1. Memandikan jenazah
a. Hukum
Jumhur ulama’ atau golongan terbesar dari ulama’ berpendapat bahwa memandikan mayat
muslim, hukum fardlu kifayah, artinya bila telah bila telah dilakukan oleh sebagian orang,
maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
b. Jenazah yang wajib dan tidak wajib dimandikan
Jenazah yang wajib dimandikan adalah semua mayat kecuali:
Mayat yang telah mati syahid sebab perang membela agama Allah di medan
peperangan, meski dalam keadaan junub dan dimakamkan dengan darahnya tanpa
dibasuh sedikitpun.
Bayi yang baru lahir dan belum mengeluarkan suara (belum menjerit)
Disebutkan dalam sebuah hadits:
“anak gugur jika belum sampai 4 bulan, tudak dimandikan dan tidak di shalat. Jika lahir
setelah 4 bulan dimandikan, tetapi tidak di shalati, kalua belum nyata tanda-tanda hidup”
Mengenai bayi yang mati sebelum 4 bulan disepakati tidak dimandikan dan tidak dishalati,
jika lahir setelah 4 bulan, maka menurut Abu Hanifah dimandikan dan dishalati jika di
dapati tanda-tanda hidup seperti bersin dan gerakk. Menurut Imam Malik diperlukan gerak
yang nyata yang sungguh-sungguh memberikan bahwa anak itu hidup, namun kata Imam
Ahmad dimandikan dan dishalati.
c. Para syuhada’ yang dimandikan dan dishalati
Dalam hadits dibawah ini kita sebutkan macam-macam syuhada’ yang dimandikan:
Diterima dari Jabir Bin ‘Atik bahwa nabi Muhammad SAW bersabda:
“ada tujuh macam syuhada’ lagi selain dari syahid dalam perang sabil: orang yang
mati karena penyakit sampar adalah syahid, orang yang tenggelam adalah syahid,
orang yang kena kanker pada lambungnya adalah syahid, orang yang sakit kolera
adalah syahid, orang yang mati terbakar adalah syahid, orang yang ditimpa runtuhan
adalah syahid, dan wanita yang mati karena melahirkan adalah syahid.”
d. Cara memandikan
Yang wajib dalam memandikan mayat adalah mengalirkan air satu kali ke seluruh tubuh
jenazah, walaupun dalam keadaan junub atau haidl sekalipun. Lebih utamanya jenazah
diletakkan ditempat yang tinggi, ditanggalkan pakaiannya dan ditaruh di atasnya sesuatu
yang dapat menutupi auradnya. Ini jika mayat itu bukan anak kecil. Hendaknya yang akan
memandikannya itu adalah orang yang jujur, saleh dan dapat dipercaya.
2. Mengkafani
Kedua, mengkafaninya setelah selesai memandikannya atau setelah mentayamuminya.
Tata cara mengkafani jenazah laik-laki
Bentangkan 3 lembar kain kafan yang sudah dipotong sesuai ukuran si mayit, kemudian
disusun, untuk kain yang paling lebar maka letakkan paling bawah. Namum jika kian
iitu sama lebarnya , maka geser kain yang ditengah kekanan sedikit & yang paling atas
kekiri sedikit, atau bisa sebaliknya.
Berilah kain kafan wangi-wangian
Siapkan 3-5 utas tali, letakkan tepat dibawah kain yang paling bawah.
Persiapkan kafan yang sudah diberi wangi-wangian untuk nantinya diletakkan di
bagian anggota badan tertentu, antara lain sebagaimana berikut:
1) Bagian manfad, antara lain:
Kedua mata
Hidung
Mulut
Kedua telinga
Kemaluan
2) Bagian anggota sujud, antara lain
Dahi
Kedua telapak tangan
Kedua lutut
Jari-jari kedua kaki
3) Bagian persendian& anggota yang tersembunyi, antara lain:
Belakangnya kedua lutut
Ketiak
Belakangnya kedua teling
Setelah siap kain kafan, maka angkat dengan hati-hati jenazahnya kemudian
baringkan diatas kain sebagaimana sudah disebutkan diatas. Tutup bagian anggota
badan tertentu, kemudian selimutkan kain kafar selembar demi selembar dimulai
dari kain yang teratas hingga yang paling bawah, lalu ikatlah dengan tali-tali yang
sudah disiapkan dibawahnya.
Tata cara mengkafani jenazah perempuan
Bentangkan 2 lembar kain kafan yang sudah dipotong sesuai ukuran sang mayit,
kemudian letakkan kain sarung tepat pada badann antara pusar& kedua lututnya
Persiapkan baju kurung & kerudung ditempatnya
Sediakan kapas yang sudah diberikan wangi-wangian, yang nantinya diletakkan
pada anggota badan tertentu
Setelah siap kain kafan, lalu angkat dan baringkann jenazah diatas kain kafan
Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ketempat anggota tubuh
seperti halnya pada jenazah laki-laki
Selimutkan kain sarung pada badan mayit, antara pusar & kedua lutut, pasangkan
baju kurung berikut kain penutup kepala (kerudung). Untuk yang rambutnya
panjang itu bisa dikepang menjadi 2/3, dan diletkkan diatas baju kurung tadi
tepatnya di bagian dada.
Terakhir selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang atas
sampai paling bawah, kemudian ikat dengan beberapa utas tali yang telah
disediakan.
Takbir keempat
Kemudian berhenti sejenak dan membaca salam sambal menoleh kearah
kanan dank e kiri atau ke kanan saja. Semuanya sama-sama dicontohkan
oleh rasulullah.