Anda di halaman 1dari 2

Resume Mata Kuliah Hukum Perburuan & Keternagakerjaan

PEMBAHASAN :
A. Pengertian Hukum Perburuan & Keternagakerjaan
B. Hakikat Hukum Perburuhan
C. Sumber-Sumber Hukum Dari Hukum Perburuhan

A. PENGERTIAN HUKUM PERBURUAN & KETERNAGAKERJAAN

Hukum perburuhan atau ketenagakerjaan (labour law) adalah bagian dari hukum
berkenaan dengan pengaturan hubungan perburuhan baik bersifat perseorangan maupun
kolektif. Secara tradisional, hukum perburuhan terfokus pada mereka (pekerja/buruh)
yang melakukan pekerjaan dalam suatu hubungan kerja yang subordinatif (dengan
pengusaha/pemberi kerja/majikan).

Disiplin hukum ini mencakup persoalan-persoalan seperti pengaturan hukum atas


kesepakatan/perjanjian kerja, hak dan kewajiban timbal-balik antara buruh/pekerja dan
majikan, penetapan dan perlindungan upah, jaminan kerja, kesehatan dan keamanan kerja
dalam lingkungan kerja, non-diskriminasi, kesepakatan kerja bersama/kolektif, peran-
serta serikat pekerja, hak mogok, dan penyelenggaraan jaminan kesejahteraan bagi
pekerja dan keluarga mereka.

B. HAKIKAT HUKUM PERBURUHAN

Hukum perburuhan itu sendiri memiliki hakikat atau sebuah tujuan yang melampaui
pasal-pasal tertulis yang ada. Sejak industrialisasi semakin meningkat di negara-negara
Eropa Barat (hal ini sering dikenal dengan revolusi industri), kaum buruh yang “modal”
utamanya adalah tenaga dapat dipisahkan dari kaum pemodal yang memiliki uang. Saat
pemodal melakukan akumulasi kekayaan (menumpuk modalnya untuk memperluas
bisnisnya), ketimpangan kuasa antara pemodal dengan buruh semakin menganga lebar.

Di dalam situasi tersebut, seorang buruh sering kali hampir tidak memiliki kuasa saat ia
harus berhadapan dengan pemilik modal. Hal ini mengakibatkan eksploitasi terhadap
buruh dapat terjadi dengan mudah, seperti jam kerja yang tidak manusiawi, atau bekerja
di bawah kondisi yang membahayakan keselamatan mereka, dan jika mereka menolaknya
maka pemilik modal dengan mudah menggantinya dengan buruh lain ( easy-hiring,easy-
firing).

Otto Kahn Freund menyatakan:

“Timbulnya hukum ketenagakerjaan dikarenakan adanya ketidaksetaraan posisi tawar


yang terdapat dalam hubungan kerja (antara tenaga kerja dengan pengusaha) dengan
alasan itu pula dapat dilihat, bahwa tujuan utama hukum ketenagakerjaan adalah agar
dapat meniadakan ketimpangan hubungan di antara keduanya yang timbul dalam
hubungan kerja”

C. SUMBER-SUMBER HUKUM DARI HUKUM PERBURUHAN

Pembahasan mengenai sumber hukum perburuhan di Indonesia kerap merujuk pada tiga
paket UU Perburuhan di Indonesia, yaitu:

1. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, yang mengatur hak dan


kewajiban pekerja serta pengusaha di dalam hubungan industrial
2. UU No. 21 Tahun 2001 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh, yang mengatur
mengenai hak dan kewajiban serikat pekerja/buruh secara terperinci
3. UU No. 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial,
yang mengatur mengenai proses penyelesaian perkara yang timbul akibat
terjadinya perselisihan di dalam hubungan industrial

Apakah hubungan industrial di Indonesia diatur hanya oleh tiga paket UU Perburuhan?
Jawabannya adalah tidak, karena banyak persoalan didalam hubungan industrial yang
diatur di dalam peraturan perundang-undangan lainnya yang biasanya mengatur hal-hal
yang lebih spesifik dengan lebih terperinci, baik yang dikeluarkan sebelum UU No. 13
Tahun 2003, seperti Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,
maupun sesudahnya seperti Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 6 Tahun 2016 mengenai
Tunjangan Hari Raya.

Anda mungkin juga menyukai