PENGANTAR HUKUM KETENAGAKERJAAN A. Pengertian Hukum Ketenagakerjaan
Pada awalnya hukum ketenagakerjaan disebut hukum perburuhan, sampai
sekarang pun masih digunakan oleh para ahli hukum maupun dunia akademi. Dalam Bahasa belanda disebut “arbeidrecht”. Dalam hukum perburuhan atau hukum ketenagakerjaan terdapat beberapa istilah yang beragam, seperti buruh, pekerja, karyawan, pegawai, majikan, atau pengusaha. Ada beberapa pandangan ahli hukum mengenai pengertian hukum ketengakerjaan 1. Molenar dalam Asikin (1993 : 2) Hukum perburuhan adalah bagian hukum yang berlaku, yang pokoknya mengatur hubungan antara tenaga kerja, pengusaha, antara tenaga kerja dan tenaga kerja, serta antara tenaga kerja dan pengusaha. 2. Soepomo dalam manulang (1995 : 2) Hukum perburuhan adalah himpunan peraturan-peraturan, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang berkenaan dengan kejadian di mana seseorang bekerja pada menerima lain dengan menerima upah. Peraturan tertulis :
Peraturan yang mengatur ketenagakerjaan antara lain undang-undang,
peraturan pemerintah, perturan presiden, dan peraturan daerah
Peraturan tidak tertulis
Adat, kebiasaan, yurisprudensi, peraturan kerja, kesepakatan kerja Bersama, keputasan-keputusan pejabat-pejabat dan badan-badan pemerintah. Pengaturan ketenagakerjaan meliputi :
1. Sebelum masa kerja
2. Selama masa kerja 3. Sesudah masa kerja Hukum ketenagakerjaan berfungsi : Mengatur hubungan yang serasi antara semua pihak yang berhubungan dengan ketenagakerjaan. Aspek yang diatur : a. Penempatan b. Hubungan industrial c. Keselamatan dan Kesehatan kerja d. Pelaksanaan system jaminan social e. Outsourcing LANDASAN DAN ASAS HUKUM KETENGAKERJAAN
1. Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
2. Berdasarkan ketentuan Pasal 2 UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Pasal 2 menyatakan
Pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya. Oleh sebab itu pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan untuk mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, Makmur, dan merata baik materiil maupun spiritual. Asas hukum ketenagakerjaan : Adalah asas keterpaduan dengan melalui koordinasi fungsional lintas sektoral pusat dan daerah. Tujuan hukum ketenagakerjaan
Menurut soepomo : tujuan pokok hukum perburuhan adalah pelaksanaan
keadilan sosial dalam bidang perburuhan dan pelaksanaanya diselenggarakan dengan jalan melindungi buruh terhadap kekuasaan yang tidak terbatas dari pihak majikan. Menurut manulang : 1. Untuk mencapai/melaksanakan keadilan sosial dalam bidang ketenagakerjaan. 2. Untuk melindungi tenagakerja terhadap kekuasaan yang tidak terbatas dari pengusaha. Pasal 4 UU No. 13 tahun 2003 bahwa pembangunan ketenagakerjaan 1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi 2. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah. 3. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan 4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya Hakikat hukum ketenagakerjaan
Perlindungan terhadap tenaga kerja, yakni dimaksudkan untuk menjamin hak-
hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha. Sifat hukum ketenagakerjaan 1. Bersifat privat Hukum perburuhan mengatur hubungan antara buruh dengan pengusaha di mana masing-masing pihak bebas untuk menentukan bentuk dan isi dari hubungan kerja diantara mereka. 2. Bersifat publik Adanya peraturan hukum yang bersifat memaksa yang harus ditaati oleh pengusaha dan buruh apabila mereka melakukan hubungan perburuhan. (tujuannya adalah untuk menghindari eksploitasi buruh sebagai pihak yang lemah oleh pengusaha.