DI INDONESIA
2. Pengusaha/Majikan
Sebagaimana halnya dengan istilah buruh,
istilah majikan ini juga sangat populer
karena perundang-undangan sebelum
Undang-undang No. 13 Tahun 2003
menggunakan istilah majikan.
Dalam Undang-undang No. 22 tahun 1957
tentang Penyelesaian Perselisihan
Perburuhan disebutkan bahwa Majikan
adalah “orang atau badan hukum yang
mempekerjakan buruh”. Perundang-
undangan yang lahir kemudian seperti
Undang-undang No. 3 tahun 1992 tentang
Jamsostek.
3. Organisasi
Pekerja/Buruh
Kehadiran organisasi pekerja dimaksudkan
untuk memperjuangkan hak
dankepentingan pekerja, sehingga tidak
diperlakukan sewenang-wenang oleh
pihakpengusaha.
Keberhasilan maksud ini sangat tergantung
dari kesadaran para pekerja untuk
mengorganisasikan dirinya, semakin baik
organisasi itu, maka akan semakinkuat.
Sebaliknya semakin lemah, maka semakin
tidak berdaya dalam melakukantugasnya.
Karena itulah kaum pekerja di Indonesia
harus menghimpun dirinyadalam suatu
wadah atau organisasi.
Pengembangan serikat pekerja ke depan
harus diubah kembali bentukkesatuan menjadi
bentuk federatif dan beberapa hal yang perlu
mendapatpenanganan dalam undang-undang
serikat pekerja adalah :
2.Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Mengenai Keselamatan Kerja Pasal 86 (1)
Undang – undangKetenagakerjaan
menyebutkan bahwa :
Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas :
1. keselamatan dan kesehatan kerja
2. moral kesusilaan;
3. perlakukan yang sesuai dengan harkat
dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.
4. Perlindungan Sosial Tenaga Kerja
4. Hak-hak dan Kewajiban Pekerja dan
Pengusaha di Luar Negeri.
Setiap tenaga kerja mempunyai
kesempatan yang sama dalam memilih
danmengisi lowongan pekerjaan dalam
wilayah pasar kerja nasional,
untukmemperoleh pekerjaan, tanpa
diskriminasi karena jenis kelamin, suku, ras,
agamadan aliran politik, sesuai dengan
minat dan kemampuan tenaga kerja
yangbersangkutan, termasuk perlakuan
yang sama terhadap para penyandang
cacat.
Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan
kesempatan yang sama untuk
memilih,mendapatkan, atau pindah
pekerjaan dan memperoleh penghasilan
yang layak didalam atau di luar negeri (Pasal
31 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan).
1. Jaminan Perlindungan
Pemerintah bertugas mengatur, membina,
melaksanakan, dan
mengawasipenyelenggaraan penempatan dan
perlindungan TKI di luar negeri.
Dalammelaksanakan tugas dan tanggung jawab
untuk meningkatkan upaya perlindunganTKI di
luar negeri Pemerintah berkewajiban : a)
menjamin terpenuhinya hak-hak