILHU BIL-MA'I WATSTSALJI WAL-BARADI, WANAQQOHI
MINAL KHOTOYA KAMAAYUNAQQOTTSAUBU ABYADHU MINADANASI, WAABDILHU DAARON
KHOIRON IN DAARIHI, WAAHLANKHOIRON MIN AHLIHI, WAZAUJAN KHOIRON MINZAUJIHI,
WAQIHI FITNATAL QOBRI WA'ADAABINNAR

Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, belas kasihanilah dia, hapuskanlah dan ampunilah dosa-
dosanya, muliakan tempatnya (ialah surga) dan luaskanlah kuburannya. Basuhkanlah
kesalahan-kesalahannya sampai bersih sebagaimana bersihnya kain putih dari kotoran.
Gantikanlah rumah lebih baik daripada rumahnya yang dulu, keluarganya lebih baik daripada
keluarganya yang sulit; dan masukkanlah ia ke dalam surga dan jauhkanlah ia dari siksa kubur
dan siksa api neraka."

Itulah beberapa tata cara menguburkan jenazah sesuai syariat Islam yang patut diketahui, guna
menjalankan sunnah Nabi SAW dengan tepat. Kematian memang tidak dapat diterka, sebagai
saksi hidup proses mengurusi jenazah, alangkah baiknya mulai mempersiapkan diri untuk hari
kelak.

Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya
besok, dan tiada seorangpun yang mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti. (QS. Luqman : 34)

Anda mungkin juga menyukai