RESUME
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah agama pada 19 Oktober 2022
Dosen pengampu : Bapak Ns.Drs. Rukman, Skep., MAKes
Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
1. Hasni septiani (P17320122417)
2. Leon Samudera (P17320122420)
3. Mulhimati Raudlah (P17320122425)
4. Naswa Nazzahra(P17320122428)
5. Nurfasya Kesmafury (P17320122430)
6. Neneng Silviana (P17320122429)
7. Resty Paramitha (P17320122432)
8. Rifky Fauzan Yusuf(P17320122434)
9. Salsabila Nabilah (P17320122435)
b. Mengafani
Cara Mengafani Jenazah Perempuan
1. Langkah pertama, bentangkan dua lembar kain kafan yang sudah dipotong sesuai ukuran
jenazah. Letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar dan kedua lututnya. Setelah itu,
persiapkan baju gamis dan kerudung di tempatnya.
2. Selanjutnya, sediakan 3–5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan. Sediakan juga
kapas yang sudah diberikan wangi-wangian, yang nantinya diletakkan pada anggota badan
tertentu. Jika kain kafan sudah siap, angkat dan baringkan jenazah di atas kain kafan.
3. Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat anggota tubuh seperti
halnya pada jenazah laki-laki. Kemudian, selimutkan kain sarung pada badan jenazah, antara
pusar dan kedua lutut. Pasangkan baju gamis berikut kain kerudung. Untuk yang rambutnya
panjang bisa dikepang menjadi 2/3, dan diletakkan di atas baju gamis di bagian dada.
4. Terakhir, selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang lapisan atas
sampai paling bawah. Setelah itu ikat dengan beberapa utas tali yang tadi telah disediakan.
c. Menyolatkan
Setelah selesai memandikan dan mengafani jenazah, tata cara mengurus jenazah berikutnya
menyolatkan jenazah. Adapun tata cara menyolatkan jenazah adalah seperti berikut:
1. Berniat (di dalam hati).
2. Berdiri bagi yang mampu.
3. Melakukan empat kali takbir (tidak ada ruku’ dan sujud).
4. Setelah takbir pertama, membaca Al Fatihah.
5. Setelah takbir kedua, membaca shalawat "allahumma sholli ‘ala Muhammad"
6. Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah sebagai berikut:
Allahummaghfirla-hu warham-hu wa ‘aafi-hi wa’fu ‘an-hu wa akrim nuzula-hu, wa wassi’
madkhola-hu, waghsil-hu bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-hi minal khothoyaa kamaa
naqqoitats tsaubal abyadho minad danaas, wa abdil-hu daaron khoirom min daari-hi, wa ahlan
khoirom min ahli-hi, wa zawjan khoirom min zawji-hi, wa ad-khilkul jannata, wa a’idz-hu min
‘adzabil qobri wa ‘adzabin naar
d. Menguburkan jenazah
1. Mempersiapkan lubang kubur
2. Menguburkan di pemakaman muslim
3. Perhatikan waktu penguburan
“Apabila kita menemukan potongan tubuh, misalnya tangan, kaki, dan lainnya, maka kewajiban
kita masih sama pengurusannya dengan mayat yang lainnya. Sebagaimana keterangan dalam
kitab Tuhfatul Habib ala Syarhi al Habib juz 2 halaman 537:
1. Dimandikan, hukumnya memandikan mayat tersebut sebagaimana biasanya, meski hanya
berupa sebagian dari potongan tubuhnya. Namun, jika tidak memungkinkan untuk
dimandikan karena adanya kekhawatiran akan lebih memperparah kondisi si mayat misalnya,
maka potongan tadi tak usah dimandikan, akan tetapi cukup ditayammumkan.
2. Dikafani, dengan kain setelah itu dishalatkan. Apabila tak dapat dimandikan atau
ditayamumkan, maka tidak boleh menyalatinya. Begitu pula sebaliknya, jika potongan tubuh
dapat disucikan, maka dishalati dan hukum niatnya wajib menyalati organ tubuh yang
ditemukan saja. Jika organ tubuh tersebut masih diragukan, apakah sudah dimandikan atau
dishalati atau belum, maka niatnya dita’liq (kaitkan).
3. Dimakamkan, seperti layaknya mayat yang utuh dengan minimal sekiranya tidak
menimbulkan bau yang menyengat. Meskipun bagian tersebut hanya jari atau kuku guna
memuliakannya.”
Tubuh dinginnya telah terikat dan disimpan di kamar jenazah rumah sakit. Tak disangka ia
mengalami perjalanan spiritual saat mati suri dan kembali hidup. Dia mendapatkan hidayah dan
akhirnya menjadi mualaf.
1. Henti nafas
Tanda paling mudah melihat henti napas adalah dengan melihat ada tidaknya pergerakan di
dada dan perut.
2. Henti jantung
Untuk melihat adanya henti jantung, dapat dengan meraba pembuluh darah di leher atau
meraba jantung seseorang, yaitu pada rongga dada sebelah kiri.
3. Pupil melebar
Normalnya ketika dihadapkan dengan cahaya terang, pupil (bagian tengah mata) akan
mengecil. Pupil yang melebar merupakan tanda bahwa organ tersebut tidak lagi berfungsi
dan merupakan tanda-tanda kematian.
4. Pembusukan
Pada tahap ini, bisa ditemukan tanda-tanda kematian seperti tubuh berubah warna, penumpukan
gas di tubuh (yang menyebabkan perut menggelembung atau beberapa organ terlepas dari
tempatnya), hingga munculnya beberapa mikroorganisme seperti lalat dan belatung