Disusun oleh:
Mangerbang Ardis Witman Pakpahan
2110631020024
1. SARANA-SARANA HI
• Lembaga kerjasama bipartit
• Lembaga kerjasama tripartit
• Organisasi pekerja atau serikat pekerja/buruh
• Organisasi pengusaha
• Lembaga keluh kesah dan penyelesaian penyelisihan hubungan
industrial
• Peraturan perusahaan
• Perjanjian kerjasama
• Peraturan perundangundangan ketenagakerjaan
5. Landasan Konstitusional
• Secara eksplisit diatur dalam Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 “ Setiap
warga negara berhak atas pekerjaan yang layak bagi
kemanusiaan”.
• Sebagai hak sipil atau hak konstitusional bagi seluruh WNI.
• Hak yang lain adalah; hak dipilih dan memilih, berserikat,
menyatakan pendapat, beragama dsb.
• Hak atas pekerjaan merupakan komponen dari HAM
• Pekerjaan harus layak menurut ukuran kemanusiaan.
• Layak dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan, kepentingan, tingkat
sosial, gaya hidup, keragaman selera.
• Dalam koridor kebijakan publik dibatasi dengan UMR/UMP yang
mengacu pada kebutuhan hidup layak (KHL)
• Parameter kelayakan bukan hanya ekonomi, tetapi
memperhatikan aspek soaial, mental, moral, budaya, politik, dan
hukum.
6. Landasan Operasional
• Landasan operasiolan ketenagakaerjaan diatur dalam UU Nomor
13 tahun 2003
• Tatanan pre employment menyangkut perencanaan, pelatihan,
penempatan, perluasan kesempatan
• Tatanan during employment menyangkut hubungan kerja,
perlindungan kerja, hubungan industrial, pembinaan, pengawasan
dan penyidikan, dan ketentuan pidana.
• Tatanan post employment menyangkut pemutusan hubungan
kerja, pesangon, dan jaminan sosial tenaga kerja.
7. Landasan Yuridis
• Hubungan industrial bukan hubungan individu, tapi hubungan
kolektif.
• Hubungan akan dimulai apabila setelah didahului peristiwa hukum
antara perusahaan dengan seorang pekerja secara individual, yang
masing-masing mengikatkan diri dalam perjanjian kerja (peristiwa
hukum).
8. Terdapat 3 dimensi hukum dalam hubungan industrial yaitu:
• Hukum perdata untuk menyelesaikan perselisihan bila salah satu
dari pihak melakukan wan prestasi
• Hukum publik pihak-pihak yang melaksanakan perjanjian memiliki
posisi yang sejajar., memiliki posisi tawar yang sama
• Dalam hubungan kerja sulit sekali terwujud, krn pada
kenyataannya pekerja di posisi yang lemah.