Anda di halaman 1dari 4

4 kewajiban muslim kepada jenazah

1. Memandikan jenazah
a. Hukum
Jumhur ulama’ atau golongan terbesar dari ulama’ berpendapat bahwa memandikan mayat
muslim, hukum fardlu kifayah, artinya bila telah bila telah dilakukan oleh sebagian orang,
maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
b. Jenazah yang wajib dan tidak wajib dimandikan
Jenazah yang wajib dimandikan adalah semua mayat kecuali:
 Mayat yang telah mati syahid sebab perang membela agama Allah di medan
peperangan, meski dalam keadaan junub dan dimakamkan dengan darahnya tanpa
dibasuh sedikitpun.
 Bayi yang baru lahir dan belum mengeluarkan suara (belum menjerit)
Disebutkan dalam sebuah hadits:
“anak gugur jika belum sampai 4 bulan, tudak dimandikan dan tidak di shalat. Jika lahir
setelah 4 bulan dimandikan, tetapi tidak di shalati, kalua belum nyata tanda-tanda hidup”
Mengenai bayi yang mati sebelum 4 bulan disepakati tidak dimandikan dan tidak dishalati,
jika lahir setelah 4 bulan, maka menurut Abu Hanifah dimandikan dan dishalati jika di
dapati tanda-tanda hidup seperti bersin dan gerakk. Menurut Imam Malik diperlukan gerak
yang nyata yang sungguh-sungguh memberikan bahwa anak itu hidup, namun kata Imam
Ahmad dimandikan dan dishalati.
c. Para syuhada’ yang dimandikan dan dishalati
Dalam hadits dibawah ini kita sebutkan macam-macam syuhada’ yang dimandikan:
Diterima dari Jabir Bin ‘Atik bahwa nabi Muhammad SAW bersabda:

“ada tujuh macam syuhada’ lagi selain dari syahid dalam perang sabil: orang yang
mati karena penyakit sampar adalah syahid, orang yang tenggelam adalah syahid,
orang yang kena kanker pada lambungnya adalah syahid, orang yang sakit kolera
adalah syahid, orang yang mati terbakar adalah syahid, orang yang ditimpa runtuhan
adalah syahid, dan wanita yang mati karena melahirkan adalah syahid.”
d. Cara memandikan
Yang wajib dalam memandikan mayat adalah mengalirkan air satu kali ke seluruh tubuh
jenazah, walaupun dalam keadaan junub atau haidl sekalipun. Lebih utamanya jenazah
diletakkan ditempat yang tinggi, ditanggalkan pakaiannya dan ditaruh di atasnya sesuatu
yang dapat menutupi auradnya. Ini jika mayat itu bukan anak kecil. Hendaknya yang akan
memandikannya itu adalah orang yang jujur, saleh dan dapat dipercaya.
2. Mengkafani
Kedua, mengkafaninya setelah selesai memandikannya atau setelah mentayamuminya.
Tata cara mengkafani jenazah laik-laki
 Bentangkan 3 lembar kain kafan yang sudah dipotong sesuai ukuran si mayit, kemudian
disusun, untuk kain yang paling lebar maka letakkan paling bawah. Namum jika kian
iitu sama lebarnya , maka geser kain yang ditengah kekanan sedikit & yang paling atas
kekiri sedikit, atau bisa sebaliknya.
 Berilah kain kafan wangi-wangian
 Siapkan 3-5 utas tali, letakkan tepat dibawah kain yang paling bawah.
 Persiapkan kafan yang sudah diberi wangi-wangian untuk nantinya diletakkan di
bagian anggota badan tertentu, antara lain sebagaimana berikut:
1) Bagian manfad, antara lain:
 Kedua mata
 Hidung
 Mulut
 Kedua telinga
 Kemaluan
2) Bagian anggota sujud, antara lain
 Dahi
 Kedua telapak tangan
 Kedua lutut
 Jari-jari kedua kaki
3) Bagian persendian& anggota yang tersembunyi, antara lain:
 Belakangnya kedua lutut
 Ketiak
 Belakangnya kedua teling
Setelah siap kain kafan, maka angkat dengan hati-hati jenazahnya kemudian
baringkan diatas kain sebagaimana sudah disebutkan diatas. Tutup bagian anggota
badan tertentu, kemudian selimutkan kain kafar selembar demi selembar dimulai
dari kain yang teratas hingga yang paling bawah, lalu ikatlah dengan tali-tali yang
sudah disiapkan dibawahnya.
Tata cara mengkafani jenazah perempuan
 Bentangkan 2 lembar kain kafan yang sudah dipotong sesuai ukuran sang mayit,
kemudian letakkan kain sarung tepat pada badann antara pusar& kedua lututnya
 Persiapkan baju kurung & kerudung ditempatnya
 Sediakan kapas yang sudah diberikan wangi-wangian, yang nantinya diletakkan
pada anggota badan tertentu
 Setelah siap kain kafan, lalu angkat dan baringkann jenazah diatas kain kafan
 Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ketempat anggota tubuh
seperti halnya pada jenazah laki-laki
 Selimutkan kain sarung pada badan mayit, antara pusar & kedua lutut, pasangkan
baju kurung berikut kain penutup kepala (kerudung). Untuk yang rambutnya
panjang itu bisa dikepang menjadi 2/3, dan diletkkan diatas baju kurung tadi
tepatnya di bagian dada.
 Terakhir selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang atas
sampai paling bawah, kemudian ikat dengan beberapa utas tali yang telah
disediakan.

3. Tata cara shalat jenazah


I. Cara menshalatkan jenazah adalah dengan meletakkan mayat di depan orang yang
menshalatkannya. Imam berada di posisi kepala jenazah laki-laki dan berada di
posisi tengah jenazah perempuan. Seperti dalam hadits Rasulullah (Abu Dawud,
no. 3196).
II. Dianjurkan agar menshalatkan jenzah secara berjamaah. Posisi imam harus di
depan para makmum seperti dalam shalat berjamaah.
III. Kemudian orang yang menshalatkan membaca takbir sebanyak emapt kali seperti
dibawah ini:
 Takbir pertama
Kemudian setelah itu membaca surah Al-Fatihah.
 Takbir kedua
Kemudian membaca shalawat kepada Nabi Muhammad dengan beberapa
cara. Misalnya dengan membaca, “Allahumma shalli wa sallim ‘ala
nabiyyina Muhammad.” Artinya : Ya Allah sampaikanlah shalawat dan
keselamatan kepada Nabi kami Muhammad. Tetapi kalau membaca
shalawat seperti dalam tahiyat akhir maka itu lebih utama, dan bacaanya
adalah, “Allahumma shalli’ala Muhammad wa’ala aali Muhammad, kamaa
baarakta ‘ala Ibrahim wa’ala aali Ibrahim. Innaka hamidun majid.” Artinya:
“YaAllah, sampaikanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga
Muhammad seperti Engkau telah bershalawat kepada Nabi Ibrahim dan
keluarganya. Ya Allah berkahilah Nabi Muhammad dan keluarganya,
seperti Engkau telah memberkahi Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Mahamulia.”
 Takbir ketiga
Lalu mendoakan mayat agar mendapatkan rahmat, ampunan, surge, dan
tempat yang mulia disisi Allah atas kelapangan hati dan kebaikan lisannya.
Seandainya dia hafal beberapa lantunan doa yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah, maka lebih bagus berdoa dengan doa yang telah dicontohkan.

 Di antara doa-doa itu adalah:


Allahummaghfir lahu warhamhu wa’afihi wa’fu anhu wa akrim nuzulahu
wa wassi’ madkhalahu. Waghsilhu bil ma’I, wa watstsalji, wal bardi, wa
naqqihi minal khataya kama naqqaita ats-tsaubal abyadha minad danas. Wa
abdilhu daaran khairan min daarihi, wa ahlam kahiran min ahlihi, wa zaujan
khairan min zaujihi, wa adkhilhu al-jannata. Wa a’idzhu min’adzabil qabri
au min’adzabinnaar.” ( YaAllah, ampunilah dia, berilah rahmat kepadanya,
selamatkanlah dia maafkanlah dia dan tempatkan di tempat yang mulia.
Luaskan kuburnya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia
dari segala kesalahan, sebagaimana engkau membersihkan baju yang putih
dari kotoran. Berilah rumah tang lebih baik dari rumahnya, berilah keluarga
yang lebih baik daripada keluarganya, istri yang lebih baik dari istrinya, dan
masukkan dia ke surge. Jagalah dia dari siksa.

 Takbir keempat
Kemudian berhenti sejenak dan membaca salam sambal menoleh kearah
kanan dank e kiri atau ke kanan saja. Semuanya sama-sama dicontohkan
oleh rasulullah.

4. Tempat pelaksanaan shalat


Shalat jenazah boleh dilakukan didalam masjid atau ditempat khusus yang
disediakan untuk shalat jenazah diuar masjid, atau mungkin dishalatkan di area
kuburan. Semua itu telah dicontohkan oleh rasulullah.

Anda mungkin juga menyukai