Anda di halaman 1dari 13

Nama:Nopal Ardi putra

Kelas:9.2

Tata Cara Memandikan Jenazah Sesuai Syariat Islam

1. Memulai dari Tubuh Bagian Kanan

Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk memulai memandikan jenazah dari bagian tubuh kanan dan
memulai dengan bagian yang biasa digunakan untuk berwudhu. Sebagaimana yang disebutkan dalam
hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari.

‫ اْبَد ْأَن ِبَم َياِمِنَها َوَمَو اِض ِع اْلُو ُضوِء ِم ْنَها‬:‫ َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِفي َغْس ِل اْبَنِتِه‬: ‫َع ْن ُأِّم َع ِط َّيَة َرِض َي ُهَّللا َع ْنَها َقاَلْت‬

Artinya: Dari Ummu Athiyyah Radhiyallahu'anha, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda ketika putrinya
(Zainab) meninggal: "Mulailah dengan anggota tubuh sebelah kanan dan anggota wudhu darinya." (HR
Bukhari)

2. Mengangkat Kepala Jenazah

Langkah pertama adalah mengangkat kepala jenazah hingga mendekati posisi duduk. Kemudian, tangan
harus mengurut perut dengan lembut untuk mengeluarkan kotoran dari perut jenazah.

Selama memandikan, pastikan untuk menyiram air yang cukup agar kotoran dapat dibersihkan dengan
baik. Selanjutnya, petugas yang memandikan jenazah perlu membungkus tangan mereka dengan kain
kasar dan membersihkan kemaluan jenazah dengan menyiramnya dengan air.

3. Niat dan Mewudhukan Jenazah

Mulai memandikan jenazah dengan niat memandikan, lalu membaca basmalah. Selanjutnya,
memwudhukan jenazah seperti dalam wudhu untuk solat, kecuali berkumur dan istinsyaq (menghirup
air hidung). Dua hal ini dapat diganti dengan menggosok gigi dan lubang hidung jenazah menggunakan
jari yang dibungkus kain basah.
4. Membasuh Tubuh Jenazah

Basuhlah kepala dan jenggot jenazah (jika jenazah adalah laki-laki) dengan busa sidr atau sabun,
kemudian basuhlah bagian kanan tubuhnya.

Proses memandikan dimulai dengan menyiram air ke bagian kanan leher, lalu tangan kanan, punggung
kanan, dada sebelah kanan, pinggang kanan, paha kanan, betis kanan, dan seluruh kaki kanan. Setelah
itu, jenazah dibalik ke sisi kiri dan bagian punggung kanan dibasuh.

Selanjutnya, mandikan bagian kiri tubuhnya dengan cara yang sama dan basuh bagian punggung kirinya.
Petugas yang memandikan jenazah disunnahkan untuk membungkus tangannya dengan kain.

Demikianlah pembahasan mengenai tata cara yang perlu diperhatikan saat memandikan jenazah.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda.

Tata Cara Mengkafani Jenazah

Melansir buku Panduan Praktis Shalat Jenazah dan Perawatan Jenazah karya Ahmad Fathoni El-Kaysi,
berikut tata cara mengkafani jenazah laki-laki dan perempuan.

1. Jenazah Laki-laki

Gelar sehelai tikar.

Letakkan 5 utas tali, yakni 3 panjang dan 2 pendek. Sebanyak 3 tali panjang digunakan untuk sikut,
pinggang, dan lutut, sedangkan 2 tali pendek untuk mengikat ujung kepala/pocong dan ujung kaki.
Jumlah tali ini bukan wajib, artinya boleh disesuaikan.

Gelar kain ke-1 (kain pembungkus seluruh tubuh) di atas kelima utas tali tadi. Sehingga, nantinya setelah
jenazah diletakkan di atasnya, kain tersebut terletak di bagian kanan jenazah.

Gelar kain ke-2 (pembungkus seluruh tubuh) di sebelah kain ke-1 selebar punggung jenazah dan
ditumpangkan di atas tepi kain ke-1. Sehingga, ketika jenazah diletakkan di atasnya, kain tersebut
terletak di bagian kiri badan jenazah.
Hamparkan kain ke-3 di atas kedua lembar kain yang sebelumnya, dan letakkan pada bagian pinggang
sampai kaki jenazah.

Taruhlah hamparan kapas, serbuk kayu cendana, dan wewangian lain di atas susunan kain tersebut.

Kemudian, angkat jenazah dan letakkan di atas kain kafan yang telah disiapkan tadi.

Tutuplah dahi, hidung, dua telapak tangan, lutut, jari-jari kaki jenazah dengan kapas. Termasuk lubang
dubur, lubang hidung, dan kedua telinga.

Mulailah membungkus jenazah dengan diawali dari kain yang ke-3 (yang paling atas atau sarungnya) lalu
disusul kain ke-2 dan ke-1 secara berurutan.

Ikat bagian siku, pinggang, lutut, kaki, dan atas kepalanya dengan tali yang telah disiapkan tadi.

Sebaiknya tali pocong diikat ketika jenazah akan diberangkatkan ke pemakaman.

2. Jenazah Perempuan

Gelar sehelai tikar.

Letakkan 5 utas tali, yakni 3 panjang dan 2 pendek. Sebanyak 3 tali panjang digunakan untuk sikut,
pinggang, dan lutut, sedangkan 2 tali pendek untuk mengikat ujung kepala/pocong dan ujung kaki.

Gelar kain ke-1 (kain pembungkus seluruh tubuh).

Gelar kain ke-2 (pembungkus seluruh tubuh) di sebelah kain ke-1.

Buatlah baju kurung tidak berjahit dengan kain ke-3. Caranya dengan mengukur panjang badan jenazah
dari punggung hingga kaki, lalu ambil kain kafan 2 kali lipatnya. Lipat kain tersebut hingga menjadi 2
lapisan. Buatlah lubang pas di tengah lipatan kain, selebar kepala jenazah. Lalu, buka lipatan tersebut
dan letakkan di atas kain ke-1 dan ke-2 sebelumnya.

Gelar kain ke-4 (untuk sarung) dan letakkan di bagian pinggang sampai kaki jenazah.

Buatlah celana dalam tak berjahit (seperti popok bayi) dan letakkan di atas kain ke-4 searah alat
kelaminnya.

Taruhlah sedikit kain yang cukup untuk membuat kerudung di atas kain ke-3 atau baju kurung searah
kepalanya.

Taruhlah hamparan kapas, serbuk kayu cendana, dan wewangian lain di atas susunan kain tersebut.

Kemudian, angkat jenazah dan letakkan di atas kain kafan yang telah disiapkan tadi.

Tutuplah dahi, hidung, dua telapak tangan, lutut, jari-jari kaki jenazah dengan kapas. Termasuk lubang
dubur, lubang hidung, dan kedua telinga.
Mulailah membungkus jenazah dengan diawali dari mengenakan celana dalamnya, lalu membungkus
dengan sarungnya, mengenakan kerudungnya, memasang baju kurungnya dengan memasukkan kepala
jenazah pada lubang baju kurung dan menutupkan kembali baju kurung yang telah dibuka bagian
depannya. Lalu, bungkus dengan kain ke-2 dan disusul kain ke-1.

Ikat bagian siku, pinggang, lutut, kaki, dan atas kepalanya dengan tali yang telah disiapkan tadi

Tata cara menyolatkan

1. Niat. Niat ini dilafalkan dalam hati dan harus bersamaan dengan pelaksanaan takbiratul ihram, seperti
halnya yang berlaku dalam melaksanakan niat pada shalat fardhu. Adapun lafal niat melakukan shalat
jenazah secara sendirian dan jenazah berkelamin laki-laki adalah sebagai berikut:

‫ُأَص ِّلْي َع َلى ٰهَذ ا الـَم ِّيِت َفْر ًضا ِهّٰلِل َتَع اَلى‬

Ushalli ‘alâ hâdzal mayyiti fardlan lillâhi ta’âlâ

Artinya: Aku niat shalat atas jenazah (laki-laki) ini fardhu karena Allah ta’âlâ.

2. Berdiri. Shalat jenazah wajib dilakukan dengan cara berdiri, sebab shalat jenazah tergolong shalat
fardhu, sedangkan setiap shalat fardhu wajib dilaksanakan dengan cara berdiri. Namun bila seseorang
tidak mampu berdiri, maka ia dapat melaksanakan shalat jenazah dengan cara duduk, seperti halnya
ketentuan yang terdapat dalam shalat lima waktu.

3. Takbir empat kali. Termasuk dalam hitungan empat takbir adalah takbiratul ihram. Shalat jenazah
menjadi tidak sah jika jumlah takbir yang dilakukan kurang dari empat takbir. Disunnahkan ketika
membaca takbir agar mengangkat kedua tangan sejajar dengan dua pundak, persis seperti yang
dilakukan tatkala shalat lima waktu.
4. Membaca Surat al-Fatihah. Membaca Surat al-Fatihah dilakukan setelah takbir pertama (takbiratul
ihram). Sebaiknya dalam membaca Surat al-Fatihah agar suara dilirihkan, sekiranya bacaan tetap
terdengar oleh dirinya sendiri, meskipun shalat jenazah dilakukan di malam hari. Disunnahkan sebelum
membaca Surat al-Fatihah agar membaca ta’awwudz menurut qaul ashah (pendapat terkuat), tapi tidak
disunnahkan untuk membaca doa iftitah. Shalat jenazah sebaiknya dilakukan secara ringkas, sedangkan
doa iftitah dianggap terlalu panjang untuk dibaca dalam shalat jenazah (Syekh Ibnu Hajar al-Haitami,
Tuhfah al-Muhtaj, juz 1, halaman 342).

5. Membaca Shalawat. Bacaan shalawat ini dibaca setelah takbir kedua. Bacaan minimal shalawat yang
mencukupi dalam sahnya shalat jenazah adalah sebagai berikut:

‫َالّٰل ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّمٍد‬

Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammad.

Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad.

Sedangkan bacaan shalawat yang paling sempurna adalah bacaan Shalawat Ibrahimiyah, yakni shalawat
yang dibaca ketika tasyahud akhir dalam shalat fardhu lima waktu, berikut bacaannya:

‫ َو َع َلى‬، ‫ َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهيَم َو َباِرْك َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد‬، ‫ َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهيَم‬، ‫َالّٰل ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّمٍد‬
‫ ِفي اْلَع اَلِم يَن ِإَّنَك َحِم يٌد َمِج يٌد‬، ‫ َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهيَم‬، ‫ َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهيَم‬، ‫آِل َس ِّيِد َنا ُمَح َّمٍد‬

Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammad wa ‘alâ âli sayyidinâ Muhammad, kamâ shallaita ‘alâ
sayyidinâ Ibrâhîm wa ‘alâ âli sayyidinâ Ibrâhim, wa bârik ‘alâ sayyidinâ Muhammad, wa ‘alâ âli sayyidinâ
Muhammad, kamâ bârakta ‘alâ sayyidina Ibrâhîm wa ‘alâ âli sayyidinâ Ibrâhîm fil ‘âlamîna innaka
hamîdun majîd.

Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad,
sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.
Limpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana
telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di
alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.

6. Mendoakan jenazah. Mendoakan jenazah ini dilakukan setelah takbir ketiga. Adapun minimal bacaan
doa ketika jenazah berkelamin laki-laki adalah sebagaimana berikut:

‫َالّٰل ُهَّم اْغ ِفْر َلُه‬

Allâhumaghfir lahu

Artinya: Ya Allah, ampunilah dia (laki-laki).

Sedangkan minimal bacaan doa ketika jenazah perempuan adalah membaca doa berikut:

‫َالّٰل ُهَّم اْغ ِفْر َلَها‬

Allâhumaghfir lahâ

Artinya: Ya Allah, ampunilah dia (perempuan).

Jika ingin membaca doa yang lebih sempurna, maka ketika jenazah berkelamin laki-laki maka dianjurkan
membaca doa berikut:
‫ّٰل‬
‫ َو َنِّقِه ِم َن اْلَخ َطاَيا َك َم ا َنَقْيَت الَّثْو َب‬، ‫ َو اْغ ِس ْلُه ِباْلَم اِء َو الَّثْلِج َو اْلَبَرِد‬،‫ َوَو ِّسْع َم ْدَخ َلُه‬،‫ َو َأْك ِرْم ُنُزَلُه‬،‫َال ُهَّم اْغ ِفْر َلُه َو اْر َح ْم ُه َو َعاِفِه َو اْعُف َع ْنُه‬
‫ َو َز ْو ًجا َخ ْيًرا ِم ْن َز ْو ِج ِه وَأْد ِخ ْلُه اْلَج َّنَة َو َأِع ْذ ُه ِم ْن َع َذ اِب اْلَقْبِر َو ِم ْن‬،‫ َو َاْهاًل َخ ْيًرا ِم ْن َاْهِلِه‬،‫ َو َأْبِد ْلُه َداًرا َخ ْيًرا ِم ْن َداِرِه‬،‫اَأْلْبَيَض ِم َن الَّدَنِس‬
‫َع َذ اِب الَّناِر‬

Allâhummaghfir lahu warhamhu wa ‘âfihi wa‘fu anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ madkhalahu
waghsilhu bilmâ’i wats tsalji wal baradi, wa naqqihi minal khathâyâ kamâ naqaita ats-tsauba al-abyadh
minad danasi, wa abdilhu dâran khairan min dârihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min
zaujihi wa adkhilhu al-jannata wa a’idzhu min ‘adzâbil qabri wa min adzâbinnâr

Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, bebaskanlah dan maafkanlah dia. Muliakanlah
tempatnya, luaskanlah kuburnya, dan mandikanlah ia dengan air, salju, dan es. Bersihkan dia dari segala
kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran. Berikan ia rumah yang
lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik
dari pasangannya. Kemudian masukkanlah ia ke dalam surga dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa
neraka.

Sedangkan ketika jenazah berkelamin perempuan, maka dianjurkan membaca doa berikut ini:

‫ّٰل‬
‫ َو َنِّقَها ِم َن اْلَخ َطاَيا َك َم ا َنَقْيَت الَّثْو َب‬، ‫ َو اْغ ِس ْلَها ِباْلَم اِء َو الَّثْلِج َو اْلَبَرِد‬،‫ َو َو ِّسْع َم ْدَخ َلَها‬،‫ َو َأْك ِرْم ُنُزَلَها‬،‫َال ُهَّم اْغ ِفْر َلها َو اْر َحْمَها َو َعاِفَها َو اْعُف َع ْنَها‬
‫ َو َز ْو ًجا َخ ْيًرا ِم ْن َز ْو ِج َها وَأْد ِخ ْلَها اْلَج َّنَة َو َأِع ْذ َها ِم ْن َع َذ اِب اْلَقْبِر َو‬،‫ َو َاْهاًل َخ ْيًرا ِم ْن َاْهِلَها‬،‫ َو َأْبِد ْلَها َداًرا َخ ْيًرا ِم ْن َداِر َها‬،‫اَأْلْبَيَض ِم َن الَّدَنِس‬
‫ِم ْن َع َذ اِب الَّناِر‬

Allâhummaghfir lahâ warhamhâ wa ‘âfihâ wa‘fu anhâ wa akrim nuzulahâ wa wassi’ madkhalahâ
waghsilhâ bilmâ’i wats tsalji wal baradi, wa naqqihâ minal khathâyâ kamâ naqaita ats-tsauba al-abyadh
minad danasi, wa abdilhâ dâran khairan min dârihâ wa ahlan khairan min ahlihâ wa zaujan khairan min
zaujihâ wa adkhilhâ al-jannata wa a’idzhâ min ‘adzâbil qabri wa min adzâbinnâr

Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, bebaskanlah dan maafkanlah dia. Muliakanlah
tempatnya, luaskanlah kuburnya, dan mandikanlah ia dengan air, salju, dan es. Bersihkan dia dari segala
kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran. Berikan ia rumah yang
lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik
dari pasangannya. Kemudian masukkanlah ia ke dalam surga dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa
neraka.
Ketika selesai membaca doa di atas, dilanjutkan dengan takbir yang keempat. Setelah takbir keempat ini,
disunnahkan untuk membaca doa berikut ini.

Untuk jenazah laki-laki:

‫َالّٰل ُهَّم الَتحِرْم نا َأْج َرُه والَتْفِتَّنا َبعَد ُه َو اْغ ِفْر َلَنا َو َلُه‬

Allâhumma lâ tahrimnâ ajrahu wa la taftinna ba’dahu waghfir lanâ wa lahu

Artinya: Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri fitnah (cobaan) bagi kami
sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.

Untuk jenazah perempuan:

‫َالّٰل ُهَّم َال َتْح ِرْم َنا َأْج َر َها َو َال َتْفِتَّنا َبْعَدَها َو اْغ ِفْر َلَنا َو َلَها‬

Allâhumma lâ tahrimnâ ajrahâ wa la taftinna ba’dahâ waghfir lanâ wa lahâ

Artinya: Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri fitnah (cobaan) bagi kami
sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.

7. Membaca salam. Membaca salam ini dilakukan setelah melaksanakan takbir yang keempat dan
setelah membaca doa yang dilafalkan setelah takbir keempat. Jika ia membaca doa sunnah itu. Bacaan
salam pada shalat jenazah ini persis seperti bacaan salam yang dibaca pada shalat fardhu lima waktu.

Selain itu, kesunnahan menghadapkan wajah ke arah kanan pada saat bacaan salam pertama dan
menghadapkan wajah ke kiri pada saat salam kedua, juga berlaku dalam pelaksanaan shalat jenazah ini.

Dianjurkan membaca salam secara sempurna:

‫الَّس َالُم َع َلْيُك ْم َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َبَر َكاُتُه‬

Assalâmu‘alaikum warahmatullâhi wabarakatuh


Artinya: Semoga keselamatan, kasih sayang, dan keberkahan dari Allah tercurah atas kalian.

detikHikmah

Home

Khazanah

Haji & Umrah

Dakwah

Muslimah

Kisah

Doa & hadits

Ziswaf

Video

Foto

Infografis

Indeks

detikHikmah

Khazanah

Tata Cara Menguburkan Jenazah Sesuai Sunnah dalam Islam

Tsalats Ghulam Khabbussila - detikHikmah

Penggali Kubur Pemakaman COVID-19 di Sidoarjo

Ilustrasi menguburkan jenazah. (Foto: Suparno/detikcom)

Jakarta - Tata cara menguburkan jenazah perlu diketahui ketika muslim meninggal dan dilakukan setelah
jenazah selesai dimandikan, dikafani, dan disalatkan. Proses menguburkan jenazah bisa dianggap
sebagai tahap terakhir dari rangkaian proses perawatan dan pengurusan jenazah.

Dikutip dari buku Terjemah dan Fadhilah Majmu' Syarif oleh Ustaz Rusdianto, menguburkan jenazah
bahkan diketahui sebagai salah satu perkara ibadah yang disyariatkan oleh agama Islam. Allah SWT
menjelaskan mengenai perihal ini melalui firman-Nya dalam Al-Qur'an Surah Al-Mursalat ayat 25-26
yang berbunyi sebagai berikut,
25( ‫َاَلْم َنْج َع ِل اَاْلْر َض ِكَفاًتۙا‬

26( ‫َاْح َيۤا ًء َّو َاْم َو اًتۙا‬

Artinya: "Bukankah Kami menjadikan bumi sebagai (tempat) berkumpul bagi yang (masih) hidup dan
yang (sudah) mati."

Selanjutnya, ditekankan lagi oleh Allah SWT melalui firman-Nya yaitu Surah Abasa ayat 21,

‫ُثَّم َاَم اَتٗه َفَاْقَبَر ۙٗه‬

Artinya: "Kemudian, Dia mematikannya lalu menguburkannya."

Rasulullah SAW pernah mencontohkan tata cara menguburkan jenazah sesuai sunnah. Salah satunya,
diketahui dari sebuah hadits sebagai berikut,

)‫ َفُقوُلوا ِبْس ِم ِهَّللا َو َع َلى ِم َّلِة َر ُسوِل ِهَّللا (َر َو اُه َأْح َم ُد‬،‫ ِإَذ ا َو َض ْع ُتْم َم ْو َتاُك ْم ِفي اْلَقْبِر‬: ‫َع ِن اْبِن ُع َم َر َع ِن الَّنِبِّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل‬.

Artinya: "Ibnu Umar Radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: "Jika kalian
meletakkan jenazah-jenazah kalian di dalam kubur, maka ucapkanlah: 'Dengen menyebut nama Allah
dan agama Rasulullah." (HR Ahmad)

Baca juga:

Bolehkah Membaca Yasin saat Ziarah Kubur? Ini Penjelasannya

Baca juga:

Bagian Pertama yang Harus Disiram Ketika Memandikan Jenazah, Ini Tata Caranya
Setelah mengetahui landasan dalil dari menguburkan jenazah, berikut ini adalah tata cara menguburkan
jenazah seperti yang dilansir dari buku Panduan Praktis Shalat Jenazah dan Perawatan Jenazah yang
disusun oleh Siti Nur Aidah dan Tim Penerbit KBM Indonesia.

Tata Cara Menguburkan Jenazah

1. Meletakkan jenazah di sisi lubang atau liang kubur yang menghadap kiblat, kemudian diletakkan
papan kayu dengan posisi sedikit miring. Hal ini bertujuan agar jenazah tidak langsung tertimbun oleh
tanah.

2. Menempatkan jenazah dengan memasukkan kepala dari arah kaki kuburan atau dari posisi selatan.

3. Posisi jenazah adalah miring ke kanan, menghadap kiblat, dengan tubuh yang ditopang menggunakan
batu pipih atau papan kayu. Tujuannya adalah agar jenazah tidak terlentang.

4. Para ulama menyarankan untuk menempatkan sedikit tanah di bawah pipi jenazah sebelah kanan
setelah membuka kain kafan dan melepas semua tali.

5. Ketika jenazah dimasukkan ke dalam liang kubur, disarankan untuk membaca doa berikut:

" ‫ الَّلُهَّم اْفَتْح َأْبَو اَب الَّس َم اِء ِلُروِحِه َو َأْك ِرْم ُنُزَلُه َوَو ِّسْع َم ْدَخ َلُه َوَو ِّسْع َلُه ِفي َقْبِرِه‬، ‫ُس َّنِة َر ُسوِل ِهللا‬/‫"ِبْس ِم ِهللا َو َع َلى ِم َّلِة‬

Arab Latin: "Bismillāh wa 'alā millati/sunnati rasūlillāh. Allāhummaftah abwābas samā'I li rūhihī, wa
akrim nuzulahū, wa wassi' madkhalahū, wa wassi' lahū fī qabrihī."

Artinya: "Dengan nama Allah dan atas agama rasul-Nya. Ya Allah, bukalah pintu-pintu langit untuk roh
jenazah, muliakanlah tempatnya, luaskanlah tempat masuknya, dan lapangkanlah alam kuburnya."

6. Khusus untuk jenazah perempuan, disarankan untuk membentangkan kain di atas kubur saat
dimasukkan ke dalam liang kubur. Namun, bagi jenazah laki-laki, hal ini tidak dianjurkan.
7. Untuk jenazah perempuan, sebaiknya yang mengurus adalah laki-laki yang tidak dalam keadaan junub
atau tidak melakukan hubungan intim dengan istri pada malam sebelumnya.

8. Setelah jenazah ditempatkan di lubang kubur, disarankan untuk menaburkan tanah tiga kali dari arah
kepala jenazah, kemudian baru menutupi dengan tanah secara menyeluruh.

9. Setelah selesai menguburkan jenazah, disarankan untuk membaca doa sebanyak tiga kali, antara lain:

‫الَّلُهَّم اْغ ـِفـْر َلــُه‬

: "Allahum-maghfir lahuu."

Artinya: "Ya Allah, Ampunilah dia"

Lalu baca,

‫الَّلُهَّم َثـــبِّــــْتُه‬

Arab Latin: "Allahum tsabbit huu."

Artinya: "Ya Allah, teguhkanlah dia."

Sebelum jenazah dikuburkan, langkah-langkah persiapan harus dilakukan. Dalam agama Islam, ada
beberapa hal penting yang harus diperhatikan saat membuat lubang kubur, yaitu:

Kedalaman Lubang

Lubang kubur harus cukup dalam, setinggi orang yang berdiri di dalamnya dengan tangan terentang ke
atas. Lebar lubang harus sekitar satu hasta lebih satu jengkal, atau sekitar 50 cm.
Lubang kubur yang cukup dalam bertujuan untuk mencegah bau yang tidak sedap dari jenazah yang
mungkin tercium saat terjadi proses pembusukan. Selain itu, ini juga untuk menghindari risiko longsor
akibat aliran air hujan.

Bentuk Lubang

Panjang lubang harus mencukupi untuk menampung jenazah dengan melebihi tinggi badannya. Jika
tanahnya keras, disarankan untuk membuat liang lahat di dinding lubang kubur.

Liang lahat adalah lubang yang dibuat di dinding kubur yang menghadap ke arah kiblat. Ukurannya
cukup untuk meletakkan jenazah di dalamnya. Jenazah diletakkan di liang lahat tersebut dan ditutup
dengan batu pipih, meskipun di Indonesia seringkali digunakan papan kayu sebagai penggantinya.

Anda mungkin juga menyukai