Syaufii Syamsuddin
1
Seekor tiram berjemur diri dipantai dengan
kedua kulitnya yang terbuka lebar,
Tatkala seekor bangau menghampiri dan
mematuk dagingnya, tiba-tiba sang tiram
mengatupkan dirinya, sambil menjepit paruh
panjang sang bangau.
Tidak satupun yang ingin mengalah.
Akhirnya seorang nelayan mendekati dan
menangkap keduanya.
PEPATAH CHINA
2
HUBUNGAN INDUSTRIAL
18
PEMBANGUNAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
19
Kita berada pada Era globalisasi, ditandai
dengan ciri-ciri:
1. Memudarnya batas-batas antar bangsa;
2. Lahirnya persaingan bebas;
3. Terbukanya pasar barang dan tenaga
kerja;
4. Lahirnya pranata baru sistem perda-
gangan;
5. Lahirnya kekuatan ekonomi baru;
6. Lahirnya regionalisasi perdagangan
seperti: WTO, ASEM, NAFTA, AFTA, APEC.
20
Ratifikasi 8 Konvensi Dasar ILO
21
3. Larangan atas segala bentuk diskriminasi:
a) Konvensi ILO No. 100 Thn 1951 tentang Persamaan Di
Dalam Penerimaan Penghasilan;
b) Konvensi ILO No. 111 Thn 1958 tentang Diskriminasi
Dalam Kesempatan Kerja dan Jabatan.
22
Lahirnya 6 Undang-undang Baru:
1.UU No. 21 Thn 2000 tentang Serikat
Pekerja/Serikat Buruh;
2.UU No. 13 Thn 2003 tentang Ketenagakerjaan;
3. UU No. 2 Thn 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial;
4.UU No. 39 Thn 2004 tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar
Negeri;
5. UU No. 40 Thn 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional;
6. UU. No. 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara jaminan Sosial.
23
PARADIGMA BARU HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Pertama
Dijaminnya kebebasan berserikat;
24
Kedua
25
Ketiga
Sarana HI menjadi hal yang normatif untuk
dilaksanakan, yaitu:
26
Keempat
Ditetapkannya definisi baru mengenai
perselisihan hubungan industrial
dan tata cara (hk. Acara) baru
dalam penyelesaian
perselisihan hubungan industrial.
27
Kelima
Potensi SDM terus menerus berubah, karena
adanya:
1. Keragaman Angkatan Kerja;
2. Kecenderungan Teknologi;
3. Era Globalisasi;
4. Kemajuan dan kecepatan informasi;
5. Perubahan Dalam Jabatan dan Pekerjaan.
28
Keenam
Diterapkannya
sistem pemerintahan otonomi daerah
di tingkat kabupaten/kota
29
BEBERAPA
LANGKAH STRATEGIS
DALAM UPAYA MENCIPTAKAN DAN
MENINGKATKAN KETENGANAN
INDUSTRIAL.
30
1. Utamakan Pelayanan Preventif dari
Represif;
a. Buat rencana kerja pembinaan sarana HI
secara sinergis dan strategis;
b. Tetapkan target hasil setiap orang;
c. Lakukan pembagian wilayah kerja;
d. Lakukan pembinaan (penyuluhan/
bimbingan) secara berkelompok/klasikal;
e. Bentuk tim pemantau tindak lanjut yang
terkoordinasi.
31
2. Pencepatan dan kebenaran (akurasi)
pelayanan;
a. Bentuk organisasi dan pembagian tugas
pelayanan;
b. Bangun standar pelayanan baku;
c. Lakukan pelayanan secara cepat, tepat,
terukur, baik dan benar;
d. Hindari pelayanan yang berbelit-belit lama
dan berubah-ubah ( jangan “kalau bisa
dipersulit kenapa dipermudah?”);
32
3. Pemberdayaan Kelembagaan
Ketenagakerjaan yang ada.
a. Kampanye peningkatan jumlah sarana HI
di perusahaan;
b. Minta laporan dan analisa LKS Bipartit di
perusahaaan;
c. Lakukan re-orientasi LKS yang ada dan
berdayakan;
d. Kembangkan pengetahuan tehnis dan
profesioanlisme pejabat ketenagakerjaan.
33
4. Peningkatan kemampuan/
ketrampilan Tehnis;
a. Diklat/penataran secara berkala/teratur;
b. Pendidikan spesialis;
c. Pembinaan secara berjenjang oleh atasan
secara berjenjang;
d. Melakukan pendampingan dalam
penanganan kasus/pembinaan;
e. Pemberian penghargaan dan hukuman.
34
5. Senantiasa aktif menyikapi
perubahan yang terus menerus:
35
6. Tanggap terhadap:
a. Pengaduan masyarakat;
b. Informasi media massa/keamanan;
c. Kebijakan Pemerintah;
d. Dampak Perdagangan Internasional.
36
BEBERAPA
PRIORITAS PEMBINAAN
KEPADA PERUSAHAAN
37
Pertama:
Di bidang HI dengan:
a. Mentaati per-UU-an;
b. Melaksanakan Sarana HI;
c. Pengupahan yang adil dan layak
dengan membuat struktur/skala upah;
d. Pendidikan dan Latihan, dan
e. Komunikasi.
38
Kedua
Dari aspek manajerial,
: mendorong
perusahaan untuk menerapkan konsep
good corporate governance:
a. Keadilan (fairness);
b. Transparansi (transparency);
c. Akuntabilitas (accountability);
d. Pertanggung jawaban (responsibility).
39
Ketiga
Memperlakukan Pekerja secara wajar:
Mendorong Perusahaan untuk memberi
kesempatan bagi setiap orang untuk
dapat bekerja secara layak
(decent work).
40
Keempat
Pengembangan etos kerja:
41
HASIL YANG DIHARAPKAN:
TERUJUD PEMBANGUNAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL,
YANG AKAN MELAHIRKAN
KETENANGAN INDUSTRIAL,
PRODUKTIVITAS,
DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA.
42
Selamat bekerja!
Alam semesta ini,
ibu dari seluruh kemakmuran,
tetapi bekerja dan berusaha,
adalah ayahnya.
43