Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL PERAWATAN JENAZAH

1.CITRA PUTRI UTAMI


2.ELMA NAFIA
3.FITRIA INDAH.P
4.INATA FEBRIANTIKA
6.SITI NUR AZIZAH
7.TYAS KARTIKA.S

2014
ARTIKEL PERAWATAN JENAZAH

1.CITRA PUTRI UTAMI


2.ELMA NAFIA
3.FITRIA INDAH.P
4.INATA FEBRIANTIKA
6.SITI NUR AZIZAH
7.TYAS KARTIKA.S
USER

2014

[TYPE THE COMPANY ADDRESS]


1. TATA CARA MENGURUS JENAZAH
Firman Allah S.W.T. :
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada kami kamu
dikembalikan. ( QS. Al Ankabuut : 57).
Apabila ada orang yang meninggal dunia, maka kita sebagai orang islam diharuskan untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Segera memejamkan mata sang mayat dan mendoakannya.
b. Menutup seluruh badan sang mayat dengan pakaian selain yang dikenakannya.
c. Menyegerakan pengurusan jenazah hingga proses pemakamannya bila telah nyata
kematiannya.
Hukum merawat Jenazah adalah Wajib Kifayah artinya cukup dikerjakan oleh sebagian
masyarakat , bila seluruh masyarakat tidak ada yang merawat maka seluruh masyarakat akan
dituntut dihadapan Allah Swt.sedang bagi orang yang mengerjakannya, mendapat pahala yang
banyak.disisi Allah Swt.

A.Memandikan Jenazah
Ketika memandikan jenazah, tidak semua orang boleh hadir. Mereka yang hadir aadalah orang
yang diperlukan kehadirannya. Oleh sebab itu, ada syarat tertentu yang harus diperhatikan,
antara lain :
Orang muslim, berakal, dan balig cukup umur.
Orang yang wajib memandikan jenazah wajib niat.
Orang jujur, saleh, dan dapat dipercaya. Hal itu dimaksudkan agar orang itu hanya menyiarkan
mana-man yang baik dan menutupi mana-man yang jelek tentang si mayat.

Orang yang utama memandikan jenazah.


Untuk jenazah laki-laki, orang yang utama memandikan adalah orang yang diberi wasiat,
kemudian bapak, kakek, keluarga terdekat, mahram dari pihak laki-laki, dan boleh juga istrinya.
Untuk jenazah perempuan, yang memandikan adalah ibunya, neneknya, atau keluarga terdekat
dari pihak wanita serta suaminya.
Jika jenazah anak laki-laki, boleh perempuan memandikannya. Jika anak perempuan boleh
laki-laki memandikannya,
Jika perempuan yang mati dan semuanya yang hidup laki-laki dan tidak ada suaminya atau
sebaliknya, jenazah tersebut tidak dimandikan, tetapi ditayamumkan oleh salah seorang dari
mereka dengan memakai lapis tangan. Rosulullah saw bersabda yang Artinya :
Jika seseorang perempuan meninggal di lingkungan laki-laki dan tidak ada perempuan lain atau
laki-laki meninggal di lingkungan perempuan-perempuan dan tidak ada laki-laki selainnya maka
hendaklah mayat-mayat itu ditayamumkan, lalu dimakamkan. Keduanya itu sama halnya dengan
orang yang tidak mendapatkan air.(HR. Abu Dawud dan al-Baihaqi)

Dalam memandikan mayat, hendaknya menjaga hal-hal sebagai berikut:


a. Memulai memandikannya dari sebelah kanan, dan anggota badan yang dibasuh ketika
berwudhu
b. Memandikan tiga kali atau lebih sesuai dengan yang dibutuhkan
c. Hendaklah memandikan dengan hitungan ganjil (3 kali, 5 kali, 7 kali, dan seterusnya)
d. Hendaklah air yang digunakan untuk memandikan dicampurkan dengan sabun atau sejenisnya
e. Pada saat akhir memandikannya hendaknya mencampuri airnya dengan parfum, kapur barus,
atau sejenisnya
f. Menguraikan rambutnya
g. Hendaklah yang memandikan mayat laki-laki adalah orang laki-laki, dan yang yang
memandikan mayat perempuan adalah orang-orang perempuan
h. Cara memandikannya dengan menggunakan kain pembersih atau sejenisnya. Lalu digosok-
gosokkan di bawah kain penutup, setelah pakaiannya dilepaskan. Dianjurkan untuk memotong
kukunya jenazah, mencukur bulu ketiak dan kemaluan, menyisir rambut jenazah. Lalu
menyekanya dengan handuk.

B.Mengkafani Jenazah
Setelah usai memandikan jenazah, maka diwajibkan mengkafaninya. Mengafani jenazah adalah
menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya
sehelai kain. Hukum mengafani jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardlu kifayah.
Kafan yang digunakan utuk membungkus jenazah hendaklah mencukupi untuk menutup seluruh
tubuhnya.

Dalam mengafani jenazah, terdapat hal-hal yang disunnahkan, antara lain:


Kain yang digunakan hendaklah bagus, bersih, dan menutupi seluruh tubuh.
kain kafan hendaklah berwarnah putih.
Jumlah kain kafan bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedengkan perempuan lima lapis.
Sebelum digunakan untuk membungkus, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian.
Tidak berlebihan dalam mengafani jenazah.

Mengkafani jenazah dilakukan dengan cara:


dianjurkan mengkafani dengan 3 helai kain kafan yang berwarna putih bagi jenazah laki-laki,
dan 5 helai kain kafan untuk jenazah perempuan. Kain kafan tersebut dibubuhi wewangian
kemudian membalut jenazah dengan kain kafan tersebut.

Pada lapis yang pertama dibubuhi wewangian khusus, kemudian letakkan jenazah diatas kafan
tersebut dalam posisi terlentang. Lalu letakkan kapas yang telah dibubuhi wewangian pada
selakangan jenazah. Hendaklah menyediakan kain yang telah dibubuhi kapas untuk menutupi
aurat jenazah dengan melilitkannya (seperti popok) kemudian hendaklah membubuhi wewangian
pada lekuk wajah jenazah. Kemudian lembaran pertama dilipat dari sebelah kanan terlebih
dahulu, menyusul lembaran kedua dan ketiga seperti halnya lembaran yang pertama. Kemudian
menambatkan tali-tali pengikatnya yang berjumlah tujuh utas tali. Lalu gulung lebihan kain
kafan pada ujung kepala dan kakinya agar tidak lepas ikatannya, kemudian lipat kea rah kaki dan
arah kepala.

Jenazah wanita dikafani dengan lima helai kain yaitu kain sarung untuk menutupi bagian
bawahnya, kerudung untuk menutupi bagian kepalanya, baju kurung (yang terbuka sisi kanan
dan kirinya) serta dua helai kain yang digunakan untuk menutupi sekujur tubuhnya.
2. MENSOLATKAN JENAZAH
Mensholatkan jenazah orang Islam Hukumnya adalah fardhu kifayah.
Rasulullah saw., bersabda :

( )
: ..

Artinya : Bersabda Rasulullah saw., sholatlah olehmu orang-orang yang meninggal. (HR. Ibnu
Majah )
Mensholatkan jenazah dengan cara sebagai berikut:
a. Sholat jenazah ialah sholat yang dikerjakan sebanyak 4 takbir dalam rangka mendoakan orang
muslim yang meninggal, apabila jenazahnya laki-laki Imam hendaklah berdiri setentang/Sejajar
dengan kepala jenazah, dan berdiri tepat pada bagian tengah jenazah apabila jenazahnya
perempuan
b. Kemudian imam takbir empat kali. Setelah takbir pertama, membaca taawudz, kemudian
surat al-fatihah
c. Pada takbir kedua, membaca sholawat nabi sebagaimana yang biasa dibaca dalam tashyahud
d. Kemudian setelah takbir ketiga, membaca doa. Setelah takbir keempat juga membaca doa lalu
mengucapkan sekali salam kekanan. Pada setiap takbir mengangkat kedua tangan

3. PENGUBURAN JENAZAH
Setelah disholatkan, jenazah segera dikuburkan. Jenazah sebaiknya dipikul oleh empat orang
jamaah. Sebelum proses penguburan sebaiknya lubanng kubur dipersiapkan terlebih dahulu,
dengan kedalaman minimal 2 m agar bau tubuh yang membusuk tidak tercium ke atas dan untuk
menjaga kehormatannya sebagai manusia. Selanjutnya, secara perlahan jenazah dimasukkan ke
dalam kubur di tempatkan pada lubang lahat, dengan dimiringkan ke arah kiblat. Selanjutnya, tali
pengikat jenazah bagian kepala dan kaki dibuka agar menyentuh tanah langsung.

Dalam meletakkan jenazah kedalam liang kubur, hendaknya membaringkan jenazah dengan
posisi lambung kanan dibawah dan wajahnya menghadap kea rah kiblat. Sementara kepala dan
kedua kainya bertumpu pada sisi kanan dan menghadap kiblat.
Saatmeletakkan jenazah hendak membaca :


( )

Artinya:Dengan menyebut Asma Allah dan atas agama Rasulullah. (HR. Tirmidzi dan Abu
Daud)

Hal-hal yang disunahkan sesudah pemakaman jenazah adalah seperti berikut:


a. meninggikan kuburan sekadar sejengkal dari permukaan tanah dan tidak diratakan dengan
tanah, agar dikenali makamnya dan tidak ditelantarkan.
b. hendaknya gundukan tanah lebihan dibentuk seperti punuk.
c. hendaknya memberi tanda pada makam dengan batu atau sejenisnya agar diketahui bagi
keluarganya.
d. Agar posisi jenazah tidak berubah, sebaiknya diberi ganjalan dengan bulatan tanah atau
bulatan tanah kecil. Selanjutnya, lubang tanah ditutup dengan kayu atau bambu sehingga waktu
penimbunan tubuh jenazah tidak terkena dengan tanah.
e. Ucapan sesudah pemakaman bagi orang yang berada di atas kuburan menaburkan tanah
dengan dua tangan nya, tiga (3) kali kearah kepala nya, dan dianjurkan membaca doa ketika
menaburkan tanah
taburan pertama ( )
taburan kedua ( )
taburan ketiga ( )

f. hendaklah salah seorang berdiri di samping kuburan jenazah untuk memohonkan kemantapan
dalam menjawab setiap Tanya dalam kubur dan ampunan bagi jenazah, seraya menyuruh kepada
yang hadir untuk melakukan hal yang sama.
Rasulullah saw., bersabda :

( )

Artinya:Mohonkan ampun untuk saudaramu dan mintakanlah keteguhan iman baginya, karena
ia sekarang sedang diperiksa. ( HR. Bukhori dan Muslim )

):



)
Artinya : Bahwa Nabi saw, apabila telah selesai menguburkan jenazah, beliau berdiri diatasnya
dan bersabda: mohonkanlah ampun untuk saudaramu dan mintakanlah untuknya supaya di beri
ketabahan karena sesungguhnya ia sekarang sedang ditanya. (HR. Abu Daud)

Anda mungkin juga menyukai