Anda di halaman 1dari 20

PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA OLEH BADAN PENYELENGGARA

JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN BERDASARKAN UNDANG-


UNDANG NO. 24 TAHUN 2011

(Jurnal Ilmiah)

Oleh
HANI REGINA SARI

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar


SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara


Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK

PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA OLEH BADAN PENYELENGGARA


JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NO. 24 TAHUN 2011

oleh

Hani Regina Sari

Perlindungan tenaga kerja bertujuan untuk menjamin berlangsungnya hubungan kerja.


Untuk melindungi tenaga kerja akhirnya Pemerintah Indonesia membuat Undang-Undang
No. 24 tahun 2011 tentang BPJS Ketenagakerjaan. Sebagai perpanjangan tangan
pemerintah BPJS Ketenagakerjaan telah bekerja melayani para pekerja dengan baik namun
banyaknya perusahaan yang mempunyai tenaga kerja terkadang belum mendaftarkan
pekerjanya kedalam BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini membuat para tenaga kerja belum
terlindungi kesehatan dan keselamatannya saat bekerja.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah Perlindungan Hukum Tenaga


Kerja oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan berdasarkan
Undang-Undang No. 24 Tahun 2011? dan 2. Faktor – faktor apakah yang menjadi
penghambat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dalam proses
melakukan perlindungan terhadap Tenaga Kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan
yuridis normatif dan yuridis empiris. Jenis data yaitu data primer dan data sekunder.
Prosedur Pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka dan studi lapangan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Perlindungan Hukum Tenaga Kerja oleh BPJS
Ketenagakerjaan telah bekerja melayani para pekerja dengan 4 program yaitu jaminan
kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. Faktor
penghambat dalam Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Oleh BPJS Ketenagakerjaan ada 2
yaitu internal dan eksternal. Internal: kurang terampilnya SDM dan fasilitas yang kurang
memadai. Eksternal: Kurangnya pemahaman pengusaha dan dana perusahaan terbatasSaran
Diharapkan (BPJS) Ketenagakerjaan mengoptimalkan kerja programnya dan mendatangi
perusahaan yang belum mendaftarkan pekerjanya.

Kata kunci : Perlindungan , Tenaga Kerja , BPJS


ABSTRACT

LEGAL PROTECTION OF EMPLOYMENT BY THE ORGANIZATION OF


SOCIAL LABOR SECURITIES BASED ON ACT NO. 24 YEAR 2011

By

Hani Regina Sari

Labor protection aims to ensure employment. To protect the workforce, the Government of
Indonesia finally made Law no. 24 year 2011 on BPJS Employment. As an extension of the
government BPJS Employment has been working to serve the workers well but the number
of companies that have a workforce sometimes has not enrolled its employees into BPJS
Employment. This makes the workers have not protected health and safety while working.

The problems in this research are: 1. How to Protection of Labor Law by Social Security
Administering Body (BPJS) Manpower based on Law no. 24 Year 2011? and 2. What
factors are inhibiting the Social Security Administering Body (BPJS) Employment in the
process of protecting the Labor. This study uses a juridical normative and juridical
empirical approach. Data types are primary data and secondary data. Procedure The data
collection used is literature study and field study.

The results of this study indicate that Labor Law Protection by BPJS Employment has
worked to serve the workers with 4 programs of work accident insurance, pension, pension,
and death guarantee. Inhibiting factors in Labor Law Protection By BPJS Employment is 2
internal and external. Internal: lack of skilled human resources and inadequate facilities.
External: Lack of understanding of entrepreneurs and limited company funds Suggestions
Expected (BPJS) Employment optimize the work of the program and go to companies that
have not registered their workers.

Keywords: Protection, Labor, BPJS


Judul Skripsi : PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA OLEH
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
KETENAGAKERJAAN BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NO. 24 TAHUN 2011

Nama Mahasiswa : Hani Regina Sari

No. Pokok Mahasiswa : 1412011173

Bagian : Hukum Administrasi Negara

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Syamsir Syamsu,S.H.,M.H. Ati Yuniati,S.H.,M.H.

NIP. 196108051989031005 NIP. 197806292005012001

2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

Sri Sulastuti, S.H.,M.Hum

NIP 19620727 19873 2 004


I. PENDAHULUAN pendapat mengenai usia dari para tenaga
kerja ini, ada yang menyebutkan di atas
Negara Indonesia adalah negara yang 17 tahun ada pula yang menyebutkan di
jumlah penduduknya terbilang banyak. atas 20 tahun, bahkan ada yang
Jumlah penduduk di Indonesia menyebutkan di atas 7 tahun karena
menempati urutan nomer ke-empat dunia anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga
dengan jumlah penduduk sekitar 253,60 kerja.
juta jiwa dibawah Amerika, India dan
China yang menempati posisi paling Negara yang mempunyai jumlah
banyak dalam hal jumlah penduduk di penduduk yang besar, keselamatan
dunia. Di karenakan padatnya jumlah adalah salah satu unsur utama dalam
penduduk Indonesia maka masyarakat di setiap kehidupan seseorang.
dorong oleh pemerintahan dan juga Pembangunan kesehatan dalam
tuntutan hidup untuk bekerja. kehidupan berbangsa sangat besar nilai
investasinya terutama terhadap sumber
Negara Indonesia merupakan negara daya manusia. Dengan adanya penduduk
yang sedang berkembang maka dari itu yang terjaga kesehatannya dengan baik,
perekonomian di Indonesia terbilang bangsa tersebut akan memiliki sumber
tidak begitu stabil. Akibat dari daya manusia yang lebih optimal dalam
perekonomian yang kurang mendukung pembangunan. Dalam kaitannya dengan
maka sebagian banyak masyarakat ketenagakerjaan, pemerintah sangat
mencari pekerjaan. Di samping itu memperhatikan perlindungan kerja dan
Indonesia sebagai negara yang besar keselamatan kerja, tentunya tujuan
mempunyai lapangan kerja yang cukup pemerintah dalam hal ini selain benar-
luas. Perusahaan yang tergolong banyak benar untuk melindungi dan
dan pemerintahan yang memerluakan memperhatikan keselamatan kerja dan
tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan para pekerja yang umumnya lemah.
setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang Perusahan yang ada berdiri dan
atau jasa baik untuk memenuhi berkembang, disebababkan oleh faktor
kebutuhan sendiri maupun untuk tenaga kerja yang telah terpelihara
masyarakat. kesehatannya, terpelihara
kesejahteraannya, terpelihara dedikasi,
Secara garis besar penduduk suatu negara dan kedisiplinanya, pada akhirnya tenaga
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kerja dibawah manajemen perusahaan
tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. tersebut, akan diakui jasa - jasanya
Penduduk tergolong tenaga kerja jika sebagai pengembang perusahaan.
penduduk tersebut telah memasuki usia Banyaknya tenaga kerja di Indonesia
kerja. Batas usia kerja yang berlaku di menyongsong pemerintahan untuk
Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 membuat peraturan agar tenaga kerja di
tahun. Menurut pengertian ini, setiap Indonesia dapat terlindungi.
orang yang mampu bekerja disebut Pemerintahan membuat peraturan yaitu
sebagai tenaga kerja. Ada banyak salah satunya perlindungan dan
kesejahteraan bagi pekerja tenaga kerja sebagai manusia yang bermartabat,
sebagaimana diatur dalam Undang- Setiap orang berhak mempunyai hak
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
Ketenagakerjaan. boleh diambil alih secara sewenang-
wenang oleh siapa pun”.
Pemerintah selalu berupaya untuk
memberikan fasilitas yang terbaik untuk Program jaminan sosial merupakan salah
seluruh rakyatnya, agar seluruh rakyat satu tangung jawab dan kewajiban
Indonesia dapat merasakan perlindungan Negara untuk memberikan perlindungan
hukum yang diberikan oleh Negara ini sosial ekonomi kepada masyarakat.
khususnya rakyat Indonesia. Pemerintah Sesuai dengan kondisi kemampuan
kita tidak hanya berhenti dengan satu keuangan Negara. Indonesia seperti
peraturan saja dalam mensejahterakan halnya negara berkembang lainnya,
rakyatnya, mereka selalu mencari mengembangkan program jaminan sosial
bagaimana agar seluruh lapisan berdasarkan funded social security, yaitu
masyarakat di Indonesia dapat merasakan jaminan sosial yang didanai oleh peserta
kesejahteraan dan ketenteraman dalam dan masih terbatas pada masyarakat
bekerja tidak perlu khawatir apabila pekerja di sektor formal.
mengalami keadaan-keadaan yang sulit
dalam melindungi dirinya dan Salah satu upaya perlindungan kesehatan
keluarganya dari risiko yang mungkin dan keselamatan kerja yang diberikan
saja akan terjadi yaitu seperti terjadinya oleh pemerintah adalah dengan
kecelakaan saat sedang melakukan dilindunginya para tenaga kerja
pekerjaan hingga meninggal atau luka- Indonesia, sehingga pemerintah
luka saat melakukan pekerjaaan. melahirkan produk hukum berupa
Undang-Undang No. 24 tahun 2011
Setiap masyarakat atau warga negara tentang badan penyelenggara jaminan
Indonesia memiliki hak untuk sosial. Fasilitas yang diberikan oleh
mendapatkan kesehatan dan kesejahtraan pemerintahan Indonesia untuk para
yang baik untuk dirinya maupun tenaga kerja hingga sekarang dan
keluarganya. Hal ini tertuang dalam ditunjuk ialah Badan Penyelengara
UUD 1945 Pasal 28H “Setiap orang Jaminan Sosial (BPJS)
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, Ketenagakerjaanmelalui Undang-Undang
bertempat tinggal, dan mendapatkan No. 24 tahun 2011.
lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan Negara sebagai pihak yang paling
kesehatan, Setiap orang berhak mendapat bertanggung jawab dalam rangka
kemudahan dan perlakuan khusus untuk memberikan jaminan sosial kepada
memperoleh kesempatan danmanfaat rakyat, pemerintah perlu mengambil
yang sama guna mencapai persamaan kebijakan berupa memobilisasi dana
dan keadilan, Setiap orang berhak atas jangka panjang dalam jumlah yang cukup
jaminan sosial yang memungkinkan besar secara bertahap kepada empat
pengembangan dirinya secara utuh Badan Penyelenggara Jaminan Nasional
yang dalam hal ini diambil alih oleh perusahaan untuk melindungi para
BPJS Ketenagakerjaan. Pada dasarnya pekerjanya dari kecelakaan saat
dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa melakukan pekerjaannya, sakit akibat
jaminan sosial adalah perlindungan yang bekerja diperusahaan, meninggal saat
diberikan oleh masyarakat yang melakukan pekerjaannya dan jaminan
disebabkan oleh penghentian tentang keberlangsungan pekerja tersebut
pembayaran upah (tidak bekerja) saat nantinya setelah selesai bekerja dari
misalnya karena sakit, kecelakaan, perusahaan tersebut.
melahirkan, pemutusan hubungn kerja,
cacat badan, ketuaan, kematian, dan lain- Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
lain. Perlindungan itu diberikan kepada tertarik untuk mengadakan penelitian
anggota-anggota masyarakat melalui lebih lanjut mengenai BPJS
program-program tertentu misalnya Ketenagakerjaan: “Perlindungan Hukum
penggantian biaya perawatan kesehatan, Terhadap Tenaga Kerja Oleh Badan
tunjangan anak, tunjangan keluarga, dan Penyelenggara Jaminan Sosial
lain-lain. Ketenagakerjaan Berdasarkan Undang-
Undang No. 24 Tahun 2011”.
Menurut Undang-Undang No. 24 Tahun
2011 Badan Penyelenggara Jaminan Berdasarkan uraian pada latar belakang,
Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan berfungsi maka permasalahan yang akan dibahas
menyelenggarakan 4 program, yaitu dalam penelitian ini yaitu sebagai
program jaminan kecelakaan kerja, berikut:
jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan
1. Bagaimanakah Perlindungan
jaminan kematian. Program jaminan
Hukum Tenaga Kerja oleh Badan
kecelakaan kerja diselenggarakan secara
Penyelenggara Jaminan Sosial
nasional berdasarkan prinsip asuransi
(BPJS) Ketenagakerjaan
sosial, dengan tujuan menjamin agar
berdasarkan Undang-Undang
peserta memperoleh manfaat pelayanan
No. 24 Tahun 2011?
kesehatan dan santunan uang tunai
2. Faktor – faktor apakah yang
apabila seorang pekerja mengalami
menjadi penghambat Badan
kecelakaan kerja atau menderita penyakit
Penyelenggara Jaminan Sosial
akibat kerja.
(BPJS) Ketenagakerjaan dalam
Banyaknya perusahaan yang ada di proses melakukan perlindungan
Indonesia dengan tenaga kerja yang terhadap Tenaga Kerja?
jumlahnya besar membuat pemerintah
II. METODE PENELITIAN
memutuskan agar semua perusahan di
Indonesia mendaftarkan para pekerjanya 2.1. Pendekatan Masalah
kedalam Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan. Namun hal ini Pendekatan masalah merupakan proses
masih juga dihiraukan oleh perusahaan- pemecahan atau penyelesaian masalah
perusahaan yang ada di Indonesia. melalui tahap-tahap yang telah ditentukan
Padahal hal tersebut wajib dilakukan sehingga mencapai tujuan penelitian.
Pendekatan masalah merupakan proses dilakukan dengan Kabid
pemecahan atau penyelesaian masalah Pemasaran BPJS Ketenagakerjaan
melalui tahap-tahap yang telah ditentukan Bandar Lampung dan masyarakat
sehingga mencapai tujuan penelitian. yang terdaftar sebagai penggunan
Pendekatan masalah yang akan digunakan kartu BPJS TK.
dalam penelitian ini adalah: 2) Data sekunder, yaitu data yang
diperoleh dari dokumen-dokumen
1) Pendekatan secara yuridis resmi, buku-buku yang
normatif Pendekatan yuridis berhubungan dengan objek
normatif yaitu penelitian hukum penelitian, hasil penelitian dalam
yang dilakukan dengan cara bentuk laporan, skripsi, tesis,
meneliti bahan pustaka atau data disertai, dan peraturan perundang-
sekunder sebagai bahan dasar undangan.
untuk diteliti dengan cara
mengadakan penelusuran terhadap Prosedur pengumpulan data yang
peraturan-peraturan dan literatur- digunakan dalam penelitian ini adalah :
literatur yang berkaitan dengan 1) Studi Pustaka adalah pengkajian
permasalahan yang diteliti. informasi tertulis, mengenai
2) Pendekatan secara yuridis empiris hukum yang berasal dari
Pendekatan yuridis empiris berbagai sumber dan
dilakukan dengan meneliti secara dipublikasikan secara luas yang
langsung ke lapangan untuk relevan dengan permasalahan
melihat secara langsung yang dibahas dalam penelitian
penerapan peraturan perundang- ini. Adapun cara yang dilakukan
undangan atau aturan hukum yang yaitu mengidentifikasi data
berkaitan dengan penegakan sekunder yang diperlukan,
hukum, serta melakukan inventariasi data yang sesuai
wawancara dengan beberapa dengan rumusan masalah,
responden yang dianggap dapat mengutip literatur dan undang-
memberikan informasi mengenai undang yang berhubungan
pelaksanaan tersebut. dengan materi penelitian.
2) Studi Lapangan adalah Studi
2.2. Sumber dan Jenis Data
dengan dilakukan melalui
Data dan Sumber Data yang digunakan penelitian langsung dilapangan
adalah: guna memperoleh informasi
1) Data primer, yaitu data yang yang dibutuhkan terkait dengan
diperoleh langsung dari Perlindungan Tenaga Kerja
sumbernya, baik melalui dengan Badan Penyelenggara
wawancara, observasi maupun Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
laporan dalam bentuk dokumen Kemudian tehnik wawancara
tidak resmi yang kemudian diolah yang digunakan adalah dengan
oleh peneliti. Wawancara akan memberikan pertanyaan dan
akan dikembangkan pada saat memenuhi kebutuhan minimal bagi
wawancara berlangsung. tenaga kerja dan keluarganya, dengan
memberikan kepastian berlangsungnya
2.3 Analisis Data arus penerimaan penghasilan keluarga
Setelah mengumpulkan data,
sebagai pengganti sebagian atau
selanjutnya dilakukan
pengolahan data sehingga dapat seluruhnya penghasilan yang hilang,
digunakan untuk menganalis akibat risiko sosial.
permasalahan yang diteliti data Selanjutnya pada akhir tahun 2004,
yang telah terkumpul, diolah Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor
melalui pengolahan dengan 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
tahap-tahap sebagai berikut: Sosial Nasional. Undang-undang itu
1) Pemeriksaan data, yaitu data
berhubungan dengan Amendemen UUD
yang diperoleh akan
diperiksa untuk mengetahui 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2,
apakah masih terdapat yang kini berbunyi: "Negara
kekurangan-kekurangan dan mengembangkan sistem jaminan sosial
kesalahan-kesalahan serta bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
apakah data tersebut telah masyarakat yang lemah dan tidak mampu
sesuai dengan permasalahan sesuai dengan martabat kemanusiaan".
yang dibahas.
Manfaat perlindungan tersebut dapat
2) Sistematika data, yaitu
penelusuran data memberikan rasa aman kepada pekerja
berdasarkan urutan data yang sehingga dapat lebih berkonsentrasi
telah ditentukan sesuai dalam meningkatkan motivasi maupun
dengan ruang lingkup pokok produktivitas kerja. Perusahaan yang
bahasan secara sistematis. mengedepankan kepentingan dan hak
normatif Tenaga Kerja di Indonesia terus
III. PEMBAHASAN berlanjut. Sampai saat ini, PT. Jamsostek
3.1 Pembentukan BPJS Tenaga (Persero) memberikan perlindungan 4
kerja (empat) program, yang mencakup
Program Jaminan Kecelakaan Kerja
Dengan dibentuknya Undang-Undang (JKK), Jaminan Kematian (JKM),
No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan
Tenaga Kerja pemerintah membentuk Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi
(JAMSOSTEK) dan melalui PP seluruh tenaga kerja dan keluarganya.
No.36/1995 ditetapkannya PT. Jamsostek Dalam sejarahnya pembentukannya badan
sebagai Badan Penyelenggara Jaminan penyelenggara jaminan sosial memalui
Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek beberapa perubahan awalnya Perusahaan
memberikan perlindungan dasar untuk Perseroan (Persero) PT Asuransi
Kesehatan Indonesia atau disingkat PT baru sampai dengan beroperasinya
Askes (Persero) yang dibentuk dengan (BPJS) Kesehatan.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2) Program jaminan kecelakaan kerja,
1992 tentang Pengalihan Bentuk dan jaminan kematian, dan jaminan hari tua
diakui keberadaannya dan tetap bagi pesertanya.
melaksanakan program jaminan Termasuk dengan adanya penambahan
kesehatan, termasuk menerima peserta baru sampai dengan berubah
pendaftaran peserta baru, sampai dengan menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan
beroperasinya BPJS. Sosial adalah salah satu bentuk
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial perlindungan sosial untuk menjamin
yang selanjutnya disingkat BPJS adalah seluruh rakyat agar dapat memenuhi
badan hukum yang dibentuk oleh kebutuhan dasar hidupnya yang layak
Undang-undang No 24 tahun 2011 untuk keluarganya. Pemerintah selalu berupaya
menyelenggarakan program jaminan untuk memberikan fasilitas yang terbaik
social yang ditunjuk oleh undang-undang untuk seluruh rakyatnya, agar seluruh
untuk menyelenggarakan program rakyat Indonesia dapat merasakan
jaminan social melalui upaya tersebut perlindungan hukum yang diberikan oleh
para pekerja Indonesia dijamin oleh Negara ini khususnya rakyat Indonesia.
Negara. Perusahaan Perseroan (Persero) Pemerintah kita tidak hanya berhenti
PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja atau dengan satu peraturan saja dalam
disingkat PT Jamsostek (Persero) yang mensejahterakan rakyatnya, mereka
dibentuk dengan Peraturan Pemerintah selalu mencari bagaimana agar seluruh
Nomor 36 Tahun 1995 tentang Penetapan lapisan masyarakat di Indonesia dapat
Badan Penyelenggara Program Jaminan merasakan kesejahteraan dan
Sosial Tenaga Kerja (Lembaran Negara ketenteraman dalam bekerja tidak perlu
Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor khawatir apabila mengalami keadaan-
59). keadaan yang sulit dalam melindungi
Berdasarkan Undang - Undang Nomor 3 dirinya dan keluarganya dari risiko yang
Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial mungkin saja akan terjadi yaitu seperti
Tenaga Kerja (Lembaran Negara terjadinya kecelakaan saat sedang
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor melakukan pekerjaan hingga meninggal
14, Tambahan Lembaran Negara atau luka-luka saat melakukan
Republik Indonesia Nomor 3468) tetap pekerjaaan.
melaksanakan kegiatan operasional
penyelenggaraan: Salah satu upaya perlindungan kesehatan
1) Program jaminan pemeliharaan dan keselamatan kerja yang diberikan
kesehatan termasuk penambahan peserta oleh pemerintah adalah dengan
dilindunginya para tenaga kerja Menurut Undang-Undang Badan
Indonesia, sehingga pemerinrah Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
melahirkan produk hukum berupa Ketenagakerjaan berfungsi
Undang-Undang No. 24 tahun 2011 menyelenggarakan 4 program, yaitu
tentang badan penyelenggara jaminan program jaminan kecelakaan kerja,
sosial. Fasilitas yang diberikan oleh jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan
pemerintahan Indonesia untuk para jaminan kematian. Program jaminan
tenaga kerja hingga sekarang dan ditunjuk kecelakaan kerja diselenggarakan secara
ialah Badan Penyelengara Jaminan Sosial nasional berdasarkan prinsip asuransi
(BPJS) Ketenagakerjaanmelalui Undang- sosial, dengan tujuan menjamin agar
Undang No. 24 tahun 2011. peserta memperoleh manfaat pelayanan
Penyelenggaraan program jaminan sosial kesehatan dan santunan uang tunai
merupakan salah satu tangung jawab dan apabila seorang pekerja mengalami
kewajiban Negara - untuk memberikan kecelakaan kerja atau menderita penyakit
perlindungan sosial ekonomi kepada akibat kerja.
masyarakat. Sesuai dengan kondisi Dengan adanya perlindungan hukum
kemampuan keuangan Negara. Indonesia melalui diterbitkannya Undang – undang
seperti halnya negara berkembang tentang badan penyelenggara jaminan
lainnya, mengembangkan program sosial maka para pekerja Indonesia tidak
jaminan sosial berdasarkan funded social khawatir lagi akan kesehatan ,
security, yaitu jaminan sosial yang kesejahteraan, dan jaminan hari tuanya.
didanai oleh peserta dan masih terbatas
pada masyarakat pekerja di sektor formal. 3.2 Perlindungan Hukum Tenaga
Sesuai dengan visinya menjadi Badan Kerja oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS)
Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan Berdasarkan
Kebanggaan Bangsa, yang menjadi Badan Undang-Undang No. 24 Tahun
penyelenggara jaminan sosial (BPJS) 2011
berkelas dunia, terpercaya, bersahabat
dan unggul dalam operasional dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
pelayanan. Dan misi Program Jaminan (BPJS) Ketenagakerjaan adalah Lembaga
Sosial Ketenagakerjaan, BPJS yang bertugas sebagai pelaksana untuk
Asuransi karyawan dengan istilah yang
Ketenagakerjaan berkomitmen Untuk
digunakan untuk memberikan
Melindungi dan Menyejahterakan seluruh perlindungan finansial (atau ganti rugi
pekerja dan keluarganya, meningkatkan secara finansial) untuk keselamatan jiwa,
produktivitas dan daya saing pekerja, kesehatan dan lain sebagainya
mendukung pembangunan dan mendapatkan penggantian finansial dari
kemandirian perekonomian nasional. kejadian-kejadian yang tidak dapat
diduga yang dapat terjadi seperti pekerja (PU) atau formal Provinsi
kematian, kecelakaan kerja, sakit, di Lampung sebanyak 1.447.489 orang,
mana melibatkan pembayaran premi informal (BPU) 2.483.770 orang.
secara teratur dalam jangka waktu Totalnya adalah 3.931.259 orang.
tertentu sebagai ganti polis yang
menjamin perlindungan. Bapak Aziz Muslim mengatakan bahwa
Meskipun BPJS Ketenagakerjaan Bandar
Dalam kaitannya dengan Lampung sudah sering sosialisasi dengan
ketenagakerjaan, pemerintah setelah menggandeng kejaksaan tinggi, dan
melahirkan Undang-Undang No. 24 kementerian ketenagakerjaan untuk
Tahun 2011 lebih memperhatikan mengingatkan para perusahaan agar
perlindungan kerja dan keselamatan kerja, mengikutsertakan seluruh karyawannya
tentunya tujuan pemerintah dalam hal ini menjadi peserta BPJS TK, namun hal itu
selain benar-benar untuk melindungi dan masih belum cukup untuk menyadarkan
memperhatikan keselamatan kerja dan para pemberi kerja.
para pekerja/buruh yang umumnya lemah, Jumlah perusahaan yang telah terdaftar
juga secara tidak langsung untuk dalam BPJS ketenagakerjaan Kota
melindungi perusahaan yaitu agar tetap Bandar Lampung sebanyak 1742
berdiri dan berkembang, sebab faktor perusahaan dan 216.953 jiwa yang sudah
tenaga kerja yang terpelihara terdafar sebagai pengguna BPJS
kesehatannya, terpelihara Ketenagakerjaan cabang Bandar
kesejahteraannya, terpelihara dedikasi, Lampung dan yang menjadi daya tarik
dan kedisiplinanya, pada akhirnya tenaga utama pada jaminan sosial yang diberikan
kerja dibawah manajemen perusahaan oleh BPJS Ketengakerjaan adalah biaya
tersebut, akan di akui jasa-jasanya yang sangat rendah, iuran pekerja yang
sebagai pengembang perusahaan. ditarik rata – rata mencapai 9,24% -
10,98% tapi, yang dipotong dari gaji
Berdasarkan hasil penelitian, peserta hanya 3% saja. Sisanya
pengambilan data, dan wawancara yang ditanggung perusahaan pemberi kerja.
dilakukan peneliti di Kantor Cabang Ada perbedaan iuran antara sesama
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial peserta, terutama yang tergantung pada
(BPJS) Ketenagakerjaan di Bandar risiko di tempat kerja. Iuran ini untuk
Lampung yang beralamat di Jl. Drs. Jaminan Kecelakan Kerja (JKK), yang
Warsito No.4, Talang, Teluk. Betung besarnya antara 0,24-1,74%. Setiap
Selatan, Kota Bandar Lampung, program yang disediakan oleh BPJS
dilakukan pada tanggal 5 Februari 2018. Ketenagakerjaan memiliki aturan iuran
Hasil wawancara dari Kabid Pemasaran masing-masing. Biasanya kontribusi
BPJS Ketenagakerjaan Bandar Lampung pembayaran iuran turut dilakukan oleh
telah terdapat Dia mengatakan total peserta dan perusahaan (bagi yang
pekerja Penerima upah (PU) dan Bukan bekerja di perusahaan). Sementara untuk
Penerima Upah (BPU) Yang terdaftar Bukan Penerima Upah harus membayar
sebagai peserta BPJS TK baru ada sekitar sendiri iurannya setiap bulan.
peserta 216.953 orang. Sedangkan jumlah
Perlindungan hukum tenaga kerja oleh berstatus pekerja mandiri sebagai
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial freelancer ataupun entrepreneur tanpa
(BPJS) Ketenagakerjaan mempunyai badan usaha – untuk mendaftar BPJS
tugas menyelenggarakan 4 program yaitu: Ketenagakerjaan dibutuhkan sebuah
Program Jaminan Kecelakaan Kerja, wadah organisasi. Jadi, Anda dapat
Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, dan membentuk wadah ataupun organisasi
Jaminan Kematian. Dalam tiap program yang terdiri minimal 10 orang yang
mempunya dua kategori pendaftaran, kemudian didaftarkan kedalam BPJS
yaitu bagi karyawan perusahaan dimana Ketenagakerjaan.
perusahaanlah yang mendaftarkan
karyawan mereka dan yang kedua bagi Berikut beberapa syarat dokumen yang
pekerja mandiri. dibutuhkan ketika daftar BPJS
Ketenagakerjaan untuk para pekerja
Berikut beberapa syarat dokumen yang mandiri:
perlu disiapkan oleh perusahaan dan 1) Surat izin usaha dari kelurahan
pekerja ketika akan mendaftarkan diri setempat.
dalam program BPJS Ketenagakerjaan: 2) Salinan KTP masing-masing
1) Asli dan salinan SIUP / Surat Izin pekerja.
Usaha Perdagangan. 3) Salinan KK / Kartu Keluarga
2) Asli dan salinan NPWP masing-masing pekerja.
Perusahaan. 4) Pas foto warna masing-masing
3) Asli dan salinan Akta pekerja ukuran 2×3 sebanyak 1
Perdagangan Perusahaan. lembar.
4) Salinan KTP / Kartu Tanda Program – program yang terdapat dalam
Penduduk masing-masing BPJS ketenagakerjaan adalah:
karyawan.
5) Salinan KK / Kartu Keluarga 1) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
masong-masing karyawan. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
6) Pas foto warna masing- masing merupakan manfaat berupa uang tunai
karyawan, yaitu ukuran 2 x 3 atau pelayanan kesehatan yang diberikan
sebanyak 1 lembar. kepada peserta saat mengalami
kecelakaan kerja atau penyakit yang
Nantinya perusahaan dapat mendaftarkan disebabkan oleh lingkungan kerja
karyawan sebagai peserta melalui situs termasuk kecelakaan yang terjadi pada
Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial saat perjalanan dari rumah menuju tempat
Ketenagakerjaan di halaman kerja atau sebaliknya.
www.bpjsketenagakerjaan.co.id. Gunakan
alamat email perusahaan dan kemudian Didalam kepesertaannya pemberi kerja
tunggu balasan email dari pihak BPJS wajib mendaftarkan dirinya dan
Ketenagakerjaan. Setelahnya, Perusahaan pekerjanya sebagai peserta dalam progam
hanya perlu membawa dokumen yang JKK kepada BPJS Ketenagakerjaan
diminta ke kantor BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan perundang undangan yang
terdekat. Sementara itu, bagi pekerja yang ada, dimana peserta pada progam JKK
terdiri dari peserta penerima upah yang Jaminan Hari Tua (JHT) merupakan
bekerja pada pemberi kerja yang meliputi manfaat uang tunai yang dibayarkan pada
pekerja pada perusahaan, pekerja pada saat peserta memasuki usia pensiun,
perseorangan dan orang asing yang meninggal dunia maupun telah
bekerja di Indonesia dalam waktu 6 bulan mengalami cacat total, dimana pemberi
dan peserta bukan penerima upah kerja berkewajiban mendaftarkan dirinya
sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 1 dan pekerjanya dalam progam JHT
meliputi pekerja diluar hubungan kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan yang
atau pekerja mandiri serta pekerja yang sesuai dengan ketentuan peraturan yang
bukan menerima upah. sudah ada. Berdasarkan jenisnya peserta
progam JHT dibagi menjadi 2 kriteria
Untuk kecelakaan kerja yang terjadi sejak yaitu Peserta penerima upah yang bekerja
1 Juli 2015 harus diperhatikan adanya pada pemberi kerja dan pekerja bukan
masa kadaluarsa klaim untuk penerima upah.
mendapatkan manfaat. Masa kadaluarsa Disini peserta penerima upah yang
klaim selama 2 (dua) tahun dihitung dari bekerja pada pemberi kerja meliputi
tanggal kejadian kecelakaan. Perusahaan pekerja pada perusahaan, pekerja pada
harus tertib melaporkan baik kejadian perseorangan dan orang asing yang
kecelakaan dan perusahaan segera bekerja di Indonesia tidak kurang dari 6
menindak lanjuti laporan yang telah bulan, sedangkan dalam kriteria pekerja
dibuat tersebut dengan mengirimkan bukan penerima upah meliputi pemberi
formulir kecelakaan kerja tahap I yang kerja, pekerja di luar hubungan kerja dan
sudah dilengkai dengan dokumen pekerja yang bukan menerima upah.
pendukung. Manfaat Peserta Jaminan Hari Tua (JHT)
adalah :
Diatur juga dalam Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia (1) Berupa uang tunai yang besarnya
Nomor 11 Tahun 2016 Tentang merupakan nilai akumulasi iuran
Pelayanan Kesehatan dan Besaran Tarif yang ditambahi hasil
dalam Penyelenggaraan Program Jaminan pengembangan yang dibayarkan
Kecelakaan Kerja (JKK) Pasal 7 Ayat 1 secara sekaligus apabila peserta
dan 2. Ayat (1) BPJS Ketenagakerjaan mencapai usia 56 Tahun tetapi
Berperan aktif melakukan pengendalian jika pesrta sebelum mencapai
mutu dan pengendalian biaya pelayanan usia 56 Tahun dapat diambil
kesehatan yang diberikan oleh fasilitas sebagian jika mencapai
pelayanan kesehatan. Ayat (2) BPJS kepesertaan 10 Tahun dengan
Ketenagakerjaan melakukan monitoring ketentuan diambil maksimal
dan evaluasi terhadap fasilitas pelayanan 10% dari total saldo sebagai
kesehatan yang bekerja sama dengan persiapan usia pensiun dan
BPJS ketenagakerjaan. diambil maksimal 30% dari
total saldo untuk uang
2) Jaminan Hari Tua perumahan dan jika pesrta
mengalami meninggal dunia dan pemberi kerja penyelenggara Negara
cacat seumur hidup. dan pekerja yang bekerja pada
(2) Pengambilan sebagian tersebut pemberi kerja selain penyelenggara
hanya dapat dilakukan sekali Negara.
selama mejadi peserta jika
setalah mencapai usia 56 Tahun Ketentuan mengenai pekerja yang
peserta masih bekerja dan bekerja pada pemberi kerja
memilih untuk menunda penyelenggara Negara sudah diatur
pembayaran JHT maka JHT dengan peraturan pemerintah, sedangkan
dibayarkan saat yang kepesertaan pekerja yang bekerja kepada
bersangkutan berhenti bekerja pemberi kerja selain penyelenggara
dan BPJS Ketenagakerjaan wajib negara wajib mendaftarkan seluruh
memberikan infomasi kepada pekerjanya kepada BPJS
peserta mengenai besarnya saldo Ketenagakerjaan sebagai peserta Jaminan
JHT beserta hasil Pensiun (JP). Kepesertaan progam
pengembangannya 1 kali dalam Jaminan Pensiun berlaku ketika pekerja
setahun serta apabila peserta sudah terdaftar dan iuran pertama sudah
meninggal dunnia urutan ahli dibayarkan kepada BPJS
waris yang berhak atas manfaat Ketenagakerjaan.
JHT jika status peserta
Selain itu pekerja yang didaftrakan oleh
Janda/duda, anak, orang tua,
pemberi kerja yang mempunyai usia
cucu, saudara kandung, mertua,
paling banyak 1 bulan sebelum
pihak yang ditunjuk dalam
memasuki usia pensiun. Usia pensiun
wasiat dan apabila tidak ada ahli
untuk pertama kali ditetapkan 56 Tahun
waris maka JHT dikembalikan
dan mulai 1 Januari 2019 usia pensiun
ke Balai Harta Peninggalan dan
menjadi 65 Tahun dan selanjutnya
jika terjadi JHT kurang bayar
bertambah 1 Tahun untuk setiap 3 Tahun
akibat pelaporan upah yang tidak
berikutnya sampai mencapai usia pensiun
sesuai menjadi tanggungan
56 Tahun.
perusahaan.
Dalam hal ini pemberi kerja harus
3) Jaminan Pensiun mendaftarkan dirinya kepada BPJS
Ketenagakerjaan dan pekerja wajib
Jaminan pensiun merupakan Jaminan
memberitahukan kepesertaannya kepada
Sosial yang bertujuan untuk
pemberi kerja tempat kerja baru dengan
mempertahankan deerajat kehidupan
menunjukan kartu peserta BPJS
peserta atau ahli warisnya agar tetap
Ketenagakerjaan yang akan diteruskan
hidup dengan layak dengan
kepesertaannya.
memberikan sebuah penghasilan
setelah peserta memasuki usia
4) Jaminan Kematian (JKm)
pensiun, mengalami cacat total
Dalam Jaminan Kematian (JKm) adalah
maupun meninggal. Jaminan Pensiun
manfaat uang tunai yang diberikan
terdiri dari pekerja yang bekerja pada
kepada ahli waris saat peserta meninggal
dunia dalam catatan meninggal bukan Dalam melaksanakaan perlindungan
akibat kecelakaan kerja. Berdasarkan hal hukum kepada para tenaga kerja tentu
ini pemberi kerja dan setiap orang yang saja Badan Penyelenggaraan Jaminan
bekerja berkewajiban dalam keikutsertaan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan
sebagai peserta Jaminan Kematian (JKm) mendapatkan kehambatan dalam
dengan ketentuan perundang undangan melakukan program – programnya.
yang sudah ditentukan. Sebagaimana Dijelaskan dalam Undang-undang no 24
yang dimaksud dalam pasal 5 ayat 2 tahun 2011 Pasal 6 ayat 2 bahwa BPJS
dalam pembayaran iuran dibayarkan oleh Ketenagakerjaan mempunyai 4 program
peserta penerima upah sebesar 0,30 % yaitu Program Jaminan Kecelakaan Kerja,
dari gaji sebulan yang sifatnya wajib Program Jaminan Hari Tua, Program
dibayarkan oleh pemberi kerja dan iuran Jaminan Pensiun dan Program Jaminan
JKM bagi peserta bukan penerima upah Kematian.
sebesar Rp.6.800.000,- atau sebesar enam Hasil wawancara kepada beberapa
juta delapan ratus ribu rupiah setiap bulan narasumber, peneliti menemukan bahwa
serta besarnya iuran dan manfaat progam pengguna jasa dari jaminan sosial ini
Jaminan Kematian (JKM) bagi peserta tidak hanya berasal dari kalangan sektor
dilakukan evaluasi secara berkala paling formal, namun juga sektor informal, dan
lama 2 (dua) tahun. setelah melakukan kegiatan wawancara
terkait alasan mereka menggunakan jasa
Manfaat Jaminan Kematian dibayarkan ini dikarenakan banyaknya manfaat yang
kepada ahli waris peserta, apabila peserta bisa didapatkan dengan biaya yang cukup
meninggal dunia dalam masa aktif rendah. Berdasarkan lima dari tujuh orang
(manfaat perlindungan 6 bulan tidak yang penulis wawancarai terkait pendapat
berlaku lagi), terdiri atas: antara iuran dan pelayanan/manfaat yang
1. Santunan sekaligus Rp.16.200.000 diberikan mengaku cukup puas dengan
2. Santunan berkala 24 x Rp. 200.000 = yang diperoleh, Sedangkan dua orang
Rp. 4.800.000 yang dibayar sekaligus. sisanya mengaku pelayanannya agak
3. Biaya pemakaman sebesar berbelit – belit dan kualitas layanan yang
Rp.3.000.000 diberikan terkesan seadanya.
4. Beasiswa pendidikan anak diberikan
kepada setiap peserta yang meninggal Kemudian mereka memberikan keluhan
dunia bukan akibat kecelakaan kerja dan tentang antrian yang ramai sekali dan
memiliki masa iur paling singkat 5 tahun perlu datang pagi untuk mengambil
yang diberikan sebanyak Rp.12.000.000,- nomor antrian tetapi tetap terkadang
untuk setiap peserta. besoknya datang lagi, kurang
memadai/maksimalnya dalam pemberian
3.3 Faktor Penghambat Badan fasilitas kesehatan dirumah sakit juga
Penyelenggara Jaminan Sosial terkesan ada diskriminasi antara pasien
(BPJS) Ketenagakerjaan Dalam normal dan pasien dari pengguna BPJS
Proses Melindungi Tenaga Ketenagakerjaan, ini menandakan bahwa
Kerja BPJS kurang melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap fasilitas kesehatan yang Dalam eramodernisasi sekarang
bekerja sama dengan dengannya. ini contohnya banyak karyawan
BPJS ketenagakerjaan yang belum
Hasil wawancara yang diperoleh dari terbiasa menggunakan komputer,
Bapak Aziz Muslim dengan jabatan bekerja cepat, dan tidak tertib hal
selaku Kabid Pemasaran BPJS ini sangat penting untuk
Ketenagakerjaan Bandar Lampung dalam mengurangi pengeluaran dibidang
Proses Penyelenggaraan dan Penerapan administrasi dan efisiensi
Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Oleh pekerjaan.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan Berdasarkan Undang- 3) Data dan Dana Perusahaan mitra
Undang No. 24 Tahun 2011 ditemukan BPJS Ketenagakerjaan
bahwa faktor penghambat dibagi menjadi Dalam prosesnya dilapangan
2 faktor yaitu internal dan eksternal. perusahaan meminta pihak BPJS
Ketenagakerjaan cepat dalam
3.3.1 Faktor Penghambat Internal melakukan tindakan kepada para
karyawannya yang ingin
mengklaim biaya perawatan
pribadinya padahal hal ini
1) Proses Administrasi yang terlalu bertolak belakang dengan apa
panjang yang didapat dapat pihak BPJS
Banyak dari peserta BPJS Keenagakerjaaan. Pihak
ketenagakerjaaan yang terdaftar perusahaan dalam hal ini melalui
tidak dapat dilayani dengan bendaharanya seringkali telat
optimal dikarnakan terlalu dalam penyetoran iuran dana
panjangnya proses birokrasi dan karyawannya ke BPJS
tertib admnistrasi. Sebagai contoh Ketenagakerjaan dan tidak
jika ada peserta yang ingin memperbaharui data - data
mendapatkan perawatan dan karyawannya.
biayanya ditanggung maka pihak
BPJS harus menunggu iuran dana 4) Fasilitas yang didapatkan peserta
dari pemerintah yang proses Pihak BPJS ketenagakerjaan tidak
pencairan dananya lama. dapat menangani peserta dengan
fasilitas optimal dikarnakan
2) Sumber daya manusia yang anggran untuk merawat dari iuran
kurang terampil perusahaan yang diserap oleh
Dikarenakan proses perubahan BPJS ketenagakerjaan berbanding
JAMSOSTEK menjadi BPJS terbalik dengan pengeluaran. Dari
Ketenagakerjaan yang dilakukan tahun ke tahun pihak BPJS
pemerintah maka pihak ketenagakerjaan selalu mengalami
penyelenggara jaminan sosial defisit keuangan dikarnakan dana
sendiri belum sepenuhnya dapat yang terbatas dan suntikan dana
menerima perubahan tersebut.
pemerintah yang dirasa masih terbentur birokasi yang panjang
kurang dibidang kesehatan. maka pihak pengusaha lebih
memilih asuransi swasta.
3.3.2 Faktor Penghambat Eksternal
4) Perusahaan Belum Mendaftar
1) Kurangnya pemahaman Pada Semua Program
pengusaha Masih adanya perusahaan yang
Data badan pusat statistik pada mendaftarkan tenaga kerja hanya
tahun 2017 mencatat sebanyak di sebagian yang menjadi program
3000 lebih perusahaan yang telah wajib saja, sehingga perusahaan
berbadan hukum belum terdaftar tersebut berada dalam kategori
di BPJS ketenagakerjaan. tidak patuh atau PDS Program.
Pengusaha beranggapan bahwa
dengan mendaftarkan 5) Perusahaan Daftar Sebagian
karyawannya di BPJS (PDS) Upah
ketenagakerjaan akan menambah Masih masifnya perusahaan yang
beban biaya dan pekerjaaan melaporkan upah bukan
perusahaan. sebenarnya, padahal elaporan
secara jujur tentang besaran upah
2) Dana Terbatas Perusahaan karyawan justru baik bagi masa
Perusahaan yang ingin depan pengawai tersebut.
mendaftarkan karyawannya Contohnya pada kasus kecelakaan
sebagai peserta BPJS pesawat Sukhoi Superjet 100 (di
Ketenagakerjaan otomatis harus Gunung Salak) terdapat dua
mendata seluruh karyawannya dan pegawai dari perusahaan yang
melakukan setoran iuran bulanan sama menjadi korban. Salah satu
sesuai dengan tarif yang korban menerima santunan
disepakati , sehingga hal ini kematian sebesar Rp 160 juta
menjadi beban keuangan pagi sementara korban lainnya
perusahaan , dan lagi dengan menerima Rp 1,6 miliar.
persaingan usaha yang semakin
ketat , upah minimum yang terus 6) Perusahaan Wajib Belum Daftar
naik menjadikan perusahaan (PWBD)
tertekan dibidang finansialnya. Masih banyaknya perusahaan
3) Kurang di Percayanya BPJS wajib namun belum mendaftar
Ketenagakerjaan sebagai kepesertaan jaminan
Oleh karena pihak BPJS sosial tenaga kerja yang
mengakui melalui wawancara merugikan karyawan dari
yang dilakukan peneliti dikantor perusahaan tersebut.
BPJS ketenagakerjaan bahwa dana
yang diperoleh dari iuran para 7) Perusahaan Daftar Sebagian
pekerja sulit untuk direalisaskan (PDS) Tenaga Kerja
dalam bentuk dana karena
Adanya perusahaan yang memberikan penghasilan setelah
mendaftarkan sebagian dari tenaga peserta memasuki usia pensiun,
kerja nya, sebagai contoh mengalami cacat total tetap, atau
perusahaan ABC memiliki 100 meninggal dunia.
karyawan namun yang didaftarkan 2) Faktor penghambat dalam
hanya 50 sehingga 50 sisanya melakukan perlindungan hukum
belum dilindungi jaminan sosial kepada tenaga kerja oleh Badan
oleh BPJS Ketenagakerjaan. Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Ketenagakerjaan ada 2
faktor yaitu faktor internal dan
VI. KESIMPULAN DAN SARAN faktor eksternal. Faktor internal
adalah proses administrasi yang
4.1 Kesimpulan panjang, kurang terampilnya
SDM, dan fasilitas yang kurang
Berdasarkan hasil penelitian dan memadai. Faktor eksternal adalah
pembahasan mengenai permasalahan kurangnya pemahaman
dalamskripsi ini, sebagaimana telah pengusaha, dana perusahaan yang
dijelaskan pada bab sebelumnya, maka terbatas, kurang dipercayanya
dapat dinyatakan kesimpulan sebagai BPJS ketenagakerjaan dan
beriku: perusahaan yang masih
1) Perlindungan hukum tenaga kerja mendaftarkan sebagian pekerjanya
oleh Badan Penyelenggara saja.
Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan sesuai dengan 4.2 Saran
Undang-Undang No. 24 Tahun
2011 terdapat 4 program yaitu Berdasarkan hasil penelitian dan
Jaminan Kecelakaan Kerja: pembahasan yang telah dijabarkan oleh
program yang memberikan penulis, maka penulis memberikan
perlindungan atas risiko beberapa saran sebagai berikut :
kecelakaan yang terjadi dalam 5.2 Saran
kerja. Jaminan Hari Tua: program Berdasarkan hasil penelitian dan
yang memberikan jaminan sosial pembahasan yang telah
ekonomi untuk pesertanya ketika dijabarkan oleh peneliti, maka
mereka menginjak masa tua. peneliti memberikan beberapa
Jaminan Kematian: program yang saran sebagai berikut :
memberikan manfaat uang tunai 1) Diharapkan Badan
yang diberikan kepada ahli waris Penyelenggara Jaminan Sosial
ketika peserta meninggal dunia (BPJS) ketenagakerjaan
bukan akibat kecelakaan kerja. mengoptimalkan kerja
Jaminan Pensiun: Jaminan yang programnya dengan merekrut
bertujuan untuk mempertahankan karyawan baru agar tidak
kehidupan yang layak bagi peserta banyak lagi peserta yang ingin
dan/atau ahli warisnya dengan mendaftar kedalam BPJS
mengantri dengan lama dan 3) Diharapkan BPJS TK
datang berkali-kali. melakukan monitoring terhadap
2) Diharapkan Pemerintah pihak-pihak rumah
dan BPJS Ketenagakerjaan sakit/pelayanan kesehatan yang
gencar melakukan sosialisasi di pilih untuk bekerja sama agar
kepada pengusaha dan pemberi tidak ada lagi kesan
kerja yang belum tergabung diskriminatif oleh pihak rumah
dalam BPJS Ketenagakerjaan. sakit/pelayanan kesehatan yang
timbul.

Anda mungkin juga menyukai