Anda di halaman 1dari 9

ISI PERATURAN BERSAMA

DAN PERJANJIAN BERSAMA,


BIDANG DAN POTENSI DESA
YANG DI KERJASAMAKAN
Isi Peraturan Bersama dan Perjanjian
Bersama
Peraturan Bersama Kepala Desa dan Perjanjian Bersama untuk
kegiatan air minum dan sanitasi paling sedikit memuat:
a. ruang lingkup kerja-sama;
b. bidang kerja-sama;
c. tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerja-sama;
d. jangka waktu;
e. hak dan kewajiban;
f. pendanaan;
g. tata cara perubahan, penundaan, dan pembatalan; dan
h. penyelesaian perselisihan.
Bidang dan Potensi Desa Yang Dikerja-samakan
Bidang dan potensi desa yang dapat dikerja-samakan untuk kegiatan air minum dan sanitasi meliputi:
Nama kegiatan disesuaikan dengan Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan
Keuangan Desa. Nama Kegiatan tersebut sesuai dengan kode rekening pada APB Desa.

Kode Rekening
BIDANG, SUB BIDANG dan KEGIATAN

2 BIDANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN


2 2 Sub Bidang Kesehatan
2 2 03 Penyuluhan dan Pelatihan Bidang Kesehatan (untuk masyarakat, Tenaga Kesehatan, Kader Kesehatan, dll)

2 4 Sub Bidang Kawasan Permukiman


2 4 03 Pemeliharaan Sumber Air Bersih Milik Desa (Mata Air/Tandon Penampungan Air Hujan/Sumur Bor, dll)

2 4 04 Pemeliharaan Sambungan Air Bersih ke Rumah Tangga


(Pipanisasi dll)
2 4 06 Pemeliharaan Fasilitas Jamban Umum/MCK Umum, dll)
2 4 10 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sumur Resapan **
2 4 11 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sumber Air Bersih Milik Desa (Mata Air/Tandon Penampungan Air Hujan/Sumur Bor, dll)
**
2 4 12 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sumber Air Bersih ke Rumah Tangga (Pipanisasi, dll) **

2 4 14 Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Fasilitas Jamban Umum/MCK umum, dll **

3 BIDANG PEMBINAAN KEMASYARAKATAN DESA


3 4 Sub Bidang Kelembagaan Masyarakat
3 4 04 Pelatihan Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan

Untuk penamaan kegiatan, pilih salah satu sesuai kebutuhan desa, misal: Pembangunan atau Rehabilitasi atau Peningkatan atau
** Pengerasan
Persyaratan Umum Kerja-sama Desa Untuk Kegiatan
Air Minum dan Sanitasi
1) Kegiatan pembangunan/pengembangan/pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi
yang akan dikerja-samakan harus disepakati dalam Musyawarah Desa;
2) Kegiatan pembangunan/pengembangan/pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi
yang akan dikerja-samakan harus tertuang dalam RPJM Desa dan RKP Desa dan
apabila belum tertuang dalam RPJM Desa dan RKP Desa, maka harus dilakukan
perubahan terhadap RPJM Desa dan RKP Desa tersebut sesuai dengan mekanisme atau
ketentuan yang berlaku;
3) Kerja-sama antar-Desa hanya berlaku untuk desa dalam satu wilayah Kabupaten/Kota.
Apabila desa yang akan melakukan kerja-sama berada di lain Kabupaten/Kota dalam
satu wilayah Provinsi, maka harus mengikuti ketentuan kerja-sama antar-Daerah.
4) Kerja-sama antar-Desa untuk kegiatan air minum dan sanitasi hanya bisa dilakukan
terhadap obyek yang merupakan aset desa.
5) Pihak Ketiga adalah pihak swasta, organisasi kemasyarakatan dan lembaga lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
6) Kerja-sama Desa yang melibatkan BUM Desa, ditandatangani oleh:
Para Kepala Desa pada Kerja-sama Antar Desa, dan
Kepala Desa dan Pihak Ketiga pada Kerja-sama dengan Pihak Ketiga.
7) Camat atau sebutan lain atas nama Bupati/Wali Kota memfasilitasi pelaksanaan kerja-
sama antar-Desa ataupun kerja-sama dengan pihak ketiga.
Status Kepemilikan Sarana Air Minum dan Sanitasi
di Desa serta Strategi Keberlanjutannya

Sarana air minum dan sanitasi yang ada di desa, jika dilihat dari sisi
Pemerintahan Desa, maka status kepemilikan asetnya dapat
dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:

1) sarana air minum dan sanitasi yang merupakan aset desa, dan
2) sarana air minum dan sanitasi yang bukan merupakan aset desa.

Untuk keberlanjutan pelayanan dan pemenuhan kebutuhan air minum


dan sanitasi bagi masyarakat desa, Pemerintah Desa bertanggungjawab
penuh terhadap opersional, pemeliharaan dan pengembangan sarana air
minum dan sanitasi yang merupakan aset desa, sedangkan untuk sarana
air minum dan sanitasi yang bukan merupakan aset desa tetapi
melayani kebutuhan air minum dan sanitasi bagi masayarakat di desa,
maka Pemerintah Desa dapat menjalin kerja sama dengan
pemilik/pengelola sarana tersebut.
Sarana Air Minum Dan Sanitasi Yang Merupakan
Aset Desa
a. Sarana air minum dan sanitasi yang merupakan aset desa dapat berasal dari:
1) Sarana yang dibangun oleh Pemerintah Desa dengan menggunakan sumber pendanaan
dari APB Desa;
2) Sarana yang diperoleh dari hibah pihak lain kepada desa, dalam hal ini termasuk sarana
air minum dan sanitasi yang telah diserahkan/dihibahkan oleh KKM/KPSPAMS
kepada Pemerintah Desa dan sudah dicatatkan dalam buku aset desa ( Contoh Surat
Pernyataan Hibah Sarana Air Minum dan Sanitasi kepada Pemerintah Desa terlampir);
3) Sarana yang diperoleh karena hak asal usul dan tercatat dalam buku aset desa;
4) Sarana yang diperoleh dengan cara lain yang sah dan tercatat dalam buku aset desa.
Untuk keberlanjutan sarana air minum dan sanitasi milik desa sesuai uraian di atas,
maka Pemerintah Desa berkewajiban untuk melakukan pemeliharaan dan
dianggarkan dalam pengeluaran pemerintah desa yang bersumber dari APB Desa.

Sarana air minum dan sanitasi yang sudah diserahkan/dihibahkan oleh


KKM/KPSPAMS kepada Desa, untuk keberlanjutannya merupakan tanggungjawab
Pemerintah Desa baik meliputi operasional, pemeliharaan maupun
pengembangannya dengan sumber dana yang berasal dari APB Desa.
b. Pengelolaan sarana air minum dan sanitasi yang merupakan aset
desa dapat diserahkan oleh Pemerintah Desa kepada BUM Desa atau
kepada Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi yang dibentuk berdasarkan ‘Peraturan Desa’ dan
Kepengurusannya ditetapkan dengan ‘Surat Keputusan Kepala Desa’.
(Contoh Peraturan Desa dan Surat Keputusan Kepala Desa terlampir).
c. Pendapatan dari iuran/pungutan terhadap pemanfaat air minum akan
menjadi sumber Pendapatan Asli Desa (PADesa), tetapi Pemerintah Desa
berkewajiban untuk mengeluarkan/menambahkan biaya operasinal,
pemeliharaan maupun pengembangan sarana air minum milik desa
yang bersumber dari APB Desa.
d. Kerja-sama Antar Desa atau Kerja-sama Dengan Pihak Ketiga dapat
dilakukan oleh Pemerintah Desa dalam rangka pembangunan,
pengembangan, pengelolaan ataupun pemeliharaan sarana air minum
dan sanitasi yang merupakan aset desa.
Sarana Air Minum Dan Sanitasi Yang Bukan Merupakan Aset
Desa
Sarana air minum dan sanitasi yang bukan merupakan aset desa yang dimaksudkan dalam Buku
Petunjuk Pelaksanaan ini adalah sarana yang ada di desa namun tidak dibangun, tidak dimiliki serta
tidak dikelola oleh pemerintah desa.

“Sarana air minum dan sanitasi yang dibangun melalui Program Pamsimas bukan merupakan aset
desa”, karena sarana tersebut diserahkan, dimiliki dan dikelola oleh masyarakat melalui organisasi
yang disebut Kelompok Pengelola Sistem Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS) atau nama lainnya.
Namun dalam perkembangannya sarana tersebut ada juga yang sudah diserahkan/dihibahkan oleh
KKM/KPSPAMS kepada Pemerintah Desa.

Untuk sarana air minum dan sanitasi yang masih dimiliki dan dikelola oleh KKM/KPSPAMS
dengan mempertimbangkan tujuan pelayanan terhadap masyarakat desa terhadap pemenuhan dan
keberlanjutan ketersediaan air minum bagi masyarakat desa, maka Pemerintah Desa dapat
melakukan kerja-sama dengan KKM/KPSPAMS atau pengelola air minum berskala desa lainnya
yang berada dalam wilayah kewenangan desa.

Pemerintah Desa dapat menjalin kerja sama dengan KP-SPAMS dalam rangka keberlanjutan
penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarakat desa terkait dengan sarana air minum dan
sanitasi yang dikelola oleh KPSPAMS yang bukan merupakan aset desa
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai