Anda di halaman 1dari 1

1.

1 Pengertian hukum perburuhan/ketenagakerjaan

H ukum perburuhan atau ketenagakerjaan (Labour Law) adalah bagian


dari hukum berkenaan dengan pengaturan hubungan perburuhan
baik bersifat perseorangan maupun kolektif. Secara tradisional, hukum
perburuhan terfokus pada mereka (buruh) yang melakukan pekerjaan
dalam suatu hubungan subordinatif (dengan pengusaha/majikan).

1.2 Sejarah hukum perburuhan


Hukum Perburuhan ditengarai muncul pertama kali di Eropa sebagai
reaksi atas perubahan-perubahan yang dimunculkan Revolusi Industri.
Penemuan mesin (tenaga) uap di Inggris sekitar 1750, membuka
peluang untuk memproduksi barang/jasa dalam skala besar. Sebelum
itu, secara tradisional, pekerjaan di bidang agrikultur diselenggarakan
mengikuti sistem feodalistik, pekerja atau buruh mengerjakan tanah milik tuan tanah dan
menghidupi diri mereka dari hasil olahan lading
yang mereka kerjakan sendiri.

Sekalipun demikian, selama dan pasca


krisis minyak bumi di 1970-an, hukum perburuhan dan jaminan sosial
tampaknya telah mencapai puncak perkembangannya. Pada masa itu
pula ditengarai adanya sisi lain dari perkembangan hukum perburuhan:
perlindungan yang terlalu ketat kiranya menyebabkan berkurangnya
daya saing industri dan kelesuan pekerja.

1.4. Karakteristik (ciri-ciri) hukum perburuhan/ketenagakerjaan


Di kebanyakan Negara di dunia sekarang ini, Hukum Perburuhan
diakui sebagai disiplin hukum mandiri. Hukum perburuhan atau
ketenagakerjaan dikarakteristikan oleh sejumlah ciri sebagai berikut:
Lebih banyak (aturan) hukum yang bersifat kolektif
Banyak disiplin atau bidang ilmu hukum galibnya hanya mengatur
hubungan antara warga masyarakat atau korporasi/organisasi satu
sama lain. Sebaliknya di dalam bidang kajian hukum perburuhan,
pengaturan yang ada mencakup tidak saja hubungan antara majikan
dengan buruh pada tataran individu, melainkan juga antara serikat
pekerja dengan asosiasi pengusaha satu dengan lainnya, termasuk juga
antara organisasi-organisasi tersebut dengan anggota-anggotanya. Ciri
ini menjadikan hukum perburuhan sebagai displin hukum tersendiri
dengan telaahan spesifik atas persoalan-persoalan serta solusi di bidang
perburuhan.

1.5 Tempat atau kedudukan hukum perburuhan dalam sistem hukum


Satu ciri khusus Hukum Perburuhan ialah bahwa cabang ini merupakan
percabangan hukum yang sangat fungsional (functional field of law) yang
mengkombinasikan semua percabangan hukum lainnya berkenaan
dengan tema khusus bekerja di bawah majikan (subordinated labour).
Sifat dasar hukum perburuhan ini tidak mudah untuk diklasifikasikan
mengikuti pembagian tradisional percabangan sistem hukum.
Perjanjian kerja yang membentuk landasan dari hukum perburuhan
pada asasnya adalah perjanjian keperdataan.

2.2 Konsep Perjanjian Kerja


Definisi/pengertian
Ketentuan Pasal 50 Undang-undang Ketenagakerjaan menetapkan
bahwa hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara
pengusaha dengan pekerja/buruh.

Anda mungkin juga menyukai