(2 SKS)
DOSEN PENGAMPU :
Prof.Dr.H. Endang Sutrisno.,S.H.,M.H
Deni Yusup Permana.,S.H.,M.H
ISTILAH
Definisi dalam hukum perburuhan atau hukum
ketenagakerjaan terdapat beberapa istilah yang
beragam seperti buruh , pekerja, karyawan ,
pegawai , majikan atau pengusaha
Dalam pasal 1 angka 2 UU No . 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan , istilah tenaga kerja
mengandung pengertian yang bersifat umum ,
yaitu setiap orang yang mampu melakukan
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan / jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.
Menurut imam soepomo :
1.Bekerja pada atau untuk majikan atau
perusahaaan
2.Imbalan kerjanya dibayar oleh majikan atau
perusahaan.
3.Secara terang- terangan atau kontinu
mengadakan hubungan kerja dengan majikan atau
perusahaan , baik untuk waktu tertentu maupun
jangka waktu tidak tertentu.
Pasal 1 angka 12 UU No. 40 thaun 2004
tentang sstem jaminan sosial Nasional dan
pasa 1 angka 5 UU No. 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan . Pengertian pengusaha:
• Orang , persekutuan , atau badan hukum yang
menjalankan suatu perusahaan milik sendiri.
• Orang , persekutuan , atau badan hukum yang
secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan
bukan miliknya.
• Orang, persekutuan , atau badan hukum yang
berada di indonesia mewakili perusahaan
sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) dan (b)
yang berkedudukan diluar wilayah indonesia.
PENGERTIAN HK. KETENAGAKERJAAN
a. Dalam bentuk
-Perizinan yang menyangkut ketenagakerjaan
- Penetapan upah minimum
- Masalah penyelesaian perselisihan hubungan
industrial atau PHK dan sebagainya.
b. Adanya penerapan sanksi terhadap
pelanggaran atau tindak pidana bidang
ketenagakerjaan.
Menurut Budiono (1995:9)
Sifat hk ketenagakerjaan ada dua, bersifat imperatif dan
fakultatif.
Imperatif (dwingenrecht) hukum memaksa, hukum yang harus
ditaati secara mutlak dan tidak boleh dilanggar ,contoh :
1.Ps 42 ayat 1 UU No 13 tahun 2003 ttg ketenagakerjaan,
mengenai perlunya izin penggunaan tenaga kerja asing
2.Ps. 59 ayat 1 UU No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
mengenai ketentuan pembuatan perjanjian kerja waktu
tertentu (PKWT)
3.Ps 153 ayat 1 UU No 13 tahun 2003 ttg ketenagakerjaan
mengenai larangan PHK terhadap kasus kasus tertentu
Bersifat fakultatif
Hk yang mengatur atau melengkapi (regelend
recht atau aanvullend recht) artinya hk yg
dapat dikesampingkan pelaksanaanya, contoh:
a. Ps 51 ayat 1 UU No 13 thn 2003 mengenai
perjanjian kerja waktu tertetnu tidak dapat
mensyaratkan adanya masa percobaan kerja
b. Ps. 60 ayat 1 UU No 13 thn 2003 mengenai
perjanjian kerja waktu tidak tertentu dapat
mensyaratkan masa percobaan 3 (tiga) bulan.
c. Ps. 16 peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1981
mengenai kebebasn pengusha untuk membayar gaji
ditempat yang lazim.
d. Pasal 2 Peratuan pemerintah No 14 tahun 1993
mengenai kewajiban ikut serta dalam program
jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) , dimana
program jaminan pemeliharaan kesehatan dapat
diabaikan sepanjang pengusaha telah memberikan
pelayanan kesehatan dengan manfaat yang lebih
baik dari stadar jamsostek.