Anda di halaman 1dari 9

Tugas Kelompok Hukum Dan Hak Asasi Manusia Kelas L BT.

14

Teknologi, Hak Asasi Manusia, Pekerjaan Migran Indonesia, Hak Atas


Pekerjaan

PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA OLEH PEMERINTAH


INDONESIA TERHADAP PEKERJA MIGRAN INDONESIA

Dosen Pengampu : Dr. Riri Anggriani, SH., MH.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
KELAS L

1. Nugroho Amerta R Alimin D10122161

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Perlindungan Hak Asasi Manusia Oleh Pemerintah Indonesia Terhadap Pekerja
Migran Indonesia” ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Dr. Riri Anggriani, SH.,
MH. sebagai dosen pengampu mata kuliah Hukum Dan Hak Asasi Manusia yang
telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1.........................................................................................................................3
2.2 ........................................................................................................................5

BAB III KESIMPULAN........................................................................................28


DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pekerja migran Indonesia (PMI) merupakan bagian integral dari kehidupan ekonomi
global saat ini. Sebagai individu yang bekerja di luar negeri, hak-hak mereka sering kali
menjadi perhatian utama dalam kerangka hak asasi manusia (HAM) dan hukum internasional.
Untuk memahami hak-hak mereka secara lebih mendalam, perlu dilihat dari dua sudut
pandang utama: pertama, kerangka HAM yang melindungi hak asasi individu, dan kedua,
instrumen hukum nasional yang mengatur status dan perlindungan pekerja migran Indonesia.
Hak asasi manusia (HAM) merupakan prinsip universal yang melindungi martabat,
kebebasan, dan keadilan bagi setiap individu tanpa diskriminasi. Di Indonesia, HAM dijamin
dalam Konstitusi 1945 dan berbagai peraturan perundang-undangan seperti Undang-Undang
Dasar 1945, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan
berbagai instrumen hukum lainnya. Pekerja migran Indonesia memiliki hak yang sama
dengan warga negara lainnya, termasuk hak untuk bekerja, hak atas perlindungan hukum, dan
hak atas kesejahteraan sosial.
Perkembangan teknologi telah membawa dampak signifikan bagi pekerja migran
Indonesia, baik dalam hal peluang maupun tantangan. Teknologi telah memfasilitasi proses
rekrutmen dan komunikasi, memungkinkan akses informasi yang lebih luas, dan
meningkatkan efisiensi dalam manajemen keuangan dan transfer uang. Namun, teknologi
juga dapat menjadi alat untuk eksploitasi, seperti dalam kasus penipuan rekrutmen dan
penggunaan pekerjaan tidak berstandar. Perlindungan terhadap hak-hak pekerja migran
Indonesia harus diperbarui dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang cepat.
HAM, instrumen hukum nasional, dan perkembangan teknologi membentuk landasan
penting dalam melihat hak atas pekerjaan migran Indonesia. Penyelenggaraan hak asasi
individu, termasuk pekerja migran, harus sejalan dengan prinsip-prinsip HAM yang diakui
secara universal, serta didukung oleh peraturan dan perlindungan hukum yang kuat di tingkat
nasional. Sementara itu, adaptasi terhadap perkembangan teknologi adalah suatu keharusan
untuk memastikan bahwa hak-hak pekerja migran tidak dilanggar atau dieksploitasi dalam
lingkungan kerja yang semakin kompleks dan terhubung secara global.

4
Dalam konteks ini, makalah ini akan mengkaji lebih lanjut bagaimana hak atas pekerjaan
migran Indonesia dipahami dan diterapkan dalam perspektif HAM, serta bagaimana
perkembangan teknologi mempengaruhi dinamika perlindungan hak-hak mereka. Dengan
demikian, akan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang tantangan dan
peluang dalam memastikan hak-hak pekerja migran Indonesia dihormati dan dipenuhi sesuai
dengan prinsip-prinsip HAM.
Berdasarkan hal tersebut dan juga sebagai bahan pembelajaran bagi Kami, maka di buatlah
tulisan ini dengan judul “Hak Atas Pekerja Imigran Indonesia Dalam Perspektif Hukum Dan
Hak Asasi Manusia”

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja hak hak atas pekerjaan yang dimiliki oleh pekerja migran Indonesia?
2. Apakah pemerintah telah memenuhi kewajibannya atas hak-hak atas pekerja migran
Indonesia

1.3 Metode Penelitian

Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah metode normatif

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui Apa saja hak hak atas pekerjaan yang dimiliki oleh pekerja migran
Indonesia
2. Untuk mengetahui Apakah pemerintah telah memenuhi kewajibannya atas hak-hak atas
pekerja migran Indonesia

5
BAB II

PEMBAHASAN

1.5 Hak-hak atas pekerjaan yang dimiliki oleh pekerja migran Indonesia

Sebelum membahas mengenai hak-hak atas pekerja migran Indonesia, ada baiknya
terlebih dahulu membahas mengenai pekerja migran itu sendiri. Pemerintah Indonesia, dalam
peraturan perundang-undangannya, mengatur mengenai pekerja migran dalam Undang-
Undang No. 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia. Sebelum itu,
Perlu diketahui bahwa “Pelindungan” berbeda dengan “Perlindungan”, di mana menurut
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, kata “Perlindungan” dan “Pelindungan”
memiliki kata dasar yang sama, yaitu “Lindung”, namun kata imbuhan dan proses
penurunannya berbeda. Berdasarkan proeses pengimbuhannya, kata “Perlindungan”
memiliki makna “tempat berlindung” dan umumnya berhubungan dengan kata kerja
berlindung, sedangkan “Pelindungan” memiliki makna “perihal melindungi. 1 Dalam Pasal 1
angka 2 UU. No. 18 Tahun 2017, yang dimaksud dengan pekerja migran Indonesia adalah
“setiap warga negara Indonesia yang akan, sedang, atau telah melakukan pekerjaan dengan
menerima upah di luar wiiayah Republik Indonesia”.2
Lebih lanjut dalam Pasal 4 ayat (1) UU. No. 18 Tahun 2017, yang tergolong Pekerja
Migran Indonesia, meliputi: Pekerja Migran Indonesia yang bekerja pada Pemberi Kerja
berbadan hukum; Pekerja Migran Indonesia yang bekerja pada Pemberi Kerja perseorangan
atau rumah tangga; dan Pelaut awak kapal dan pelaut perikanan.3
Dalam Pelindungan pekerja migran pada dasarnya telah diatur di dalam Pasal 1
angka 5 Undang-Undang No.18 Tahun 2017, di mana berbunyi, “Pekerja Migran
Indonesia adalah segala upaya untuk melindungi kepentingan calon pekerja
migran Indonesia dan/atau Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya dalam mewujudkan
terjaminnya pemenuhan haknya dalam keseluruhan kegiatan sebelum bekerja, selama
bekerja, dan setelah bekerja dalam aspek hukum, ekonomi, dan sosial.”4

1
Henny Natasha Rosalina dan Lazarus Tri Setyawanta, “Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Migran Sektor
Informal dalam Perspektif Teori Bekerjanya Hukum di Masyarakat”: Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia,
Vol. 2 No. 2 (2020), Hlm. 179.
2
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
3
Ibid.
4
Loc.cit

6
1.6 Pemenuhan Kewajiban Pemerintah terhadap Hak-Hak atas Pekerja Migran
Indonesia

BAB III

KESIMPULAN

1. Sistem hukum common law adalah sistem hukum dimana yang diutamakan adalah
hukum tidak tertulis yang berkembang ditengah-tengah kehidupan masyarakat dan
digunakan oleh hakim dalam menyelesaikan perkara yang ditunjukkan kepadanya.
Metode berpikir dalam sistem hukum common law adalah metode induktif. Sisem
hukum common law bersumber dari putusan-putusan pengadilan atau hakim judicial
decision. Dan kebiasaan-kebiasaan serta peraturan-peraturan tertulis undang-undang dan
peraturan administrasi negara.
2. Dalam sistem hukum cammon law sendiri memiliki beberapa karakteristik yaitu:
a. Yurisprudensi sebagai sumber hukum
b. Doktrin stare decisis atau presedent
c. Adversary system dalam proses peradilan

3. Salah satu negara yang menerapkan sistem hukum common law adalah Malaysia.
Sebagai bekas jajahan inggris, Malaysia tetap mempertahankan tradisi hukum kebiasaan
inggris common law sistem. Perluasan pengaruh inggris secara tak langsung telah

7
mendukung penyebaran hukum inggris. Sistem common law yang dikembangkan
disebagian besar bagian inggris sebagai hasil dari aktifitas pengadilan di Inggris,
sehingga undang-undang yang terbentuk bukanlah hasil dari parlemen tetapi didasarksn
padan kasus hukum (rendah tidak didasarkan pada undang-undang parlemen tetapi pada
hukum khasus) melalui keputusan dari para hakim ini dapat diwujudkan kepastian
hukum, sehingga prinsip-prinsip dan turan hukum dibentuk menjadi aturan umum yang
mengikat.
4. Sejarah awal dari sistem hukum dimulai dari sistem hukum civil law yang terjadi pada
awal abad 13 setelah terjadi perubahan situasi, terjadi lagi perubahan kehidupan di
negara eropa kontinental yang menyebabkan adanya perubahan hukum yakni hukum
romawi yang merupakan hukum materil dan hukum kanonik yang merupakan hukum
procedural. Sistem hukum yang berakar dan bersumber dari hukum romawi inilah yang
disebut dengan civil law sistem. Sementara sistem hukum common law sendiri
berkembang di Inggris, kemudian perkembangan dan penyebaran sistem common law,
terjadi invasi oleh bangsa Normandia pada 1006. Invasi ini dilakukan dengan membawa
sekelompok administrator yang cakap dalam menjalankan tugas yang diberikan
kepadanya oleh mereka yang berkuasa (memiliki kekuasaan politik) berdasarkan dengan
hak penaklukan.

5. Negara-negara yang menerapkan sistem hukum common law antara lain amerika serikat,
inggris, kanada, Australia, Malaysia, rusia, dan selandia baru.
Untuk negara Amerika serikat memiliki sistem hukum common law dalam bentuk
penyelenggaraan pemerintah dan dalam penyelenggaraan pengadilan. Sedangkan untuk
negara Inggris memiliki sistem hukum common law precedent dan undang-undang
tertulis (written statues) dan untuk negara rusia memiliki sistem hukum common law
undang-undang, putusan pengadilan, dan kebiasaan-kebiasaan dalam bisnis.

6. Sebuah sistem hukum pada prinsipnya memiliki konsep-konsep fundamental yang khas
hukum, sehingga memenuhu syarat sebagai suatu sistem.
Terdapat 3 pendapat tentang perbedaan antara sistem civil law dan sistem hukum
common law yang dikemukakan oleh Peter de Crus, Caslav pejovic, dan David/Brierley.

8
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai