Anda di halaman 1dari 21

Organisasi Perburuhan Internasional (Internati

onal Labour Organization)

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) adalah


satu-satunya badan di bawah Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) yang memiliki sifat tripartit, yang
membawa perwakilan pemerintah, pengusaha, dan
pekerja/buruh untuk bersama-sama membentuk
kebijakan dan program-program yang bertujuan
untuk mempromosikan hak-hak di tempat kerja,
mendorong kesempatan kerja yang layak,
mendorong perlindungan sosial, dan memperkuat
dialog tentang isu-isu yang terkait di tempat kerja.
• Organisasi Perburuhan Internasional (ILO)
merupakan organisasi PBB yang didirikan pada
11 Apil 1919,
• Bersamaan dengan dibuatnya perjanjian
perdamaian yang disebut sebagai "Perjanjian
Versailles
• Pada tahun 1946 setelah Perang Dunia II
berakhir, ILO berubah menjadi sa lah satu
badan khusus PBB, yakni menjadi bagian dari
Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and
Social Council), yang diakui secara internasional
se bagai salah satu organisasi yang bergerak di
bidang sosial dan perburuhan.
Prinsip dan Tujuan Berdirinya ILO
• Berdiri atas prinsip filosofi bahwa perdamaian
menyeluruh dan abadi hanya dapat dicapai bila
didasarkan pada keadilan sosial
• Pada tahun 1944 Konferensi Perburuhan
Internasional dilaksanakan di Philadelphia,
Amerika Serikat. Pertemuan ini menghasilkan
Deklarasi Philadelphia yang mendefinisikan
kembali tujuan Organisasi Perburuhan
Internasional.
• Tujuan berdirinya International Labour
Organization (ILO) menciptakan ke adilan sosial
bagi masyarakat di seluruh dunia, khususnya
kaum pekerja/ buruh
Mukadimah Konstitusi ILO yang menyebutkan
bahwa:

a. Pekerja/buruh bukan barang dagangan.


b.Kebebasan menyatakan pendapat dan berserikat
c.Semua manusia berhak mengenyam kehidupan
yang layak, baik spiritual maupun materiil
dalam suasana kebebasan.
d.Wakil-wakil pekerja, pengusaha, dan
pemerintah memiliki status yang sama untuk
mengambil keputusan dalam meningkatkan
kemakmuran.
ILO memiliki empat tujuan strategis utama, yaitu:

a.Mempromosikan dan mewujudkan standar-


standar dan prinsip-prinsip dan hak-hak
mendasar di tempat kerja;
b.Menciptakan kesempatan yang lebih luas bagi
perempuan dan lakilaki dalam mendapatkan
jaminan terhadap pekerjaan yang layak;
c.Meningkatkan perlindungan dan keefektifan
perlindungansemua; dan
d.Memperkuat tripartisme dan dialog sosial."
Tugas utama ILO adalah:

a.Terciptanya perlindungan hak-hak


pekerja/buruh;
b. Memperluas lapangan pekerjaan; dan
c.Meningkatkan taraf kehidupan para
pekerja/buruh.
Struktur Organisasi ILO
a.Sidang Umum atau Konferensi Perburuhan
Internasional (Inter national Labour Conference
atau ILC)
Agenda Konferensi ILO setiap tahun berkisar:

• Membahas dan mengesahkan/menetapkan


standar-standar per buruhan internasional
dalam bentuk konvensi dan rekomendasi.
• Menetapkan program kerja dan anggaran ILO
setiap 2 tahun se kali.
• Informasi dan laporan pelaksanaan konvensi
dan rekomendasi ILO dari negara-negara
anggota.
• Membahas dan mengesahkan resolusi
konferensi.
• Laporan Ketua Governing Body dan Dirjen ILO.
• Mengangkat Direktur Jenderal dan anggota
Governing Body ILO.
• Menunjuk komite-komite dalam konferensi.
b. Badan Pengurus atau Governing Body
tugas pokok menentukan:
• Kebijaksanaan.
• Program kerja dan anggaran organisasi.
• Penyusunan acara ILC.
• Mengarahkan kegiatan Kantor Perburuhan
Internasional.
• Menunjuk Direktur Jenderal.
• Menyusun acara sidang komite, teknis industrial,
dan lain-lain.
c. Kantor Perburuhan Internasional.
Merupakan sekretariat permanen ILO, sekaligus
merangkap kantor pusat operasional, pusat
penelitian, dan rumah penerbitan.
Tugas Kantor Pusat ILO ialah:

• Mempersiapkan dokumen-dokumen dan


laporan untuk bahan sidáng.
• Menyediakan sekretariat untuk sidang.
• Merekrut expert dan memberikan bimbingan
untuk program kerja sama teknik.
• Melaksanakan kegiatan penelitian dan
pendidikan.
• Menerbitkan publikasi khusus di bidang sosial
dan perburuhan
Manfaat Menjadi Anggota ILO

a.Meningkatkan wawasan di bidang


ketenagakerjaan.
b.Memperluas akses dalam kerja sama bilateral
sesama anggota ILO.
c.Mendapat bantuan kerja sama teknis.
d. Memperoleh pedoman standar ketenagakerjaan
internasional.
e.Meningkatkan kualitas SDM.
Bantuan kerja sama teknis yang diberikan
ILO terutama di bidang:
a. Pelatihan dan rehabilitasi kejuruan.
b. Kebijaksanaan di bidang penciptaan lapangan kerja dan
penempatan tenaga kerja.
c. Administrasi ketenagakerjaan/perburuhan.
d. Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial.
e. Kondisi kerja.
f. Pengembangan manajemen.
g. Koperasi.
h. Jaminan sosial.
i. Statistik ketenagakerjaan.
J. Kesehatan dan keselamatan kerja.
 
Indonesia telah meratifikasi 15 buah konvensi, 8 buah di
antaranya me nyangkut HAM. Kelima belas konvensi ILO
yang sudah diratifikasi tersebut adalah:

1) Konvensi Nomor 29 Tahun 1930 tentang Kerja Paksa atau


Wajib Kerja (diratifikasi dengan Staatsblad 261: 1933).
2) Konvensi Nomor 98 Tahun 1949 tentang Hak
Berorganisasi dan Berunding Bersama (diratifikasi dengan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1956).
3) Konvensi Nomor 100 Tahun 1951 tentang Kesamaan
Pengupahan (diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor
80 Tahun 1957).
4) Konvensi Nomor 87 Tahun 1948 tentang Kebebasan
Berserikat dan Perlindungan Hak Berorganisasi (diratifikasi
dengan Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998).
5)Konvensi Nomor 105 Tahun 1957 tentang Penghapusan Kerja
Paksa (diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
1999).
6)Konvensi Nomor 138 Tahun 1973 tentang Usia Minimum untuk
Di perbolehkan Bekerja (diratifikasi dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 1999).
7) Konvensi Nomor 111 Tahun 1958 tentang Diskriminasi dalam
Hal Pekerjaan dan Jabatan (diratifikasi dengan Undang-Undang
No mor 21 Tahun 1999).
8) Konvensi Nomor 182 Tahun 1999 tentang Penghapusan Bentuk-
Bentuk Terburuk Pemanfaatan Anak sebagai Tenaga Kerja
(diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000).
b. Kelompok konvensi umum:

1)Konvensi Nomor 19 tentang Perlakuan yang


Sama bagi Pekerja Nasional dan Asing dalam
Hal Tunjangan Kecelakaan Kerja (dira tifikasi
dengan Staatsblad 53: 1929).
2) Konvensi Nomor 27 tentang Pemberian Tanda
Berat pada Penge pakan-Pengepakan Barang-
Barang Besar yang Diangkut dengan Kapal
(diratifikasi dengan Staatsblad 117: 1933).
3)Konvensi Nomor 45 tentang Kerja Wanita pada
Segala Macam Tambang (diratifikasi dengan
Staatsblad 219: 1937).
4)Konvensi Nomor 106 tentang Istirahat
Mingguan dalam Perdagangan dan Kantor-
Kantor (diratifikasi dengan Undang-
UndangNomor 3 Tahun 1961).
5) Konvensi Nomor 120 tentang Higyiene dalam
Perniagaan dan Kantor-Kantor (diratifikasi dengan
Undang-Undang Nomor 3 Ta hun 1969).
6) Konvensi Nomor 144 tentang Konsultasi Tripartit
untuk Mening katkan Pelaksanaan Standar
Perburuhan Internasional (diratifi kasi dengan
Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1990).
7) Konvensi Nomor 68 tentang Sertifikasi bagi Juru
Masak di Kapal(diratifikasi dengan Keputusan
Presiden Nomor 4 Tahun 1992).

Anda mungkin juga menyukai