Anda di halaman 1dari 16

Peranan Perjanjian Kerja Dalam Mewujudkan Terlaksananya Hak Dan

Kewajiban Para Pihak Dalam Hubungan Ketenagakerjaan

PERANAN PERJANJIAN KERJA


DALAM MEWUJUDKAN TERLAKSANANYA
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
DALAM HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN
Oleh :

Dr. Niru Anita Sinaga, SH, MH.


Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma Jakarta.
Ketua LKBH Fakultas Hukum Unsurya
Email : (anita_s1naga@yahoo.com)
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Abstract :

An employment agreement is one of the bases of the employment relationship that creates a bond or legal
relationship for the parties, resulting in rights and obligations. With the employment agreement is
expected to realize the rights and obligations of the parties fairly. But in practice has not been fully
realized. To make it happen, among others: With government intervention, this is in accordance with the
characteristic of labor law in Indonesia which is mixture that is private and also public. In addition, the
principles contained in the employment agreement must be in harmony with all principles contained in
the law of contract, among others: Principle of freedom of contract, the principle of consensualism, the
principle of legal certainty, the principle of good faith, the principle of personality, the principle of trust,
the principle of equality Law, the principle of equilibrium, the principle of legal certainty, the moral
principle, the principle of propriety and the principle of protection. These whole principles are interrelated
to each others, inseparable, concurrent, proportionate and fair, and serve as a binding frame of the
contents of the employment agreement.
Keywords: Employment Agreement, Employment Relations

Abstract :

Perjanjian kerja merupakan salah satu dasar hubungan ketenagakerjaan yang menimbulkan
perikatan atau hubungan hukum bagi para pihak, melahirkan hak dan kewajiban. Dengan
adanya perjanjian kerja diharapkan dapat mewujudkan terlaksananya hak dan kewajiban para
pihak dengan adil. Namun dalam prakteknya belum sepenuhnya terwujud. Untuk
mewujudkannya, antara lain: Dengan intervensi pemerintah, hal ini sesuai dengan
kharakteristik hukum ketenagakerjaan di Indonesia yang bersifat campuran yaitu bersifat
privat dan juga bersifat publik. Selain itu prinsip-prinsip yang terdapat pada perjanjian kerja
harus memiliki keselarasan dengan seluruh prinsip-prinsip yang terdapat pada hukum
perjanjian, antara lain: Asas kebebasan berkontrak, asas konsensualisme, asas kepastian
hukum, asas itikad baik, asas kepribadian, asas kepercayaan, asas persamaan hukum, asas
keseimbangan, asas kepastian hukum, asas moral, asas kepatutan dan asas perlindungan.
Keseluruhan prinsip ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya, tidak dapat dipisah-
pisahkan, diterapkan secara bersamaan, berlangsung secara proporsional dan adil, dan
dijadikan sebagai bingkai mengikat isi perjanjian kerja tersebut.
Kata kunci: Perjanjian Kerja, Hubungan Ketenagakerjaan

30
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 2, Maret 2017
Peranan Perjanjian Kerja Dalam Mewujudkan Terlaksananya Hak Dan
Kewajiban Para Pihak Dalam Hubungan Ketenagakerjaan

Pendahuluan diharapkan dapat: Menegakkan masalah


perlindungan dan jaminan terhadap tenaga
Bangsa Indonesia sebagai anggota PBB kerja; Melaksanakan berbagai instrumen
haruslah mengemban tanggung jawab internasional tentang hak-hak tenaga kerja
moral dan hukum untuk menjunjung tinggi yang telah diratifikasi; Sebagai anggota
dan melaksanakan Deklarasi Universal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
tentang HAM. Termasuk melaksanakan menjunjung tinggi dan melaksanakan
berbagai instrument internasional lainnya, Deklarasi Universal tentang Hak Azasi
antara lain: Mengenai hak-hak Tenaga Manusia (HAM).
Kerja yang telah diratifikasi oleh Negara
Indonesia. Dalam penjelasan undang- Secara sosial ekonomis, kedudukan
Undang no 13 tahun 2003 dikatakan pekerja/buruh adalah tidak bebas. Sebagai
bahwa : Pembangunan ketenagakerjaan orang yang tidak mempunyai bekal hidup
sebagai bagian integral dari pembangunan lain daripada itu, ia terpaksa bekerja pada
nasional berdasarkan Pancasila dan orang lain. Majikan inilah yang pada
Undang- Undang Dasar Negara Republik dasarnya menentukan syarat-syarat kerja.2
Indonesia Tahun 1945, dilaksanakan
dalam rangka pembangunan manusia Dalam rangka perlindungan bagi pekerja
Indonesia seutuhnya dan pembangunan /buruh dan pengusaha dibutuhkan
masyarakyat Indonesia seluruhnya untuk perjanjian kerja sebagai landasan
meningkatkan harkat, martabat dan harga hubungan kerja. Campur tangan
diri tenaga kerja serta mewujudkan pemerintah dalam bidang ketenagakerjaan
masyarakyat sejahtera, adil dan makmur, juga dibutuhkan untuk menjaga
dan merata baik material maupun keseimbangan bagi para pihak melalui
spiritual. Untuk mencapai hal tersebut peraturan perundang-undangan, sehingga
diatas maka Pembangunan ketenaga menjadikan hukum perburuhan bersifat
kerjaan harus diatur sedemikian rupa ganda yaitu privat dan publik. Hal ini
sehingga terpenuhi hak-hak dan seperti yang diungkapkan oleh Philipus M
perlindungan yang mendasar bagi tenaga Hadjon bahwa: “hukum perburuhan
kerja dan pekerja / buruh serta pada saat merupakan disiplin fungsional karena
yang bersamaan dapat mewujudkan memiliki karakter campuran yaitu hukum
kondisi yang kondusif bagi pengembangan publik dan hukum privat”. Karakter
dunia usaha. hukum privat mengingat dasar dari
hubungan hukum yang dilakukan oleh
Dalam pelaksanaan pembangunan pemberi kerja dengan pekerja/buruh
nasional, tenaga kerja mempunyai peranan adalah perjanjian kerja. Sementara
dan kedudukan yang sangat penting mempunyai karakter hukum publik karena
sebagai pelaku dan tujuan pembangunan,1 hubungan hukum yang dilakukan oleh
sehingga perlindungan terhadap pekerja pemberi kerja dengan pekerja/buruh harus
/buruh sangat perlu. Disamping diatur dan diawasi atau difasilitasi oleh
perlindungan pekerja/buruh, perlindungan pemerintah dalam rangka pemberian
terhadap pengusaha juga dibutuhkan jaminan perlindungan hukum bagi pekerja
mengingat peranannya sebagai penyedia /buruh.3
lapangan kerja dan penggerak roda
perekonomian. Dengan adanya perjanjian kerja
menimbulkan perikatan atau hubungan
Lahirnya Undang-undang Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan 2
Joseph. E Stiglitz, Making globalization work
(menyiasati globalisasi menuju dunia yang lebih
1
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 adil), Jakarta: Mizan, 2007, hal. 6.
Tentang Ketenagakerjaan, Cetakan II, 3
Philipus M Hadjon dan Tatiek Sri Djatmiati,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, Argumentasi Hukum, Surabaya: UGM Press,
Menimbang huruf b, hal.1. 2005, hal. 41.

31
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 2, Maret 2017
Peranan Perjanjian Kerja Dalam Mewujudkan Terlaksananya Hak Dan
Kewajiban Para Pihak Dalam Hubungan Ketenagakerjaan

hukum bagi para pihak. Secara umum menentukan 4 syarat sahnya perjanjian,
perjanjian adalah: “Merupakan peristiwa yaitu:
dimana seorang berjanji kepada orang lain
1. Adanya kesepakatan kedua belah
atau dimana dua orang itu saling berjanji
pihak.
untuk melaksanakan sesuatu hal, dari
2. Kecakapan untuk melakukan
peristiwa ini timbullah suatu hubungan
perbuatan hukum.
hukum antara pihak-pihak tersebut yang
3. Adanya objek perjanjian
disebut perikatan”4
4. Adanya kausa yang halal.
Subekti mengatakan: “Perikatan adalah Salah satu contoh perjanjian yang terdapat
suatu hubungan hukum antara dua orang didalam kehidupan dunia usaha saat ini
atau dua pihak berdasarkan mana pihak adalah perjanjian kerja. Secara teori
yang satu berhak menuntut sesuatu hal prinsip-prinsip yang harus ada dalam
dari pihak yang lain dan pihak yang semua perjanjian adalah sama, tidak
lainnya berkewajiban untuk memenuhi terkecuali juga perjanjian kerja sebagai
tuntutan itu".5 salah satu dari jenis perjanjian pada
umumnya. Pada prakteknya pembuatan
Hubungan hukum melahirkan hak dan perjanjian tersebut sering tidak
kewajiban bagi masing-masing pihak. menerapkan prinsip - prinsip yang terdapat
Agar hak dan kewajiban masing-masing pada hukum perjanjian secara
pihak dapat berjalan dengan baik, maka menyeluruh.
dalam membuat suatu perjanjian
hendaklah berdasarkan prinsip-prinsip Dalam perjanjian kerja ada 4 prinsip yang
umum yang terdapat pada hukum membedakannya dengan perjanjian-
perjanjian yaitu: Asas kebebasan perjanjian lain, khususnya dari perjanjian
berkontrak, asas konsensualisme, asas pacta pemberian jasa atau perjanjian melakukan
sunt servanda, asas itikad baik asas pekerjaan tertentu dan dari perjanjian
kepribadian (personalitas).6Juga prinsip pemborongan pekerjaan. Keempat prinsip
lainnya yaitu: Asas kepercayaan, asas tersebut yaitu:7Adanya unsur pekerjaan,
persamaan hukum, asas keseimbangan, adanya unsur perintah, adanya waktu
asas kepastian hukum, asas moral, asas tertentu, adanya unsur upah.
kepatutan, asas kebiasaan, dan asas
perlindungan. Keseluruhan prinsip-prinsip Pada waktu melaksanakan suatu
dalam hukum perjanjian harus perjanjian, salah satunya perjanjian kerja,
diberlakukan secara menyeluruh, karena seharusnya kepentingan pekerja / buruh
berkaitan satu dengan yang lainnya dengan dan pengusaha akan bersamaan dijamin
kata lain pada saat bersamaan asas yang oleh hukum secara seimbang agar tujuan
satu harus dibingkai dengan ketentuan- perjanjian itu dapat dicapai yaitu
ketentuan lainnya sehingga suatu tercapainya keadilan. Namun pada
perjanjian dapat berlangsung secara praktek, posisi pemberi kerja dengan
proporsional dan adil. pekerja / buruh sering dalam keadaan
tidak seimbang, pemberi kerja selalu
Selain prinsip-prinsip dalam perjanian berada dalam posisi yang kuat, sedangkan
diperlukan lagi syarat-syarat untuk sahnya pekerja/buruh sebagai yang membutuhkan
suatu perjanjian. Pasal 1320 KUHPerdata pekerjaan selalu berada dalam posisi yang
lemah sehingga cenderung menuruti syarat
4
Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan pada
yang diajukan oleh pemberi kerja.8 Disisi
Bank, Bandung: Alfabeta, 2003, hal. 73.
5
R.Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: 7
Djumadi, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja,
Intermasa, 2005, hal. 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. hal,
6
Salim H.S, Hukum Kontrak Teori dan Teknik 12.
Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar Grafika, 8
Herlien Budiono, Asas Keseimbangan bagi
2010, hal. 9. Hukum Perjanjian Indonesia: Hukum Pejanjian

32
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 2, Maret 2017
Peranan Perjanjian Kerja Dalam Mewujudkan Terlaksananya Hak Dan
Kewajiban Para Pihak Dalam Hubungan Ketenagakerjaan

lain pengusaha juga membutuhkan hukum adalah: Pertama; menyangkut


perlindungan agar tetap dapat kepentingan pribadi (individual interest);
menjalankan usahanya dengan baik, Kedua, menyangkut kepentingan
karena keduanya saling membutuhkan. masyarakat (sosial interest), dan Ketiga,
Untuk menjaga kepentingan yang berbeda menyangkut kepentingan umum (publik
diantara keduanya dibutuhkan intervensi interest). Perlindungan terhadap pekerja
pemerintah. Pada waktu mengadakan /buruh dapat dilakukan baik dengan jalan
perjanjian, kedudukan pekerja pada memberikan tuntunan, santunan, maupun
hakikatnya dapat ditinjau dari dua segi, dengan jalan meningkatkan pengakuan
yaitu dari segi yuridis dan dari segi sosial hak-hak asasi manusia, perlindungan fisik
ekonomis. Dari segi sosial ekonomis, dan sosial ekonomi melalui norma yang
pekerja membutuhkan perlindungan berlaku dalam perusahaan.11
hukum dari negara atas kemungkinan
adanya tindakan sewenang-wenang dari Untuk mewujudkan apa yang digariskan
pengusaha. Dari segi yuridis bentuk dalam uraian diatas pengawasan
perlindungan yang diberikan pemerintah ketenagakerjaan merupakan unsur penting
adalah dengan membuat peraturan- dalam perlindungan tenaga kerja, sekaligus
peraturan yang mengikat pekerja/buruh sebagai upaya penegakan hukum
dan majikan, mengadakan pembinaan, ketenagakerjaan secara menyeluruh.
serta melaksanakan proses hubungan Upaya penegakan hukum ketenagakerjaan
industrial. Dalam situasi seperti ini secara menyeluruh bagi pekerja / buruh
dibutuhkan hubungan kontraktual yang tidak cukup dilakukan hanya dengan
proporsional antara pelaku bisnis penetapan peraturan perundang-undangan
diterapkan suatu pola hubungan win-win ketenagakerjaan.
solution yang mencerminkan suatu
hubungan simbiosis mutualisma.9 Pelaksanaan perjanjian kerja selama ini
sering tidak dilandasi dengan keselarasan
Setiap perusahaan mempunyai peraturan seluruh prinsip-prinsip yang terdapat pada
yang berisi tentang hak dan kewajiban para hukum perjanjian sehingga menimbulkan
pihak. Hak dan kewajiban banyak permasalahan.
menggambarkan suatu hubungan hukum
antara para pihak yang melakukan Melihat permasalahan-permasalahan yang
perjanjian. Berbicara tentang perlindungan dikemukakan diatas, maka dibutuhkan
hukum selalu terkait dengan peran dan suatu solusi agar dapat diterima semua
fungsi hukum sebagai pengatur dan pihak dengan baik, dirasakan ada
pelindung kepentingan masyarakat. Ada 3 manfaatnya, mempunyai kepastian hukum
macam perlindungan terhadap pekerja / dan memberi perlindungan bagi semua
buruh, masing – masing: Perlindungan pihak sehingga apa yang menjadi tujuan
ekonomis, Perlindungan sosial, Perlindungan melakukan perjanjian itu dapat terwujud.
teknis.10 Sedangkan penggolongan Salah satu solusi yang diberikan adalah
kepentingan yang harus dilindungi oleh agar didalam pembuatan perjanjian kerja
harus menerapkan keselarasan perjanjian
kerja outsourcing dengan seluruh prinsip-
Berlandaskan Asas-asas Wigati Indoonesia, prinsip hukum perjanjian yang didalamnya
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2006, hal.
mencerminkan: Asas kebebasan
318.
9
Niewenhuis, Hoofdstuken Verbintennissen recht” berkontrak, asas kesepakatan, asas
atau Pokok-Pokok Hukum Perikatan, kepastian hukum, asas itikad baik, asas
Terjemahan Djasadin Saragih , terbitan Januari kepribadian, asas kepercayaan, asas
1985, hal. 6 .
10
Abdul Hakim, Pengantar Hukum
Ketenagakerjaan Indonesia, Berdasarkan Undang- 11
Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja, Hukum
undang Nomor 13 Tahun 2003, Bandung: PT. Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, Jakarta:
Citra Aditya Bakti, 2007, hal. 61. PT. Raja Grafindo Persada, 2007, hal. 78.

33
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 2, Maret 2017
Peranan Perjanjian Kerja Dalam Mewujudkan Terlaksananya Hak Dan
Kewajiban Para Pihak Dalam Hubungan Ketenagakerjaan

persamaan hukum, asas kepatutan, asas macam cara, salah satu diantaranya
moral, asas keterbukaan, asas dengan membuat perjanjian. Dalam
keseimbangan, dan asas perlindungan bagi KUH Perdata perjanjian diatur dalam
para pihak. Kesemuanya asas ini harus Buku III (Pasal 1233-1864) tentang
diberlakukan secara bersamaan, tidak Perikatan.
terpisah-pisah tetapi merupakan satu
kesatuan, merupakan bingkai yang utuh BW menggunakan istilah kontrak dan
bagi isi perjanjian tersebut. Sehingga perjanjian untuk pengertian yang sama.
tujuan keadilan sosial dapat dicapai Hal ini dapat dilihat jelas dari judul Bab
dengan jalan melindungi pekerja / buruh II Buku III BW yaitu: Tentang
terhadap kekuasaan yang tidak terbatas perikatan-perikatan yang dilahirkan dari
dari pihak majikan/pengusaha melalui kontrak atau perjanjian. Dari judul
sarana hukum.12 tersebut dapat diberikan makna bahwa
kontrak dan perjanjian dimaknai
PERMASALAHAN dengan pengertian yang sama.
Pengertian tentang perjanjian atau
1. Apakah dengan adanya perjanjian kontrak beraneka ragam, antara lain:
kerja telah dapat mewujudkan Subekti mengatakan: Perjanjian adalah
terlaksananya hak dan kewajiban para suatu peristiwa di mana seorang
pihak dalam hubungan berjanji kepada seorang lain atau di
ketenagakerjaan? mana dua orang itu saling berjanji
2. Bagaimana caranya agar suatu untuk melaksanakan suatu hal.
perjanjian kerja dapat memberikan Sedangkan perikatan adalah
perlindungan hukum bagi para pihak perhubungan hukum antara dua orang
dalam hubungan ketenagakerjaan? atau dua pihak, berdasarkan mana
pihak yang satu berhak menuntut
sesuatu hal dari pihak yang lain, dan
PEMBAHASAN pihak yang lain berkewajiban untuk
Perjanjian kerja mengacu pada hukum memenuhi tuntutan tersebut.13
perjanjian yaitu suatu peristiwa dimana
seorang berjanji kepada seorang lain atau Sudikno Mertokusumo mengemukakan
dimana dua orang itu saling berjanji untuk bahwa perjanjian adalah: “Hubungan
melaksanakan suatu hal. Perjanjian hukum antara dua pihak atau lebih
dikatakan sah jika memenuhi ketentuan berdasarkan kata sepakat untuk
yang di atur dalam pasal 1320 Kitab menimbulkan akibat hukum”.14
Undang-undang Hukum Perdata. Pasal 1313 KUHPerdata menyatakan:
Tujuan diadakan perjanjian tidak lain dari “Perjanjian adalah suatu perbuatan
pada tujuan hukum itu sendiri yaitu dengan mana satu orang atau lebih
memberi perlindungan dan keadilan bagi mengikatkan dirinya terhadap satu
para pihak yang mengadakan perjanjian. orang lain atau lebih”.
Salah satu cara untuk melindungi para
Dengan demikian suatu kesepakatan
pihak dalam perjanjian kerja adalah berupa perjanjian atau kontrak pada
dengan cara menerapkan adanya
hakikatnya adalah mengikat, bahkan
keseimbangan. sesuai dengan Pasal 1338 ayat 1
KUHPerdata, kesepakatan ini memiliki
A. Tinjauan Umum Mengenai Perjanjian kekuatan mengikat sebagai undang-
Manusia dalam memenuhi berbagai
kepentingannya melakukan berbagai 13
R.Subekti, Hukum Perjanjian, Op.Cit., hal. 1.
14
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum:
12
Iman Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberty, 1999,
Jakarta : Djambatan, Cet. XI, 1995, hal.7. hal. 97.

34
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 2, Maret 2017
Peranan Perjanjian Kerja Dalam Mewujudkan Terlaksananya Hak Dan
Kewajiban Para Pihak Dalam Hubungan Ketenagakerjaan

undang bagi para pihak yang hukum. Hubungan hukum adalah


membuatnya.15 hubungan yang menimbulkan akibat
hukum yaitu adanya hak dan
Berdasarkan rumusan pengertian kewajiban.
perjanjian yang telah dikemukakan
diatas dapat disimpulkan bahwa 2. Subjek dan objek perjanjian
perjanjian itu terdiri dari:
Subjek perjanjian sama dengan
1. Ada pihak-pihak. subjek perikatan yaitu pihak-pihak
2. Ada persetujuan antara pihak-pihak. yang terdapat dalam perjanjian.
3. Ada prestasi yang akan di Subjek bisa seseorang manusia atau
laksanakan. suatu badan hukum. Objek dalam
4. Ada bentuk tertentu lisan atau perjanjian berupa prestasi, yang
tulisan. berujud memberi sesuatu, berbuat
5. Ada syarat – syarat tertentu sebagai sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu.
isi perjanjian. Mengenai objek perjanjian,
6. Ada tujuan yang hendak di capai. diperlukan beberapa syarat untuk
menentukan sahnya suatu perikatan,
1. Hubungan hukum adanya hak dan yaitu: Objeknya harus tertentu,
kewajiban akibat adanya perjanjian harus diperbolehkan, dapat dinilai
Menurut KUHPerdata perjanjian dengan uang, harus mungkin.16
merupakan salah satu sumber yang Di dalam suatu perjanjian, lazimnya
melahirkan perikatan yang diatur memiliki unsur-unsur sebagai
dalam buku III KUHPerdata, berikut: (1) Bagian inti disebut
kecuali itu sumber perikatan yang essentialia, (2) bagian non inti yang
lain adalah undang-undang, terdiri dan naturalia dan
yurisprudensi, hukum tertulis dan aksedentalia.17
tidak tertulis serta ilmu pengetahuan.
Essentialia yaitu bagian yang harus
Menurut pasal 1233 KUHPerdata ada dalam suatu perjanjian, jika
bahwa tiap-tiap perikatan dilahirkan bagian ini tidak ada maka perjanjian
dari perjanjian dan undang-undang. yang dikehendaki oleh para pihak
Subekti mengatakan: “Perikatan tidak akan tercipta atau terwujud.
adalah suatu hubungan hukum
antara dua orang atau dua pihak Naturalia yaitu bagian yang oleh
berdasarkan mana pihak yang satu undang-undang dikatakan sebagai
berhak menuntut sesuatu hal dari bagian yang bersifat mengatur.
pihak yang lain dan pihak yang Aksidentalia yaitu bagian dimana
lainnya berkewajiban untuk undang-undang tidak mengaturnya
memenuhi tuntutan itu". secara tersendiri, tetapi ditambahkan
Perikatan merupakan suatu oleh para pihak dalam perjanjian.
hubungan hukum yang terjadi baik
3. Syarat sahnya suatu perjanjian
karena perjanjian atau karena
hukum. Dinamakan sebagai Pasal 1320 KUHPerdata
perikatan, karena hubungan hukum menentukan empat syarat sahnya
itu mengikat, yaitu kewajiban- perjanjian, yaitu:
kewajiban yang timbul dari adanya
perikatan dapat dipaksakan secara 16
Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum
Perikatan, Bandung: Mandar Maju, 1994, hal.
4.
15
Huala Adolf, Dasar-dasar Hukum Kontrak 17
Mariam Darus Badruizaman, KUH Perdata
Internasional, Bandung: Refika Aditama, 2006, Buku III Hukum Perikatan Dengan Penjelasan,
hal. 15. Bandung: Alumni, 1996, hal. 99.

35
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 2, Maret 2017
Peranan Perjanjian Kerja Dalam Mewujudkan Terlaksananya Hak Dan
Kewajiban Para Pihak Dalam Hubungan Ketenagakerjaan

1) Adanya kesepakatan kedua belah 6. Asas-asas dalam hukum perjanjian


pihak.
2) Kecakapan untuk melakukan Di dalam hukum perjanjian dikenal
lima asas penting yaitu: Asas
perbuatan hukum.
3) Adanya objek perjanjian kebebasan berkontrak, asas
konsensualisme, asas pacta sunt
4) Adanya causa yang halal.
servanda, asas itikad baik, asas
kepribadian (personalitas).
4. Bentuk dan isi perjanjian
Bentuk perjanjian dapat dibedakan Disamping kelima asas itu, didalam
menjadi dua macam, yaitu tertulis Lokakarya Hukum Perikatan yang
dan lisan. Ada 3 bentuk perjanjian diselenggarakan oleh badan
tertulis: Pembinaan Hukum Nasional,
1) Perjanjian dibawah tangan yang Departemen Kehakiman dari tanggal
ditandatangani para pihak yang 17-19 Desember 1985 telah berhasil
bersangkutan saja. dirumuskan 8 asas hukum perikatan
2) Perjanjian dengan saksi notaris nasional. Kedelapan asas itu: Asas
untuk melegalisir tandatangan kepercayaan, asas persamaan
para pihak. hukum, asas keseimbangan, asas
3) Perjanjian yang dibuat dihadapan kepastian hukum, asas moral, asas
notaris dalam bentuk akta kepatutan, asas kebiasaan, dan asas
notariel. perlindungan.18

5. Berakhirnya perjanjian B. Perjanjian Kerja


Dalam BW tidak diatur secara Dalam KUH Perdata, pengertian
khusus tentang berakhirnya perjanjian kerja dapat kita lihat pada
perjanjian, tetapi yang diatur dalam Pasal 1601 huruf a KUHPerdata
Bab IV Buku III BW hanya berbunyi: “perjanjian perburuhan
hapusnya perikatan-perikatan. adalah perjanjian dengan mana pihak
Walaupun demikian, ketentuan yang satu, si buruh, mengikatkan
tentang hapusnya perikatan tersebut dirinya untuk di bawah perintah pihak
juga merupakan ketentuan tentang lain, si majikan untuk sesuatu waktu
hapusnya perjanjian karena tertentu, melakukan pekerjaan dengan
perikatan yang dimaksud dalam menerima upah”. Dalam pasal ini
BAB IV Buku III BW adalah hubungan yang terjadi adalah
perikatan pada umumnya baik itu hubungan kerja antara buruh dengan
lahir dari perjanjian maupun lahir majikan, hal ini terjadi karena adanya
dari perbuatan melanggar hukum. perjanjian kerja. Buruh melakukan
Berakhirnya perjanjian yang diatur pekerjaan di bawah pimpinan atau
di dalam Bab IV Buku III petunjuk majikan.
KUHPerdata Pasal 1381
KUHPerdata disebutkan beberapa Dalam Pasal tersebut terdapat 3 hal
cara hapusnya suatu perikatan yaitu: pokok, yaitu:
Pembayaran, penawaran tunai a. Adanya pekerjaan yang dilakukan
disertai dengan penitipan, oleh buruh,
pembaharuan hutang, perjumpaan b. upah diberikan langsung oleh
hutang, percampuran hutang, majikan,
pembebasan hutang, musnahnya c. posisi siburuh berada pada posisi
benda yang terhutang, kebatalan tidak seimbang (berada dibawah
atau pembatalan, berlakunya syarat perintah si majikan).
batal, kadaluarsa atau lewat waktu.
18
Salim H.S, Op.Cit, hal. 13.

36
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 2, Maret 2017
Peranan Perjanjian Kerja Dalam Mewujudkan Terlaksananya Hak Dan
Kewajiban Para Pihak Dalam Hubungan Ketenagakerjaan

Perjanjian kerja menurut Subekti dengan produk baru, atau produk


adalah: Perjanjian antara seorang tambahan yang masih dalam
“buruh” dengan seorang “majikan”, percobaan atau penjajakan (Pasal
perjanjian mana ditandai oleh ciri-ciri 59).
adanya suatu upah atau gaji tertentu b. Perjanjian kerja waktu tidak
yang diperjanjikan dan adanya suatu tertentu (PKWTT), yaitu:
hubungan diperatas yang dalam bahasa Perjanjian kerja antara pekerja
Belanda disebut dienstverhording, yaitu /buruh dengan pengusaha untuk
suatu yang berdasarkan mana pihak mengadakan hubungan kerja
yang satu (majikan) berhak tetap. Masa berlakunya PKWTT
memberikan perintah-perintah yang berakhir sampai pekerja/buruh
harus ditaati oleh pihak lain. Sedangkan memasuki usia pensiun, pekerja/
perjanjian pemborongan pekerjaan buruh diputus hubungan
adalah: suatu perjanjian antara seorang kerjanya, dan pekerja/buruh
(pihak yang memborongkan pekerjaan) meninggal dunia. Bentuknya bisa
dengan seorang lain (pihak yang tertulis bisa tidak. Jika secara
memborong pekerjaan), dimana pihak lisan, ada kewajiban pengusaha
pertama mengkehendaki sesuatu hasil untuk membuat surat
pekerjaan yang disanggupi oleh pihak pengangkatan bagi pekerja/buruh
lawan, atas pembayaran suatu jumlah yang bersangkutan.
tertentu sebagai harga pemborongan.19
2. Syarat sahnya perjanjian kerja
Pasal 1 Ayat (14) Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Perjanjian kerja adalah salah satu
ketenagakerjaan, Perjanjian kerja dari perjanjian pada umumnya,
adalah: “Perjanjian antara pekerja / sehingga syarat sahnya perjanjian
buruh dengan pengusaha atau pemberi secara umum sebagaimana yang
kerja yang memuat syarat-syarat kerja, diatur dalam ketentuan Pasal 1320
hak dan kewajiban para pihak”. KUH Perdata berlaku juga untuk
sahnya suatu perjanjian kerja. Isi
1. Jenis perjanjian kerja perjanjian kerja adalah hak-hak dan
Perjanjian kerja dibagi 2 yaitu jenis: kewajiban-kewajiban tenaga kerja
a. Perjanjian kerja waktu tertentu serta hak-hak dan kewajiban-
(PKWT) adalah: perjanjian kerja kewajiban majikan.20 Dapat kita
antara pekerja/buruh dengan lihat pada Pasal 52 Undang-undang
pengusaha untuk mengadakan Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
hubungan kerja dalam waktu Ketenagakerjaan, yaitu:
tertentu dan untuk pekerjaan (1) Perjanjian kerja dibuat atas
tertentu. Syaratnya: Harus dasar:
tertulis (Pasal 57 ayat 1); a) Kesepakatan kedua belah
didasarkan pada jangka waktu pihak. Kesepakatan pihak-
serta didasarkan pada selesainya pihak yang mengadakan
suatu pekerjaan tertentu (Pasal 56 perjanjian kerja mengenai
Ayat 2); diterapkan untuk hal-hal yang diperjanjikan.
pekerjaan tertentu yang menurut Pihak pekerja menerima
jenis, sifat dan kegiatan pekerjaan yang ditawarkan
pekerjaannya akan selesai dalam oleh pengusaha, begitu juga
waktu tertentu, paling lama 3
tahun, musiman, berhubungan

20
Sedjun Manulang, Pokok-Pokok Hukum
19
R. Subekti, Aneka Perjanjian, Cet 10, Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta: Rajawali
Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1995. hal. 63. Pers, edisi revisi, 2003, hal. 95.

37
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 2, Maret 2017
Peranan Perjanjian Kerja Dalam Mewujudkan Terlaksananya Hak Dan
Kewajiban Para Pihak Dalam Hubungan Ketenagakerjaan

pengusaha menerima pekerja Keempat syarat sahnya perjanjian


untuk dipekerjakan. kerja tersebut bersifat kumulatif,
b) Kemampuan atau kecakapan yaitu harus dipenuhi semuanya agar
melakukan perbuatan perjanjian kerja tersebut sah. Syarat
hukum. Kedua belah pihak pertama dan kedua disebut syarat
dalam perjanjian kerja yaitu subyektif, menyangkut subyek atau
pihak pekerja dengan pihak pelaku dari perjanjian. Sedangkan
pengusaha cakap dalam syarat yang ketiga dan syarat
membuat perjanjian. keempat disebut sebagai syarat
Berdasarkan Pasal 1 angka obyektif karena menyangkut obyek
26 Undang-undang Nomor perjanjian. Jika syarat subjektif tidak
13 tahun 2003 tentang dipenuhi, perjanjian tersebut dapat
Ketenagakerjaan batasan dimintakan pembatalannya kepada
umur dalam membuat hakim, oleh pihak-pihak yang tidak
perjanjian adalah minimal memberi kesepakatan secara bebas
berusia 18 tahun selain itu dan orang tua atau pengampu bagi
seseorang dikatakan cakap orang-orang yang dibawah
dalam membuat perjanjian pengampuan. Perjanjian tersebut
jika tidak terganggu jiwanya memiliki kekuatan hukum selama
atau waras. belum dibatalkan oleh hakim.
c) Adanya pekerjaan yang Demikian juga apabila syarat objektif
diperjanjikan. Pekerjaan tidak dipenuhi maka perjanjian itu
disini merupakan obyek batal demi hukum, artinya kembali
perjanjian kerja antara seperti keadaan semula (dianggap
pengusaha dan pekerja, yang tidak pernah terjadi perjanjian).
akibat hukumnya melahirkan
hak dan kewajiban bagi para 3. Unsur-unsur perjanjian kerja
pihak.
d) Pekerjaan yang diperjanjikan Beberapa unsur dari perjanjian kerja
tidak bertentangan dengan adalah:
ketertiban umum, kesusilaan,
a. Adanya unsur pekerjaan. Dalam
dan peraturan perundang-
suatu perjanjian kerja tersebut
undangan yang berlaku.
haruslah ada suatu pekerjaan
Pekerjaan sebagai obyek
yang di perjanjikan dan
dalam perjanjian kerja harus
dikerjakan sendiri oleh pekerja
halal, didalam suatu
yang membuat perjanjian kerja
perjanjian kerja jenis
tersebut.
pekerjaan merupakan hal
b. Adanya unsur perintah. Pekerja
yang harus jelas disebutkan.
tunduk pada perintah pengusaha
(2) Perjanjian kerja yang dibuat
didalam melakukan pekerjaan
oleh para pihak yang
sesuai yang diperjanjikan,
bertentangan dengan ketentuan
termasuk perintah secara tertulis
sebagaimana dimaksud pada
yang terdapat dalam perjanjian
ayat (1) huruf a dan b dapat
kerja, peraturan perusahaan atau
dibatalkan.
perjanjian kerja bersama. Pekerja
(3) Perjanjian kerja yang dibuat
diwajibkan untuk mentaati
oleh para pihak yang seluruh perjanjian kerja yang ada
bertentangan dengan ketentuan
dan berlaku didalam perusahaan
sebagaimana dimaksud pada tempatnya bekerja.
ayat (1) huruf c dan d batal
c. Adanya waktu tertentu. Waktu
demi hukum. tertentu memiliki pengertian yang
sangat luas, dapat berarti waktu

38
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 2, Maret 2017
Peranan Perjanjian Kerja Dalam Mewujudkan Terlaksananya Hak Dan
Kewajiban Para Pihak Dalam Hubungan Ketenagakerjaan

tidak tertentu artinya berakhirnya b. pekerjaaan yang diperkirakan


waktu perjanjian pada saat penyelesaiannya dalam waktu
perjanjian kerja tidak ditetapkan, yang tidak terlalu lama dan
atau waktu tertentu yang berarti paling lama 3 (tiga) tahun.
berakhirnya waktu perjanjian c. pekerjaan yang bersifat
ditetapkan pada saat dibuat musiman; atau
perjanjian atau berakhirnya d. pekerjaan yang berhubungan
disetujui pada saat pekerjaan yag dengan produk baru, kegiatan
disepakati selesai. baru, atau produk tambahan
d. Adanya unsur upah. Tujuan yang masih dalam percobaan
utama seorang bekerja adalah atau penjajakan.
untuk mendapatkan imbalan atau 2) Perjanjian kerja untuk waktu
upah. Dengan adanya upah tertentu tidak dapat diadakan
menegaskan bahwa hubungan untuk pekerjaan yang bersifat
yang terjadi antara pekerja/buruh tetap.
dan pemberi kerja adalah 3) Perjanjian kerja untuk waktu
merupakan suatu hubungan kerja. tertentu dapat diperpanjang atau
diperbaharui.
4. Bentuk, isi dan jangka waktu 4) Perjanjian kerja waktu tertentu
perjanjian kerja yang didasarkan atas jangka
waktu tertentu dapat diadakan
Dalam Undang-undang Nomor 13 untuk paling lama 2 (dua) tahun
Tahun 2003 tentang dan hanya boleh diperpanjang 1
Ketenagakerjaan, ketentuan (satu) kali untuk jangka waktu
mengenai bentuk perjanjian kerja paling lama 1 (satu) tahun.
terdapat dalam Pasal 51, yaitu: 5) Pengusaha yang bermaksud
1) Perjanjian kerja dibuat secara memperpanjang perjanjian kerja
tertulis atau lisan, waktu tertentu tersebut, paling
2) Perjanjian kerja yang lama 7 (tujuh) hari sebelum
dipersyaratkan secara tertulis perjanjian kerja waktu tertentu
dilaksanakan sesuai dengan berakhir telah memberitahukan
peraturan perundang – maksudnya secara tertulis kepada
undangan yang berlaku. pekerja/buruh yang bersangkutan
6) Pembaruan perjanjian kerja
Ketentuan mengenai perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat
yang dibuat secara tertulis telah diadakan setelah melebihi masa
diatur dalam Pasal 54 ayat 1 tenggang waktu 30 (tiga puluh)
Undang-undang Nomor 13 Tahun hari berakhirnya perjanjian kerja
2003 Tentang Ketenagakerjaan. waktu tertentu yang lama,
Ketentuan-ketentuan, sifat, jenis pembaruan perjanjian kerja
pekerjaan untuk perjanjian kerja waktu tertentu ini hanya boleh
waktu tertentu dapat dilihat pada dilakukan 1 (satu) kali dan paling
Pasal 59, yaitu: lama 2 (dua) tahun.
7) Perjanjian kerja untuk waktu
1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang tidak memenuhi
tertentu hanya dapat dibuat untuk ketentuan sebagaimana dimaksud
pekerjaan tertentu yang menurut pada ayat (1), ayat (2), ayat (4),
jenis dan sifat atau kegiatan ayat (5), dan ayat (6) maka demi
pekerjaannya akan selesai dalam hukum menjadi perjanjian kerja
waktu tertentu, yaitu: waktu tidak tertentu.
a. pekerjaan yang sekali selesai 8) Hal-hal lain yang belum diatur
atau yang sementara sifatnya. dalam pasal ini akan diatur lebih

39
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 2, Maret 2017
Peranan Perjanjian Kerja Dalam Mewujudkan Terlaksananya Hak Dan
Kewajiban Para Pihak Dalam Hubungan Ketenagakerjaan

lanjut dengan Keputusan 6. Berakhirnya perjanjian kerja


Menteri.
Berakhirnya perjanjian kerja diatur
5. Hak dan kewajiban para pihak pada Pasal 61 Undang-undang
(pekerja / buruh dan pengusaha / Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
majikan) Ketenagakerjaan, yaitu:
1) Perjanjian kerja berakhir apabila:
Apa yang menjadi hak buruh/
a. pekerja meninggal dunia;
pekerja merupakan kewajiban bagi
b. berakhirnya jangka waktu
pengusaha/majikan demikian juga
perjanjian kerja;
sebaliknya. Kewajiban para pihak
c. adanya putusan pengadilan
dalam perjanjian kerja yaitu antara
dan / atau putusan atau
lain sebagai berikut:
penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan
Kewajiban buruh/pekerja;
hubungan industrial yang telah
mempunyai kekuatan hukum
Dalam KUHPerdata ketentuan
tetap; atau
mengenai kewajiban buruh/pekerja
d. adanya keadaan atau kejadian
diatur dalam Pasal 1603 huruf (a),
tertentu yang dicantumkan
(b), dan huruf (c) KUH Perdata yang
dalam perjanjian kerja,
pada intinya bahwa:
peraturan perusahaan, atau
a) Buruh/pekerja diwajibkan sendiri perjanjian kerja bersama yang
melakukan pekerjaannya, tak dapat menyebabkan
bolehlah ia, selain dengan izin si berakhirnya hubungan kerja.
majikan dalam melakukan 2) Perjanjian kerja tidak berakhir
pekerjaannya digantikan oleh karena meninggalnya pengusaha
orang ketiga. atau beralihnya hak atas
b) Dalam melakukan pekerjaan perusahaan yang disebabkan
buruh/pekerja wajib menaati penjualan, pewarisan, atau hibah.
aturan dan petunjuk yang 3) Dalam hal terjadi pengalihan
diberikan oleh pengusaha. perusahaan maka hak-hak pekerja
c) Kewajiban membayar ganti rugi /buruh menjadi tanggung jawab
dan denda. Jika buruh/pekerja pengusaha baru, kecuali
melakukan perbuatan yang ditentukan lain dalam perjanjian
merugikan perusahaan baik pengalihan yang tidak
karena kesengajaan atau mengurangi hak-hak pekerja
kelalaian, maka sesuai dengan /buruh.
prinsip hukum pekerja wajib 4) Dalam hal pengusaha, orang
membayar ganti rugi atau denda perseorangan, meninggal dunia,
tersebut. ahli waris pengusaha dapat
mengakhiri perjanjian kerja
Kewajiban pengusaha: setelah merundingkan dengan
a) Kewajiban membayar upah. pekerja/buruh.
b) Kewajiban memberikan istirahat 5) Dalam hal pekerja/buruh
/cuti. meninggal dunia, ahli waris
c) Kewajiban mengurus perawatan pekerja / buruh berhak
dan pengobatan. mendapatkan hak-haknya sesuai
d) Kewajiban untuk memberikan dengan peraturan perundang-
surat keterangan, undangan yang berlaku atau hak-
hak yang telah diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan

40
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 2, Maret 2017
Peranan Perjanjian Kerja Dalam Mewujudkan Terlaksananya Hak Dan
Kewajiban Para Pihak Dalam Hubungan Ketenagakerjaan

perusahaan, atau perjanjian kerja tersebut adalah sesuatu yang abstrak,


bersama. sedangkan perjanjian kerja adalah
sesuatu yang konkret atau nyata.
C. Hubungan Hukum Para Pihak Dalam Dengan adanya perjanjian kerja, akan
Perjanjian Kerja menimbulkan ikatan antara
pengusaha dan pekerja. Dengan
Menurut Soepomo sebagaimana perkataan lain, ikatan karena adanya
dikutif Abdul Khakim, hubungan perjanjian kerja inilah yang
kerja ialah: merupakan hubungan kerja”.23

Suatu hubungan antara seorang buruh Menurut Subekti sebagaimana dikutip


Abdul Khakim, Perjanjian Kerja
dan seorang majikan dimana
adalah: “perjanjian antara seorang
hubungan kerja itu terjadi setelah buruh dan seorang majikan, perjanjian
adanya perjanjian kerja antara kedua mana ditandai dengan ciri adanya
belah pihak. Mereka terikat dalam suatu upah atau gaji tertentu yang
suatu perjanjian, di satu pihak pekerja diperjanjikan dan adanya suatu
/buruh bersedia bekerja dengan hubungan diperatas (dienstverhoeding),
menerima upah dan pengusaha dimana pihak majikan berhak
memberikan perintah- perintah yang
mempekerjakan pekerja/buruh
harus ditaati oleh pihak lain”.24
dengan memberi upah”. 21
D. Perlindungan Hukum Bagi Para
Aloysius Uwiyono memandang Pihak Dalam Ketenagakerjaan.
hubungan kerja dalam konteks hukum
Indonesia adalah bahwa hubungan Perlindungan hukum bagi pekerja/
kerja berkaitan dengan hubungan buruh
kontraktual yang dibuat antara pekerja
dengan pengusaha.22 Perlindungan hukum diberikan baik
bagi pihak pekerja/buruh maupun
Pasal 1 ayat (15) Undang-undang pihak pengusaha.
Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Menurut Senjun H. Manulang,
Ketenagakerjaan menyatakan bahwa sebagaimana dikutif oleh Hari
hubungan kerja adalah: “Hubungan Supriyanto tujuan hukum perburuhan
hukum yang timbul antara pekerja adalah: 25
dan pengusaha berdasarkan perjanjian
kerja yang memiliki ciri-ciri adanya 1. Untuk mencapai atau
upah, adanya perintah, dan adanya melaksanakan keadilan sosial
pekerjaan”. dalam bidang ketenagakerjaan;
2. Untuk melindungi tenaga kerja
Dari pengertian di atas dapat terhadap kekuasaan yang tak
disimpulkan bahwa unsur-unsur dari terbatas dari pengusaha, misalnya
sebuah hubungan kerja adalah adanya dengan membuat perjanjian atau
pekerjaan, adanya perintah dan menciptakan peraturan-peraturan
adanya upah. Hubungan kerja yang bersifat memaksa agar
pengusaha tidak bertindak
21
Abdul Khakim, Pengantar Hukum
Ketenagakerjaan Indonesia, Op.Cit., hal. 25. 23
Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, Jakarta:
22
Aloysius Uwiyono, makalah disampaikan Sinar Grafika, 2009, hal. 45.
dalam Seminar Sehari Tentang Outsourcing 24
Abdul Khakim, Op.Cit. hal. 55.
PascaPutusan Mahkamah Konstitusi, Kantor 25
Hari Supriyanto, Perubahan Hukum Privat ke
Hukum Haryo Wibowo SH dan GMT Hukum Publik, Studi Hukum Perburuhan di
Insititute Of Property Management, Jakarta, 6 Indonesia, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya,
Maret 2012. 2004, hal.19.

41
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 2, Maret 2017
Peranan Perjanjian Kerja Dalam Mewujudkan Terlaksananya Hak Dan
Kewajiban Para Pihak Dalam Hubungan Ketenagakerjaan

sewenang-wenang terhadap tenaga dijamin oleh hukum. Secara yuridis


kerja sebagai pihak yang lemah. berdasarkan Pasal 27 UUD 45
kedudukan pekerja/buruh sama
Perlindungan terhadap pekerja/buruh dengan majikan/pengusaha, namun
menurut Zaeni Asyhadie dapat secara sosial ekonomis kedudukan
dilakukan baik dengan jalan keduanya tidak sama, dimana
memberikan tuntunan, santunan, kedudukan majikan lebih tinggi dari
maupun dengan jalan meningkatkan pekerja/buruh. Kedudukan tinggi
pengakuan hak-hak asasi manusia, rendah dalam hubungan kerja ini
perlindungan fisik dan sosial ekonomi mengakibatkan adanya hubungan
melalui norma yang berlaku dalam diperatas (dienstverhoeding), sehingga
perusahaan.26 menimbulkan kecenderungan pihak
majikan/pengusaha untuk berbuat
Soepomo membagi 3 macam sewenang-wenang kepada pekerja/
perlindungan terhadap pekerja/buruh, buruhnya. Mengingat kedudukan
masing-masing: pekerja / buruh yang lebih rendah dari
majikan inilah maka perlu campur
1. Perlindungan ekonomis, yaitu
tangan pemerintah untuk memberikan
perlindungan tenaga kerja dalam
perlindungan hukum. Perlindungan
bentuk penghasilan yang cukup,
terhadap pekerja/buruh dimaksudkan
termasuk bila tenaga kerja tidak
untuk menjamin terpenuhinya hak-
mampu bekerja di luar
hak dasar pekerja/buruh dan
kehendaknya.
menjamin kesamaan kesempatan serta
2. Perlindungan sosial, yaitu
perlakuan tanpa diskriminasi atas
perlindungan tenaga kerja dalam
dasar apapun untuk mewujudkan
bentuk jaminan kesehatan kerja,
kesejahteraan pekerja / buruh dan
dan kebebasan berserikat dan
keluarganya dengan tetap
perlindungan hak untuk
memperhatikan perkembangan
berorganisasi.
kemajuan dunia usaha.
3. Perlindungan teknis, yaitu
perlindungan tenaga kerja dalam Menurut Adrian Sutedi hanya ada
bentuk keamanan dan keselamatan dua cara melindungi pekerja/buruh.29
kerja.27 Pertama, melalui undang-undang
perburuhan, karena dengan undang-
Menurut Imam Soepomo, sebagai undang berarti ada jaminan negara
mana dikutif Asri Wijayanti, untuk memberikan pekerjaan yang
pemberian pelindungan pekerja layak, melindunginya di tempat kerja
meliputi lima bidang hukum (kesehatan, keselamatan kerja, dan
perburuhan, yaitu: 28
upah layak) sampai dengan pemberian
jaminan sosial setelah pensiun. Kedua,
1. pengerahan / penempatan tenaga melalui serikat pekerja/serikat buruh
kerja, (SP/SB). Karena melalui SP/SB
2. hubungan kerja, pekerja/buruh dapat menyampaikan
3. bidang kesehatan kerja, aspirasinya, berunding dan menuntut
4. bidang keamanan kerja, hak-hak yang semestinya mereka
5. bidang jaminan sosial buruh. terima.
Hubungan hukum tercermin pada hak
dan kewajiban yang diberikan dan Perlindungan hukum juga dilakukan
melalui penegakan hukum, antara lain
melalui pengawasan yang ketat.
26
Zaeni Asyhadie, Op.Cit., hal. 78. Pengawasan ketenagakerjaan
27
Abdul Khakim, Op.Cit., hal. 61.
28
Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca
Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hal. 11. 29
Adrian Sutedi, Op.Cit. hal. 13.

42
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 2, Maret 2017
Peranan Perjanjian Kerja Dalam Mewujudkan Terlaksananya Hak Dan
Kewajiban Para Pihak Dalam Hubungan Ketenagakerjaan

merupakan sistem dengan mekanisme suatu negara. Pekerja / buruh dan


yang efektif dan vital dalam menjamin pengusaha adalah saling
efektivitas penegakan hukum membutuhkan sehingga apa yang
ketenagakerjaan dan penerapan menjadi hak dan kewajiban masing-
peraturan perundang-undangan masing haruslah sama-sama
ketenagakerjaan dalam rangka dilindungi. Dalam Undang-undang
menjaga keseimbangan antara hak Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
dan kewajiban bagi pengusaha dan Ketenagakerjaan, pengusaha
pekerja/buruh, menjaga kelangsungan mempunyai hak dan kewajiban dalam
usaha dan ketenangan kerja, menjalankan usahanya.
meningkatkan produktivitas kerja
serta melindungi pekerja/buruh. Hak pengusaha, antara lain:
Pengawasan ketenagakerjaan 1. Membuat peraturan dan perjanjian
merupakan unsur penting dalam kerja.
perlindungan tenaga kerja, sekaligus 2. Hak untuk melakukan PHK.
sebagai upaya penegakan hukum 3. Penutupan perusahan.
ketenagakerjaan secara menyeluruh. 4. Hak untuk membentuk dan
menjadi anggota organisasi
Hak pekerja merupakan topik yang perusahaan.
perlu dan relevan untuk dibicarakan 5. Berhak untuk menyerahkan
dalam rangka etika bisnis. sebagian pekerjaan kepada
Penghargaan dan jaminan terhadap perusahaan lain.
hak pekerja merupakan salah satu
penerapan dari prinsip keadilan dalam Kewajiban pengusaha adalah untuk
bisnis. Pekerja tidak hanya dianggap memenuhi hak-hak dari pekerja/
sebagai alat atau sarana produksi, buruh seperti yang diuraikan diatas,
melainkan merupakan mitra yang antara lain: Hak atas pekerjaan, hak
sangat menentukan keberhasilan dan atas upah yang adil, hak untuk
kelangsungan bisnis suatu perusahaan. berserikat dan berkumpul, hak atas
perlindungan keamanan dan
Secara umum ada beberapa hak kesehatan, hak untuk diproses hukum
pekerja yang dianggap mendasar dan secara sah, hak untuk diperlakukan
harus dijamin, kendati dalam secara sama, hak atas rahasia pribadi,
penerapannya bisa sangat ditentukan hak atas kebebasan suara hati.
oleh perkembangan ekonomi dan
sosial-budaya dan masyarakat atau PENUTUP
negara di mana suatu perusahaan
beroperasi, diantaranya: Hak atas A. Kesimpulan
pekerjaan, hak atas upah yang adil,
hak untuk berserikat dan berkumpul, 1. Dengan adanya perjanjian kerja
hak atas perlindungan keamanan dan diharapkan dapat mewujudkan
kesehatan, hak untuk diproses hukum terlaksananya hak dan kewajiban
secara sah, hak untuk diperlakukan para pihak dalam hubungan
secara sama, hak atas rahasia pribadi, ketenagakerjaan dengan adil.
hak atas kebebasan suara hati. Berbicara tentang keadilan berarti
adanya keseimbangan dan
Perlindungan hukum bagi pengusaha terjadinya kesamaan hak dan
kewajiban. Implikasi dari
Selain perlindungan hukum terhadap keseimbangan memberikan
pekerja/buruh, perlindungan hukum perlindungan para pihak dan
terhadap pengusaha juga sangat mewujudkan keadilan. Namun hal
diperlukan mengingat peranannya ini belum sepenuhnya terwujud
sebagai penyedia lapangan kerja dan dengan adanya perjanjian kerja.
sebagai penggerak roda perekonomian

43
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 2, Maret 2017
Peranan Perjanjian Kerja Dalam Mewujudkan Terlaksananya Hak Dan
Kewajiban Para Pihak Dalam Hubungan Ketenagakerjaan

2. Agar suatu perjanjian kerja dapat 3. Agar perjanjian kerja dapat


memberikan perlindungan hukum memberi perlindungan dan
bagi para pihak dalam hubungan keadilan, maka pengusaha harus
ketenagakerjaan maka solusinya, memandang pekerja/buruh sebagai
antara lain: Adanya intervensi mitra, setiap permasalahan
pemerintah, hal ini sesuai dengan diselesaikan melalui pendekatan
kharakteristik hukum win-win solution dengan
ketenagakerjaan di Indonesia yang memperhatikan keseimbangan,
bersifat campuran yaitu bersifat perlindungan dan keadilan.
privat dan juga bersifat publik.
Selain itu prinsip-prinsip yang
terdapat pada perjanjian kerja DAFTAR PUSTAKA
harus memiliki keselarasan dengan
seluruh prinsip-prinsip yang A. Buku
terdapat pada hukum perjanjian, Abdul Hakim, Pengantar Hukum
antara lain: Asas kebebasan Ketenagakerjaan Indonesia,
berkontrak, asas konsensualisme, Berdasarkan Undang-Undang
asas kepastian hukum (pacta sunt Nomor 13 Tahun 2003, Bandung:
servanda), asas itikad baik (good PT. Citra Aditya Bakti, 2003.
faith), asas kepribadian, asas Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan,
kepercayaan, asas persamaan Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
hukum, asas keseimbangan, asas Asri Wijayanti, Hukum
kepastian hukum, asas moral, asas Ketenagakerjaan Pasca Reformasi,
kepatutan dan asas perlindungan. Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
Keseluruhan prinsip ini saling Djumadi, Hukum Perburuhan Perjanjian
berkaitan satu dengan yang Kerja, Jakarta: PT. Raja
lainnya, tidak dapat dipisah- Grafindo Persada, 2004.
pisahkan, diterapkan secara Hari Supriyanto, Perubahan Hukum
bersamaan, berlangsung secara Privat ke Hukum Publik, Studi
proporsional dan adil, dan Hukum Perburuhan di Indonesia,
dijadikan sebagai bingkai mengikat Yogyakarta: Universitas Atma
isi perjanjian kerja tersebut. Jaya, 2004.
Herlien Budiono, Asas Keseimbangan
B. Saran bagi Hukum Perjanjian Indonesia:
Hukum Pejanjian Berlandaskan
1. Agar keberadaan perjanjian kerja Asas-asas Wigati Indoonesia,
dapat diterima semua pihak Bandung: PT. Citra Aditya
dengan baik, maka harus ada Bakti, 2006.
kepastian hukum, perlindungan Huala Adolf, Dasar-dasar Hukum
dan keadilan, untuk itu dibutuhkan Kontrak Internasional, Bandung:
peran atau intervensi pemerintah
Refika Aditama, 2006.
yaitu:
Iman Soepomo, Pengantar Hukum
a. Membuat regulasi yang
Perburuhan, Jakarta: Djambatan,
berorientasi melindungi para
Cet. XI, 1995.
pihak terutama pihak yang
Manulang, Sedjun, Pokok-Pokok
lemah.
Hukum Ketenagakerjaan
b. Meningkatkan kesadaran
Indonesia, Jakarta: Rajawali
melaui edukasi bagi semua
Pers, edisi revisi, 2003.
pihak yang terlibat.
Mariam Darus Badrulzaman, KUH
2. Mengintensifkan pembinaan,
Perdata Buku III Hukum Perikatan
pengawasan, dan penegakan
Dengan Penjelasan, Bandung:
hukum.
Alumni, 1996.

44
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 2, Maret 2017
Peranan Perjanjian Kerja Dalam Mewujudkan Terlaksananya Hak Dan
Kewajiban Para Pihak Dalam Hubungan Ketenagakerjaan

Nieuwenhuis, J.H, Hoofdstuken Property Management, Jakarta,


Verbintennissen recht” atau Pokok- 6 Maret 2012.
Pokok Hukum
Perikatan, Terjemahan Djasadin
Saragih, terbitan Januari 1985.
Philipus M Hadjon dan Tatiek Sri
Djatmiati, Argumentasi Hukum,
Yogyakarta: UGM Press, 2005.
Purwahid Patrik, Asas Itikad Baik dan
Kepatutan Dalam Perjanjian,
Semarang: Badan Penerbit
UNDIP, 1986.
R. Subekti, Aneka Perjanjian, Cet 10,
Bandung: PT Citra Aditya
Bakti, 1995.
_____, Hukum Perjanjian, Jakarta:
Intermasa, 2005.
Salim H.S, Hukum Kontrak Teori dan
Teknik Penyusunan Kontrak,
Jakarta: Sinar Grafika, 2010.
Stiglitz, Joseph. E, Making
Globalization Work (menyiasati
globalisasi menuju dunia yang lebih
adil), Jakarta: Mizan, 2007.
Sudikno Mertokusumo, Mengenal
Hukum: Suatu Pengantar,
Yogyakarta: Liberty, 1999.
Sutarno, Aspek-Aspek Hukum
Perkreditan pada Bank, Bandung:
Alfabeta, 2003.
Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja, Hukum
Ketenagakerjaan Bidang Hubungan
Kerja, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007.

B. Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan,
Cetakan II, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007.

C. Disertasi / Jurnal / Makalah /


Artikel / Majalah

Aloysius Uwiyono, Makalah


disampaikan dalam Seminar
Sehari Tentang Outsourcing Pasca
Putusan Mahkamah Konstitusi,
Kantor Hukum Haryo Wibowo
SH dan GMT Insititute Of

45
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 7 No. 2, Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai