Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

HUKUM PERBURUHAN

Nama : Ronaldo Lekatompessy


NIM : 12122201140066

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
AMBON
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunianya penulis
dapat menyelesaikan Makalah ini dengan Judul Hukum Perburuhan dalam Pembangunan.

Penulis juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu demi terselesainya Penulisan ini.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua saya
2. Dosen yang telah memberikan pengarahan
3. Teman- teman saya yang telah memotifasikan saya

Penulis menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya Penulisan ini dan Semoga
dengan adanya karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

AMBON, 29 January 2016

RONALDO. LEKATOMPESSY
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia ialah negara hukum, hal ini tentunya kita telah mengetahuinya karena dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 khususnya Pasal 1 ayat (3) telah
menyatakan demikian. Sebagai negara hukum segala aspek kehidupan bangsa Indonesia diatur
oleh hukum termasuk dalam hubungan industrial yang menyangkut tenaga kerja. Pengaturan ini
demi terpenuhinya hak para tenaga kerja agar tidak terjadi eksploitasi dan pelanggaran
terhadap Hak Asasi Manusia tenaga kerja. Hukum ketenagakerjaan menurut Imam Soepomo
diartikan sebagai himpunan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang berkenaan
dengan kejadian dimana seseorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah. Pengertian
itu identik dengan pengertian hukum perburuhan. Ruang lingkup hukum ketegakerjaan saya
lebih luas dari pada hukum perburuhan. Hukum ketenagakerjaan dalam arti luas tidak hanya
meliputi hubungan kerja dimana pekerjaan dilakukan di bawah pimpinan pengusaha, tetapi juga
pekerjaan yang dilakukan oleh swapekerja yang melakukan pekerjaan atas tanggung jawab dan
resiko sendiri. Di Indonesia pengaturan tentang ketenagakerjaan diatur dalam Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Disebutkan dalam undang-undang itu bahwa
hukum ketenagakerjaan ialah himpunan peraturanmengenai segala hal yang berhubungan
dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Dari pengertian
tersebut diketahui bahwasanya hukum ketenagakerjaan meliputi 3 hal yaitu, :

1. Sebelum masa kerja


2. Selama masa kerja
3. Sesudah masa kerja

Hal tersebut berarti bahwa Undang Undang Ketenagakerjaan kita mengacu pada pengertian
hukum ketenagakerjaan yang lebih luas. Tujuan dari hukum ketenagakerjaan itu sendiri ialah
sebagai berikut :
1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi.
2. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah.
3. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja
4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

Sumber hukum ketenagakerjaan antara lain :


1. Peraturan perundang-undangan
2. Kebiasaan
3. Putusan Pengadilan Hubungan Industrial
4. Traktat
5. Perjanjian, terdiri atas perjanjian kerja, perjanjian kerja bersama, dan perjanjian
perusahaan.
Sifat hukum ketenagakerjaan sendiri dapat privat maupun publik. Privat dalam arti bahwa
hukum ketenagakerjaan mengatur hubungan antara orang dengan orang atau badan hukum,
yang dimaksudkan di sini ialah antara pekerja dengan pengusaha. Namun, hukum
ketenagakerjaan juga bersifat publik, yaitu negara campur tangan dalam hubungan kerja dengan
membuat peraturan perundang-undangan yang bersifat memaksa bertujuan untuk melindungi
tenag kerja dengan membatasi kebebasan berkontrak.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Hukum Perburuhan/Ketenagakerja
2. Peran Hukum Perburhan Dalam Pembagunan
3. Sifat Hukum Perburuhan
4. Pihak-Pihak dalam Hukum Perburuhan

C. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Mengetahui Pengertian Hukum Perburuhan
2. Menegetahui Peran Hukum Perburuhan Dalam Pembangunan
3. Mengetahui Sifat Hukum Perburuhan
4. Mengtahui Pihak-Pihak dalam Hukum Perburuhan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Perburuhan


Sampai saat ini belum ada kesatuan pendapat mengenai pengertian mengenai hokum
ketenagakerjaan. Akan tetapi secara umum dapat dirumuskan, bahwa hukum ketenagakerjaan itu
adalah sekumpulan peraturan yang mengatur hubungan hukum antara pekerja atau organisasi
pekerja dengan majikan atau pengusaha atau organisasi majikan dan pemerintah, termasuk
didalamnya adalah proses-proses dan keputusan-keputusan yang dikeluarkan untuk merealisasikan
hubungan tersebut menjadi kenyataan.
Istilah hukum ketenagakerjaan merupakan istilah baru dalam bidang ilmu hukum pada
umumnya dan bidang hukum perburuhan pada khususnya, karena istilah itu timbul dari akibat dari
tuntutan hukum perburuhan itu sendiri serta perkembangan hukum nasional yang didasarkan pada
sumber dari segala sumber hukum yaitu pancasila dan UUD 1945.
Hukum ketenagakerjaan berdasarkan definisi para ahli:
A.H. Nolenhaar
Hukum ketenagakerjaan atau arteidrecht adalah bidang dari hukum yang berlaku yang
pada pokoknya mengatur hubungan antara tenaga kerja dan penguasa serta antara tenaga kerja
dengan tenaga kerja.
M.G. Levenbach
Hukum ketenagakerjaan adalah hukum yang berkaitan dengan hubungan kerja, dimana
pekerjaan itu dilakukan dibawah pimpinan denga keadaan penghidupan yang langsung
bersangkut paut dengan hubungan kerja
Neh Van Esveld
Hukum Ketenagakerjaan Tidak hanya meliputi hubungan kerja, dimana pekerjaan
dilakukan dibawah pimpinan, tetapi meliputi pula pekerjaan yang dilakukan oleh semua pekerja
yang melakuakn pekerjaan atas tanggung jawab dan resiko sendiri.
Mr. Smok
Hukum Ketenagakerjaan adalah hukum yang berkenaan dengan pekerjaan yang
dilakuakn dibawha pimpinan orang lain dan dengan penghiduan yang langsung berkaitan
dengan pekerjaan itu.
Prof. Imam Soepomo
Hukum perburuhan adalah himpunan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang
berkenaan dengan kejadian dalam seorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah.
Prof. Imam Soepomo dan M.G. Levenbach
Memberikan penjelasan bahwa hukum ketenagakerjaan dalam beberap hal telah mulai berlaku
juga sebelum terjadinya hubungan antar buruh dan majikan.
B. Peran Hukum Perburuhan Dalam Pembangunan
Pembangunan nasional di laksanakan dalam rangka pembangunan manusia indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat
yang sejahtera,adil,makmur,yang merata, baik materil maupun sepritual berdasarkan pancasila
dan UUD 1945.
Dalam pelaksanan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan
kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.
Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja, di perlukan pembangunan
ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peranan sertanya dalam
pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja dan keluarganya sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusian.
Untuk itulah di perlukan adanya perlindungan terhadap tenaga kerja di maksudkan
untuk menjamin hak-hak dasar pekerja dan menjamin kesaman dan kesempatan serta
perlakuan tampa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan
keluarganya dan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.
Berdasarkan ketentuan pasal 2 UU No.13 Tahun 2003 yaitu, pembangunan ketenagakerjaan
berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan ketentuan pasal3 UU No.13 tahun 2003
pembangunan ketenagakerjaan diselengarakan atas asas keterpaduan melalui kordinasi
fungsional lintas sektor pusat dan daerah.
Selanjutnya berdasarkan ketentuan pasal 4 UU no.13 tahun 2003 pembangunan
ketenagakerjaan bertujuan:
a. memperdayakan dan mendayagunakan tenaga kerjaan secara obtimal dan manusiawi.
b. mewujutkan pemerataan kesempatan kerja dan penyedian tenaga kerja yang sesai
dengan pembangunan nasional dan daerah.
c. memberikan perlindungan kepadtenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan
d. meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya
untuk dapat melaksanakan tujuan di bidang ketenagakerjaan itu,berdasarkan
ketentuan pasal 7 UU No.13 tahun 2003 ditetapkanlah perencanaan tenaga kerja dan informasi
ketenaga kerjaan,yaitu :
1. Dalam rangka pembangunan ketenagakerjaan, pemerintah menetapkan kebijakan dan
menyusun perencanaan tenaga kerja.
2. Perencanaan tenaga kerja meliputi ;
a. Perencanaan tenagakejjaan makro
b. Perencanaan tenaga kerja mikro
3. Dalam menyusun kebijakan, strategi, dan pelaksanaan program pembangunan
ketenagakerjaan yang berkesinambungan, pemerintah harus berpedoman pada perencanaan
tenaga kerja sebagaimana yang di maksud ayat 11
Selanjutnya berdasarkan ketentuan pasal 8 UU No.13 tahun 2003 yaitu :
1. Perencanaan ketenagakerjaan di susun atas dasar informasi ketenaga kerjaan yang di
antara lain meliputi :
a. Penduduk dan tenaga kerja
b. Kesempatan kerja
c. Pelatihan kerja termasuk kompetensi kerja
d. Produktifitas tenaga kerja
e. Hubungan industrial
f. Kondisi lingkungan kerja
g. Pengupahan dan kesejah teraan tenaga kerja
h. Jaminan sosial tenaga kerja
2. Informasi ketenagakerjaan sebagaimana yang di maksud dalam ayat 1 diperoleh dari
semua pihak terkait, baik instansi pemerintah maupun suasta.
3. Ketentuan mengenai tata cara memperoleh informasi ketenagakerjaan dan penyusunan
serta pelaksanaan perencanaan tenaga kerja sebagai mana yang di sebut dalam ayat 1 di atur
dengan peraturan pemerintah.
Asas pembangunan ketenagakerjaan pada dasarnya sesuai dengan asas pembangunan nasional,
khususnya asas demokrasi, asas adil dan merata. Pembangunan ketenagakerjaan menyangkut
multidimensi dan terkait dengan berbagai pihak, yaitu antara pemerintah, pengusaha dan
pekerja. Pembangunan ketenagakerjaan di lakukan secara terpadu dalam bentuk kerjasama
yang saling mendukung

C. Sifat Hukum Perburuhan

Ditinjau dari sifatnya, hukum perburuhan dapat bersifat privat/perdata dan dapat pula
bersifat publik (Asri Wijayanti, 2010:12). Dikatakan bersifat perdata adalah karena hukum
perdata mengatur kepentingan perorangan, dalam hal ini antara tenaga kerja dan pengusaha,
yaitu dimana mereka mengadakan suatu perjanjian yang disebut dengan perjanjian kerja.
Sedangkan mengenai hokum perjanjian sendiri terdapat atau diatur didalam KUHPerdata Buku
Ke III. Disamping bersifat perdata juga bersifat publik (pidana), adalah:
1) Dalam hal-hal tertentu atau pemerintah turut ikut campur dalam masalah
ketenagakerjaan.
2) Adanya sanksi-sanksi atau aturan hukum didalam setiap Undang- Undang atau
Peraturan Perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan.

Dengan demikian segala sesuatu mengenai hubungan kerja antara tenaga kerja dengan majikan
diserahkan pada kebijaksanaan kedua belah pihak yang langsung berkepentingan, maka untuk
mencapai suatu keseimbangan antara kedua belah pihak dan memenuhi rasa keadilan sosial
yang merupakan tujuan pokok ketenagakerjaan, oleh karena itu pemerintah mengadakan
peraturan-peraturan dan tindakantindakan yang bertujuan melindungi pihak-pihak yang lemah.
D. Pihak-Pihak Dalam Hukum Perburuhan

Buruh/ pekerja
Pengertian pekerja menurut UU No. 3 Tahun 1992, yaitu melingkupi: a). Magang dan murd yang
bekerja pada perusahaan baik yang menerima upah maupun tidak, b). Mereka yang
memborong pekerjaan kecuali jika yang memborong pekerjaan adalah perusahaan.serta c). Narapidana
yang dipekerjaan di perusahaan.

Pengusaha
Dalam pasal 1 angka 5 UU No. 13 Tahun 2003 menjelaskan pengertian pengusaha adalah: a).
Orang perorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;
b). Orang perorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan
perusahaan bukan miliknya; c). Orang perorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di
insonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b yang berkedudukan di luar
wilayah indonesia.

Organisasi pekerja/ buruh


Untuk melegalkan tibdakan tersebut, pemmerintah mengeluarkan permenaker 05/MEN/1985
tentang pendaftaran organisai pekerja yaitu dengan syarat: a). Bersifat kesatuan; b). Mempunyai
pengurus sekurang-kurangnya 20 orang di Tingkat 1, 100 orang di tingkat II dan 1000 di tingkat unit/
perusahaan.

Organisasi pengusaha
Ada dua macam organisasi pengusaha yaitu; a). Kamar dagang dan industri (KADIN) adalah
wadah bagi pengusaha indonesia dan bergerak dalam bidang perekonomian; b). Asosiasi pengusaha
indonesia (APINDO) adalh suatu wadah kesatuan para pengusaha yang ikut serta mewujudakan
kesejahteraan sosial dalam dunia usaha melalui kerja sama yang terpadu dan serasi antara pemerintah,
pengusaha dan pekerja.

Pemerintah/ penguasa
Campur tangan pemerintah dalam hukum ketenagakerjaan dimaksudkan untuk terciptanya
hubungan perburuhan yang adil, karena jika hubungan antara pekerja dan pengusaha yang sangat
berbeda secara sosial ekonomi diserahkan sepenuhnya kepda para pihak, maka tujuan untuk
menciptakan keadilan dalam hubungan ketenagakerjaan akan sulit tercapai karena pihak yang kuat akan
selalu ingin menguasai yang lemah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum Perburuhan adalah sekumpulan peraturan yang mengatur hubungan hukum antara
pekerja/ organisasi pekerja dengan majikan atau pengusaha atau organisasi majikan dan
pemerintah, termasuk di dalamnya adalah proses-proses dan keputusan-keputusan yang
dikeluarkan untuk merealisasikan hubungan tersebut menjadi kenyataan.

B. Saran
Setelah membaca makalah ini di harapkan para pembaca bisa mengerti dan memahami
hukum perburuhan dengan mengetahui betul seluk beluk hukum perburuhan dan
bagaimana memahami peran hokum perburuhan dalam pembangunan. Penulis berharap
adanya kritik dan saran demi tercapainya kesempurnaan penulisan makalah ini
Daftar Pustaka

http://qhypengki.blogspot.co.id/2014/10/asas-dan-tujuan-ketenagakerjaan.html

http://akhsoname.blogspot.co.id/2015/09/hukum-ketenagakerjaan.html

http://nitanurrachmawatiatmasari.blogspot.co.id/2011/01/ketenagakerjaan-perburuhan.html
DISUSUN OLEH

NAMA : YUNUS WUSING


NIM : 12122201140085
KELAS : B

Anda mungkin juga menyukai