Anda di halaman 1dari 6

PERAWATAN JENAZAH

RESUME
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah agama pada 19 Oktober 2022
Dosen pengampu : Bapak Ns.Drs. Rukman, Skep., MAKes

Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
1. Hasni septiani (P17320122417)
2. Leon Samudera (P17320122420)
3. Mulhimati Raudlah (P17320122425)
4. Naswa Nazzahra(P17320122428)
5. Nurfasya Kesmafury (P17320122430)
6. Neneng Silviana (P17320122429)
7. Resty Paramitha (P17320122432)
8. Rifky Fauzan Yusuf(P17320122434)
9. Salsabila Nabilah (P17320122435)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN JURUSAN


KEPERAWATAN BANDUNG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN BANDUNG (2022)
RESUME PERAWATAN JENAZAH

I. Definisi perawatan jenazah


Perawatan jenazah adalah tindakan medis, yaitu pemberian bahan kimia tertentu pada jenazah
untuk menghambat pembusukan dan menjaga penampilan luar jenazah tetap mirip dengan
kondisi sewaktu hidup

II. Hadits tentang perawatan jenazah


"Segeralah mengurus jenazah. Karena jika jenazah itu adalah orang shalih, berarti kalian telah
mempercepat kebaikan untuknya. Dan jika jenazah tersebut selain orang shalih, berarti kalian
telah meletakkan kejelekan di pundak kalian." (HR Bukhari no 1315 dan Muslim no 944)

III. Tata cara perawatan jenazah dalam islam


Tata Cara Mengurus Jenazah
a. Memandikan
Adapun tata cara memandikan jenzah dalam Islam yang benar adalah sebagai berikut:
1. Meletakkan jenazah dengan kepala agak tinggi di tempat yang disediakan. Pastikan orang
yang memandikan jenazah memakai sarung tangan.
2. Setelah itu, ambil kain penutup dari jenazah dan ganti dengan kain basahan agar auratnya
tidak terlihat. Bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari
tangan, dan kaki serta rambutnya.
3. Langkah berikutnya, bersihkan kotoran jenazah baik yang keluar dari depan maupun dari
belakang terlebih dahulu. Caranya, tekan perutnya perlahan-lahan agar apa yang ada di
dalamnya keluar. Kemudian siram atau basuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan air
sabun.
4. Setelah itu, siram dengan air yang bersih sambil berniat sesuai jenis kelamin jenazah.
Niat memandikan jenazah laki-laki:
Nawaitul ghusla adaa 'an hadzal mayyiti lillahi ta'aalaa
Artinya: "Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (pria) ini karena
Allah Ta'ala."
Niat memandikan jenazah perempuan:
Nawaitul ghusla adaa 'an hadzihil mayyitati lillahi ta'aalaa
Artinya: "Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (wanita) ini karena
Allah Ta'ala."

b. Mengafani
Cara Mengafani Jenazah Perempuan
1. Langkah pertama, bentangkan dua lembar kain kafan yang sudah dipotong sesuai ukuran
jenazah. Letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar dan kedua lututnya. Setelah itu,
persiapkan baju gamis dan kerudung di tempatnya.
2. Selanjutnya, sediakan 3–5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan. Sediakan juga
kapas yang sudah diberikan wangi-wangian, yang nantinya diletakkan pada anggota badan
tertentu. Jika kain kafan sudah siap, angkat dan baringkan jenazah di atas kain kafan.
3. Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat anggota tubuh seperti
halnya pada jenazah laki-laki. Kemudian, selimutkan kain sarung pada badan jenazah, antara
pusar dan kedua lutut. Pasangkan baju gamis berikut kain kerudung. Untuk yang rambutnya
panjang bisa dikepang menjadi 2/3, dan diletakkan di atas baju gamis di bagian dada.
4. Terakhir, selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang lapisan atas
sampai paling bawah. Setelah itu ikat dengan beberapa utas tali yang tadi telah disediakan.

Cara Mengafani Jenazah Laki-laki


1. Pertama, siapkan tali-tali pengikat kafan secukupnya. Kemudian, letakkan secara vertikal
tepat di bawah kain kafan yang akan menjadi lapis pertama. Bentangkan kain kafan lapis
pertama yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
2. Langkah berikutnya, beri wewangian pada kain kafan lapis pertama. Setelah itu, bentangkan
kain kafan lapis kedua yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.Beri wewangian pada kain
kafan lapis kedua.
3. Setelah itu, bentangkan kain kafan lapis ketiga yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
Beri wewangian pada kain kafan lapis ketiga dan letakkan jenazah di tengah-tengah kain
kafan lapis ketiga.
4. Tutup dengan kain lapis ketiga dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
Kemudian tutup dengan kain lapis kedua dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi
kanan ke kiri.
5. Selanjutnya,tutup dengan kain lapis pertama dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi
kanan ke kiri dan Ikat dengan tali pengikat yang telah disediakan.

c. Menyolatkan
Setelah selesai memandikan dan mengafani jenazah, tata cara mengurus jenazah berikutnya
menyolatkan jenazah. Adapun tata cara menyolatkan jenazah adalah seperti berikut:
1. Berniat (di dalam hati).
2. Berdiri bagi yang mampu.
3. Melakukan empat kali takbir (tidak ada ruku’ dan sujud).
4. Setelah takbir pertama, membaca Al Fatihah.
5. Setelah takbir kedua, membaca shalawat "allahumma sholli ‘ala Muhammad"
6. Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah sebagai berikut:
Allahummaghfirla-hu warham-hu wa ‘aafi-hi wa’fu ‘an-hu wa akrim nuzula-hu, wa wassi’
madkhola-hu, waghsil-hu bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-hi minal khothoyaa kamaa
naqqoitats tsaubal abyadho minad danaas, wa abdil-hu daaron khoirom min daari-hi, wa ahlan
khoirom min ahli-hi, wa zawjan khoirom min zawji-hi, wa ad-khilkul jannata, wa a’idz-hu min
‘adzabil qobri wa ‘adzabin naar
d. Menguburkan jenazah
1. Mempersiapkan lubang kubur
2. Menguburkan di pemakaman muslim
3. Perhatikan waktu penguburan

IV. Seseorang yang meninggal dengan tubuh tidak utuh


Orang yang meninggal akibat tenggelam dapat dikategorikan mati syahid. Untuk jasad korban
yang ditemukan tak utuh, jenazah wajib untuk dimandikan, mengafani hingga melaksanakan
shalat jenazah untuk jasad tersebut. Setiap jenazah yang anggota tubuhnya hancur dan hangus
terbakar, mungkin potongan tubuhnya akan dicarikan dan dijadikan satu. Jika tak ditemukan,
kecuali sebagian badannya, maka anggota tubuh itu saja yang dikuburkan.

“Apabila kita menemukan potongan tubuh, misalnya tangan, kaki, dan lainnya, maka kewajiban
kita masih sama pengurusannya dengan mayat yang lainnya. Sebagaimana keterangan dalam
kitab Tuhfatul Habib ala Syarhi al Habib juz 2 halaman 537:
1. Dimandikan, hukumnya memandikan mayat tersebut sebagaimana biasanya, meski hanya
berupa sebagian dari potongan tubuhnya. Namun, jika tidak memungkinkan untuk
dimandikan karena adanya kekhawatiran akan lebih memperparah kondisi si mayat misalnya,
maka potongan tadi tak usah dimandikan, akan tetapi cukup ditayammumkan.
2. Dikafani, dengan kain setelah itu dishalatkan. Apabila tak dapat dimandikan atau
ditayamumkan, maka tidak boleh menyalatinya. Begitu pula sebaliknya, jika potongan tubuh
dapat disucikan, maka dishalati dan hukum niatnya wajib menyalati organ tubuh yang
ditemukan saja. Jika organ tubuh tersebut masih diragukan, apakah sudah dimandikan atau
dishalati atau belum, maka niatnya dita’liq (kaitkan).
3. Dimakamkan, seperti layaknya mayat yang utuh dengan minimal sekiranya tidak
menimbulkan bau yang menyengat. Meskipun bagian tersebut hanya jari atau kuku guna
memuliakannya.”

V. Kasus mati suri


Kasus mati suri pernah di rasakan oleh Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono. Sebelum menjadi
bupati, ia mengaku pernah menjadi bandar narkoba dan kepala pengepul ekstasi di daerahnya.
Suatu ketika, usai menikmati obat terlarang itu Budhi over dosis dan dinyatakan meninggal.

Tubuh dinginnya telah terikat dan disimpan di kamar jenazah rumah sakit. Tak disangka ia
mengalami perjalanan spiritual saat mati suri dan kembali hidup. Dia mendapatkan hidayah dan
akhirnya menjadi mualaf.

VI. Tanda pasien sudah meninggal


Jawaban perawat ketika ditanyai “apakah benar dia sudah meninggal?”. Berikut tanda-tanda
yang dapat dilihat untuk menentukan apakah pasien sudah meninggal atau belum.

Kematian dibagi dua, yaitu mati somatik dan seluler.


A. Tanda-tanda kematian somatik
Mati somatik terjadi seketika hingga 2 jam setelah otak berhenti berfungsi. Tanda-tanda
kematian somatik merupakan hal yang bisa diamati dalam seketika. Pada tahap ini, beberapa
organ masih beraktivitas, namun yang dilakukan adalah aktivitas sisa, dan baru beberapa saat
setelahnya benar-benar berhenti. Berikut tanda-tanda kematian somatik yang dapat diamati
pertama kali:

1. Henti nafas
Tanda paling mudah melihat henti napas adalah dengan melihat ada tidaknya pergerakan di
dada dan perut.
2. Henti jantung
Untuk melihat adanya henti jantung, dapat dengan meraba pembuluh darah di leher atau
meraba jantung seseorang, yaitu pada rongga dada sebelah kiri.
3. Pupil melebar
Normalnya ketika dihadapkan dengan cahaya terang, pupil (bagian tengah mata) akan
mengecil. Pupil yang melebar merupakan tanda bahwa organ tersebut tidak lagi berfungsi
dan merupakan tanda-tanda kematian.

B. Tanda tanda kematian seluler


Berbeda dengan mati somatik, mati seluler merupakan tanda-tanda kematian yang pasti.
Kematian seluler terjadi sejak 2 jam setelah seseorang dinyatakan meninggal, hingga seterusnya.
Pada tahap ini, organ tubuh telah berhenti beraktivitas sepenuhnya sehingga tanda yang bisa
diamati pun bersifat lebih jelas. Berikut tanda-tanda kematian seluler:

1. Kaku mayat (Rigor mortis)


Pada orang yang sudah meninggal, ATP (energi sisa metabolisme) akan terkumpul di otot
sehingga mengakibatkan otot terus berkontraksi dan kaku. Akan tetapi, kaku tersebut perlahan
akan menghilang. Kaku mayat mulai terjadi sejak 1 jam setelah kematian dan bisa menetap
hingga 18 jam.

2. Lebam mayat (livor mortis)


Lebam mayat terjadi sekitar 2 jam setelah kematian, dan menetap hingga 8-12 jam. Berbeda
dengan memar yang terjadi sewaktu hidup, lebam hanya terjadi ketika seseorang meninggal. Bila
memar bisa ditemukan di berbagai tempat, lebam hanya terjadi di bagian terendah tubuh ketika
meninggal.
3. Penurunan suhu mayat (algor mortis)
Suhu tubuh seseorang yang meninggal akan berubah mengikuti suhu sekitar. Apabila orang
tersebut tergeletak di lantai, suhu tubuhnya akan dingin seperti lantai. Sedangkan bila seseorang
meninggal di gurun pasir, maka suhu tubuhnya justru akan meningkat.

4. Pembusukan
Pada tahap ini, bisa ditemukan tanda-tanda kematian seperti tubuh berubah warna, penumpukan
gas di tubuh (yang menyebabkan perut menggelembung atau beberapa organ terlepas dari
tempatnya), hingga munculnya beberapa mikroorganisme seperti lalat dan belatung

Anda mungkin juga menyukai