--------------------------------------------------------------------------------------------------
Mayrusta Dwi Murti, Sugeng Hadi Purnomo
Dosen Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
(Naskah diterima: 10 Juni 2018, disetujui: 27 Juli 2018)
Abstract
The problem of workers is one important thing in running a company because the company in
doing activities to get a goods or services required the existence of workers, workers themselves
are assets of a company. When companies experience bankruptcy the rights of workers to a
company must be clear and also the process of payment of workers' wages, especially in
companies that experienced bankruptcy. How legal protection is provided by the government
against workers whose company is declared bankrupt. In reviewing the problem using normative
juridical methods, consisting of laws, books, and journals on employment and insolvency. The
results of this research is that protection starts from the rights and obligations. Workers or
laborers as the implementation of development shall be guaranteed its right, regulated its
obligations and developed its usefulness.
Abstrak
Persoalan pekerja adalah satu hal penting dalam menjalankan suatu perusahaan karena
perusahaan dalam melakukan kegiatan untuk mendapat suatu barang atau jasa dibutuhkan
adanya pekerja, pekerja sendiri merupakan aset dari suatu perusahaan. Ketika perusahaan
mengalami pailitkedudukan hak pekerja pada suatu perusahaan haruslah jelas dan juga proses
pembayaran upah pekerja terutama dalam perusahaan yang mengalami kepailitan. Bagaimana
perlindungan hukum yang diberikan oleh pemerintah terhadap pekerja yang perusahaannya
dinyatakan pailit.Dalam mengkaji permasalahan tersebut menggunakan metode yuridis normatif,
terdiri dari perundang-undangan, buku, dan jurnal hukum tentang ketenagakerjaan dan
kepailitan. Hasil penelitian ini yaitu perlindungan tersebut dimulai dari adanya hak dan
kewajiban. Pekerja atau buruh sebagai pelaksanaan pembangunan harus di jamin haknya, diatur
kewajibannya dan dikembangkan daya gunanya.
P
ersoalan ketenagakerjaan adalah bahwa riwayat timbulnya hubungan
salah satu hal penting dalam perburuhan itu dimulai dari peristiwa pahit
menjalankan perusahaan dan banyak yakni penindasan dan perlakuan di luar batas
menimbulkan masalah baik terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh pihak-
perusahaan itu sendiri (intern) maupun bagi pihak yang berke-mampuan secara sosial
pembangunan (ekstern), terutama sejak ekonomi maupun penguasa pada saar itu.
berakhirnya orde baru di mana hak-hak Para budak/pekerja tidak diberikan hak
buruh atau tenaga kerja untuk mengemukan apapun, yang ia miliki hanyalah kewajiban
pendapat makin dihormati. Dalam literatur untuk menaati perintah dari majikan atau
hukum perburuhan yang ada, riwayat yang tuannya. Nasib para budak/pekerja hanya
ada, riwayat hubungan perburuhan di dijadikan barang atau objek yang kehilangan
Indonesia diawali dengan suatu masa yang hak kodratinya sebagai manusia.
sangat suram yakni zaman perbudakan, rodi, Secara normatif, meninjau kembali
dan sanksi poenale. Perbudakan adalah suatu beberapa ketentuan perundang-undangan
peristiwa dimana seseorang yang disebut perburuhan/ketenagakerjaan nasional yang
budak melakukan pekerjaan di bawah saat ini masih berlaku yang kurang
pimpinan orang lain. Para budak ini tidak memberikan perlindungan bagi pekerja
mempunyai hak apapun termasuk hak atas khususnya berkaitan dengan penyelesaian
kehidupannya. Selain perbudakan juga perselisihan perburuhan/ketenagakerjaan. Pe-
dikenal dengan istilah perhambaan dan nyelesaian perselisihan perburuhan melalui
perluruan. Perhambaan terjadi bila seorang institusi Panitia Penyelesaian Perelisihan
penerima gadai menyerahkan dirinya sendiri Perburuhan (P4) sebagaimana diatur dalam
atau orang lain yang ia kuasai, atas Undang-Undang No. 12 Tahun 1964 tentang
pemberian pinjaman sejumlah uang kepada PHK jo. Undang-Undang No. 22 Tahun 1957
seseorang pemberi gadai. Rodi merupakan tentang Penyelesaian Perselisihan
kerja paksa yang dilakukan oleh rakyat untuk Perburuhan belum tentu dapat memberikan
kepentingan pihak penguasa atau pihak lain perlindungan bagi buruh/pekerja.
dengan tanpa pemberian upah, dilakukan Salah satu faktor yang menjadi
diluar batas perikemanusiaan. penyebab kurang kondusifnya hubungan
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (199-214)
antara pekerja dan pengusaha adalah karena martabat serta mempunyai hak dan
terdapat ketidak seimbangan antara jumlah kewajiban.
tenaga kerja yang tersedia dengan jumlah Tujuan yang ingin dicapai dalam
lapangan pekerjaan, sehingga dengan hubungan industrial, adalah mewujudkan
sendirinya akan terjadi suatu kondisi yang masyarakat adil dan makmur dengan cara
menempatkan tenaga kerja pada posisi yang menciptakan ketenangan bekerja dan
kurang menguntungkan, karena mereka berusaha yang dilandasi dengan prinsip
mengalami kesulitan untuk mendapatkan kemitraan dan keseimbangan, berasaskan
kesempatan kerja, sedangkan sebaliknya para kekeluargaan dan gotongroyong serta
pengusaha tidak akan mengalami kesulitan musyawarah untuk mencapai mufakat.
untuk mencari tenaga kerja yang sesuai Munculnya berbagai persoalan antara
dengan harapannya. Situasi tersebut memberi pengusaha dan pekerja bersumber pada
peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pihak kurang-kurangnya pema-haman terhadap
pengusaha untuk melakukan eksploitasi asas hubungan industrial yang dilandasi oleh
tanpa memperhatikan hak-hak pekerja. nilai-nilai Pancasila. Sedangkan banyak
Terkadang perlakuan yang tidak terpuji dari perusahaan yang membayar tenaga kerjanya
pengusaha itu, tidak jarang mengakibatkan tidak sesuai dengan tunggakan gaji.
keadaan yang tidak sehat bagi perusahaan, Pelanggaran yang dilakukan pekerja karena
misalnya sering terjadi unjuk rasa dari kesengajaan atau kelalaiannya
pekerja yang dapat membuat perusahaan mengakibatkan keterlambatan pembayaran
mengalami kerugian karena terhambatnya upah. Dan dapat menyebabkan timbulnya
proses produksi, bahkan sering kita suatu konflik yaitu tenaga kerja dapat
mendengar melalui media massa bahwa melakukan mogok kerja. Mogok kerja itu
pekerja melakukan pemogokan karena tidak sendiri dilakukan pekerja/buruh untuk
dipenuhinya tuntutan mereka. Oleh sebab itu melakukan keterlambatan perkerjaan dengan
penggunaan tenaga kerja oleh pengusaha membuat perusahaan merasakan akibat dari
jangan dijadikan alasan atau dasar untuk proses produksi yang terhenti. Untuk pekerja
mengeksploitasi tenaga mereka, karena yang melakukan mogok kerja secara sah
bagaimanapun juga pekerja harus dihormati tetap berhak mendapat upah. Sedangkan
sebagai manusia yang mempunyai harkat dan
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (199-214)
kekayaan debitur yang telah dimulai sebelum tentang kepailitan dan penundaan
kepailitan, harus dihentikan seketika dan pembayaran utang adalah salah satu produk
sejak itu tidak ada suatu putusan yang dapat hukum yang diperlukan dalam menunjang
dilaksanakan termasuk atau juga dengan pembangunan perekonomian nasional.
menyandera debitur. Bahkan penyitaan yang Peraturan kepai-litandan penundaan
telah dilakukan menjadi hapus dan jika pembayaran yang diperlukan menurut
diperlukan hakim pengawas harus kebutuhan dunia usaha masa kini adalah
memerintahkan pencoretannya dan debitur peraturan yang mendukung penyelesaian
yang sedang dalam penahanan harus utang-piutang secara adil, cepat, terbuka, dan
dilepaskan seketika setelah putusan efektif. Ketentuan Kepailitan merupakan
pernyataan pailit diucapkan (Pasal 31 UUK aturan yang mempunyai tujuan untuk
dan PKPU). Adanya hak retensi yang diatur melakukan pembagian harta debitur kepada
dalam Pasal 61 UUK dan PKPU yaitu hak para krediturnya dengan melakukan sita
kreditur untuk menahan barang-barang umum terhadap seluruh harta debitur yang
kepunyaan debitur hingga bayarnya suatu selanjutnya dibagikan kepada kreditur sesuai
utang tidak kehilangan hak untuk menahan dengan hak proporsinya. Untuk pembagian
barang dengan diucapkannya pernyataan harta debitur dapat dibagikan kepada kreditur
pailit. Kemudian Undang-Undang Nomor 37 sesuai dengan urutannya, yaitu kreditur
Tahun 2004 Pasal 1 ayat (1) bahwa yang separatis, kreditur preferen, kreditur
dimaksud kepailitan dan penundaan konkuren. Ketika perusahaan diputus pailit,
kewajiban pembayaran utang adalah sita peristiwa yang terjadi adalah Pemutusan
umum atas semua kekayaan Debitur Pailit Hubungan Kerja (PHK), ketika tenaga kerja
yang pengurusan dan pemberesannya di PHK mereka berhak memperoleh uang
dilakukan oleh Kurator dibawah pengawasan pesangon baik karena alasan pailit maupun
Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam alasan lainnya, uang pesangon dihitung
Undang-Undang ini. secara normatif, berpedoman pada masa
Di dalam penjelasan umum Undang- kerja, upah pokok, dan tunjangan tetap.
Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang II. METODE PENELITIAN
kepailitan dan penundaan kewajiban Metode yang digunakan akan
pembayaran utang, diakui bahwa peraturan tergantung pada apa yang akan menjadi
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (199-214)
e. Anak dianggap bekerja bilamana berada berada di dalam wilayah kekuasaan hukum
di tempat kerja, kecuali dapat dibuktikan Republik Indonesia. (Pasal 2 ayat (1)).
sebaliknya (Pasal 73). 3.2 Perlindungan Hukum Tenaga kerja
Berdasarkan Undang-Undang No. 37
f. Siapapun dilarang mempekerjakan anak
Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
pada pekerjaan yang buruk, tercantum Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang
dalam Pasal 74 ayat (1). Yang dimaksud
pekerjaan terburuk seperti dalam Pasal 74 Pekerja merupakan salah satu unsur
ayat (2), yaitu: yang sangat penting dalam suatu perusahaan.
1. Segala pekerjaan dalam bentuk Hal ini dikarenakan peran dan fungsi pekerja
pembudakan atau sejenisnya. dalam menghasilkan barang dan atau jasa
2. Segala pekerjaan yang memanfaatkan, untuk perkembangan suatu perusahaan.
menyediakan atau melibatkan anak Sudah sewajarnya apabila hak-hak pekerja
untuk produksi dan perdagangan diberikan secara memadai demi terciptanya
minuman keras,narkotika, psikotropika hubungan kerja yang seimbang antara
dan zat adiktif lainnya. pekerja dan pengusaha dalam perusahaan.
3. Segala pekerjaan yang memanfaatkan, Terutama ketika para pekerja melaksanakan
menyediakan atau menawarkan pekerjaannya secara bersungguh-sungguh
anakuntuk pelacuran, produksi dan maksimal. Berdasarkan Pasal 4 Undang-
pornografi, pertunjukan porno, Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang
perjudian. Ketenagakerjaan, tujuan pembangunan
4. Segala pekerjaan yang membahayakan ketenagakerjaan sebagai berikut:
kesehatan, keselamatan atau moral a. Memberdayakan dan mendayagunakan
anak. tenaga kerja secara optimal dan
Ketentuan tentang keselamatan kerja manusiawi;
diatur dalam Undang-Undang No. 1 tahun b. Mewujudkan pemerataan kesempatan
1970 tentang Keselamatan Kerja. kerja dan penyediaan tenaga kerja yang
Keselamatan kerja yang dimaksud adalah sesuai dengan kebutuhan pembangunan
keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, nasional dan daerah;
baik di darat, di dalam tanah, di permukaan c. Memberikan perlindungan pada tenaga
air, di dalam air maupun di udara, yang kerja dalam mewujudkan kesejahteraan;
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (199-214)
(4) Uang penggantian hak yang seharusnya perusahaan harus berbadan hukum.
diterima sebagaimana dimaksud dalam Pendapatan pekerja/buruh dari hasil
ayat (1) meliputi : pekerjaannya mampu untuk memenuhi
a. cuti tahunan yang belum diambil dan kebutuhan hidup pekerja/buruh dari hasil
belum gugur; pekerjaannya mampu untuk memenuhi
b. biaya atau ongkos pulang untuk kebutuhan hidup pekerja/buruh dan
pekerja/buruh dan keluarganya keluarganya secara wajar, yang meliputi
ketempat dimana pekerja/buruh makanan dan minuman, sandang,
diterima bekerja; perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasi,
c. penggantian perumahan serta dan jaminan hari tua.
pengobatan dan perawatan Perlindungan kerja dan syarat-syarat
ditetapkan 15% (lima belas kerja, maka hal ini merupakan masalah yang
perseratus) dari uang pesangon sangat komplek karena akan berkaitan
dan/atau uang penghargaan masa dengan kesehatan kerja, keselamatan kerja,
kerja bagi yang memenuhisyarat; upah, kesejahteraan, dan jamsostek.
d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam Perlindungan kerja terhadap tenaga
perjanjian kerja, peraturan kerja/buruh merupakan sesuatu yang mutlak
perusahaan atau perjanjian kerja dalam pemborongan pekerjaan dan
bersama. perlindungan pekerja dapat dilakukan, baik
(5) Perubahan perhitungan uang pesangon, dengan jalan memberikan tuntunan, maupun
perhitungan uang penghargaan masa dengan jalan meningkatkan pengakuan hak-
kerja, dan uangpenggantian hak hak asasi manusia, perlindungan fisik dan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), teknis serta sosial dan ekonomi melalui
ayat (3), dan ayat (4) ditetapkan dengan norma yang berlaku dalam lingkungan kerja
Peraturan Pemerintah. itu.
IV. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan perlindungan yang
Fariana, Andi. 2012. Aspek Legal Sumber
diberikan perusahan terhadap hak-hak Daya Manusia Menurut Hukum.
Mitra Wacana Media.
pekerja/buruh yaitu perlindungan tersebut
dimulai dengan adanya kewajiban, bahwa
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 3 Nomor 3 Edisi Agustus 2018 (199-214)