Anda di halaman 1dari 20

Mengapa kaum buruh Harus Berserikat ?

Pergantian penguasa setelah diturunkannya rezim otoriter suharto, Republic kita sudah
mengalami empat kali pergantian pengusa. Tidak satupun penguasa yang melakukan
perubahan nyata kearah kehidupan rakyat yang lebih baik. Rakyat masih digusur, petani masih
miskin, buruh masih terus di PHK dan dibayar murah. Kaum pemilik modal atau kaum kapitalis
terus menerus menghisap darah rakyat pekerja Indonesia. Mereka masih berpesta dengan hasil
kerja keringat kita kaum buruh. Jutaan kaum buruh Indonesia yang setiap hari bekerja dari pagi
hingga malam menghidupkan mesin-mesin produksi, menjalankan roda transportasi ekonomi,
menjualkan barang ditoko-toko, menghitungkan uang di bank-bank yang semua itu untuk
keuntungan kaum pemilik modal tetapi kita kaum buruh masih ditindas(rampas dengan paksa)
hak-haknya.

A. Mengapa kita perlu berserikat?


Apabila kita telah mengenal peranan kaum buruh dalam suatu perputaran ekonomi dunia, tidak
sedikit bahwa yang terbesar adalah kerja produktif (menghasilkan barang dan jasa) dari berjuta-
juta kaum buruh yang terus menggenjot pembangunan infrastruktur (sendi-sendi ekonomi)
hingga mencapai sebuah peradaban yang kian relatif modern. Akan tetapi, seiring berjalannya
waktu, justru tak nampak perubahan nasib kaum buruh yang cukup signifikan. Adalah pabrik
tempat kita berproduksi, memiliki sistem manajemen kerja (perusahaan) yang akan kita ketahui
sebagai sistem yang menjadikan hubungan kerja yang bersifat menekan.

Setiap saat kita dihadapkan pada persoalan ditempat kerja , diantaranya :


Upah Murah , Upah yang kita terima selama bekerja sehari penuh (8 Jam Kerja) tidak sebanding
dengan tenaga dan pikiran yang kita keluarkan. Hasil kerja kita yang berlimpah dan
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan tidak kembali untuk kebutuhan kaum buruh dan
keluarganya. Disinilah nilai kerja kaum buruh telah diambil oleh pengusaha. Pola pengambilan
ini dengan berbagai cara, lembur tidak dibayar sesuai atau bahkan tidak dibayar, jam kerja
panjang dengan target begitu besar, nilai borongan yang kecil. Nah soal upah ini juga bias lihat
peran Negara (Disnaker, Bupati, walikota, gubernur dan presiden) ikut mengambil hak buruh
dengan menetapkan upah minimum kota/kebupaten/propinsi yang rendah dan tidak mencukupi
kebutuhan keluarga kaum buruh.

HAK-HAK BURUH TIDAK DIBERIKAN , Setiap saat kita menemukan persoalan cuti haid (2 hari
setiap bulan) dan cuti hamil (3 bulan) bagi buruh perempuan tidak diberikan oleh perusahaan,
bahkan tidak jarang buruh hamil di-pecat/PHK-Pemutusan Hubungan Kerja. Cuti Tahunan dan
libur nasional tidak diberikan.
PHK dan MUTASI , setiap hari kita dapati kaum buruh dipecat/PHK dengan berbagai dalih. Mulai
1
dari persoalan sepele sampai buruh yang mencoba menuntut hak-nya selalu disodori
sanksi/hukuman dengan MUTASI dan PHK.
Beberapa problem yang selalu dihadapi kaum buruh tersebut berdampak pada
ketidakseimbangan atau ketidakadilan yang eksploitatif, yang senantiasa dibungkus oleh
manjemen perusahaan tersebut. Dan mendapat legitimasi(pengakuan/penguatan) dari birokrasi
Negara yang mendukung tindakan-tindakan pengusaha tersebut. Ini bisa kita lihat dari selalu
kalahnya buruh dalam persidangan dan peraturan atau Undang-Undang yang tidak memihak.
Berangkat dari situasi inilah tentu saja kita dapat melihat dengan jelas, bahwa kekuatan
perusahaan terletak pada sistem manajemen atau organisasinya. Yang pada hakikatnya
bermaksud untuk menjaga peningkatan akumulasi(penumpukan) keuntungan modal si
pengusaha (kaum kapitalis) dengan merampas hak-hak dari kaum buruh.
Kita benar-benar hanya dijadikan sapi perahan para pemilik modal. Penguasa dengan sangat
garangnya menjadi kepanjangan tangan alias antek dari pemilik modal. Aturan-aturan
perburuhan dibuat sedemikian rupa hingga tidak ada ruang yang membuat kaum buruh bisa
mendapatkan hak dari hasil kerjanya. Undang-undang perburuhan yang dibuat oleh pemerintah
dan partai borjuis (pemilik modal) menjerat leher buruh dengan PHK yang dipermudah, sistem
kerja kontrak dilegalkan, ijin diberikan kepada yayasan penyalur tenaga kerja/out sourcing,
jaminan kesejahterahan buruh makin hilang.
Pertanyaannya adalah kenapa kita sampai hari ini masih saja tertindas dan terampas hak-
haknya? Kenapa jumlah kita yang banyak masih kalah dengan para kapitalis yang sangat sedikit?
Kenapa setelah berpuluh tahun merdeka dari belenggu penjajahan, masih saja kaum buruh jauh
dari hidup sejahtera?

Jawabannya adalah Kita masih belum bersatu untuk melawan penindasan. Dan kita masih
tercerai berai atau tidak terorganisir dalam wadah perlawanan. Berorganisasi sebagai alat
perjuangan kaum buruh, dalam wadah serikat – serikat buruh baik tingkat pabrik, kawasan
industri, kawasan bisnis, kota industri, lingkungan tempat tinggal dan lain lain.
Dari sinilah kita, kaum buruh perlu memerhatikan dan menyadari adanya satu kebutuhan agar
bagaimana kita dapat sejajar dengan pemilik modal. Perlu suatu hubungan kesetaraan dalam
memutuskan hubungan kerja yang bersifat adil. Lalu apa yang harus dilakukan oleh kaum buruh?
Untuk mencapai tingkat kesetaraan dan kesejahteraan kaum buruh seperti di atas diperlukan
sebuah alat perjuangan bersama , yaitu dengan membangun organisasi buruh atau sering kita
sebut Serikat Buruh yang benar-benar membawa kepentingan mayoritas kaum buruh.

B. Serikat buruh alat perjuangan kita.


Apa itu serikat buruh ?
Serikat buruh adalah wadah organisasi bagi buruh/pekerja dalam satu tempat kerja, kawasan
industri, lingkungan tempat tinggal, kota, atau nasional yang menjadi alat kaum buruh untuk

2
memperjuangkan hak-haknya sebagai buruh/pekerja.
Buruh/pekerja adalah orang yang bekerja dan mendapatkan upah dari kerjanya. Jadi siapapun
yang bekerja dengan tenaga, fikiran dan ketrampilannya kemudian mendapatkan upah disebut
buruh/pekerja/pegawai.
Bagaimana fungsi Serikat Buruh dan apa yang dilakukan kaum buruh atau organisasi buruh?
Kita bisa memandang ketika buruh tidak menjadi anggota organisasi serikat buruh. Pertama
ketika mengalami permasalahan ditingkat tempat kerja maka buruh secara individual akan
berhadapan dengan organisasi yang namanya perusahaan. Disana pasti buruh berhadapan
dengan management perusahaan. Yang harus diperhatikan adalah management perusahaan
adalah organisasi yang dibangun pemilik modal untuk menjalankan kepentingannya. Jadi buruh
berhadapan dengan suatu kekuatan organisasi perusahaan secara sendiri-sendiri apabila
buruh/pekerja tidak berorganisasi. Sekuat dan sevokal atau keberanian yang luar biasa
sekalipun tidak menjadi apa-apa ketika buruh sendirian berhadapan dengan perusahaan. Ada
beberapa contoh seperti dibawah ini :
Contoh pertama misalnya ada kebijakan perusahaan yang akan melakukan PHK. Apakah cukup
kuat bila kemudian buruh akan berhadapan secara sendiri-sendiri. Contoh kedua ketika buruh
meminta kenaikan upah karena kenaikan harga kebutuhan hidup semakin mahal, apakah juga
buruh sendiri-sendiri menghadap managemen kemudian menuntut agar ada kenaikan upah.
Contoh ketiga ketika pemeritah mengeluarkan kebijakan tentang peraturan upah minimum yang
ternyata jauh dari layak memenuhi kebutuhan hidup buruh dan keluarganya, apakah buruh
datang sendiri – sendiri kepemerintah untuk meminta kebijakan upah yang cukup layak untuk
memnuhi kebutuhan hidup.
Jadi kita bisa melihat secara obyektif/nyata kondisi buruh yang tidak menjadi anggota atau
tidak membangun organisasi serikat buruh/pekerja. Pertanyaan kenapa harus berserikat dan
fungsi serikat, terjawab dengan beberapa contoh tadi ketika ditempat kerja ada organisasi
serikat buruh/pekerja.

C. Dimana dan kapan buruh berorganisasi serikat buruh?


Diatas tadi sudah disebutkan ketika kita mendirikan/membangun dan menjadi anggota serikat
buruh/pekerja. Kita bisa mendirikan ditempat kita bekerja. Misal, di pabrik, dalam satu kawasan
industri, lingkungan tempat tinggal kita juga bisa karena mayoritas banyak orang yang berkerja
walaupun beda perusahaan, ditoko-toko atau satu gedung tetapi banyak toko, pelabuhan,
perkebunan, perkantoran kawasan bisnis.
Kita juga bisa bergabung menjadi anggota serikat buruh yang sudah ada. Baik tingkat federasi
kota/kabupaten, profinsi sampai nasional.

D. Kapan kita harus menjadi anggota atau mendirikan organisasi serkat buruh?
Biasanya buruh baru sadar akan pentingnya serikat buruh atau menjadi anggota serikat buruh

3
ketika menghadapi masalah yang menimpa seperti PHK, mutasi, kenaikan upah dll. Sebaiknya
menjadi anggota serikat buruh adalah begitu kita masuk kerja. Kalau belum ada serikat
ditempat kerja, kita bisa menghubungi serikat buruh yang sudah ada agar mendapat penjelasan
lebih lanjut.
***

4
Peran dan Fungsi Serikat Buruh
A. Ancaman neoliberalisme terhadap kaum buruh
Praktek neoliberalisme dalam perburuhan bisa dilihat dengan semakin flesibelnya hubungan
anatara buruh dan majikan. Fleksible artinya majikan dapat dengan sewenang –wenang
memperlakukan buruh. Dimana buruh tidak lagi memiliki status kerja yang pasti/tetap artinya
buruh harus mau dengan dibayar murah. Hubungan buruh majikan yang fleksible membuat
posisi buruh makin terdesak tidak berdaya. Hubungan kerja menjadi tidak jelas dengan praktek
outsorcing dan kerja kontrak, memaksa buruh harus menerima upah yang sangat rendah serta
kehilangan berbagai macam tunjangan dan jaminan social yang semestinya didapat sebagai
hak buruh dari perusahaan. Hal yang dimaksud fleksible oleh para pemilik modal adalah
mudahnya melakukan PHK, membayar serendah mungkin upah buruh, hilangnya status kerja
tetap dan berubah menjadi kontrak. Dan artinya keuntungan yang sangat besar didapat pemilik
modal tanpa harus peduli dengan kondisi hidup buruhnya.
Terjadinya perubahan hubungan kerja dari permanent ( kerja tetap ) menjadi kerja kontrak
waktu tertentu dan outsourcing adalah bentuk nyata dari eksploitasi dari pemilik modal
terhadap buruhnya. Semua itu tidak lepas dari peran pemerintah dalam memuluskan agenda
para pemilik modal agar keuntungan yang diperoleh semakin besar, dengan tidak
memperhatikan hak buruh untuk tetap eksis sebagai manusia.
Hubungan kerja yang fleksibel ( kontrak dan outsourcng ) membuat masa depan buruh dan
keluarganya menjadi semakin tidak menentu. Karena secara langsung akan mengurangi tingkat
kesejahterahan ( upah murah ). Upah, kerja target, kontrak dan outsorching, keselamatan kerja,
kesejahterhan keluarga buruh, kesehatan-pendidikan-perumahan keluarga buruh menjadi
masalah yang nyata dan pemilik modal lari dari tanggung jawab itu. Alasan bahwa kerja kontrak
dan outsourcing akan membuka lapangan kerja adalah pembohongan terhadap rakyat dan
dilakukan secara sistematis oleh pemerintah atas perintah para pemilik modal. Yang terjadi
adalah barisan tenaga kerja murah yang siap dieksploitasi. Bukanya pembukaan lapangan kerja,
karena tidak ada pabrik baru atau lapangan kerja baru.
Peran pemerintah yang harusnya melindungi kepentingan rakyat mayoritas ( buruh ), malah
sebaliknya lebih memihak para pemilik modal. Keadilan yang harus ditegakkan dipelintir oleh
Undang-undang ketenaga kerjaan pesanan pemilik modal.

B. Kesejahterahan vs eksploitasi
Pernyataan Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-bangsa menyatakan bahwa “setiap
orang berhak untuk menjalankan kehidupan yang layak, dan berhak atas kebebasan serta
keamanan.” Dan UUD 1945 menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak.”
Hampir setengah abad sudah kedua pernyataan diatas dikumandangkan. Namun sampai hari
ini buruh masih sangat jauh dari penghidupan yang layak. Kita bisa melihat kenyataan dibanyak

5
tempat kantong – kantong industri. Bagaimana kehidupan buruh yang sangat memprihatinkan.
Tempat tinggal yang berdesakan, kesehatan yang tidak mamu dijangkau karena mahal, anak-
anak buruh tidak mampu sekolah. Belum lagi hubungan dalam keluarga yang semakin tidak
harmonis karena buruh harus kerja target dan lembur sehingga waktu untuk keluarga tidak ada.
Upah murah adalah bentuk nyata dari tidak bertanggung jawabnya pemerintah terhadap cita-
cita luhur yang tertulis dalam UUD 45. ketika tingkat kesejahterahan yang diterima oleh buruh
masih jauh dari keadilan maka masalah dalam perburuhan tidak akan pernah sepi dari konflik.
Karena upah akan berimbas pada aspek kehidupan keluarga buruh dalam menjalankan
eksistensinya pada kehidupan social.
Ketika kaum buruh menuntut kesejahterahannya, maka itu dianggap konflik. Kemudian
perusahaan akan dengan mudahnya mengatakan sudah tidak harmonis lagi hubungan
industrialnya maka terjadilah PHK. Mereka pemilik modal mengaburkan masalah yang
sebenarnya tentang masalah kesejahterahan buruh, agar mereka selalu lepas dari tanggung
jawab dalam memberikan kesejahterahan bagi buruhnya.

C. Peranan Serikat Buruh Sejati


Gelombang aksi massa buruh ketika menolak revisi UUK no 13 pada tahun 2006 mampu
memperlihatkan kekuatan buruh yang sangat besar. Ribuan pabrik tutup sehingga tidak bisa
memberikan keuntungan pada pemilik modal. Pemerintah daerah hingga pusat kalang kabut
menyikapi kemarahan kaum buruh yang tidak mampu lagi mereka bendung dengan janji – janji
palsu. Pemogokan buruh dan aksi buruh berlangsung disemua kota-kota industri hingga
kepusat kekuasaan istana Negara serta DPR RI tidak luput dari kepungan massa buruh. Ini
adalah bukti akan besarnya kekuatan kaum buruh Indonesia yang harus disadari.
Satu gerakan buruh berisi seluruh tindakan yang tak dapat dipecah-belah, dan perjuangan-
perjuangan klas pekerja untuk mengakhiri penindasan dan penghisapan kapitalisme. Tujuannya
untuk membangun sistem sosial dimana klas buruh memiliki alat-alat produksi dan memimpin
perekonomian nasional, politik, dan kebudayaan bagi kebaikan massa rakyat. Untuk mencapai
tujuan-tujuan gerakan buruh, serikat buruh sejati berkewajiban : mempropagandakan
perjuangan, siapa musuh sebenarnya, menyadarkan massa buruh dan memperkuat
pengorganisasian buruh. Buruh harus dimobilisasi menuntut perubahan ekonomi-politik, dan
bersama sektor rakyat lainnya, mereka harus melakukan aksi-aksi politik.
Klas buruh harus bersatu dengan dan memimpin seluruh klas-klas tertindas dan sektor-sektor
dari rakyat Indonesia –Petani, Miskin kota, Mahasiswa, Pemuda, Budayawan, Kaum Profesional
- dalam front persatuan untuk pembebasan rakyat, dan demokrasi sejati. Kebebasan rakyat dan
demokrasi sejati berarti pembebasan negeri ini dari control/kekuasaan kaum imperialis dan
kapitalis monopolis asing lainnya, pembebasan tani dari eksploitasi feudal. Serikat Buruh juga
harus berani mempelopori upaya membentuk satu pemerintahan yang benar-benar
representatif dari kaum buruh dan rakyat, sebagai penggerak produksi dan ekonomi sehingga

6
kesejahteraan dapat tercapai oleh Rakyat.

D. Fungsi Serikat Buruh


Ruang lingkup fungsi serikat buruh adalah :
 dalam pabrik
 dalam lingkungan kawasan industri
 dalam wilayah kabupaten/kota
 mendidik kaum buruh berkesadaran maju
Organisasi sebagai alat perjuangan dalam mencapai tujuan perjuangannya yang sudah tentu
disesuaikan dengan situasinya. Maka secara umum Serikat Buruh memiliki peranan dan Fungsi
sebagai berikut :
 Alat negosiasi upah
Ditempat kerja serikat buruh sudah tentu menjadi perjuangan ekonominya dalam memenuhi
kebutuhan anggota. Hal yang paling krusial sudah tentu adalah permasalahan upah. Anggota
serikat memandang bahwa permasalahan upah harus selalu menjadi perhatian utama dalam
memperbaiki kesejahterahan. Disini serikat buruh menjadi alat bagi anggotanya dalam
menuntut perbaikan upah, agar kenaikan upah dapat merata dinikmati oleh semua anggota.
Ditingkat kota serikat buruh harus terlibat dalam penentuan kebijakan upah, serta selalu
mengkritisi kebijakan upah yang ditetapkan oleh dewan pengupahan. Apakah upah yang
ditetapkan sudah sesuai dengan kebutuhan hidup yang layak bagi kaum buruh. Serikat buruh
juga harus bisa memberikan solusi untuk upah yang layak bagi buruh di Indonesia. Misalnya
dengan menawarkan UPAH LAYAK NASIONAL.
 Alat negosiasi PKB
Perjanjian kerja bersama menjadi alat serikat buruh secara kolektive dalam mengatur hubungan
buruh dan majikan mengenai hak dan kewajiban. ini dilakukan agar mejikan tidak secara
sewenang – wenang membuat aturan sekehendak hati tanpa melibatkan serikat buruh.
Sebelum ada perjanjian kerja bersama biasanya majikan membuat peraturan perusahaan tanpa
melibatkan buruh yang dalam hal ini diwakilkan oleh serkat buruh.
 Alat advokasi kasus
Karena kepentingan buruh dan majikan selalu bertentangan maka akan selalu terjadi
perselisihan. Buruh menjadi posisi yang sangat lemah ketika terjadi perselisihan. Serikat buruh
menjadi sangat penting sebagai alat advokasi pembelaan hak-hak buruh. Untuk bias
menjalankan peran ini, maka kemampuan dan pengetahuan tentang hokum juga harus
diperdalam, namun diabdikan untuk penguatan organisasi.
 Alat advokasi kebijakan perburuhan
Kebijakan pemerintah sampai hari ini lebih banyak tidak menguntungkan kaum buruh.
Kebijakan upah, sistem kerja kontrak dan outsorcing, PHK yang dipermudah dll. Serikat buruh
wajib melakukan advokasi tanpa harus diminta oleh anggota, karena sudah menjadi tugas

7
serikat buruh untuk kritis terhadap semua kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan
kepentingan kaum buruh. Para pemilik modal akan selalu memaksakan agar apa yang menjadi
tujuan utama yaitu mendapat untung sebesar-besarnya tidak terganggu dengan tuntututan
kesejahterahan buruh yang akan mengurangi keuntungan mereka.
 Alat pemersatu kaum buruh
Serikat buruh adalah alat pemersatu kaum buruh. Disatu perusahaan ketika belum ada
organisasi pasti menjadi sulit dalam memperjuangkan kesejahterahan. Buruh masih tercerai
berai tanpa tahu akan apa yang sejatinya harus diperjuangkan. Sebagai alat pemersatu, maka
pengurus, buruh maju dan para penggerak organisasi harus memahami manajemen organisasi,
tujuan, tidak ego, tidak feudal dan mengabdikan kehidupannya pada kepentingan organisasi.
***

8
MANAJEMEN ORGANISASI GERAKAN

- SERIKAT BURUH -

Bagaimana organisasi buruh mulai terbangun dari tempat kerja (pabrik); Pertama, organisasi
buruh yang memiliki sistem manajemen yang baik pula. Manajemen Organisasi selalu menjadi
pilar utama dalam organisasi apapun. Dalam menjalankan manajemen organisasi yang menjadi
pilar pokok adalah :
1. Kepemimpinan (Kolektifitas)
2. Administrasi Organisasi dan Manajemen Kantor
3. Perluasan Struktur

Kedua, prespektif gerakannya, Apalagi dalam organisasi gerakan. Manajemen organisasi


sangat dibutuhkan dalam rangka melakukan penguatan struktur dan perluasan struktur.

A. Manajemen Organisasi
Manajemen organisasi dalam pengertian adalah menata dan mengatur (memenej) kinerja
organisasi . Dengan memahami dan mengerti secara penuh manajemen organisasi maka akan
bisa melahirkan “langgam kerja” organisasi yang disiplin dan dinamis. Manajemen kerja
dengan kualitas baik akan mencapai hasil yang baik. Begitu pula sebaliknya, manajemen kerja
yang berkualitas rendah tidak akan mencapai hasil yang optimal. Dalam setiap organisasi,
umumnya proses manajemen kerja tersebut melingkupi hal-hal sebagai berikut;
1. Perencanaan
Perencanaan terhadap sebuah aktifitas lahir dari sebuah kondisi obyektif dan subyektif
organisasi. Atau dengan kata lain, tindakan yang dilakukan tersebutharus disesuaikan dengan
kebutuhan gerakan secara umum dan kondisi organisasi. Oleh karena rencana dibuat secara
matang dengan memperhitungkan dampak-dampak yang akan ditimbukan kemudian terhadap
organisasi dan terhadap gerakan buruh. Apakah akan berdampak positif atau negatif?

2. Pengorganisasian
Proses selanjutnyaadalah pengorganisasian terhadap rencana kerja yang telah ditetapkan
tersebut. Yang dimaksud dengan pengorganisasian di sini adalah menyiapkan struktur dan
infrastruktur sesuai dengan kebutuhan rencana aktifitas yang akan dilaksanakan. Di sini
dibutuhkan ketetapan dalam memilih orang-orang yang tepat ditugaskan dalam posisi yang
tepat, atau sesuai dengan kemampuan.

3. Pelaksanaan
Pelaksanaan dari program kerja yang telah ditetapkan sedapat mungkin harus melibatkan/

9
mengefisiensikan seluruh strutur yang ada, serta mengaktifkan anggota yang tidak berada di
luar struktur tersebut dimaksudkan untuk memancing potensi kawan-kawan anggota yang aktif
di organisasi.
4. Pengawasan
Arti pengawasan terhadap pelaksanaan program tersebut adalah berkaitan dengan pembagian
kerja yang dilakukan. Umumnya yang terjadi pengawasan dilakukan dari atas ke bawah.
Pengawasan ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan atau keadaan lain yang tidak
dikehendaki.

Pengawasan ini meliputi hal-hal sebagai berikut;


 Apakah setiap orang menjalankan tugas yang telah diberikan?
 Apakah setiap tahap pelaksanaannya berjalan sesuai dengan target waktu yang telah
ditetapkan?
 Apa saja hambatan-hambatan yang memengaruhi kerja-kerja organisasi?
Seluruh hal-hal yang diawasi tersebut dicatat sebagai bahan masukan daam evaluasi kerja
organisasi.

5. Evaluasi
Tahapan evaluasi ini merupakan peninjauan kembali terhadap seluruh kerja yang telah kita
lakukan. Dari evauasi ini kita akan dapat melihat kelebihan atau kekurangan dari agenda yang
telah dijalankan, sehingga dapat melakukan pembenahan-pembenahan dalam pelaksanaan
selanjutnya, hal-hal yang perlu dievaluasi adalah;

 Evaluasi perencanaan kegiatan misalnya; apakah perencanaan tersebut telah sesuai


dengan kebutuhan organisasi?
 Evaluasi perangkat acara, apakah ada anggota kelompok kerja yang lalai dalam
menjalankan tugas yang diembannya? Jika ya, mengapa hal tersebut terjadi?
 Ditambahkan pula hal-hal positif yang berhasil dicapai dalam aktifitas tersebut.

B. Program dan Struktur


(1). Program.
Program organisasi dapat dibedakan atas dua macam, yakni pertama menurut ukuran
pelaksanaan dan kedua menurut bidang kerjanya. Menurut waktu pelaksanaannya, program
organisasi dapat dibedakan atas tiga kategori, yakni; program jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek.
a. Program jangka panjang umumnya merupakan program organisasi yang
pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari 1 (satu) tahun. Program-program ini
terus berlangsung dan menjadi aktifitas reguler organisasi, dan dijalankan dalam waktu

10
yang panjang. Sehingga kita tidak dapat menilai hasil kerja dari program kerja tersebut
dalam waktu yang singkat. Contoh; Program Kaderisasi, Program Peningkatan
Kesejahteraan, dll.
b. Program jangka menengah dilaksanakan antara enam sampai satu tahun. Program
jangka menengah umumnya tidak berbeda dengan program jangka panjang. Mengenai
bentuk program dengan jangka waktu menengah tidak dapat ditentukan secara aku.
Meskipun begitu, ada bebrapa jenis kegiatan yang dapat dijalankan dengan waktu jangka
menegah.
c. Program jangka pendek biasanya merupakan sebuah program yang dapat diselesaikan
dalam waktu singkat (1-3 bulan), mulai dari persiapan sampai penyeleseian. Akan tetapi
perlu diingat, bahwa jangka panjang dan jangka menengah, ia merupakan bagian integral
(kesatuan) yang dapat mendukung kesuksesan program jangka panjang dan menengah.
Contohnya; Program Selebaran, dan Program Aksi Massa.

Menurut bidang kerjanya, program dibagi menjadi dalam tiga kategori, yakni; Program
Keorganisasian, Program Politik, dan Program Teori dan Propaganda. Namun sekali lagi,
pembagian dalam bidang kerja ini tidak berarti memisahkan antara satu kategori program
dengan kategori lainnya;
a. Program Keorganisasian. Program organisasi meliputi kerja-kerja yang berhubungan
dengan pengembangan struktur dan keanggotaan secara kuantitatif. Kebutuhan lainnya
adalah dalam hal infrastruktur organisasi yang diperoleh dari penggalangan logistik
organisasi secara profesional.
b. Program Politik. Program politik menampilkan sikap organisasi dalam menyikapi setiap
perkembangan situasi perburuhan. Tujuan dari program politik adalah untuk
meningkatkan kesadaran dalam berpolitik kaum buruh, sekaligus membangun kekuatan
politik demokratis yang berhadapan dengan kepentingan kaum penindas.
c. Program teori dan propaganda. Jelas program ini dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan teoritis anggota serta melakukan propaganda ke dalam dan ke luar tentang
segala hal yang berhubungan dengan organisasi.

Menyusun Strategi
Setelah mampu melihat secara mendalam serta menata organisasi perlu kiranya kita menyusun
strategi ke depan organisasi kita dengan melandaskan pada tujuan-program umum serta
mekanisme organisasi hasil kongres. Merancang strategi ini harus dipadukan dengan
pengalaman kawan-kawan dalam bekerja di organisasi. Nah, kita perlu melihat dulu :
 Siapa (pihak mana) yang paling menentukan dalam tercapainya tujuan kita?
 Siapa (pihak mana) yang paling menentukan dalam menghambat/menghalangi tujuan
kita?

11
 Siapa (pihak mana) dari luar organisasi yang berpeluang membantu kita?
 Siapa (pihak mana) dari luar organisasi yang berpeluang merintangi kita?
 Sejauh mana mereka berani mengambil resiko dalam membantu kita?
 Sejauh mana mereka berani mengambil resiko dalam merintangi kita?
 Apa kekuatan mereka?
 Apa kelemahan mereka?
 Alat Politik apa yang sesuai untuk mencapai tujuan kita?
 Apa saja sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan kita?
 Berapa besar dan berkualitas sumber daya yang diperlukan?

(2). Struktur
Pelaksanaan program dalam manajemen kerja membutuhkan pembagian tugas serta
koordinasi antara setiap petugas atau perangkat. Untuk itu, pada tahap awal dibutuhkan
pemahaman oleh setiap anggota kelompok terhadap hal-hal berikut ini;
 Tugas apa saja yang harus dikerjakan ?
 Bagaimana menjalankan tugas tersebut ?
 Berapa waktu yang dibutuhkan ?
 Siapa saja yang akan menjadi patner kerja ?
 Bentuk hubungan seperti apa yang akan dilakukan dengan patner kerja tersebut ?

Struktur organisasi disesuaikan dengan kebutuhan program kerja. Jadi setelah kita menetapkan
sebuah program kerja, kita akan mengorganisasikan sebuah bentuk struktur yang sanggup
menjalankan program tersebut. Dengan tetap memerhatikan faktor subyektif. Untuk program
kerja jangka panjang, yang merupakan satu kesatuan kerja dalam organisasi maka struktur
yang dibutuhkan adalah sebuah struktur yang permanen. Sedangkan untuk program jangka
pendek dapat menggunakan struktur yang tidak permanen/sementara.
a. Struktur Permanen
Struktur permanen adalah struktur yang dibentuk dalam forum tertinggi organisasi untuk
menjalankan program-program yang telah ditetapkan dalam waktu jangka panjang.
Struktur permanen ini diseragamkan dari level yang paling bawah sampai tingkat yang
paling atas sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi.
b. Struktur Sementara
Struktur sementara adalah struktur yang dibentuk di luar struktur permanen untuk
menjalankan sebuah aktifitas program yang bersifat sementara dalam jangka waktu
pendek. Struktur sementara ini dibentuk sebagai penopang struktur permanen. Meskipun
berbeda dengan struktur permanen, struktur sementara tidak berjalan sendiri, struktur
sementara harus tetap berada dalam koordinasi struktur permanen. Contoh; Struktur

12
Perangkat Aksi, Struktur Panitia Kongres, dll.
Kelengkapan dari struktur disetiap tingkatan akan sangat membantu dalam menjalankan
program-program organisasi, begitu pula sebaliknya, bolongnya sebuah struktur akan
mengakibatkan ketidakseimbangan dalam menjalankan program kerja.

C. Peranan pengurus, anggota, dan keuangan serikat


(1). Peranan Pengurus
Seorang pemimpin sejati setiap saat percaya pada buruh dan menyandarkan (segalanya) pada
buruh. Dia meletakkan kepentingan organisasi di atas dirinya sendiri. Dia berhubugnan baik
dengan seluruh anggota dan para pimpinan serikat lainnya. Dia melihat bahwa rencana dan
keputusan diterapkan secara kolektif dan efektif. Dia menerima kritik dan memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang dibuatnya. Dia berani, teguh pada posisinya untuk mengembangkan
perlindungan dan memjaukan kepentingan-kepentingan klas buruh sejati. Dia juga harus secara
langsung mengkritik kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan anggota. Satu dari
peranan utamanya adalah melatih anggota-anggota serikat yang memiliki kemampuan
memimpin .
(2). Peranan Anggota
Setiap anggoa harus memiliki rasa percaya diri dalam kapasitasnya dan khususnya dalam
kekuatan kolektif serikat. Dia harus menyadari kesertaan buruh-buruh dan memimpin upaya-
upaya keras mereka menuju serikat buruh sejati.
(3). Keuangan Serikat
Satu serikat beroperasi ditunjang oleh iuran anggotanya. Sejak dana-dana serikat buruh didapat
dari keringat buruh, adalah penting untuk mengadministrasikannya secara benar. Dana-dana
serikat digunakan untuk menerapkan program-program an kegiatan-kegiatan serikat dan tidak
untuk kebutuhan-kebutuhan personal para anggoa dan pimpinan. Pembiyaan per tahunan harus
disiapkan menunjukkan pemasukan dan pengeluaran yang diharapkan untuk periode tersebut.
Departemen keuangan menyiapkan pembiyaan ini untuk disetujui Sekretaris Umum/Sekretaris
Jendral dan diketahui seluruh pengurus dalam rapat-rapat internal organisasi.

Satu mekanisme pengecekan-ulang dengan tuntutan berikut ini harus diterapkan:


A. Penyimpanan dana-dana serikat dalam satu bank yang tepat. Penghitungan harus
mempunyai tiga tanda tangan dengan paling tidak dua orang penandatangan yang
bertanggungjawab untuk mengeluarkan uang.
B. Satu dana kas kecil, yang tidak lebih dari Rp. 100. 000,. (contoh) , atau jumlah yang
diperlukan untuk operasi harian dari serikat, haus disimpan di kantor serikat buruh. Harus
digantikan secara berkala.
C. Seluruh uang yang diterima, berapapun jumahnya, harus disimpan di bank. Tidak
diperkenankan dimasukkan ke kas kecil. Satu penerimaan harus diajukan untuk seluruh

13
uang masuk.
D. Satu tanda bukti-bukti penerimaan (kuitansi) diperkenankan untuk berbagai pengeluaran
dengan tandatangan dari pihak yang menerima uang dan satu pernyataan jelas tentang
penggunaannya.
E. Bendaharawan serikat adalah administratur utama dana-dana serikat. Bagaimanapun juga,
dia dapat dibantu oleh anggota-anggota dari komite keuangan.

D. Manjemen kantor serikat buruh dan administrasi organisasi


Peranan pengurus (staf kesekretaritan khususnya), adalah orang yang bertanggung jawab
untuk manajemen kantor serikat buruh, meskipun anggota-anggota serikat buruh dengan
keterampilan dalam manajemen kantor dapat diberikan tugas-tugas sepesifik. Untuk efektifitas
manajemen kantor serikat buruh, seluruh pengurus harus mempunyai tugas-tugas yang jelas.
Harus ada keputusan kebijakan-kebijakan kantor dan diketahui oleh semua. Administrasi dalam
organisasi Buruh atau Serikat Buruh menjadi penting, karena dia adalah dokumen sejarah, dan
pikiran-pikiran organisasi yakni program organisasi ada di dalamnya.

Beberapa tugas-tugas penting di kantor serikat buruh;


 Dokumentasi dari rapat-rapat dan keputusannya (notulensi)
 Dokumentasi data anggota organisasi
 Dokumentasi kegiatan organisasi/kerja-kerja
 Dokumentasi kasus dan tamu pengunjung serta keluh kesah
 Dolumentasi keuangan; sumber iuran dll, serta pemakaiannya

Dokumentasi rapat dan keputusan organisasi serta dokumentasi kegiatan kerja menjadi
penting untuk melakukan evaluasi kerja dan capaian organisasi baik secara kuantitas maupun
kualitas. Karena dari evaluasi itulah kita akan mendapatkan jalan keluar dan menetapkan
program-program baru organisasi dalam kerangka perbaikan. Begitu pentingnya penertiban dan
pendisiplinan dokumentasi rapat, juga untuk kepentingan kerahasiaan organisasi dalam hal
program, startegi taktiknya.
Dokumentasi data anggota atau pendataan anggota menjadi sangat penting, karena akan
berkaitan erat dengan memahami dan mengerti secara benar akan kekuatan dan kelemahan
internal organisasi. Kekuatan dan kelemahan internal ini akan menjadi pijakan dalam membuat
program sekaligus untuk memahami peluang yang dimiliki. Maka pendataan anggota (dalam
hal ini juga KTA) harus sistematis dari semua level organisasi. Pendataan anggota ini akan
berkaitan erat dengan penggalangan iuran dan mencari peluang pencarian dana. Pun, dalam hal
ini akan berkaitan dengan penyelesaian atau penanganan kasus yang dihadapi anggota.
Bagaimanapun, kasus yang dihadapi bila terdokumentasi dengan baik maka akan menjadi
pelajaran bagi semua anggota organisasi, dan menjadi catatan sejarah organisasi.

14
E. Penguatan dan perluasan struktur
Penguatan Organisasi dalam pengertian adalah organisasi mampu menjawab kebutuhan
anggota melalui program kerja organisasi yang dijalankan oleh pimpinannya serta mampu
menjawab setiap tantangan yang dihadapi dan mampu menyikapi peluang-peluang yang datang.
Perluasan Struktur adalah organisasi mampu mengembangkan dirinya baik secara ide, issue,
dan program serta ditandai dengan menambahnya anggota dan basis pengorganisasiannya
termasuk jaringan atau kerjasama dengan organisasi sekawan maupun lintas sektor.
Perluasan Struktur organisasi menjadi penting karena ukuran keberhasilan program organisasi
bisa diterima oleh massa atau tidak adalah dari berkembangnya struktur organisasi, dalam hal
ini menambahnya anggota dan basis serta diterimanya program organisasi oleh kelompok lain,
atau organisasi lain maupun oleh massa di luar organisasi kita.
Keberhasilan perluasan struktur organisasi ditentukan oleh hal point 1 (satu) yakni
kepemimpinan organisasi. Nah, dalam hal perluasan struktur ini ada 2 (dua) hal yang bisa kita
jadikan ukuran kerja, dan menjadi kewajiban kerja organisasi, yakni; mengorganisir
(mengorganisasikan massa anggota, menambah anggota) untuk menambah kekuatan internal
organisasi dan Aliansi (sebagai perjuangan ekstern/keluar) untuk menambah kekuatan
perlawanan dan propaganda program organisasi.

F. Membangun Aliansi
1. Tujuan
Aliansi yang dibangun harus mempunyai tujuan yang jelas agar dapat dimengerti oleh para
organisasi yang tergabung di dalamnya. Sehingga dalam pelaksanaan di lapangan, dalam hal
sosialisasi kepada anggota dan masyarakat umum, dapat dengan mudah dilakukan dan fokus
pada tujuan yang telah disepakati bersama. Contoh tujuannya adalah persatuan SB dalam
bentuk aliansi. Seiring dengan berjalannya waktu, aliansi bisa diarahkan ke dalam bentuk
kualitas yang lebih maju, misalnya dalam bentuk konfederasi atau partai.
2. Landasan dasar (platform )
Layaknya sebuah rumah yang memiliki pondasi, demikian juga halnya dengan sebuah aliansi
yang harus memiliki sebuah kesepakatan umum yang mengikat pihak-pihak yang tergabung di
dalamnya. Hal ini penting agar sebuah aliansi memiliki batasan-batasan yang jelas dalam hal
dia bergerak (dalam hal akan memperluas/membatasi aliansi). Ini juga akan memperjelas
aliansi tersebut dalam menggapai tujuannya.
3. Strategi dan Taktik (Stratak)
Aliansi harus memiliki cara-caranya sendiri dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini
harus diingat pula bagaimana stratak harus bisa diterima oleh massa tanpa membuat
kebingungan-kebingungan yang tidak perlu. Maka sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu
kondisi subyektif (massa) sehingga stratak dapat dilaksanakan di lapangan.

15
4. Program Kerja Bersama
Aliansi yang sesungguhnya tidak akan terjadi bila para pihak tidak terkondisikan untuk
melakukan kerja secara bersama-sama. Proses ini penting pula untuk mempertemukan para
anggota yang berada di tingkat basis yang menjadi ujung tombak dalam sebuah aliansi. Selain
itu, kerja bersama berguna agar aliansi dapat berumur panjang, tidak bubar ketika aksi selesai.
5. Aturan Main (Mekanisme)
Alur di dalam sebuah aliansi harus diatur karena persoalan sepele seperti ini seringkali
diabaikan sehingga membuat aliansi menjadi berjalan tersendat. Seperti mekanisme rutin
dalam melakukan rapat harus dilakukan agar masing-masing pihak dapat melontarkan pikiran-
pikirannya, melakukan evaluasi, mengambil keputusan dan langkah lanjutan yang harus
dilakukan. Penilaian ke dalam tubuh aliansi sangat penting dilakukan pada saat evaluasi.
Karena hal ini dapat menilai organisasi mana yang masih berkomitmen dan mana yang tidak.
Begitu pula halnya dengan koordinasi di antara mereka dalam mengkomunikasikan hal-hal yang
sifatnya perlu direspon dengan cepat.
6. Pembacaan Situasi
Hal ini penting dilakukan agar aliansi dapat membaca situasi yang tengah berkembang secara
cepat dan obyektif. Karena dalam sebuah isu, perubahan kerap cepat terjadi dan
mempengaruhi anggota-anggota aliansi. Tidak heran bila ada anggota aliansi yang coba
menggerogoti persatuan yang sudah terbangun di dalam aliansi.

***
Kepemimpinan dalam Serikat Buruh

Kita sering terjebak memahami dan mempraktekan kepemimpian dalam berorganisasi. Banyak
contoh hancurnya organisasi Karena kepemimpinan dalam organisasi yang tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Praktek kepemimpinan organisasi yang salah membuat Organisasi
hanya dijadikan kendaraan kepentingan segelintir individu. Individu yang mendapatkan mandate
sebagai ketua atau pengurus sering mengartikan bahwa semua jalannya organisasi harus
berjalan sesuai dengan kemauan hati-pikirannya.
Kepemimpinan dalam organisasi Gerakan, khususnya Serikat Buruh adalah kolektif , yakni
dilakukan oleh segenap pimpinan/pengurus dari masing-masing level dengan dipandu oleh
program organisasi. Maka Kepemimpinan yang baik bukanlah individual tetapi dipandu dengan
perencanaan, pembagian tugas atas dasar analisa kondisi obyektif, dan subyektif serta evaluasi
melalui rapat-rapat organisasi yang sesuai dengan keputusan dan kebutuhan organisasi.

A. Kolektivitas
Memahami praktek kolektivitas bukanlah dengan tahu sama tahu antar aktifis atau pengurus,
namun harus dibangun mekanisme kolektivitas dalam organisasi. Kolektivitas bukanlah
konspirasi yang tidak ada landasan prinsip dan hanya mengandalkan pembenaran-pembenaran
16
untuk keuntungan segelintir orang. Kolektifitas dibutuhkan kepercayaan antar individu, tetapi
kepercayaan yang terukur oleh praktek kerja dan komunikasi. Kolektivitas didasarkan pada
demokrasi internal organisasi yang disandarkan pada tujuan, prinsip, program dan mekanisme
organisasi.
Kolektivitas memerlukan sebuah pemahaman teoritis dan praktek yang seimbang terhadap
tujuan dan prinsip serta program taktik organisasi, maka kader yang maju serta aktif dalam
organisasi bisa mengarahkan anggota tepat dalam bekerja di organisasi. Bukan lagi intrik, isu
atau sentimen pribadi yang dikembangkan dalam menjalankan organisasi. Atau kolektivitas
yang salah sehingga menjadi patron, atau bahkan membangun sebuah komunitas sekte yang
hanya mengandalkan kepercayaan tanpa rasionalisasi ilmiah. Maka kolektivitas yang kita
bangun harus mendasarkan pada :
 Minoritas tunduk pada mayoritas, dengan tetap menjunjung tinggi azas demokrasi dan
perlindungan terhadap minoritas. Ide/pikiran/usulan minoritas tetap harus dinilai dan
diperdebatkan, apabila sesuai kondisi maka harus dijadikan sebuah kesepakatan untuk
dijalankan. Pun keputusan mayoritas. Sehingga tidak terjadi tirani mayoritas (mayoritas
memaksakan kehendak tanpa sesuai kondisi dan kebutuhan organisasi).
 Kepentingan individu dan mayoritas tunduk pada kepentingan organisasi
 Adanya forum-forum organisasi untuk melakukan kritik oto kritik dan evaluasi kerja.
 Mendasarkan atas kondisi obyektif dan subyektif untuk melahirkan program, taktik-
strategi dan isu-isu perjuangan.
Kolektivitas dipraktekkan dalam rapat-rapat organisasi untuk melakukan analisa, perencanaan,
pembagian tugas dan evaluasi. Rutinitas dan terjadwalnya rapat organisasi di semua level
organisasi adalah awal untuk kita membenahi organisasi, dan memeriksa kesalahan maupun
kelemahan untuk dijadikan bahan memperbaiki dan memperkuat organisasi ke depan sehingga
cita-cita dan tujuan organisasi tercapai.

B. Prinsip-prinsip dasar kepemimpinan


Memerhatikan akan pentingnya menggali landasan kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi
obyektif serta kepentingan organisasi, landasan akan prinsip-prinsip kepemimpinan ternyata
tidak dapat dihindari. Karena harapan kualitas kepemimpinan salah satunya amat bergantung
seperti apa landasan prinsip-prinsip tersebut, yaitu;
 Prinsip-prinsip dasar kepemimpinan diantaranya adalah prinsip indepedent, harus
tercermin dalam watak serta sifat yang selalu membela kepentingan buruh sebagai
anggota yang di pimpinnya; prinsip demokratis, mementingkan angota dan selalu
menjunjung tinggi keputusan para anggota; dan prinsip kesetaraan dan emansipasi.,
Kepemimpinan serikat sejajar dengan pemimpin perusahaan. Sebab kepemimpinan
serikat buruh keberadaannya tidak di bawah struktur manajemen, dan tidak boleh
membeda-bedakan sesama anggota serikatnya, baik dilihat dari latar belakang sosial,

17
budaya, politik, dan jenis kelamin.
 Prinsip-prinsip kepemimpinan dalam serikat buruh akan berjalan, namun ini menuntut
kesadaran para pemimpin (pengurus serikat) dalam menjalankan serikat. Jika pemimpin
serikat mempunyai kesadaran dan menjunjung tinggi prinsip yang ada, maka peran
anggota serikat akan merasa nyata. Dengan kata lain, bahwa keberadaan serta keaktifan
anggota merupakan tolak ukur kekuatan sebuah serikat buruh, dengan didukung oleh
faktor kapasitas dan kualitas para pemimpin dalam kepemimpinannya, dan kapasitas dan
aktifitas yang dipimpinnya yaitu anggota.
 Pemimpin serikat buruh yang baik harus mempunyai kedisiplinan yang sangat kuat
terhadap kepemimpinannya. Memegang teguh ideologi organisasi serikat, mempunyai
intelegensi, dan analisa yang tajam terhadap situasi dan kondisi baik secara internal
organisasi maupun eksternal organisasi yang bersifat akan merugikan buruh dan
mengancam serikat buruh. Kepemimpinan serikat buruh mengacu pada metode
kepemimpinan yang bersifat demokratis, tidak membedakan gender, terbuka, dan aspiratif
serta konsisten terhadap AD/ART.
 Kepemimpinan yang mampu memanage organisasi dan kerja-kerja kolektif serikat buruh
juga bisa mengalami kemunduran jika diawali dengan ketidak-konsitenan para
pemimpinnya, ketika kemudian mereka tidak hanya memikirkan serikatnya. Tetapi juga
mulai berpikir bergabung dalam, dan atau mendirikan organisasi politik untuk mencapai
tujuan perjuangan kaum buruh.
Dalam menjalankan prinsip di atas, maka kepemimpinan dimanifestasikan (dipraktekkan)
dalam pengambilan keputusan yang kolektif melalui rapat-rapat organisasi. Jenis-jenis rapat
disesuaikan dengan bobot/kualitas keputusan yang akan diambil, seperti: kongres, rapat pleno,
rapat koordinasi, rapat departemen/divisi atau bidang, rapat harian, dan diskusi situasi nasional,
dll.
Rapat-rapat ini berfungsi untuk melakukan perencanaan dengan melakukan analisa kondisi
obyektif dan subyektif, pembagian tugas dan evaluasi. Apabila rapat dan pelaksanaan dari hasil
rapat tersebut bisa dijalankan dengan konsisten (dalam hal ini bisa dilihat dari evaluasinya)
maka langgam kerja organisasi akan terbangun dengan disiplin dan dinamis. Rapat yang teratur
dan pelaksanaan yang konsisten akan membangun Langgam kerja yang displin dan dinamis
maka melahirkan kepemimpinan kolektif yang kuat, bukan individual. Kepemimpinan kolektif
yang kuat maka akan terjadi penguatan organisasi secara menyeluruh.
Yang masuk dalam Kepemimpinan lainnya adalah kaderisasi. Dari mulai proses rekrutmen dan
peningkatan kapasitas anggota/kader (melalui Pendidikan) dan pembagian tugas adalah
masuk dalam sistem kepemimpinan itu sendiri. Dengan kaderisasi yang sisematis maka
organisasi tidak akan pernah kering kader dan pikiran-pikiran baru. Maka jenjang pindidikan dan
didokumentasikannya pendidikan menjadi penting agar bisa menilai kader yang bisa diberi
beban tugas sesuai kemampuannya serta meningkatkan kemampuan kader-kadernya. Dengan

18
kaderisasi maka dominasi orang lama dan pikiran lama bisa diperbaiki serta memperkuat
posisi organisasi dalam percaturan yang penuh persaingan antar organisasi itu sendiri. Kualitas
organisasi bisa diukur dari salah satunya kualitas praktek dan teori kadernya.

C. Mengoreksi Organisasi
’’ORGANISASI YANG MAJU BUKANLAH ORGANISASI YANG TANPA KESALAHAN, TETAPI ORGANISASI YANG MAU
MENGOREKSI KESALAHAN-KESALAHANNYA DAN TIDAK MENGULANGI KESALAHAN SERUPA.”

Organisasi apapun tiada tanpa kesalahan, sekecil apapun pasti memiliki kesalahan tinggal
bagaimana kita melihat dengan cara yang benar dan memperbaikinya dengan cara yang benar
juga. Persoalan atau kesalahan organisasi tidak melulu dalam program atau satrategi dan
taktik tetapi bisa juga konflik-konflik antar individu. Mengoreksi organisasi adalah bagian dari
Kepemimpinan itu sendiri. Nah, tentu kita perlu sedikit urai untuk bisa kita berdiskusi dan
berpraktek dengan mendalam :

1. Menangani dan Menyelesaikan Konflik Organisasi


Menangani konflik organisasi sangat perlu sebuah kehati-hatian dan perlu sebuah metode yang
tepat agar tidak menimbulkan kerugian besar dalam organisasi. Apalagi dalam konflik yang
dimunculkan secara personal serta tidak mau diakomodir dalam organisasi. Mungkin catatan di
bawah ini bisa membantu kita menangani konflik secara maksimal :
 Budayakan Kritik Oto Kritik dalam organisasi. Dalam melakukan kritik, yang terpenting
adalah tidak mengkritik personal tetapi lebih pada kerja-kerja yang dilakukan dalam
organisasi. Kritik terhadap kerja ini akan lebih melahirkan langgam kerja baru yang
berkualitas, tentu kerja yang terhambat atau tidak dilaksanakan adalah sebuah
kesalahan kolektif. Kritik kepada personal bisa diberikan, bahkan personal bisa
dievaluasi apabila terdapat sebuah bukti yang dapat dipertanggung jawabkan dalam hal
korupsi . Dalam melakukan kritik tentu rasa suka tidak suka serta perilaku personal
lainnya di luar program, mekanisme serta tidak menghambat tujuan organisasi tidak
boleh diserang.
 Budayakan melakukan krikitk serta evaluasi melalui rapat organisasi , apapun forum
yang representatif bisa digunakan. Apabila rapat serta mekanisme organisasi yang tidak
jalan maka akan ada ekses besar dalam organisasi diantaranya adalah intrik dan
sebagainya. Namun apabila rapat organisasi berjalan dengan baik, namun masih
berkeliaran intrik maka patut dipertanyakan “motif” individu yang menyebarkan intrik.
Apabila intrik sudah membahayakan organisasi, maka patut hukuman terberat bagi
personal tersebut.
 Melandaskan evaluasi dan kritik pada tujuan serta program organisasi yang diputuskan
dalam kongres/musyawarah atau apapun namanya yang representatif dengan kongres.
Semua kerja yang dievaluasi serta dikritik harus dipandu atas keputusan kongres, yang

19
merupakan keputusan tertinggi agar tidak keluar dari tujuan dan kesepakan dan program
yang telah dijadikan keputusan.
 Dalam melakukan kritik serta evaluasi kerja juga harus menempatkan semua
pengalaman berorganisasi antar personal apapun jabatannya adalah sama . Tidak ada
yang mendominasi serta tidak ada yang lebih “hero” dalam menjalankan kerja organisasi.
Apabila dominasi serta membedakan pengalaman berorganisasi jadi ukuran, maka akan
muncul penghakiman terhadap orang-orang baru serta ini tidak mendidik, karena akan
banyak orangdown serta menjadi tidak lagi mau berorganisasi.
 Tempatkan Kritik serta evaluasi sesuai level organisasi , artinya tempatkan proporsi
organisasi dalam melakukan kritik. Wilayah federasi atau basis dan seterusnya harus
dibedakan. Bahwa ada keterkaitan serta saling hubungan diantaranya adalah benar
namun tidak dicampur adukkan.

2. Memadukan Teori dengan Praktek Berorganisasi


Problem terbesar dari internal kita adalah penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari watak borjuis
kecil, yakni Subyektivisme dan ke-kiri kiri-an. Kita adalah klas buruh yang tidak memiliki alat
produksi serta berhubungan langsung serta menikmati langsung penindasn dari sang kapitalis
di perusahan-perusahan. Namun dalam hal watak belum tentu kita memiliki watak kelas buruh
yang berdisiplin, koletive, jujur, dan bertanggung jawab.
Subyektivisme dan ke-kiri kiri-an adalah metode berfikir idealis, subyektif, dan berat sebelah.
Maka jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah juga menata metode
berfikir kita dengan belajar filsafat dengan benar dan kontinyu. Subyektivisme lahir karena
masih dominannya keinginan-keinginan dari individu kita untuk populer, mendapatkan jabatan
dan sebagainya. Ke-kiri kiri-an lahir berasal dari penyakit subyektiv yang begitu doniman
sehingga merasa paling besar, paling kuat dan paling hebat sehingga meremehkan kekuatan
reaksioner serta lawan kita yakni kapitalisme.
Untuk bisa memadukan teori dalam praktek kita serta mengikis penyakit di atas adalah :
 Belajar untuk melengkapi pengetahuan hukum dialektika
 Banyak melakukan pengalaman praktek dengan menggunakan metode dialektika
 Berhubungan erat dengan massa dan melakukan oto kritik (garis massa)
 Memadukan kearifan kolektif dengan peningkatan kualitas anggota kolektif (di semua
level organisasi)
 Memadukan Program umum organisasi dengan tuntutan konkrit yang dihadapi massa

20

Anda mungkin juga menyukai