PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna melanjutkan penyusunan skripsi
pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Sosial Universitas Mathla’ul
Anwar Banten
Diajuakan Oleh :
Nama : RUDIN SUHENDAR
NIM : C06180002
Program Studi : Ilmu Hukum
PENDAHULUAN
hakikatnya manusia tidaklah bisa hidup sendiri tanpa orang lain sehingga ia
tersebut. Dalam dunia usaha, kerja sama antara perusahaan dilakukan dengan
perjanjian kerja bersama yang memuat tentang bagaimana hubungan yang akan
dijalin oleh masing-masing pihak. Dari hubungan tersebut maka akan dibutuhkan
sumber daya manusia yang akan menjadi faktor penting pelaksanaan hubungan
oleh setiap pengusaha atau perusahaan yang mempekerjakan orang untuk bekerja
pada perusahaan tersebut harus sangat diperhatikan, yaitu mengenai pemeliharaan
sosial tenaga kerja yang bersifat umum untuk dilaksanakan atau bersifat dasar,
yang tercantum dalam jiwa dan semangat Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur, dan merata,
mempunyai banyak dimensi dan keterkaitan. Keterkaitan itu tidak hanya dengan
kepentingan tenaga kerja selama, sebelum dan sesudah masa kerja tetapi juga
daya saing tenaga kerja Indonesia, upaya perluasan kesempatan kerja, pelayanan
Dalam definisi ini telah tampak adanya asas konsensualisme dan timbulnya
industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan Untuk itu, pengakuan dan
bawahan dan atasan serta adanya wewenang perintah yang membedakan antara
pengertiannya lebih umum karena menunjuk pada hubungan antara pekerja dan
pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Serta
1
H. Salim HS. 2008. Perancangan Kontrak dan Memorandum of Understanding. Jakarta: Sinar
Grafika. Hal 9
2
Ibid. Hal 10
pada ketentuan undang-undang No. 13 tahun 2003 tidak menyebutkan bentuk
dalam syarat-syarat kerja. Syarat utama yang harus dipenuhi para pihak dalam
pembuatan Perjanjian Kerja adalah dasar dari pembuatan Perjanjian kerja itu
sendiri, yaitu:
Salah satu fungsi Perjanjian Kerja adalah menegaskan hak dan kewajiban
para pihak secara individual. Perjanjian Kerja berisi pertukaran hak dan
kewajiban dari Pengusaha dan Pekerja. Kewajiban dari pihak Pekerja menjadi hak
dari pihak Pengusaha, dan sebaliknya kewajiban Pengusaha menjadi hak dari
Pekerja. Lamanya perjanjian ini berlaku terserah kepada para pihak, dengan
ketentuan bahwa perjanjian tersebut paling lama berlaku dua tahun dan dapat
perjanjian kerja jangan terlalu pendek agar stabilitas terjamin dan sebaliknya
jangan terlalu panjang agar dapat menyesuaikan dengan keadaan yang selalu
berubah-ubah.
3
Husni Lalu. 2005. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal 54
Setiap perusahaan yang membutuhkan pekerja memberikan syarat-syarat
yang cukup sulit untuk dipenuhi oleh calon pekerja yang mengajukan lamaran.
Dalam iklim persaingan usaha yang semakin ketat, perusahaan berusaha untuk
badan penyedia jasa. Badan penyedia jasa tersebut melakukan proses administrasi
dan manajemen berdasarkan definisi serta kriteria yang telah disepakati oleh para
pihak.
akan pemenuhan hak-hak pekerja yang biasa disebut pekerja kontrak. Hal ini
disebabkan karena pekerja kontrak berada pada pihak yang lemah. Hubungan
kerja PKWT dilaksanakan berdasarkan suatu perjanjian yang dibuat secara
tertulis akan tetapi yang sering terjadi adalah perjanjian antara pekerja dengan
perusahaan dengan lisan yang dianggap remeh oleh pekerja. Dalam pembuatan
haruslah ada itikad baik yang melandasi setiap perjanjian sehingga isi perjanjian
berdasarkan PKWT lebih merugikan pihak pekerja seperti misal pengajuan target-
target pekerjaan yang sulit untuk dicapai oleh pekerja, ketidak adanya pesangon,
upah yang kurang UMK, ketidak dapatannya pekerja untuk ikut serta dalam
dialihkan kepada pihak yang lebih profesional. Namun pengalihan dari hal-hal
dalam pemenuhan perlindungan hukum bagi pekerja yang tidak tetap atau pekerja
dalam dunia usaha di Indonesia kini semakin marak dan telah menjadi kebutuhan
yang tidak dapat ditunda-tunda oleh pelaku usaha, sedangkan pengaturan yang
outsourcing. Hal ini menjadi bukti bahwa hukum dapat dikalahkan dengan
kepentingan perekonomian.
pada perusahaan yang menggunakan jasa pekerja/buruh outsourcing, hal ini dapat
dan norma Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang dilakukan
yang dialih dayakan adalah sifat dan jenis pekerjaan utama perusahaan.
Tidak adanya klasifikasi terhadap sifat dan jenis pekerjaan yang dialih daya
hukum.
berupa:
4
Libertus Jehani. 2006. Hak-Hak Pekerja Bila di PHK. Jakarta: Visimedia. Hal 6
b. Perusahaan outsourcing membayar upah murah yang tidak sesuai dengan
sistem outsourcing dan PKWT ini. Caranya dengan mengajukan uji materi
(judicial review) ke Mahkamah Konstitusi (MK) sebagaimana teregistrasi dengan
produksi. Upaya buruh melawan sistem outsourcing dan kerja kontrak seakan
dan buruh kontrak kembali memasuki gedung MK. tercantum pada Putusan
oleh Didik Suprijadi yang bertindak atas nama Lembaga Swadaya Masyarakat
mengajukan judicial review terhadap Pasal 59, Pasal 64, Pasal 65 dan Pasal 66
permohonan Didik Supriadi untuk sebagian dan menolak permohonan atas Pasal
5
Syarifa Mahila. 2012. “Perlindungan Hukum Hak Pekerja Outsourcing Pasca Putusan Mahkamah
Konstitusi”. Jurnal Lex Specialis. No. 16 (2012) Desember 2012. Jambi: Fakultas Hukum Universitas
Batanghari Jambi. Hal 49
pemerintah menerbitkan Permenakertrans No. 19 Tahun 2012 tentang Syarat-
Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja diresmikan yang mengubah isi
Pasal-Pasal tersebut maka akan ada peraturan lain yang menjadi landasan
pelaksanaan outsourcing, yang pada saat ini masih belum dibuat oleh
pemerintah.
sesuai dengan isi perjanjian yang termasuk di dalamnya masa kontrak kerja.
Hal-hal seperti ini tidak akan menjadi suatu masalah apabila perusahaan
pengguna jasa pekerja/buruh tetap memberikan hak mereka pada saat kontrak
yang melibatkan pelanggaran hak bagi pekerja terutama dalam penulisan ini
instrument nilai yang otonom dan independen saja, melainkan harus tampil
dalam sosoknya sebagai bagian dari upaya rekayasa sosial (law is a tool of social
engineering). Oleh karena itu penting untuk dilakukannya kajian lebih mendalam
B. Rumusan Masalah
tercapai atau tidaknya sebuah penelitian. Terdapat 2 (dua) macam tujuan dalam
perseorangan.6 Adapun tujuan yang hendak penulis capai adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Objektif
2. Tujuan Subjektif
6
Mukti Fajar. 2010. Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Hal 89
b. Merupakan ilmu dan teori hukum yang telah penulis peroleh agar dapat
Anwar Banten.
D. Manfaat Penelitian
penulis maupun pihak lain. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Metode Penelitian
yang merupakan pembeda ilmu hukum dan ilmu-ilmu sosial adalah ilmu hukum
yang dapat menunjang hasil penelitian untuk mencapai tujuan dari penelitian
hukum itu sendiri. Metode yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
atau dikenal sebagai penelitian hukum doktrinal, yaitu penelitian hukum yang
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka dan data sekunder yang terdiri
dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan non hukum.
2. Sifat Penelitian
seyogyanya dilakukan.
3. Pendekatan Penelitian
beberapa bidang yang saling berkaitan dengan isu-isu hukum yang sedang
perundang-undangan.10
8
Ibid. Hal 55-56
9
Ibid. Hal 59
10
Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitiian Hukum. Jakarta: UI Press. Hal 225
Jenis data yang digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan pustaka
sekunder yang berasal dari berbagai macam literatur baik dari buku, hasil
1945
Kerja
Perusahaan Lain
1) Buku-buku
2) Jurnal Hukum
4) Artikel Hukum
5) Internet
dalam internet.12
bahan hukum yang relevan terhadap isu yang dihadapi dengan teknik studi
Teknik pengumpulan bahan hukum ini dengan cara membaca, mengkaji dan
publikasi.13
analisis bahan hukum yang dipergunakan adalah analisis bahan hukum yang
silogistik untuk metode deduksi yang merupakan premis mayor adalah aturan
hukum, sedangkan premis minornya adalah fakta hukum. Dari kedua hal
secara sistematis dan menyeluruh mengenai bahasan yang dikaji oleh penulis.
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab yaitu
13
Ibid. Hal 237
14
Ibid. Hal 89-90
pendahuluan, tinjauan pustaka, pembahasan dan penutup. Sistematika ini
BAB I PENDAHULUAN
KONTRAK
penulis teliti.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan hukum dimana penulis
DAFTAR PUSTAKA