7/Ags/2015
KAJIAN HUKUM ATAS HAK PEKERJA KONTRAK waktu yang cepat dan biaya yang relatif rendah.
YANG DIKENAI PEMUTUSAN HUBUNGAN Proses penyelesaian perselisihan oleh pihak
KERJA (PHK) DALAM MASA KONTRAK1 ketiga di luar pengadilan dalam hal ini melalui
Oleh: Leonardo Imanuel Terok2 Mediasi, Konsiliasi dan Arbiter.
Kata kunci: Hak pekerja kontrak, pemutusan
ABSTRAK hubungan kerja.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana penerapan PENDAHULUAN
(Implementasi) perlindungan hukum dan hak A. Latar Belakang
terhadap pekerja kontrak dan bagaimana upaya Peraturan Perundang-Undangan yang terkait
penyelesaian pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan perlindungan bagi pekerja yakni
dalam masa kontrak. Dengan menggunakan Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang
metode penelitian yuridis normatif, maka dapat ketenagakerjaan dan peraturan pelaksana dari
disimpulkan: 1. Implementasi perlindungan perundang-undangan dibidang
hukum dan hak asasi manusia terhadap pekerja ketenagakerjaan.3 Tenaga kerja memiliki peran
sudah tertera dalam Undang-Undang Nomor 13 dan kedudukan yang sangat penting sebagai
Tahun 2003 tentang Ketenagkerjaan, hak-hak pelaku (actor) dalam mencapai tujuan
yang didapatkan serta kewajiban yang harus pembangunan. Sejalan dengan itu
dijalankan bukan hanya diperuntukan kepada pembangunan ketenagakerjaan diarahkan
pekerja saja namun juga kepada pihak-pihak untuk meningkatkan kualitas dan kontribusinya,
yang terkait. Ada beberapa hal yang serta melindungi hak dan kepentingannya
menunjukkan bahwa masih ada keganjalan sesuai dengan harkat dan martabat
yang mengganggu keharmonisan hubungan kemanusiaan. Pembangunan keterpaduan
industrial dalam kaitannya dengan dilaksanakan atas asas kemitraan koordinasi
perlindungan hak-hak pekerja. Karenanya dapat dan fungsional serta lintas sektoral pusat dan
dilihat sebagai kaidah-kaidah atau norma- daerah. Oleh karena itu, sebagaimana
norma yang tidak taat asas, sehingga ditetapkan dalam Pasal 4 Undang Undang
menimbulkan ketidak puasan bagi pekerja/ Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
buruh, dominasi pihak yang kuat (pengusaha/ tentang ketenagakerjaan bahwa pembangunan
majikan) terhadap pihak yang lemah ketenagakerjaan bertujuan untuk;
(pekerja/buruh) masih terjadi. Adapun dengan 1. Memberdayakan dan mendayagunakan
adanya sanksi-sanksi atau aturan-aturan hukum tenaga kerja secara optimal dan manusiawi
di dalam setiap undang-undang atau peraturan 2. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja
perundang-undangan di bidang dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai
ketenagakerjaan dapat memberikan rasa dengan kebutuhan pembangunan nasional
keadilan bagi buruh/tenaga kerja khususnya pusat dan daerah
tenaga kerja kontrak. 2. Dengan demikian 3. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja
Perselisihan yang terjadi pada prinsipnya dalam mewujudkan kesejahteraan
diselesaikan oleh pihak-pihaknya sendiri secara 4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja
musyawarah. Apabila tidak terselesaikan, maka dan keluarganya.
perlu bantuan pihak lain. Namun demikian juga Aspek hukum ketenagakerjaan harus selaras
tetap berdasarkan musyawarah. Pihak Ketiga dengan perkembangan ketenagakerjaan saat ini
dalam penyelesaian perselisihan, dapat melalui yang sudah sedemikian pesat, sehingga
pengadilan atau luar pengadilan. substansi kajian hukum ketenagakerjaan tidak
Pilihan penyelesaian perselisihan di luar hanya meliputi hubungan kerja semata akan
pengadilan yang paling banyak dipilih oleh tetapi telah bergeser menjadi hubungan hukum
pihak-pihak, karena alasan tertentu, seperti antara pekerja, pengusaha dan pemerintah.
Di Indonesia Undang-Undang tentang
ketenagakerjaan yang berlaku pada saat ini
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Prof. Donald A. yaitu Undang-Undang No. 13 tahun 2003.
Rumokoy, SH, MH; Elia Gerungan, SH, MH; Refly Singal,
SH, MH.
Mengenai perlindungan bagi pekerja/buruh
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM.
3
080711361 Ibid, Hal 59
92
Lex et Societatis, Vol. III/No. 7/Ags/2015
93
Lex et Societatis, Vol. III/No. 7/Ags/2015
94
Lex et Societatis, Vol. III/No. 7/Ags/2015
yang lebih baik, lebih higienis dan menyangkut beberapa hal sebagai berikut:
pengadaan fasilitas kesejahteraan. 1. Perusahaan berbadan hukum
d) Lingkungan kerja 2. Perusahaan yang bukan atau belum
Untuk menghindari bahaya karena berbadan hukum
lingkungan kerja, perlu diperhatikan dan 3. Perusahaan milik persekutuan
diupayakan: 4. Perusahaan milik Negara
1) Faktor fisik: tingkatkan penyimpangan 5. Badan badan usaha sosial
dan penaganan bahan, tingkat 6. Usaha lain dengan membayar upah atau
kompleks kerja, terajukan prinsip- imbalan dalam bentuk lain (pasal 1 butir 4
prisip keamanan mesin produktif, Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004
tingkatkan ventilasi umum dan lokal, tentang penyelesaian Perselisihan Hubungan
pencahayaan, cegah bising dan Industrial dan pasal 150 undang- Undang
getaran. Nomor 13 Tahun 2013). 9
2) Faktor kimia: bahwa tenaga kerja Berikut ini tahapan-tahapan PHK yang diatur
sebaiknya hindarkan bekerja dengan secara rinci dalam Undang Undang
bahan kimia, tingkatkan lingkungan Ketenagakerjaan.
kerja dan kondisi kerja, terapkan 1. Pencegahan Pemutusan Hubungan Kerja
prinsip-prinsip penanganan bahan (PHK)
berbahaya. PHK merupakan alternatif terakhir yang
3) Faktor biologi: hindarkan, lindungi dilakukan oleh pengusaha dalam mengatasi
dari kemungkinan kontak. permasalahan dalam perusahaan. Oleh karena
4) Faktor fisiologik: tingkatkan itu, sebelum dilakukan PHK, pengusaha harus
ergonomik untuk menempatkan melakukan beberapa upaya pencegahan
bahan, alat dan tombol pada tempat pemutusan kerja.
yang mudah dijangkau, perbaiki posisi 2. Memberikan pembinaan kepada pekerja
kerja, gunakan alat bantu untuk Pengusaha dapat melakukan upaya
hemat waktu dan energi. 8 pencegahan PHK yaitu dengan melakukan
Peraturan perusahaan tidak boleh pembinaan terhadap pekerja, yaitu dengan
bertentangan dengan peraturan perundangan cara:
yang berlaku dan mulai berlaku setelah a) Memberikan pendidikan dan latihan atau
disahkan oleh pejabat yang ditunjuk. mutasi.
Pengusaha wajib memberitahukan dan b) Memberikan peringatan kepada pekerja
menjelaskan tentang peraturan perusahaan baik tertulis maupun lisan. Surat
kepada tenaga kerja. Perlindungan buruh dari peringatan tertulis yang diberikan kepada
kekuasaan majikan terlaksana apabila pekerja melalui tiga tahap, yaitu:
peraturan dalam bidang perburuhan yang 1) Peringatan pertama
mengharuskan atau memaksa majikan 2) Peringatan kedua
bertindak seperti dalam peraturan perundang- 3) Peringatan ketiga10
undangan tersebut benar-benar dilaksanakan Masa berlaku setiap surat peringatan
semua pihak karena keberlakuan Hukum tidak tersebut adalah enam bulan. Masa berlaku
dapat diukur secara yuridis saja, tetapi diukur peringatan selama enam bulan tersebut tidak
secara sosilogis dan filosofis. berlaku mutlak. Apabila belum berakhir masa
enam bulan, pekerja melakukan kembali
B. Upaya Penyelesaian Pemutusan Hubungan pelanggaran ketentuan dalam perjanjian kerja,
Kerja Dalam Masa Kontrak peraturan perusahaan (PP) atau Perjanjian
Perselisihan yang umumnya terjadi adalah Kerja Bersama (PKB) masih dalam tenggang
hal yang berkaitan dengan pemutusan waktu enam bulan, pengusaha dapat
hubungan kerja (PHK), dalam praktiknya PHK menerbitkan surat peringatan kedua yang
dapat dilakukan oleh salah satu pihak baik berjangka waktu enam bulan sejak
pengusaha maupun pekerja. Perselisihan PHK
9
Rukiyal L dan Darda Syahrizal, Op.Cit, Hal 232
8 10
Dian Saraswati, Op.Cit., Hal 33. Guus Heerma Van Voss, Op.cit., Hal 223
95
Lex et Societatis, Vol. III/No. 7/Ags/2015
96
Lex et Societatis, Vol. III/No. 7/Ags/2015
97
Lex et Societatis, Vol. III/No. 7/Ags/2015
98
Lex et Societatis, Vol. III/No. 7/Ags/2015
99
Lex et Societatis, Vol. III/No. 7/Ags/2015
100