Anda di halaman 1dari 6

UAS PRAKTEK AGAMA

Nama: M Syamsu Iqbal Asnawi


NIT: 30722016
Course: TBL 7A
Jawaban!

1. Syarat wudhu:

 Beragama Islam
 Berakal sehat
 Baligh
 Mampu menggunakan air yang suci dan mencukupi
 Tidak ada najis atau kotoran di anggota wudhu

Rukun wudhu:

 Niat
 Membasuh wajah
 Membasuh kedua tangan sampai siku
 Mengusap sebagian kepala
 Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
 Tertib

Syarat shalat:

 Beragama Islam
 Berakal sehat
 Baligh
 Suci dari hadats besar dan kecil
 Suci dari najis dan kotoran
 Menutup aurat
 Menghadap kiblat
 Masuk waktu shalat

Rukun shalat:

 Niat
 Takbiratul ihram
 Berdiri bagi yang mampu
 Membaca Al-Fatihah
 Ruku’
 I’tidal
 Sujud
 Duduk di antara dua sujud
 Tasyahud akhir dan membaca shalawat Nabi Muhammad SAW
 Salam
 Tartib
 Tuma’ninah

2. Rukun Nikah dalam Islam


 1. Ada Mempelai Laki-Laki Ikatan pernikahan dimulai ketika akad nikah
dilaksanakan, di mana calon pengantin laki-laki mengikat perjanjian dengan wali
dari pengantin perempuan. Demikian pula, calon pengantin laki-laki wajib
menghadiri akad nikah tanpa melalui perwakilan. ...
 2. Ada Mempelai Perempuan ...
 3. Ada Wali Nikah bagi Perempuan ...
 4. Ada Saksi Nikah Dua Orang Laki-Laki ...
 5. Ijab dan Kabul

Syarat Nikah

 Beragama Islam.
 Sempurna akal.
 Lelaki boleh mendengar, melihat, dan bertutur.
 Faham bahasa ijab kabul.
 Tidak ditentukan menjadi wali.

3. Tahjizul Janazah adalah mengurus atau merawat seseorang yang telah meninggal.
Hukumnya sendiri merupakan Fardlu kifayah. Artinya, kewajiban yang diwajibkan kepada
semua kaum namun apabila salah satu orang sudah melaksanakan kewajiban tersebut, maka
gugurlah kewajiban yang lainnya. Dalam praktiknya, tahjizul janazah terdiri dari empat
tahapan, diantaranya adalah memandikan jenazah, mengkafani jenazah, mensholatkan
jenazah, dan menguburkan jenazah.

A. Memandikan Jenazah
Hukum memandikan jenazah adalah wajib bagi setiap mayit muslim kecuali mereka mati
dalam peperangan. Maka, orang yang seperti ini dihukumi syahid dunia akhirat. Ia tidak
wajib dimandikan dan dikuburkan bersama baju perangnya. Adapun perlengkapan yang
digunakan untuk memandikan jenazah adalah tempat memandikan dengan syarat harus
suci, bersih, dan tertutup, air mutlaq yang mengalir, bak atau baskom, sabun mandi,
shampo, cotton bud, handuk, kain jarik, dan kamper serbuk.

Tata cara memandikan jenazah adalah sebagai berikut:

1. Mayat diletakan ditempat yang tinggi, seperti ranjang atau balai-balai; dan
tidak ada orang yang masuk ke tempat itu selain orang yang memandikan
dan orang yang menolong mengurus keperluan yang bersangkutan.
2. Pakaian mayat diganti dengan kain mandi atau basahan, sebaiknya kain
sarung supaya auratnya tidak mudah terlihat.
3. Mula-mula jenazah didudukan secara lemah lembut dengan posisi miring
ke belakang. Orang yang memandikan meletakan tangan kanannya di bahu
jenazah dengan ibu jarinya pada lekukan tengkuk dan lututnya menahan
punggung jenazah.
4. Perut jenazah diurut dengan tangan kiri untuk mengeluarkan kotoran yang
mungkin keluar.
5. Jenazah ditelentangkan dan kedua kemaluannya dibersihkan dengan
tangan kiri yang dibalut kain perca.
6. Setelah perca pembalut tangan diganti, mulut, gigi, dan lubang hidung
juga dibersihkan.
7. Jenazah diwudhukan seperti wudhu orang hidup.
8. Kepala dan jenggot dibasuh dengan air yang di campur sidr, lalu dirapikan
dengan sisir sambil memperhatikan rambut sekitarnya ada yang gugur
maka dikembalikan.
9. Badan bagian kanan dan kiri dibasuh, tubuhnya dibaringkan ke kiri dan
dibasuh bagian belakang sebelah kanan.

B. Mengkafani Jenazah
Perlengkapan yang harus dipersiapkan sebelum mengkafani jenazah adalah kain kafan, tikar
pandan, kapas, Eau De Cologne, minyak putri duyung, dan kamfer serbuk. Mengenai kain
kafan yang digunakan, hukumnya fardlu kifayah mengkafani dengan sesuatu yang dapat
menutup seluruh badannya meskipun hanya dengan satu baju. Namun, sebaiknya
menggunakan kain kafan yang suci, bersih, cukup tebal, ukurannya mencukupi, berkualitas
sedang, serta tidak berlebihan baik dalam kualitas maupun ukuran. Perlu diperhatikan
bahwa dalam mengkafani jenazah, kain yang digunakan harus bagus, suci, dan menutp
seluruh badan jenazah, dianjurkan berwarna putih, diolesi dengan minyak/wewangian, serta
menggunakan 3 lapis untuk laki-laki, dan 5 lapis untuk perempuan .

tata cara mengkafani jenazah adalah sebagai berikut:

1. Mengukur Kain Kafan


2. Oleskan minyak wangi pada tubuh mayit & yang dianjurkan pada tujuh anggota
sujud (kening, lutut, telapak kaki, telapak tangan, hidung) dan di sela-sela
persendian.
3. Lalu ambil ujung kain yang pertama (paling bawah/dalam) arah kanan kemudian
lipat ke sebelah kiri secara bersamaan mulai dari kaki hingga kepala. Setelah itu
pegang ujungnya dengan kuat dan lipat atau putar. Lalu pegang lipatan ujung kain
dengan tangan kiri, lalu ambil kain yang kedua dan lakukan seperti yang pertama,
begitu juga dengan yang ketiga.
4. Ikat dengan kuat dan jadikan ikatannya di sebelah sisi kiri mayit. Selimuti mayit
yang telah dikafani agar benar-benar tertutup dan terjaga sebelum dikuburkan.
5. Menshalati Jenazah.

C. Menshalati Jenazah
Syarat sholat jenazah sama dengan syarat shalat fardhu. Yang membedakan
antara keduanya adalah bahwa shalat jenazah tidak terikat waktu. Adapun rukun
sholat jenazah adalah:

1. Niat,
Niat untuk menshalati jenazah adalah:

‫( اصلى على هـذ الميت أربع تكبيراة َفرُض ِك َفاَيٍة ماموما هللا تعالى‬untuk mayit laki-laki)

‫( اصلى على هـذه الميتة أربع تكبيراة َفرُض ِك َفاَيٍة ماموما هللا تعالى‬untuk mayit perempuan)

2. Berdiri bagi yang mampu


3. Takbir sebanyak empat kali
4. Membaca Al-Fatihah dengan suara lirih
5. Membaca sholawat kepada Rasulullah SAW,
6. Do’a kepada mayat
‫ َو َأْك ِر ْم ُنِّزَلُه َو َو ِّسْع َم ْدَخ َلُه َو اْغ ِس ْلُه ِباْلَم اِء َو الَّثْلِج َو اْلَبَرِد َو َنِّقِه ِم ْن اْلَخ َطاَيا َك َم ا‬،‫ َو َعاِفِه َو اْعُف َع ْنُه‬،‫الَّلُهَّم اْغ ِفْر َلُه َو اْر َحْم ُه‬
،‫ َو َز ْو ًجا َخْيًرا ِم ْن َز ْو ِج ه َو َأْدَخ َلُه اْلَج َّنَة‬،‫ َو َأْهاًل َخْيًرا ِم ْن َأْهِلِه‬،‫ َو َأْبَد َلُه َداًرا َخْيًرا ِم ْن َداِر ِه‬،‫َنَّقْيت الَّثْو َب اَأْلْبَيَض ِم ْن الَّدَنِس‬
‫َو َأَع َّذ ُه ِم ْن َع َذ اِب اْلَقْبِر َوِم ْن َع َذ اِب الَّنار‬

{ HR Muslim }

7. Membaca do’a setelah takbir ke empat


‫ َو َم ْن‬، ‫ الَّلُهَّم َم ْن َأْح َيْيَتُه ِم ّنا َفَأْح ِيِه َع َلى ااِل ْس اَل ِم‬,‫ َو َش اِهْد َنا َو َغاِئِبَنا‬،‫الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلِح ّيَناِوَم َّيَتَنا َو َصِغ يَر َنا َو َك ِبيَر َنا َو َذِّك ْر َنا ُأْنَثاًنا‬
‫ َو اَل َّتَفِتَّنا َبْع َد ُه‬، ‫َتَو َّفْيَتُه ِم ّنا َفَتَو ّفْه َع َلى ااِل ِّيَم اِن الَّلُهَّم اَل َتْح ِرْم َنا اْج َرُه‬

{ HR Tirmidzi & Abu Dawud}

8. Salam

D. Menguburkan Jenazah
Menguburkan jenazah boleh dilaksanakan di malam hari setelah semua rangkaian
kepengurusan jenazah selesai dilaksanakan. Terdapat dua jenis galian untuk menguburkan
jenazah, yaitu lahat dan cepuri. Perbedaan diantara keduanya adalah terletak pada
cekungannya. Lahat memiliki cekungan yang berada di dinding kuburan bagian kanan
bawah, sementara cepuri memiliki cekungan yang berada di tengah-tengah bagian dasar
lubang galian. Adapun jenis lubang galian ini disesuaikan dengan kondisi tanah di tempat
masing-masing.
tata cara menguburkan jenazah adalah:

1. Memasukkan mayit ke dalam kubur boleh kepala ataupun kaki terlebih dahulu.
2. Yang memasukkan mayit ke dalam kubur adalah laki-laki. Yang diberi wasiat
untuk itu. Bila mayit tidak berwasiat, maka kerabat dekatnya.
3. Bila memasukkan mayit wanita, maka kuburnya ditutup.
4. Letakkan mayit perlahan dengan berbaring di sisi lambung kanannya, karena dia
menyerupai orang tidur yang menghadap ke kiblat.
5. Buka ikatan kain kafannya dengan tanpa membuka wajahnya.
6. Dekatkan dan masukkan mayit ke liang lahat, kemudian tahan dengan batu atau
tanah di depannya dan di pertengahan punggungnya agar mayit tidak terbalik.
Tutup lahat dengan kayu. Tutup bagian yang kosong antara kayu dengan tanah
liat agar mayit tidak kejatuhan tanah saat dikubur
7. Masukkan tanah ke dalam kubur dan tinggikan dari atas permukaan tanah
sejengkal lalu dibentuk seperti punuk.
8. Perciki kubur dengan air kemudian taburi kerikil agar kubur tidak terbawa angin
dan aliran air. Tandai dengan kayu atau batu (sekarang umumnya menggunakan
batu nisan) pada bagian kepala.
9. Setelah itu berdoa/talqin untuk mayit.
10. Tidak diperbolehkan duduk, bersandar dan melangkahi makam. Tempat yang
lebih utama untuk memakamkan jenazah ialah di tempat pemakaman kaum
muslimin. Karena dengan begitu, orang yang masih hidup tidak terganggu
dengannya dan juga seakan-akan jenazah tersebut berada di tempat yang
semestinya, ia lebih banyak mendapatkan doa.

4. Untuk bermuamalah dan bermuasyarah yang baik dan benar, kita harus mengikuti perintah Allah
dan Rasul-Nya, serta menjauhi larangan-Nya. Kita harus bersikap adil, jujur, amanah, sabar,
tawadhu’, dan saling tolong-menolong. Kita juga harus menghormati hak-hak orang lain, tidak
berbuat zhalim, tidak berdusta, tidak menipu, tidak menggunjing, dan tidak menyakiti.

Tata cara bermuamalah yang baik:


 . Ikhlas Keikhlasan seseorang dalam beramal memberikan dampak yang besar
terhadap baiknya akhlak. ...
 2. Ilmu Ilmu syari menjadi sebab seseorang berakhlak yang baik. ...
 3. Meneladani Nabi shallallahu alaihi wasallam Tentang hal ini Allah Subhaanahu
wataaala berfirman: ...
 4. Bergaul dengan orang shalih ...
 5. Berdoa

Anda mungkin juga menyukai