TUGAS 1
Sebagai negara hukum segala aspek kehidupan bangsa Indonesia diatur oleh hukum termasuk
dalam hubungan industrial yang menyangkut tenaga kerja. Pengaturan ini demi terpenuhinya hak
para tenaga kerja agar tidak terjadi eksploitasi dan pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia
tenaga kerja. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan
pembangunan nasional diarahkan untuk mengatur, membina dan mengawasi segala kegiatan yang
berhubungan dengan tenaga kerja sehingga dapat terpelihara adanya ketertiban untuk mencapai
keadilan. Pengaturan, pembinaan, dan pengawasan yang dilakukan berdasarkan perundang-
undangan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan itu harus memadai dan sesuai dengan laju
perkembangan pembangunan yang semakin pesat sehingga dapat mengantisipasi tuntutan
perencanaan tenaga kerja, pembinaan hubungan industrial dan peningkatan perlindungan tenaga
kerja.
Masalah terbesar dari ketenagakerjaan adalah pengangguran, yang akan menimbulkan dampak
yang negatif bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, sehingga menyebabkan
ketidakseimbangan kehidupan di masyarakat. Dampak negatif dari pengangguran adalah kian
beragamnya tindakan kriminal, makin banyaknya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen
perdagangan anak dan sebagainya sudah menjadi patologi sosial atau kuman penyakit sosial yang
menyebar bagaikan virus yang sulit di berantas.
2. Saat ini sedang maraknya diperbincangkan masyarakat soal pekerja anak, ada beberapa pertanyaan
yang muncul, pada usia berapa seseorang dibolehkan bekerja? Bagaimana jam kerja, jenis
pekerjaan dan upahnya? semua ini dalam rangka upaya perlindungan terhadap anak.
Pekerja anak adalah sebuah istilah untuk mempekerjakan anak kecil. Istilah pekerja anak dapat
memiliki konotasi pengeksploitasian anak kecil atas tenaga mereka, dengan gaji yang kecil atau
pertimbangan bagi perkembangan kepribadian mereka, keamanannya, kesehatan, dan prospek
masa depan. Di beberapa negara, hal ini dianggap tidak baik bila seorang anak di bawah umur
tertentu, tidak termasuk pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan sekolah.
Seorang ‘bos’ dilarang untuk mempekerjakan anak di bawah umur, namun upah minimumnya
tergantung dari peraturan negara tersebut. Meskipun ada beberapa anak yang mengatakan dia
ingin bekerja (karena bayarannya yang menarik, ingin membantu keluarga atau karena anak
tersebut tidak suka sekolah), hal tersebut tetap merupakan hal yang tidak diinginkan karena tidak
menjamin masa depan anak tersebut.
Penggunaan anak kecil sebagai pekerja sekarang ini dianggap oleh negara-negara kaya sebagai
pelanggaran hak manusia, dan melarangnya, tetapi negara miskin mungkin masih mengizinkan
karena keluarga seringkali bergantung pada pekerjaan anaknya untuk bertahan hidup dan
kadangkala merupakan satu-satunya sumber pendapatan.
Pekerja dengan usia muda bahkan mungkin di bawah umur sering disebut sebagai pekerja anak
masih banyak kita jumpai di Indonesia. Tentu saja sisi perkembangan kepribadian, mentalitas
dalam bekerja, pengetahuan, dsb mempengaruhi kinerja kerja mereka apalagi bila mereka diberi
pekerjaan yang mempunyai tanggung jawab yang berat. Belum lagi, pekerjaan berat bisa
mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental dan sosial anak–anak.
Jika kita cermati kembali definisi perjanjian kerja dalam UU Ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003,
akan tampak adanya faktor “waktu” yang perlu dinyatakan dalam perjanjian tersebut. Namun,
apabila waktu/ lamanya hubungan kerja tidak disebutkan dalam perjanjian atau peraturan undang-
undang, maka yang berlaku adalah menurut kebiasaan (KUH Perdata Pasal 1603e). Dan, jika
masih tidak dapat ditetapkan, maka hubungan kerja itu dipandang diadakan untuk waktu tidak
tentu sampai dinyatakan putus (KUH Perdata Pasal 1603g).