Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DAMPAK - DAMPAK PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA DI NEGARA


INDONESIA DARI WAKTU KE WAKTU LALU BANDINGAN DENGAN HAM
DENGAN NEGARA LAIN

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Pancasila
Dosen pengampu :
Elvira Junisa, M.Pd

Disusun Oleh :
Anang Kustanto

(511212024)

TEKNIK SIPIL FAKULTAS ILMU TEKNIK DAN INFORMATIKA


UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA JAKARTA 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Rahmat-Nya,
saya bisa menyelesaikan tugas Makalah ini dengan tepat waktu tanpa kurang suatu ataupun.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas besar mata kuliah Pancasila tahun 2022.
Adapun topik yang dibahas didalam makalah ini adalah mengenai dampak – dampak
perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM) di Negara Indonesia dari waktu ke waktu lalu
bandingan dengan HAM dengan negara lain. Makalah ini akan memperdalam pengetahuan
kita tentang Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia di Indonesia.
Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999, HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak itu
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh
Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia. Secara umum HAM adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang
sebagai manusia. Hak-hak tersebut bersifat universal dan dimiliki setiap orang, kaya maupun
miskin, laki-laki ataupun perempuan. Hak-hak tersebut mungkin saja dilanggar, tetapi tidak
pernah dapat dihapuskan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Elvira Junisa, M.Pd sebagai dosen
pembimbing yang telah membimbing penulis didalam menyusun makalah ini. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi untuk tersajinya
makalah ini.
Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu
dikarenakan keterbatasan yang ada. Sehingga saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca agar sebagai acuan untuk kedepannya.
Kiranya makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua.
Sehingga permasalahan penegakan Hukum dan Hak Asasi dapat terselesaikan. Atas
perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, 1 Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................... 5
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT .................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................................ 7
PEMBAHASAN MASALAH............................................................................................................ 7
2.1. PENGERTIAN HAM ............................................................................................................. 7
2.2. SEJARAH HAM ..................................................................................................................... 7
2.3. MACAM HAM ....................................................................................................................... 8
2.4. PENTINGNYA HAM DI INDONESIA ................................................................................. 8
2.5. BENTUK PELANGGARAN HAM ....................................................................................... 8
2.6 DAMPAK - DAMPAK PERKEMBANGAN HAM DI INDONEISA DARI WAKTU KE
WAKTU ....................................................................................................................................... 10
2.7 PERBANDINGAN HAM DI INDONRSIA DENGAN NEGARA LAIN ............................ 14
BAB III............................................................................................................................................. 16
PENUTUP ........................................................................................................................................ 16
3.1 KESIMPULAN ...................................................................................................................... 16
3.2 SARAN .................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 17
BAB I

PENDAHULUAN

Hak Asasi Manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Penegakan HAM
yang kuat terjadi ketika bangsa ini memperjuangkan hak asasinya, yaitu: “kemerdekaan”,
yang telah berabad-abad dirampas oleh penjajah.
Para pendiri negeri ini telah merasakan sendiri bagaimana penderitaan yang dialami
karena hak asasinya diinjak-injak oleh penjajah. Oleh karena itu, tidak mengherankan
setelah berhasil mencapai kemerdekaan, para pendiri negeri ini mencantumkan prinsip-
prinsip HAM dalam Konstitusi RI (Undang-undang Dasar 1945 dan Pembukaannya)
sebagai pedoman dan cita-cita yang harus dilaksanakan dan dicapai. Sejak memasuki era
reformasi, Indonesia telah melakukan upaya pemajuan HAM, termasuk menciptakan hukum
positif. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia memang masih banyak yang belum
terselesaikan dan tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat
terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh HAM di Indonesia adalah Munir yang
tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju Belanda dari Indonesia. Oleh karena itu
sebagai warga negara yang baik kita seharusnya menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia
tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. Makalah
ini akan memperdalam pengetahuan kita tentang Perkembangan HAM di Indonesia dan
dinegara lain.

1.1 LATAR BELAKANG

Berbicara tentang hak asasi manusia adalah membicarakan tentang hal penting yang
menjadi hak mutlak seseorang atau hak pribadi diri kita sendiri. Ham atau hak asasi manusia
ini sendiri merupakan kebebasan persamaan dalam kehidupan sebagai hak normatif yang
terdapat dalam individu diri masing-masing sebagai makhluk hidup.
Hak asasi manusia juga berarti hak-hak yang didasarkan atas kemanusiaan dalam
setiap individu. Untuk penerapannya ham sering kali dilanggar dan tidak begitu menjadi
suatu pertimbangan penting dalam bertindak dan bersikap. Padahal banyak hal kecil yang
yang tidak pernah terpikirkan namun menjadi bagian hak asasi manusia lain selain kita yang
wajib di perhatikan.
Misalnya memaksakan orang lain agar setuju dengan pilihan dan pendapat kita.
Permasalahan ham sesungguhnya sangatlah luas oleh sebab itu perlu ada nya batasan
masalah sehingga makalah ini tidak meluas pembahasannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian HAM?

2. Bagaimana sejarah perkembangan HAM?

3. Apa saja macam-macam HAM?

4. Seberapa penting HAM di Indonesia?

5. Apa saja bentuk – bentuk pelanggaran HAM?

6. Bagaimana dampak – dampak perkembangan HAM di Indonesia dari waktu ke


waktu?

7. Bagaimana Perbandingan HAM di Indonesia dengan negara lain?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

Salah satu manfaat pembahasan tentang hak asasi manusia ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana hak asasi manusia telah diterapkan di negara Indonesia. Dan juga
dengan dibahasnya permasalahan HAM ini maka akan memberikan pengetahuan terhadap
siapa saja yang ingin membaca makalah ini. Adapun manfaat dan tujuan pembahasan ini
adalah sebagai berikut:

- Memberikan manfaat untuk memahami pemahaman tentang faktor apakah yang


melatarbelakangi terjadinya pelanggaran hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat
.

- Untuk tujuan agar dapat mengetahui sejauh mana peran pemerintah dalam menegakkan
serta melindungi hak asasi manusia maupun rakyat Indonesia dalam mendapatkan haknya
untuk hidup di dalam bangsa Indonesia ini.
- Serta bermanfaat untuk dapat mengembangkan pengetahuan agar mengetahui paya apa
yang akan ditempuh oleh pemerintah untuk menanggulangi permasalahan pelanggaran hak
asasi manusia saat ini di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

2.1. PENGERTIAN HAM

Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusia
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Kesadaran akan hak asasi manusia didasaarkan
pada pengakuan bahwa semua manusia sebagai makhluk tuhan memilki drajat dan martabat
yang sama, maka setiap manusia memiliki hak dasar yang disebut hak asasi manusia. Jadi
kesadaran akan adanya hak asasi manusia tumbuh dari pengakuan manusia sendiri bahwa
mereka adalah sama dan sederajat.

2.2. SEJARAH HAM

Kesadaran manusia pada HAM pada hakikatnya muncul dari keinsyafannya terhadap
harga diri, harkat, dan martabat kemanusiaannya sebagai akibat yang muncul dari tindakan
sewenang - wenang penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan dan kezaliman yang
hampir melanda seluruh umat manusia. Salah satunya sejarah perkembangan HAM di
Indonesia. Di Indonesia sendiri sejak awal perjuangan kemerdekaan, sudah menuntut
dihormatinya HAM. Sebagai misal “Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908” menunjukkan
kebangkitan bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari penjajahan bangsa lain. Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928, memperlihatkan Bangsa Indonesia menyadari haknya sebagai
satu bangsa yang bertanah air satu, dan menjunjung satu bahasa persatuan Indonesia.
Selanjutnya “Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945”
diikuti penetapan UUD 1945; dalam pembukaannya mengamanatkan “ Bahwa sesungguhn
ya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa. Oleh karena itu penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri keadilan “

Di dalam sejarah ketatanegaraan RI, rumusan HAM secara eksplisit dicantumkan


dalam UUD RIS, UUDS, maupun UUD 1945 hasil amandemen. Pada pelaksanaan sidang
umum MPRS tahun 1966 telah ditetapkan
Tap.MPRS No.XIV/ MPRS/1966 tentang pembentukan panitia ad.Hoc.untuk menyiapkan
rancangan iagam HAM dan Hak serta Kewajiban warga negara. Hasil rancangan panitia
ad.Hoctersebut pada sidang umum MPRS 1968 tidak dibahas, karena lebih
mengutamakanmembahas masalah mendesak yang berkaitan dengan rehabillitasi dan
konsolidasi nasional setelah terjadi tragedi nasional pemberontakan G 30 S /PKI.
Selanjutnya pada tahun 1993, berdasarkan Kepres No. 50 tahun 1993 dibentuklahKomnas
HAM. Ketika Sidang Umum MPR RI tahun 1968 perumusan tentang HAM secara rinci
telah tercantum dalam GBHN. Selanjutnya tahun 1999 lahir UU HAM no.39 tahun 1999.
Sementara itu amandemen UUD 1945 yang kedua tahun 2000, rumus HAM secara eksplisit
tertuang dalam UUD 1945 tepat di BAB X A, pasal 28A s/d 28 J.

2.3. MACAM HAM

HAM meliputi berbagai bidang,sebagai berikut.


a. Hak asasi pribadi (personal rights)
b. Hak asasi politik (political rights)
c. Hak asasi ekonomi (property rights)
d. Hak asasi social dan kebudayaan (social and cultural rights)
e. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
(rights of legal equality)
f. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam tatacara peradilan dan
perlindungan ( procedural rights)

2.4. PENTINGNYA HAM DI INDONESIA

Sangat penting hingga harus dicantumkan dalam seluruh batang tubuh dasar negara
kita UUD 1945. Selain itu secara eksplisit HAM diatur dalam Bab XA tentang Hak Asasi
Manusia Pasal 28A hingga 28I dengan satu pasal penutup yakni 28J sebagai bentuk
kewajiban terhadap pasal-pasal lainnya. Kewajiban tersebut dimaksudkan untuk melindungi
hak orang lain dalam artian tidak ada HAM yang sebebas-bebasnya. HAM seseorang
dibatasi oleh HAM orang lain.

2.5. BENTUK PELANGGARAN HAM

Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau


kelompokorang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau
kelalaian yangsecara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau
mencabut hakasasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang -
undang ini,dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak memperoleh penyelesaian
hukum yangadil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

a. Bentuk-bentuk pelanggaran HAM yang sering muncul biasa terjadi dalam 2 bentuk,yakni
sebagai berikut:

- Diskriminasi : Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan,


atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan
manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial,status
ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang
berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan
atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baikin
dividu maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, social, budaya, dan
aspek kehidupan lainnya.
- Penyiksaan : Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengansengaja,
sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang
hebat,baik jasmani maupun rohani pada seseorang untuk memperoleh pengakuan
atauketerangan dari seseorang atau dari orang ketiga, dengan menghukumnya
atassuatu perbuatan yang telah dilakukan atau diduga
telah dilakukan olehseseorang atau orang ketiga, atau mengancam atau memaksa
seseorang atauorang ketiga, atau untuk suatu alasan yang didasarkan pada setiap
bentuk diskriminasi, apabila rasa sakit atau penderitaan tersebut ditimbulkan oleh
atas hasutan dari, dengan persetujuan, atau sepengetahuan siapapun dan
atau pejabat publik

Berdasarkan sifatnya, pelanggaran dapat dibedakan menjadi 2 yakni :

• Pelanggaran HAM berat, yakni pelanggaran HAM yang bersifat berbahaya,dan


mengancam nyawa manusia, seperti halnya pembunuhan,
penganiayaan, perampokan, perbudakan, penyanderaan dan lain sebagainya.
• Pelanggaran HAM ringan, yakni pelanggaran HAM yang tidak
mengancam jiwa manusia, namun
berbahaya apabila tidak segera diatasi/ditanggulangi. Misal, seperti kelalaian dalam
memberikan pelayanan kesehatan, pencemaran lingkungan secara disengaja oleh
masyarakat dan sebagainya. Menurut Undang-Undang RI nomor 26 tahun 2000
tentang Pengadilan HAM, pelanggaran HAM berat dapat dibedakan menjadi dua:

a. Kejahatan Genosida : Kejahatan genosida merupakan setiap perbuatan yangdilakukan


dengan maksud menghancurkan atau memusnahkan seluruhmaupun sebagian kelompok
bangsa, ras, kelompok, maupun agama dengan cara :

- Membunuh setiap anggota kelompok.


- Mengakibatkan terjadinya penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap anggota
kelompok.
- Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang bisa mengakibatkankemusnahan
secara fisik baik seluruh atau sebagiannya.
- Memindahkan paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke dalamkelompok yang
lain.2.

b. Kejahatan terhadap kemanusiaan; Kejahatan terhadap kemanusiaan merupakan suatu


tindakan/perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dariserangan yang meluas atau sistematik
yang diketahuinya bahwa serangantersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk
sipil, yang berupa :

- Pembunuhan.
- Pemusnahan.

2.6 DAMPAK - DAMPAK PERKEMBANGAN HAM DI INDONEISA DARI


WAKTU KE WAKTU

a. Periode Sebelum Kemerdekaan ( 1908 – 1945 )

- Boedi Oetomo

Dalam konteks pemikiran HAM, pemimpin Boedi Oetomo telah memperlihatkan


adanya kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui petisi – petisi yang
dilakukan kepada pemerintah kolonial maupun dalam tulisan yang dalam surat kabar goeroe
desa. Bentuk pemikiran HAM Boedi Oetomo dalam bidang hak kebebasan berserikat dan
mengeluarkan pendapat.

- Perhimpunan Indonesia

Lebih menitik beratkan pada hak untuk menentukan nasib sendiri.

- Sarekat Islam

Menekankan pada usaha – usaha unutk memperoleh penghidupan yang layak dan
bebas dari penindasan dan deskriminasi rasial.

- Partai Komunis Indonesia

Sebagai partai yang berlandaskan paham Marxisme lebih condong pada hak – hak
yang bersifat sosial dan menyentuh isu – isu yang berkenan dengan alat produksi.

- Indische Partij

Pemikiran HAM yang paling menonjol adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan
serta mendapatkan perlakuan yang sama dan hak kemerdekaan.

- Partai Nasional Indonesia

Mengedepankan pada hak untuk memperoleh kemerdekaan.

- Organisasi Pendidikan Nasional Indonesia

Menekankan pada hak politik yaitu hak untuk mengeluarkan pendapat, hak untuk
menentukan nasib sendiri, hak berserikat dan berkumpul, hak persamaan di muka hukum
serta hak untuk turut dalam penyelenggaraan Negara. Pemikiran HAM sebelum
kemerdekaan juga terjadi perdebatan dalam sidang BPUPKI antara Soekarno dan Soepomo
di satu pihak dengan Mohammad Hatta dan Mohammad Yamin pada pihak lain. Perdebatan
pemikiran HAM yang terjadi dalam sidang BPUPKI berkaitan dengan masalah hak
persamaan kedudukan di muka hukum, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, hak
untuk memeluk agama dan kepercayaan, hak berserikat, hak untuk berkumpul, hak untuk
mengeluarkan pikiran dengan tulisan dan lisan.

b. Periode Setelah Kemerdekaan ( 1945 – sekarang )

- Periode 1945 – 1950


Pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih pada hak untuk merdeka, hak
kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan serta hak kebebasan
untuk untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen. Pemikiran HAM telah
mendapat legitimasi secara formal karena telah memperoleh pengaturan dan masuk kedalam
hukum dasar Negara ( konstitusi ) yaitu, UUD 45. komitmen terhadap HAM pada periode
awal sebagaimana ditunjukkan dalam Maklumat Pemerintah tanggal 1 November
1945.Langkah selanjutnya memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mendirikan partai
politik. Sebagaimana tertera dalam Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945.

- Periode 1950 – 1959

Periode 1950 – 1959 dalam perjalanan Negara Indonesia dikenal dengan sebutan
periode Demokrasi Parlementer. Pemikiran HAM pada periode ini menapatkan momentum
yang sangat membanggakan, karena suasana kebebasan yang menjadi semangat demokrasi
liberal atau demokrasi parlementer mendapatkan tempat di kalangan elit politik. Seperti
dikemukakan oleh Prof. Bagir Manan pemikiran dan aktualisasi HAM pada periode ini
mengalami “ pasang” dan menikmati “ bulan madu “ kebebasan. Indikatornya menurut ahli
hukum tata Negara ini ada lima aspek. Pertama, semakin banyak tumbuh partai – partai
politik dengan beragam ideologinya masing – masing. Kedua, Kebebasan pers sebagai pilar
demokrasi betul – betul menikmati kebebasannya. Ketiga, pemilihan umum sebagai pilar
lain dari demokrasi berlangsung dalam suasana kebebasan, fair ( adil ) dan demokratis.
Keempat, parlemen atau dewan perwakilan rakyat resprentasi dari kedaulatan rakyat
menunjukkan kinerja dan kelasnya sebagai wakil rakyat dengan melakukan kontrol yang
semakin efektif terhadap eksekutif. Kelima, wacana dan pemikiran tentang HAM
mendapatkan iklim yang kondusif sejalan dengan tumbuhnya kekuasaan yang memberikan
ruang kebebasan.

- Periode 1959 – 1966

Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem demokrasi terpimpin
sebagai reaksi penolakan Soekarno terhaap sistem demokrasi Parlementer. Pada sistem ini (
demokrasi terpimpin ) kekuasan berpusat pada dan berada ditangan presiden. Akibat dari
sistem demokrasi terpimpin Presiden melakukan tindakan inkonstitusional baik pada tataran
supratruktur politik maupun dalam tataran infrastruktur poltik. Dalam kaitan dengan HAM,
telah terjadi pemasungan hak asasi masyarakat yaitu hak sipil dan dan hak politik.
- Periode 1966 – 1998

Setelah terjadi peralihan pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto, ada semangat untuk
menegakkan HAM. Pada masa awal periode ini telah diadakan berbagai seminar tentang
HAM. Salah satu seminar tentang HAM dilaksanakan pada tahun 1967 yang
merekomendasikan gagasan tentang perlunya pembentukan Pengadilan HAM,
pembentukan Komisi dan Pengadilan HAM untuk wilayah Asia. Selanjutnya pada pada
tahun 1968 diadakan seminar Nasional Hukum II yang merekomendasikan perlunya hak uji
materil ( judical review ) untuk dilakukan guna melindungi HAM. Begitu pula dalam rangka
pelaksanan TAP MPRS No. XIV/MPRS 1966 MPRS melalui Panitia Ad Hoc IV telah
menyiapkan rumusan yang akan dituangkan dalam piagam tentang Hak – hak Asasi Manusia
dan Hak – hak serta Kewajiban Warga negara.

Sementara itu, pada sekitar awal tahun 1970-an sampai periode akhir 1980-an
persoalan HAM mengalami kemunduran, karena HAM tidak lagi dihormati, dilindungi dan
ditegakkan. Pemerintah pada periode ini bersifat defensif dan represif yang dicerminkan dari
produk hukum yang umumnya restriktif terhadap HAM. Sikap defensif pemerintah
tercermin dalam ungkapan bahwa HAM adalah produk pemikiran barat yang tidak sesuai
dengan nilai –nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila serta bangsa
Indonesia sudah terlebih dahulu mengenal HAM sebagaimana tertuang dalam rumusan
UUD 1945 yang terlebih dahulu dibandingkan dengan deklarasi Universal HAM. Selain itu
sikap defensif pemerintah ini berdasarkan pada anggapan bahwa isu HAM seringkali
digunakan oleh Negara – Negara Barat untukmemojokkan.

Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.Meskipun dari pihak pemerintah


mengalami kemandegan bahkan kemunduran, pemikiran HAM nampaknya terus ada pada
periode ini terutama dikalangan masyarakat yang dimotori oleh LSM ( Lembaga Swadaya
Masyarakat ) dan masyarakat akademisi yang concern terhadap penegakan HAM. Upaya
yang dilakukan oleh masyarakat melalui pembentukan jaringan dan lobi internasional terkait
dengan pelanggaran HAM yang terjadi seprtikasus Tanjung Priok, kasus Keung Ombo,
kasus DOM di Aceh, kasus di Irian Jaya, dan sebagainya.Upaya yang dilakukan oleh
masyarakat menjelang periode 1990-an Nampak memperoleh hasil yang menggembirakan
karena terjadi pergeseran strategi pemerintah dari represif dan defensive menjadi ke strategi
akomodatif terhadap tuntutan yang berkaitan dengan penegakan HAM. Salah satu sikap
akomodatif pemerintah terhadap tuntutan penegakan HAM adalah dibentuknya Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia berdasarkan KEPRES No. 50 Tahun 1993 tertanggal 7 Juni
1993. Lembaga ini bertugas untuk memantau dan menyelidiki pelaksanaan HAM, serta
member pendapat, pertimbangan, dan saran kepada pemerintah perihal pelaksanaan HAM.

- Periode 1998 – sekarang

Pergantian rezim pemerintahan pada tahun 1998 memberikan dampak yang sangat
besar pada pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia. Pada saat ini mulai dilakukan
pengkajian terhadap beberapa kebijakan pemerintah orde baru yang berlawanan dengan
pemajuan dan perlindungan HAM.Selanjutnya dilakukan penyusunan peraturan perundang
– undangan yang berkaitan dengan pemberlakuan HAM dalam kehidupan ketatanegaraan
dan kemasyarakatan di Indonesia. Hasil dari pengkajian tersebut menunjukkan banyaknya
norma dan ketentuan hukum nasional khususnya yang terkait dengan penegakan HAM
diadopsi dari hokum dan instrument Internasional dalam bidang HAM.

Strategi penegakan HAM pada periode ini dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap
status penentuan dan tahap penataan aturan secara konsisten. Pada tahap penentuan telah
ditetapkan beberapa penentuan perundang–undangan tentang HAM seperti amandemen
konstitusi Negara ( Undang–undangDasar 1945 ), ketetapan MPR ( TAP MPR ), Undang –
undang (UU), peraturan pemerintah dan ketentuan perundang–undangan lainnya.

2.7 PERBANDINGAN HAM DI INDONRSIA DENGAN NEGARA LAIN

HAM bersifat Universal dan tidak dapat disamakan disetiap negara karena HAM
berdasarkan dari ideologi suatu dan setiap negara memiliki ideologi yang berbeda-beda.

HAM di Indonesia kelihatannya masih buram walau secercah harapan sebenarnya


telah tergoreskan secara pasti dalam konstitusi yang menyiratkan bahwa HAM tersurat dan
menjadi ketentuan hukum yang kuat dan mengikat bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa
diskriminasi. Namun dalam tataran implementasi masih jauh panggang daripada api.
Ketentuan hukumnya sudah sangat baik, tetapi pelaksanaannya masih sangat jauh dari
harapan. Korban-korban HAM masih terus bertambah, berbagai kasus HAM tidak
terselesaikan secara tuntas. Banyak pelanggaran yang telah terjadi disetiap harinya di kota
kota besar di Indonesia. Segala upaya telah dilakukan oleh pemerintah demi menekan
pelanggaran yang terus terjadi namun kurangnya partisipasi dan dukungan dari masyarakat
menjadikan kurang maksimalnya upaya tersebut.
Sama halnya di Indonesia, dinegara lain sangat mementingkan adanya HAM tetapi
dengan berdasarkan ideologi di masing-masing negara untuk itu dibentuknya badan hukum
Internasional yang dirancang untuk mempromosikan hak asasi manusia ditingkat sosial,
regional, dan domistik yang disebut Hukum HAM Internasional. HAM Internasional
memiliki 2 bagian besar yaitu hak sipil dan politik (hak hidup, kebebasan berpendapat,
memilih, beragama) dan hak ekonomi , sosial budaya.

Seperti di negara Australia hak sipil dan politik merupakan hak yang lebih penting
karena itu terkait dengan jaminan hak individu masing-masing orang. Namun, apabila kita
melihat negara berkembang seperti Ghana, pasti pemerintah akan mendahulukan ekonomi,
sosial, dan budaya. Bagaimana tidak , jika jalan pikir yang diambil oleh pemerintah adalah
hal kolektif yang sering kali didahulukan daripada hak individu.

Di satu sisi, HAM harus sama pada setiap orang karena kita semua sama-sama
manusia. Tapi, di sisi lain, tiap negara memiliki isu negaranya masing-masing yang jelas
berbeda. Namun tentunya, dalam perbedaan ini, kita tidak dapat merubah
standar HAM internasional sesuai statuta internasional untuk mencapai kesejahteraan
manusia,” simpul Sam Blay.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya.
Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu
kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. Dalam
kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana
setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu
instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,
pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

3.2 SARAN

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang bersifat sosial, kita harus mampu
mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita sendiri. Dengan saling menghargai dan
peduli sesama manusia akan terwujudnya keharmonisan. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran
HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain. Jadi
dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita
dengan HAM orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Andrey Sujatmoko, Jurnal Sejarah, Teori, Prinsip dan Kontroversi Ham, 2013

artikelmateri.com/2015/10/ham-hak-asasi-manusia-artikel- LG.Saraswati,

Taufik Basari, dkk, 2006, Hak Asasi Manusia (Teori, Hukum, Kasus), Cetakan Pertama),
Depok, Filsafat UI Press.

Hartati , Jurnal Ilmu Hukum Studi Perkembangan Hak Asasi Manusia Terkait Dengan Tugas
Polri, 2012.

Jurnal Asep Mulyana, Perkembangan Pemikiran HAM, Koleksi Pusat Dokumentasi


ELSAM, 2013

Jurnal Eko Riyadi, Evolusi Pemikiran Dan Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia,
2008.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

Undang-Undang RI nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM,

artikelmateri.com/2015/10/ham-hak-asasi-manusia-artikel- LG.Saraswati,

Anda mungkin juga menyukai