HAK PEKERJA
OLEH:
KHOIRUL ANAM
Penulis
MAKALAH
HAK PEKERJA
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi yang pesat dan evolusi dalam pemahaman hak asasi
manusia telah menempatkan hak pekerja sebagai elemen penting dalam konteks
ketenagakerjaan. Hak pekerja mencakup sejumlah hak dan kewajiban yang menjadi
dasar bagi hubungan yang seimbang antara pekerja dan pemberi kerja. Pentingnya hak
pekerja tergambar jelas dalam upaya menciptakan kondisi kerja yang adil,
berkeadilan, dan sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan.
Pada awalnya, perjuangan untuk melindungi hak-hak pekerja muncul sebagai
tanggapan terhadap kondisi kerja yang keras dan eksploitatif selama era
industrialisasi. Pekerja dihadapkan pada kondisi kerja yang tidak manusiawi, dengan
jam kerja yang panjang, gaji rendah, serta minimnya perlindungan terhadap
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sejarah perjuangan hak pekerja mencatat
pergerakan serikat pekerja, demonstrasi, dan tuntutan untuk perubahan dalam regulasi
ketenagakerjaan.1
Seiring berjalannya waktu, hak pekerja menjadi semakin diakui sebagai hak
asasi manusia yang perlu dilindungi dan dihormati. Komunitas internasional pun
bersama-sama mengembangkan norma-norma dan standar-standar internasional untuk
melindungi hak pekerja di tingkat global. Perkembangan ini mencerminkan
pergeseran paradigma masyarakat terhadap pemahaman bahwa hak pekerja bukan
hanya sekadar aspek fungsional dalam produksi, tetapi merupakan hak yang
fundamental yang harus dihormati oleh setiap pihak.
Sejarah perjuangan hak-hak pekerja di berbagai negara memberikan landasan
untuk memahami bagaimana hak pekerja telah menjadi bagian integral dari
pembangunan ekonomi dan sosial suatu negara. 2 Pengakuan hak-hak pekerja telah
membentuk fondasi untuk menciptakan kondisi kerja yang lebih manusiawi dan
mengurangi ketidaksetaraan sosial.3 Latar belakang ini mencerminkan upaya
berkelanjutan untuk menemukan keseimbangan antara kepentingan pekerja dan
pemberi kerja, serta antara kemajuan ekonomi dan perlindungan hak asasi manusia.
1
Henslin, J. M. (2006). Essentials of sociology: A down-to-earth approach. Erlangga.
2
Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2006). PEMBANGUNAN EKONOMI, edisi 9, jilid 1. Erlangga.
3
Tukiran, M. (2020). Fondasi Teori Manajemen: Sebuah Tinjauan Filosofis, Teoretis, Metodis, dan
Praktis. PT Kanisius.
Dalam konteks globalisasi dan transformasi ekonomi, perlindungan hak pekerja
menjadi semakin kompleks dan mendesak. Tantangan baru muncul seiring dengan
perkembangan teknologi dan perubahan struktur pasar kerja.4 Pekerja seringkali
menghadapi ketidakpastian ketenagakerjaan, hak-hak kontraktual yang belum
terjamin sepenuhnya, dan tantangan baru terkait dengan lingkungan kerja digital. Oleh
karena itu, penting bagi negara-negara dan organisasi internasional untuk terus
mengkaji dan menyesuaikan regulasi serta mekanisme perlindungan hak pekerja guna
menjawab dinamika perubahan dalam dunia kerja.5
Mempelajari hak pekerja bukan hanya relevan dalam konteks hukum dan
ketenagakerjaan, tetapi juga dalam perspektif pembangunan berkelanjutan. Hak
pekerja yang terjamin dapat mendukung pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan, seperti pengentasan kemiskinan, kesetaraan gender, dan pekerjaan
layak. Oleh karena itu, penelitian dan pemahaman yang mendalam terhadap hak
pekerja menjadi suatu kebutuhan. Kesadaran akan pentingnya hak pekerja, tantangan
yang dihadapi, serta solusi yang dapat diimplementasikan akan menjadi landasan
untuk membangun masyarakat dan ekonomi yang inklusif serta berkelanjutan.
4
Fonna, N. (2019). Pengembangan revolusi industri 4.0 dalam berbagai bidang. Guepedia.
5
Djazuli, R. F. (2021). Dinamika Pengaturan Tenaga Kerja Asing Di Indonesia. DLIYA: Jurnal Hukum
Dan Kemanusiaan, 15(1), 1-18.
6
Sinaga, N. A., & Zaluchu, T. (2021). Perlindungan Hukum Hak-Hak Pekerja Dalam Hubungan
Ketenagakerjaan Di Indonesia. Jurnal Teknologi Industri, 6.
7
Rohendra Fathammubina, S. H. (2018). Perlindungan Hukum Terhadap Pemutusan Hubungan Kerja
Sepihak Bagi Pekerja. Jurnal Ilmiah Hukum DE'JURE: Kajian Ilmiah Hukum, 3(1), 108-130.
2. Kondisi Kerja Yang Aman
Masalah lainnya adalah kondisi kerja yang tidak selalu aman dan sehat.
Beberapa pekerja terpaksa bekerja dalam lingkungan yang berisiko tinggi tanpa
dilengkapi dengan perlindungan yang memadai. Kondisi kerja yang buruk dapat
berdampak negatif pada kesehatan pekerja, menyebabkan cedera, bahkan
mengancam nyawa.8
3. Hak Untuk Berorganisasi dan Menyatakan Pendapat
Beberapa pekerja menghadapi kendala dalam melaksanakan hak untuk
berorganisasi dan menyatakan pendapat. Praktik anti-sindikalisme atau
pembatasan terhadap kebebasan berserikat dapat menjadi hambatan bagi pekerja
untuk bersatu dan memperjuangkan hak-hak mereka secara kolektif. Ini dapat
melemahkan kekuatan tawar pekerja terhadap kebijakan perusahaan.9
4. Perlindungan Terhadap Diskriminasi dan Pelecahan
Diskriminasi dan pelecehan di tempat kerja masih menjadi masalah serius.
Pekerja dapat mengalami perlakuan diskriminatif berdasarkan jenis kelamin,
suku, agama, atau orientasi seksual. Pelecehan di tempat kerja, baik itu pelecehan
verbal, fisik, atau psikologis, juga harus diatasi untuk menciptakan lingkungan
kerja yang sehat dan adil.10
5. Ketidakpastian Ketenagakerjaan
Perubahan struktur pasar kerja dan pengaruh globalisasi telah menciptakan
ketidakpastian ketenagakerjaan. Pekerja seringkali menghadapi kontrak kerja
yang tidak pasti, pekerjaan paruh waktu yang tidak stabil, atau bahkan pekerjaan
informal tanpa perlindungan hukum yang memadai. Hal ini menciptakan
ketidakpastian ekonomi dan sosial bagi pekerja.11
6. Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi
Beberapa pekerja menghadapi kesulitan dalam mencapai keseimbangan
antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Jam kerja yang berlebihan, tuntutan kerja
yang tidak realistis, dan kurangnya dukungan untuk kebutuhan keluarga dapat
8
Sumarna, U., Sumarni, N., & Rosidin, U. (2018). Bahaya kerja serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Deepublish.
9
Muis, M. R., Jufrizen, J., & Fahmi, M. (2018). Pengaruh budaya organisasi dan komitmen organisasi
terhadap kinerja karyawan. Jesya (Jurnal Ekonomi dan Ekonomi Syariah), 1(1), 9-25.
10
Denny, J. A. (2014). Menjadi Indonesia Tanpa Diskriminasi: Data, Teori, dan Solusi. Cerah Budaya
Indonesia.
11
Adha, L. A. (2020). Digitalisasi Industri Dan Pengaruhnya Terhadap Ketenagakerjaan Dan Hubungan
Kerja Di Indonesia. Jurnal Kompilasi Hukum, 5(2), 267-298.
mengakibatkan tekanan psikologis dan dampak negatif pada kesejahteraan
pekerja.12
Meskipun peraturan dan undang-undang telah diimplementasikan untuk
melindungi hak pekerja, tantangan-tantangan yang dihadapi oleh pekerja masih sangat
nyata. Salah satu masalah utama adalah terkait dengan hak atas upah yang layak, di
mana banyak pekerja masih mendapatkan upah di bawah standar yang sesuai dengan
pekerjaan mereka. Kondisi kerja yang aman juga menjadi isu penting, dengan banyak
pekerja yang berada dalam lingkungan kerja yang tidak memenuhi standar
keselamatan yang diinginkan. Masalah lainnya melibatkan hak untuk berorganisasi
dan menyatakan pendapat, dimana di beberapa tempat pekerja menghadapi tekanan
atau bahkan pelecehan jika mereka berusaha untuk membentuk atau bergabung dalam
serikat pekerja.
Penyelesaian masalah-masalah ini memerlukan keterlibatan dan kolaborasi dari
berbagai pihak. Pemerintah perlu meningkatkan penegakan hukum dan memastikan
implementasi undang-undang yang adil. Pengusaha harus berkomitmen untuk
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan mendukung hak-hak pekerja.
Sementara itu, pekerja dan masyarakat sipil dapat memainkan peran aktif dalam
advokasi untuk perubahan positif dan mendukung organisasi buruh. Hanya dengan
pendekatan yang holistik dan sinergi dari semua pihak terlibat, mungkin mencapai
perbaikan yang signifikan dalam perlindungan hak pekerja.
12
Saras, T. (2023). Mengatasi Stress di Tempat Kerja: Strategi dan Teknik Efektif untuk Kesejahteraan
dan Produktivitas. Tiram Media.
1. Perlindungan Hukum dan Normatif untuk Pekerja
Studi hak pekerja bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam
terkait kerangka hukum dan normatif yang mengatur hak dan kewajiban pekerja.
Ini mencakup hak-hak fundamental seperti upah yang layak, jam kerja yang adil,
dan kondisi kerja yang aman. Pemahaman ini membantu pekerja mengetahui hak-
hak yang seharusnya mereka terima dan apa yang harus dihindari dalam konteks
hubungan pekerjaan.13
2. Meningkatkan Kesadaran Pekerja
Salah satu tujuan utama studi hak pekerja adalah meningkatkan kesadaran
pekerja terkait hak-hak mereka. Dengan pemahaman yang lebih baik, pekerja
dapat menjadi agen perubahan yang lebih efektif, baik melalui negosiasi dengan
pemberi kerja atau melalui partisipasi dalam organisasi buruh. Kesadaran ini juga
memperkuat solidaritas antarpekerja, memungkinkan mereka untuk bersatu dalam
mengejar kondisi kerja yang lebih baik.14
3. Pentingnya Pemahaman Hak Pekerja bagi Pemberi Kerja
Studi hak pekerja juga bertujuan memberikan pemahaman kepada pemberi
kerja terkait hak-hak yang dilindungi oleh undang-undang. Dengan mengetahui
hak-hak pekerja, pemberi kerja dapat menciptakan lingkungan kerja yang sesuai
dengan peraturan dan etika ketenagakerjaan. Ini mencakup perancangan
kebijakan internal yang sesuai dengan hukum dan memberikan perlindungan
yang layak kepada pekerja.15
4. Responsivitas Pemberi Kerja terhadap Perubahan Regulasi
Pemahaman hak pekerja membantu pemberi kerja menjadi lebih responsif
terhadap perubahan dalam regulasi ketenagakerjaan. Dengan mengetahui
perkembangan hukum terkini, pemberi kerja dapat memastikan kebijakan internal
mereka tetap sesuai dan dapat mencegah terjadinya sengketa atau konflik di
tempat kerja.16
17
Iswahyudi, M. S., Elshifa, A., Abas, M., Martalia, D., Mutia, A., Imlabla, F. V. & Manafe, D.
(2023). DASAR-DASAR MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA: Panduan Mengelola Organisasi Publik dan
Bisnis Menuju Kesuksesan di Era Digital. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
18
Nugraha, K. P. (2023). Perlindungan Hukum dan Hak Asasi Pekerja Anak: Kajian Implementasi dan
Tantangan dalam Konteks Undang-Undang Perlindungan Anak. IN RIGHT: Jurnal Agama dan Hak Azazi
Manusia, 12(2), 191-218.
pelanggaran hak pekerja karena semua pihak akan lebih sadar dan menghormati
hak serta kewajiban yang dimiliki.19
3. Memperkuat Dialog Pengusaha dan Pekerja
Membangun dialog yang konstruktif antara pengusaha dan pekerja
merupakan kunci untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Dengan berkomunikasi secara terbuka, potensi konflik dapat diminimalkan dan
solusi terbaik dapat ditemukan.20
4. Peningkatan Transparansi dan Partisipasi Kebijakan
Membuka akses informasi terkait kebijakan ketenagakerjaan dan
memberikan ruang partisipasi lebih luas kepada pekerja dapat menciptakan
lingkungan yang lebih adil. Dengan demikian, kebijakan yang dibuat akan lebih
mencerminkan kebutuhan dan aspirasi seluruh anggota masyarakat kerja.21
Langkah-langkah ini bersifat holistik dan melibatkan berbagai pihak terkait
untuk menciptakan perubahan positif dalam perlindungan hak pekerja. Implementasi
solusi ini dapat membawa dampak positif terhadap kesejahteraan pekerja dan
keharmonisan dalam dunia ketenagakerjaan.
E. Kesimpulan
Mempelajari hak pekerja tidak hanya penting untuk individu pekerja tetapi juga
untuk stabilitas dan kemajuan ekonomi suatu negara. Melalui pemahaman dan
penegakan hak pekerja, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan
merata. Oleh karena itu, upaya bersama dari semua pihak diperlukan untuk
menanggulangi masalah dalam hak pekerja dan mencapai kondisi kerja yang sesuai
dengan prinsip-prinsip keadilan.
19
Farianto, W. (2021). Pola Hubungan Hukum Pemberi Kerja dan Pekerja: Hubungan Kerja Kemitraan
dan Keagenan. Sinar Grafika.
20
Sudiro, A. (2019). Penilaian Kinerja: Performance Appraisal. Universitas Brawijaya Press.
21
Saggaf, S., Said, M. M., & Saggaf, W. S. (2018). Reformasi Pelayanan Publik di Negara
Berkembang (Vol. 1). SAH MEDIA.
DAFTAR PUSTAKA