Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurul Indah

NPM : 181110013510050
Matkul : Hubungan Industri & Undang-Undang Ketenagakerjaan

Ada beberapa landasan dalam penyelenggaraan hubungan industrial khususnya di Indonesia:

 Landasan Ideal
Berdasarkan kesepakatan nasional dari para pendiri negara (founding father) sejak
kemerdekaan negara republik Indonesia dan tetap disepakati hingga saat ini, telah menjadi
kesepakatan nasional bahwa landasan ideal negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila.
Oleh karena itu, muncul konsep Hubungan Industrial Pancasila (HIP), yaitu pola hubungan
antara pekerja dan pengusaha yang dilandasi oleh semangat dan nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila, melalui kerangka pikir sebagai berikut:

Pancasila, dengan Sila-Silanya:


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 Landasan Strategi
Strategi merupakan pola pikir dan pola tindakan dari seseorang atau organisasi, yang
merupakan kerangka hasil pilihan yang menentukan sifat, arah dan tujuan (visi) jangka
panjang yang akan dicapai, dengan senantiasa memperhitungkan faktor-faktor lingkungan,
baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal.
Indikator pencapaian tujuan strategis dalam konteks hubungan industrial dapat diukur
dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan sebagai berikut:
1. Sudah terlindungikah para pekerja di Indonesia dari berbagai resiko yang
mungkin timbul dalam menjalankan kewajibannya sebagai pelaku produksi
barang dan jasa.
2. Sudah sejahterakah para pekerja di Indonesia? Sejahtera dalam arti untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang layak, sehingga mampu memenuhi
kebutuhan diri dan keluarga, bekerja dengan tenang tidak diganggu beban
pikiran untuk memenuhi hidup sehari-hari.
3. Sudah cerdaskah para pekerja Indonesia? Agar mampu melaksanakan tugas
dan kewajiban pekerjaannya dengan produktif, efektif, efisien dan
menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing.
4. Seberapa jauh peran negara dan pemerintahan Indonesia dalam mewujudkan
perdamaian dan keharmonisan hubungan industrial didalam negeri maupun di
duluan negeri, melalui interrelasi pada pelaku produksi seperti, Pekerja
(workers), Pengusaha (employers), dan Pemerintah (government).
 Landasan Konstitusional
Landasan konstitusional dalam penyelenggaraan pembangunan sektor
ketenagakerjaan di Indonesia, diatur secara eksplisit di dalam batang tubuh Undang-Undang
Dasar 1945 pasal 27 ayat (2), yang berbunyi: “Setiap warga negara berhak atas pekerjaan
yang layak bagi kemanusiaan”. Karena secara eksplisit diatur di dalam UUD 1945, maka
Pasal di atas merupakan salah satu hak sipil atau hak konstitusional (constitutional right) bagi
seluruh warga negara Indonesia, yang dijamin oleh konstitusi, disamping berbagai hak
konstitusional lainnya, seperti: hak memilih dan dipilih, hak berserikat dan menyatakan
pendapat, hak kebebasan beragama, dan sebagainya
Oleh karena itu, maka hak atas pekerjaan yang layak merupakan salah satu komponen
dari Hak Asasi Manusia (HAM), yang harus menjamin penyelenggaraan dan pencapaiannya.
Tetapi bukan hanya hak untuk mendapatkan pekerjaan, pekerjaan tersebut juga harus layak
menurut ukuran kemanusiaan. Seperti ketentuan upah minimum dengan standar kebutuhan
hidup yang layak, menunjukkan bahwa upah yang diberikan kepada seorang pekerja berapa
pada tingkat minimum untuk mempertahankan hidup dengan tingkat hasil pekerjaan yang
juga minimum.

 Landasan Operasional
Aspek ketenagakerjaan yang bersifat komprehensif secara periodik, yaitu: Tatanan
pre employment meliputi: perencanaan tenaga kerja, pelatihan kerja, penempatan tenaga
kerja, serta perluasan kesempatan kerja. Tatanan during employment, meliputi: hubungan
kerja, perlindungan kerja, hubungan industrial, kebijakan pembinaan, pengawasan dan
penyidikan, serta ketentuan pidana. Tatanan post employment, mengatur tentang pemutusan
hubungan kerja, pesangon, dan jaminan sosial tenaga kerja.

 Landasan Yuridis
Hubungan industrial hanya akan terwujud dalam suatu hubungan kerja setelah
didahului oleh perjanjian kerja sebagai peristiwa hukum perdata. Dengan kata lain, sebuah
proses pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi syarat suatu hubungan kerja maka bukan
merupakan fenomena hubungan industrial. 127 Oleh karena itu, sebagaimana halnya sifat
spesifik dari hukum perburuhan (labor law), di dalam hubungan industrial terdapat 3 dimensi
hukum yang mengatur di dalamnya, yaitu:
1. Hukum Perdata
2. Hukum Publik
3. Hukum Internasional

Anda mungkin juga menyukai