Anda di halaman 1dari 19

SERIKAT

PEKERJA
Anggota Kelompok 7

Muallif Ziyanul M (210501110013)


Afif fadhilah Sa’id (210501110036)
Achmad Nidhom (210501110078)
Tegar Pramudya R (210501110129)
MATERI

1. Pro dan kontra serikat pekerja 6. Buruh dalam sejarah Indonesia

2. Alasan karyawan masuk serikat pekerja 7. Pergerakan dan organisasu buruh

3. Tujuan serikat pekerja 8. Politik perburuhan

4. Dampak kehadiran serikat pekerja 9. Konflik buruh, pengusaha dan


pemerintah
5. Hubungan serikat pekerja dengan
manajemen 10. Studi kasus perburuhan
pro dan kontra serikat pekerja

kontra
pro 1. Kekuatan Tawar-Menawar
Individu Yang Terbatas
1. Perundingan Bersama
2. Kurang Fleksibilitas
2. Upah Meningkat 3. Potensi Kurangnya
3. Manfaat Lebih Besar Representasi
4. Peningkatan Kondisi Kerja 4. Gaji “Denominator Umum
5. Keamanan Kerja Terendah”.
5. Lebih Sedikit Pengaturan Ad
Hoc
Alasan karyawan masuk serikat pekerja

a. Ketidakpuasan terhadap Alasan pekerja memilih untuk masuk serikat


manajemen pekerja atau tidak sangatlah bervariasi, berbeda
b. Kebutuhan akan saluran mulai dari kepercayaan ideologis sampai alasan
sosial (social outlet) pragmatis sederhana. Beberapa orang
c. Kesempatan bagi mendasarkan keputusan mereka pada
kepimpinan kepercayaan ideologis fundamental. Bagi orang
d. Paksaan pembentukan seperti ini, perjuangan buruh manajemen
serikat pekerja merupakan konflik kelas antara kaum
e. Tekanan rekan sejawat. "berpunya" dengan yang "tidak berpunya" atau
f.Ketidakpuasan terhadap antara kapitalis dengan para buruh.
Manajemen
tujuan serikat pekerja

Tujuan serikat pekerja yang perlu kamu ketahui. Berdasarkan dari Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2000 Pasal 4 disebutkan bahwa tujuan SPSI adalah:
Serikat pekerja atau serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat
pekerja/serikat buruh bertujuan memberikan perlindungan, pembelaan hak dan
kepentingan, serta meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi
pekerja/serikat dan keluarganya.
Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) serikat
pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh
mempunyai fungsi.
DAMPAK KEHADIRAN
SERIKAT PEKERJA
Kehadiran serikat pekerja dapat memberikan dampak positif
pada kesejahteraan pekerja dan hubungan industrial dalam
perusahaan

Meningkatkan kesejahteraan pekerja


Meningkatkan hubungan industrial
Meningkatkan partisipasi pekerja
Meningkatkan kesetaraan
Meningkatkan perlindungan hukum
Hubungan serikat pekerja
dengan manajemen
Hubungan serikat pekerja dengan manajemen adalah suatu hubungan yang
penting dalam lingkup industri. Serikat pekerja berperan sebagai perwakilan
pekerja dan manajemen mewakili perusahaan

seperti :
kerjasama
Perlakuan yang sama
Pemeliharaan hubungan pekerja
Peningkatan kualitas hidup pekerja
Peran Departemen SDM
Tujuan serikat pekerja
Langkah-langkah pihak manajemen
Buruh dalam
Sejarah Indonesia

Buruh memiliki peran


1. Era Kolonialisme Belanda
penting dalam sejarah
2. Peran Buruh dalam Pergerakan Kemerdekaan
Indonesia, terutama dalam
3. Keterlibatan Buruh dalam Perang
perjuangan politik dan
Kemerdekaan
ekonomi untuk meraih
4. Era Pasca-Peperangan
kemerdekaan dan hak-hak 5. Peran Buruh dalam Era Reformasi
pekerja
Pergerakan dan Organisasi
Buruh di Indonesia
Pergerakan dan organisasi buruh di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan beragam,
yang mencerminkan perjuangan buruh untuk hak-hak pekerja dan kondisi kerja yang lebih baik.

1. Sarekat Islam
2. Persatuan Perjuangan Buruh Indonesia
3. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia
4. Konfederasi Aliansi Serikat Buruh Indonesia
5. Serikat Pekerja Sektoral
6. Gerakan Buruh Pasca-Reformasi
7. Serikat Buruh Internasional
POLITIK PERBURUHAN

1. Konfigurasi Politik dan Produk Hukum Perburuhan Indonesia Periode


Demokrasi Liberal (1945-1959).

Pada periode tersebut pemerintah megeluarkan UU No. 33 Tahun 1947


tentang Kecelakaan Kerja, UU No. 12 Tahun 1948 tentang Kerja, UU No. 23
Tahun 1948 tentang Pengawasan Buruh, UU No. 21 Tahun 1954 tentang
Perjanjian Perburuhan antara Serikat Buruh dan Majikan dan UU No. 22
Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan.
POLITIK PERBURUHAN

2. Konfigurasi Politik dan Produk Hukum Perburuhan Indonesia Periode


Demokrasi Terpimpin (1959-1966).

Pada periode ini pemerintah mengeluarkan UU No. 12 Tahun 1964 tentang


Pemutusan Hubungan Kerja di Perusahaan Swasta. Di dalam UU tersebut
tampak sekali bahwa tujuan dikeluarkannya adalah untuk menjamin
ketentraman serta kepastian bekerja bagi kaum buruh dan tani saja
yang harus menjadi soko guru masyarakat adil dan makmur yang
manifeso politik rezim yang berkuasa.
POLITIK PERBURUHAN

3. Konfigurasi Politik dan Produk Hukum Perburuhan Indonesia pada Era


Orde Baru (1966-1998).

Pemerintah mengeluarkan UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-


Ketentuan Pokok mengenai Tenaga Kerja dan UU No.1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja. Dalam UU No.14 Tahun 1969 misalnya, tentang serikat
kerja, hak mogok, demonstrasi, pemutusan hubungan kerja diatur
menurut peraturan untuk mengadakan intervensi dalam setiap
kebijakannya.
POLITIK PERBURUHAN

4. Konfigurasi Politik dan Produk Hukum Perburuan Indonesia pada Era


Reformasi (1998-2021).

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan


Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, dan amandemen Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan
pembentukan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Omnibus
Law atau Cipta Kerja.
KONFLIK BURUH, PENGUSAHA,
DAN PEMERINTAH
1. Upah dan Kondisi Kerja
5. Ketidaksetaraan Pendapatan

2. Perundingan dan
6. Hak Buruh
Kesepakatan
7. Isu Lingkungan
3. Kebijakan Pemerintah
8. Globalisasi
4. Perubahan Ekonomi
Upah Tak Dibayar Selama 4 Bulan, Ratusan
Buruh Pabrik Sepatu di Madiun Demo

KOMPAS.com - Ratusan buruh pabrik sepatu berdemonstrasi di gedung DPRD Kabupaten Madiun, Jawa
Timur, Rabu (9/11/2022). Mereka menuntut pembayaran empat bulan gaji yang belum dibayarkan oleh
perusahaan. Tak hanya itu, para buruh juga menuntut perusahaan segera membayar tunggakan iuran
BPJS Ketenagakerjaan. Sebab, pembayaran iuran BPJS Ketenagakerjaan dipotong dari gaji para buruh.
“Kami menuntut gaji kami yang empat bulan belum dibayar perusahaan. Selain itu perusahaan juga
harus membayar iuran BPJS Kesehatan yang menunggak berbulan-bulan,” ujar Muryati, salah satu
buruh yang ikut berunjuk rasa. Muryati menyebut, banyak buruh terpaksa berutang untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari. Terlebih, banyak buruh yang memiliki tanggungan keluarga yang
harus dicukupi. “Kami terpaksa berutang untuk mencukupi kebutuhan makan keluarga,” jelas Muryati.
Serikat Buruh Madiun Raya, Aris Budiono yang memimpin unjuk rasa mengatakan, upah 600 karyawan
pabrik sepatu belum dibayar hingga empat bulan. “Iuran BPJS Ketenagakerjaan dan THR juga belum
dibayar. Padahal perusahaan sementara mengajukan penundaan kewajiban pembayaran utang,”
Dengan demikian, saat ini status buruh mengambang karena perusahaan sudah tidak
beroperasi lagi. Untuk itu, Pemkab Madiun diharapkan bisa mengawal persoalan ini sehingga
hak-hak buruh terpenuhi. Bupati Madiun, Ahmad Dawami mengatakan, dirinya akan mengawal
sendiri kasus perburuhan ini. Pihaknya akan mengawal sampai perusahaan menyelesaikan
tunggakan upah buruh, THR dan tunggakan iuran BPJS Ketenagakerjaan. “Saya akan kawal
sendiri. Selaku kepala daerah akan komitmen berjuang para buruh,” kata pria yang akrab disapa
Kaji Mbing. Pemkab Madiun bersama tim kecil perwakilan buruh akan mendesak perusahaan
segera menyelesaikan kewajibannya. “Ketika perusahaan dinyatakan pailit, maka perusahaan
harus menyelesaikan hak-hak karyawan,” ungkap Kaji Mbing. Usai mendengar penjelasan Kaji
Mbing, ratusan buruh itu kembali pulang ke perusahaan.
Kesimpulan

Kesimpulannya, serikat pekerja adalah pilar penting dalam hubungan


ketenagakerjaan, memainkan peran dalam memastikan hak dan kesejahteraan
buruh, dan berkontribusi pada perkembangan sosial dan ekonomi yang adil di
suatu negara.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai