Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENGURUSAN JENAZAH

NAMA KELOMPOK :
- ADELIA ZAHRA APRILIA
- LIZA ROZANA PUTRI
- NAYLA ALMIRA
- NADILLA ZULFA LUTHFIYYAH
- ANANDA ZIDAN
- JAGAD RAYANA PITRA
- MUHAMMAD FIQIH

KELAS : XI IPS 3
A. Hakikat kematian
Kematian adalah hal yang pasti terjadi. Karna sesungguhnya setiap makhluk akan
menghadapi kematian.
Pertama yaitu kematian alami atau kematian jasadi. Terpisahnya ruh dari jasad merupakan
bentuk nyata kematian alami. Sementara jenis kedua disebut kematian iradi mereka yang
mengalami kematian iradi tidak harus mengalami kematian jasadi. Ciri utama kematian iradi
adalah tidak adanya nafsu, gairah, motivasi atau semangat seorang dalam menghadapi
hidup . Orang seperti ini sudah mengalami kematian iradi.
B.Tata cara memandikan jenazah .
Hukum Memandikan Jenazah
Ketika seseorang muslim meninggal, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan. Dimulai
dari menyiapkan, memandikan, mengkafani, mensholatkan hingga menguburkan.
Dikutip dari tulisan Prof Marzuki M.Ag berjudul “Perawatan Jenazah", merawat jenazah
adalah kewajiban umat Islam yang masuk hukum wajib kifayah. Kewajiban ini bersifat gugur
apabila sudah dikerjakan sebagian umat Islam.
-Syarat-syarat Wajib Memandikan Jenazah syarat-syarat wajib memandikan jenazah sebagai
berikut :
-Jenazah adalah orang Islam.
-Didapati tubuhnya walau sedikit.
-Bukan mati syahid (mati dalam berjihad di jalan Allah).
Tata cara memandikan jenazah pada umat Islam sebagai berikut :
-Pada tempat tertutup, supaya tidak dilihat banyak orang selain yang memandikan dan
mengurus.
-Mayat diletakkan pada tempat yang tinggi seperti dipan atau meja.
-Dipakaikan kain basah supaya aurat tidak terbuka.
-Mayat disandarkan, setelah itu diusap perutnya dan ditekan pelan supaya semua kotoran
keluar. Kemudian, dibersihkan dengan tangan kirinya dan dianjurkan memakai sarung
tangan. Gunakan wewangian untuk mengurangi bau kotoran mayat.
-Ganti sarung tangan berbeda untuk membersihkan mulut dan gigi mayat.
-Bersihkan semua kotoran dan najis.
-Mewudhukan dan membasuh seluruh badannya.
-Air untuk memandikan sebaiknya dingin. Gunakan air hangat apabila udara sangat dingin
dan terdapat kotoran yang sulit dihilangkan
Lafaz niat memandikan jenazah lelaki :
‫هلل َت َعالَى‬
ِ ‫ت‬ ْ ‫ْت ْال ُغسْ َل اَدَا ًء َعنْ ه َذ‬
ِ ‫اال َم ِّي‬ ُ ‫َن َوي‬

Nawaitul gusla adaa-an 'an haadzal mayyiti lillahi ta'aalaa.


Artinya: "Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayat (laki-laki) ini karena
Allah Ta'ala."

Lafaz niat memandikan jenazah perempuan :

ِ ِ ‫ْت ْال ُغسْ َل اَدَا ًء َعنْ ه ِذ ِه ْال َم ِّي َت ِة‬


‫هلل َت َعالَى‬ ُ ‫َن َوي‬

Nawaitul gusla adaa-an 'an haadzihil mayyitati lillaahi ta'aalaa.


Artinya: "Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayat (perempuan) ini
karena Allah Ta'ala."

C. Tata cara mengafani jenazah


• Tata cara mengafani jenazah laki-laki.
Bentangkan tiga lembar kain kafan yang telah dipotong sesuai ukuran jenazah, lalu susun
dengan meletakkan kain yang paling lebar di bagian paling bawah. Tetapi jika kain memiliki
lebar yang sama, maka geser kain yang di tengah ke kanan sedikit dan yang paling atas ke
kiri sedikit, atau bisa juga sebaliknya.
Berikan wewangian seperti sunah Nabi sebanyak tiga kali ke kain kafan.
Siapkan 3-5 utas tali, kemudian letakkan tepat di bawah kain yang paling bawah.
Persiapkan kafan yang sudah diberi wewangian untuk diletakkan di bagian anggota tertentu
nanti, antara lain sebagaimana berikut:
· Bagian Manfad (lubang terus), antara lain:
- Kedua mata
- Hidung
- Kedua telinga
- Kemaluan
· Bagian anggota sujud, antara lain:
- Dahi
- Kedua telapak tangan
- Kedua lutut
- Jari-jari kedua kaki
· Anggota yang tersembunyi dan persendian, antara lain:
- Ketiak
- Belakang kedua lutut
- Belakang kedua telinga

Setelah kain kafan siap seperti anjuran sebelumnya, maka angkat jenazah secara hati-hati
lalu baringkan di atas kain kafan. Tutup bagian anggota badan tertentu, lalu selimutkan kain
kafan selembar demi selembar dimulai dari kain yang paling atas hingga yang paling bawah,
lalu ikat dengan tali-tali yang telah disiapkan di bawahnya.

• Tata cara mengafani jenazah perempuan.


Bentangkan dua lembar kain kafan yang telah dipotong sesuai ukuran sang mayit, lalu
letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar dan kedua lututnya.
Persiapkan baju kurung dan kerudung.
Sediakan 3-5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan.
Sediakan kapas yang telah diberikan wewangian, yang nanti diletakkan pada anggota badan
tertentu.
Angkat dan baringkan jenazah di atas kain kafan secara hati-hati.
Letakkan kain kapas yang sudah diberi wewangian ke tempat anggota tubuh manfad atau
lubang terus seperti pada jenazah laki-laki.
Selimutkan kain sarung pada tubuh jenazah, antara pusar dan kedua lutut. Pasangkan baju
kurung sekaligus kerudung atau penutup kepala. Bagi yang berambut panjang bisa dikepang
menjadi 2/3 dan diletakkan di atas baju kurung tadi, tepatnya di bagian dada.
Selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang atas sampai paling
bawah, lalu ikat dengan beberapa utas tali yang telah disediakan.
Anjuran dalam mengafani jenazah.
- Memakai kain putih yang terbuat dari kain katun
- Memberi wewangian pada kain kafan
- Memberi kapas di bagian tertentu
- Menggunakan kain yang bagus tetapi tidak mahal, yang dimaksud di sini adalah kain yang
berwarna putih, suci, bersih, dan tebal
- Menggunakan kain dengan hitungan ganjil
· Larangan dalam mengafani jenazah.
- Menggunakan kain kafan yang mahal
- Menggunakan kain kafan yang tipis
- Menulisi ayat al-Qur'an atau Asma'ul A'dhom
- Berlebih-lebihan dalam mengafani atau israf
D. Tata cara menyalatkan jenazah.
Rukun sholat jenazah yakni:
-Niat
-Berdiri bagi yang mampu
-Empat kali takbir
-Mengangkat tangan pada takbir pertama
-Membaca surat Al-Fatihah
-Membaca sholawat
-Berdoa untuk jenazah
-Salam
Lafadz niat sholat untuk jenazah laki-laki yakni: “Ushollii ‘alaa haadzal mayyiti arba’a
takbirootin fardhol kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa,”
Artinya: “Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum
karena Allah Ta’ala.”
Lafadz niat sholat untuk jenazah perempuan yakni: “Ushollii ‘alaa haadzihill mayyitati arba’a
takbirootin fardhol kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa,” Artinya: “Saya niat sholat atas
mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Selain itu, dalam melakukan shalat jenazah juga tidak ditentukan waktunya secara khusus.
Shalat jenazah bisa dilakukan kapan saja kecuali di 3 waktu, yakni saat matahari terbit
hingga ia agak meninggi; saat matahari tepat berada di pertengahan langit, dan saat
matahari hampir terbenam.
Hal ini didasarkan pada hadits: “Ada tiga waktu, yang mana Rasulullah SAW telah melarang
kita untuk shalat atau menguburkan jenazah pada waktu-waktu tersebut. (Pertama), saat
matahari terbit hingga ia agak meninggi. (Kedua), saat matahari tepat berada di
pertengahan langit (tengah hari tepat) hingga ia telah condong ke barat, (Ketiga), saat
matahari hampir terbenam, hingga ia terbenam sama sekali.” (HR Muslim).
E.Tata cara menguburkan jenazah.
1. Tanah yang telah ditentukan sebagai kuburan digali dan dibuatkan liang untuk jenazah
(sesuai panjang jenazah).
2. Jenazah dimasukkan ke dalam liang kubur dengan posisi miring dan menghadap kiblat.
3. Tali-tali pengikat Kapan dilepas, pipi kanan dan ujung kaki ditempelkan pada tanah.
Kemudian tutup jenazah dengan papan atau bambu atau kayu. Lalu diatasnya ditimbun
dengan tanah sampai galian liang rata, kemudian tinggikan kubur itu dari tanah biasa kurang
lebih 1 jangkal dan diatas kepala diberi batu nisan.
4. Mendoakan jenazah sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW.
F.Takziah
Takziah atau melayat merupakan kegiatan yang cukup dekat dengan budaya di masyarakat.
Takziah adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengunjungi kerabat
dekat atau keluarganya yang tertimpa musibah kematian.
Bertakziah atau melayat hukumnya adalah sunnah. Namun, beberapa ulama menyebutkan
bahwa kegiatan ini sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam dalam rangka
menguatkan batin dan jiwa dari orang yang terkena musibah tersebut.
4 Adab Takziah Menurut Imam Al Ghazali
Tidak hanya sekedar berkunjung, saat melayat atau takziah terdapat sejumlah adab yang
harus diperhatikan oleh umat Islam. Hal tersebut selaras dengan apa yang dirisalahkan oleh
Imam Al Ghazali tentang empat adab orang bertakziah yang berbunyi:
“Adab orang bertakziah, yakni menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang tidak pantas
atau tabu, menampakkan rasa duka, tidak banyak berbicara, tidak mengumbar senyum
sebab bisa menimbulkan rasa tidak suka.”
Dari risalah tersebut dapat diuraikan bahwa adab orang bertakziah sebagai berikut:
Pertama. Menghindari hal-hal yang tabu. Perhatikan cara berpakaian dan berdandan, jangan
yang terlalu menor dan selalu menjunjung tinggi asas kesopanan serta kepatutan.
Kedua. Menunjukkan rasa duka yang mendalam. Setiap orang yang melayat atau bertakziah
dianjurkan untuk secara tulus mengucapkan belasungkawa dengan menampakkan raut
duka.
Ketiga. Jangan banyak berbicara dalam suasana duka. Ajaklah pihak yang berduka berbicara
seperlunya, begitu pula dengan orang-orang yang bertakziah lainnya.
Keempat. Saat bertakziah, janganlah mengumbar senyum. Pasalnya, mengumbar senyum
saat melayat bisa menimbulkan perasaan tidak suka. Jadi alangkah baiknya jika mu’azziyin
dan mu’azziyat menahan diri untuk mengumbar senyum.

G. Ziarah kubur
Ziaeah kubur artinya berkunjung ke kuburan dengan niat mendoakan orang yang sudah
meninggal dan nengingat kematian.
Ziarah kubur merupakan salah satu sunnah atau tradisi yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Beliau benar-benar melaksanakannya sendiri saat masih hidup di dunia. Bahkan Rasulullah
mengajari para sahabatnya bagaimana cara berziarah yang benar.
Kegiatan ziarah Rasulullah SAW ditunjukkan dalam hadits yang diriwayatkan dari istri
Rasulullah SAW, Aisyah RA, ia berkata bahwa Rasululullah bersabda:

َ ‫ إِاَّل اسْ َتأْ َن‬،ُ‫َما مِنْ َرج ٍُل َي ُزو ُر َقب َْر أَخِي ِه َو َيجْ لِسُ عِ ْن َده‬
‫س ِب ِه َو َر َّد َعلَ ْي ِه َح َّتى َيقُو َم‬
Artinya: "Tak seorang pun yang berziarah ke makam saudaranya dan duduk di dekatnya,
kecuali saudaranya itu terhibur (dengan kedatangannya) dan menjawab (salamnya) hingga
ia meninggalkan tempatnya."
Adab-adab ziarah kubur yang sesuai sunnah Rasulullah SAW.
1. Mengucapkan Salam
2. Tidak Memakai Sandal di Kuburan
3. Membaca Surat Pendek
4. Mendoakan Mayat
Rasulullah menziarahi kuburan sahabatnya untuk mereka dan memohon ampunan untuk
mereka.
5. Boleh Menangis Asal Tidak Berlebihan
Menangis saat melakukan ziarah kubur diperbolehkan. Namun, hendaknya tidak berlebihan
hingga meratap, meraung-raung, atau menangis hingga merobek baju sendiri.
6. Tidak Duduk dan Berjalan di Atas Pusara Kuburan
Adab lainnya yang perlu diperhatikan dalam melakukan ziarah kubur adalah tidak duduk
atau berdiri di atas kuburan. Sementara itu, diperbolehkan bila berjalan di samping atau di
antara pusara-pusara kubur.
7. Menyiram Air di Atas Pusara

Anda mungkin juga menyukai