Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

HAK ASASI MANUSIA

Disusun oleh:

Nurul Andriyan 225040201111047


Polin Daniel Sianturi 225040201111057
Muhammad Thoriqul Firdaus 225040201111062
Evelina Puspa Septiani 225040201111067
Vera Verdiana 225040201111077
Wicaksana Aliif Saputra 225040201111082

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan Makalah Kewarganegaraan Hak Asasi Manusia ini tepat pada
waktunya. Tentang Hak Asasi Manusia (HAM) masih menjadi topik yang penting
dan relevan di dalam masyarakat kita. Hak asasi manusia merupakan hak yang
melekat pada setiap manusia, tanpa memandang latar belakang, jenis kelamin,
agama, ras, dan sebagainya. Oleh karena itu, sebagai manusia yang hidup di dunia
ini, kita memiliki tanggung jawab untuk memahami dan memperjuangkan hak
asasi manusia. Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai konsep
dasar hak asasi manusia, nilai-nilai yang terkandung dalam hak asasi manusia, dan
tantangan-tantangan yang dihadapi dalam perlindungan hak asasi manusia. penulis
juga akan membahas mengenai nilai-nilai hak asasi manusia serta beberapa
inisiatif internasional dalam mendukung hak asasi manusia.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tim Asisten Dasar Ilmu Tanah yang
telah memberikan bimbingan kepada kami, dan semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa pembuatan
dan penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dan kata
sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Atas
segala kekurangan dan ketidaksempurnaan laporan praktikum ini, penulis sangat
mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat membangun ke arah
perbaikan dan penyempurnaan laporan praktikum ini. Akhir kata saya berharap
Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang
telah membantu. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi semua pihak.

Sabtu, 11 Maret
2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5

1.3 Tujuan........................................................................................................5

1.4 Maanfaat....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6

2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia.......................................................................6

2.2 Sejarah Umum Hak Asasi Manusia................................................................6

2.3 Periodesasi Hak Asasi Manusia di Indonesia.................................................8

2.4 Konsep HAM Menurut PBB..........................................................................8

2.5 Nilai-Nilai Hak Asasi Manusia....................................................................10

2.6 Bentuk-Bentuk Hak Asasi Manusia.............................................................11

2.7 Permasalahan HAM di Indonesia.................................................................13

2.8 Solusi Permasalahan HAM..........................................................................14

BAB III PENUTUP..............................................................................................16

3.1 Kesimpulan...................................................................................................16

3.2 Saran.............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada setiap manusia,
tanpa memandang latar belakang, jenis kelamin, agama, ras, dan sebagainya. Hak
ini dianggap sebagai hak yang paling mendasar dan fundamental dalam kehidupan
manusia. Hak asasi manusia telah diakui secara universal oleh berbagai negara
dan organisasi internasional. Namun, meskipun hak asasi manusia telah diakui
secara universal, kenyataannya masih banyak pelanggaran hak asasi manusia yang
terjadi di berbagai belahan dunia. Berbagai bentuk pelanggaran seperti
diskriminasi, penyiksaan, pemaksaan, penindasan, penganiayaan dan lain-lain
masih terjadi dan merugikan banyak orang. Hal ini menunjukkan bahwa
perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia masih menjadi
tantangan yang besar bagi masyarakat dunia.
Di Indonesia sendiri, sejak reformasi pada tahun 1998, hak asasi manusia
menjadi isu yang penting dalam pembangunan demokrasi dan keadilan. Sebagai
negara yang menganut prinsip demokrasi dan hak asasi manusia, Indonesia
memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan memajukan hak asasi manusia.
Namun, kenyataannya masih banyak kasus pelanggaran hak asasi manusia yang
terjadi di Indonesia, seperti pelanggaran hak sipil dan politik, hak ekonomi, sosial,
dan budaya. Dalam konteks global, beberapa inisiatif internasional telah dilakukan
untuk memperjuangkan hak asasi manusia, seperti Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1948, serta berbagai
konvensi internasional yang berkaitan dengan hak asasi manusia.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas konsep dasar hak asasi
manusia, nilai-nilai yang terkandung dalam hak asasi manusia, tantangan dalam
perlindungan hak asasi manusia, dan peran pemerintah dan masyarakat dalam
menjamin hak asasi manusia. Penulis juga akan membahas inisiatif internasional
dalam mendukung hak asasi manusia. Penulis berharap makalah ini dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hak asasi manusia dan
memberikan inspirasi bagi pembaca untuk berperan aktif dalam memperjuangkan
hak asasi manusia.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hak Asasi Manusia?
2. Bagaimana sejarah dan periodesasi Hak Asasi Manusia di lingkup dunia?
3. Bagaimana berkembangnya konsep HAM di Indonesia?
4. Bagaimana konsep HAM menurut PBB?
5. Bagaimana nilai-nilai dan bentuk-bentuk HAM?
6. Bagaimana permasalahan mengenai HAM yang ada di Indonesia?
7. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan HAM?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah kewarganegaraan “HAM” ini antara lain
yaitu:
1. Untuk memenuhi penugasan makalah mata kuliah kewarganegaraan
2. Untuk mengetahui definisi Hak Asasi Manusia
3. Untuk mengetahui sejarah dan periodesasi HAM di Indonesia dan dunia
4. Untuk mengetahui konsep HAM menurut PBB
5. Untuk mengetahui nilai-nilai HAM
6. Untuk mengetahui bentuk-bentuk HAM
7. Untuk mengetahui permasalahan HAM di Indonesia beserta solusinya
1.4 Maanfaat
Manfaat dari pembuatan makalah kewarganegaraan “HAM” ini antara lain
yaitu:
1. Dapat mengetahui dan memahami definisi Hak Asasi Manusia
2. Dapat mengetahui dan memahami sejarah dan periodesasi HAM di
Indonesia dan dunia
3. Dapat mengetahui dan memahami konsep HAM menurut PBB
4. Dapat mengetahui dan memahami nilai-nilai HAM
5. Dapat mengetahui dan memahami bentuk-bentuk HAM
6. Dapat mengetahui dan memahami permasalahan HAM di Indonesia
beserta solusinya
7.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia


Hak Asasi Manusia adalah Manusia yang secara kodrati diciptakan oleh
Tuhan dengan dikarunia derajat, harkat, dan martabat yang sama sehingga
manusia sebagai persona memiliki hak dan kewajiban yang sama pula. Hak Asasi
Manusia (HAM) adalah hak-hak yang diberikan kepada setiap manusia secara
universal, melekat pada manusia sejak lahir, dan diakui oleh negara serta
masyarakat sebagai hak yang fundamental. HAM mencakup hak yang bersifat
sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang harus dihormati dan dilindungi
oleh negara dan masyarakat tanpa diskriminasi apapun.
Menurut (Hidayah, E. 2016). Hak Asasi manusia adalah hak dasar atau
kewarganegaraan yang melekat pada individu sejak ia lahir secara kodrat
diberikan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak dapat dirampas, dicabut
keberadaannya, wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat
dan martabat manusia.
2.2 Sejarah Umum Hak Asasi Manusia
2.2.1 Sejarah HAM di Dunia
Sejarah HAM dimulai dari dunia Barat (Eropa). Seorang Filsuf Inggris pada
abad ke 17 bernama John Locke menyatakan terdapat hak alamiah (natural right)
pada setiap manusia, seperti hak atas hidup, hak kebebasan dan hak milik.
Menurut Kusnadi ( 2015 ), sejarah perkembangan HAM ditandai dengan beberapa
kejadian penting, yaitu:
 Magna Charta ( Inggris, 1215 )
Dokumen ini berisi tentang kumpulan hak-hak dan kebebasan individu
yang harus dihormati oleh raja. Salah satu isi Magna Carta adalah hak atas
pengadilan yang adil.
 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ( PBB, 1948 )
Dokumen ini berisi 30 pasal yang memuat hak-hak yang dianggap
universal dan fundamental bagi seluruh manusia, seperti hak atas kebebasan

6
beragama, hak atas pendidikan, hak atas pekerjaan, dan hak atas perlindungan dari
diskriminasi.
 The International Covenant on Civil and Political Rights ( PBB, 1966 )
ICCPR berisi 53 pasal yang memuat hak-hak sipil dan politik, seperti. hak
atas kebebasan berekspresi, hak atas pengadilan yang adil, hak atas perlindungan
dari penyiksaan, dan hak atas kebebasan beragama.
 The International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights ( PBB,
1966 )
ICESCR berisi 31 pasal yang memuat hak-hak ekonomi, sosial, dan
budaya.. ICESCR mengakui hak atas kesehatan, hak atas pendidikan, hak atas
pekerjaan, dan hak atas perumahan yang layak.
 The Convention on the Rights of the Child ( PBB, 1989 )
CRC berisi 54 pasal yang memuat hak-hak anak, seperti pendidikan, hak
anak atas perlindungan dari kekerasan dan eksploitasi, dan hak anak atas
kesehatan dan perawatan yang memadai.
2.2.2 Sejarah HAM di Indonesia
Secara garis besar menurut Bagir Manan, perkembangan pemikiran HAM
dibagi menjadi dua periode, yaitu periode sebelum kemerdekaan ( 1908-1945) dan
periode setelah kemerdekaan (1945-sekarang)
Menurut (Kusniati, R. 2014). Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia
mengalami pasang dan surut yang secara jelas dapat terlihat melalui tabel
periodisasi sejarah Indonesia, mulai tahun 1908 hingga sekarang. Pada dasarnya,
konsep HAM bukanlah semata-mata sebagai konsep tentang hak-hak asasi
individual, melainkan juga kewajiban-kewajiban asasi yang menyertainya.
Periode perkembangan HAM di Indonesia dipaparkan sebagai berikut:
1. Periode 1908-1945
2. Periode 1945-1950
3. Periode 1950-1959
4. Periode 1959-1966
5. Periode 1966-1998
6. Periode 1998-sekarang

7
2.3 Periodesasi Hak Asasi Manusia di Indonesia
Di Indonesia, periodisasi HAM (Hak Asasi Manusia) dapat dibagi menjadi
beberapa periode sejarah, antara lain:
1. Periode Kolonial
Pada masa kolonial, HAM di Indonesia belum diperhatikan. Oleh
pemerintah Belanda, tidak ada perhatian khusus terhadap hak asasi manusia dan
mengutamakan kepentingan ekonomi dan politiknya di Indonesia. Beberapa pihak
mengkritik pemerintah kolonial Belanda terkait dengan pelanggaran HAM yang
dilakukan seperti kerja paksa dan perdagangan manusia./
2. Periode Orde Lama (1945-1965)
Setelah merdeka, negara hak asasi manusia dicantumkan dalam Undang-
Undang Dasar 1945. Namun, hak-hak ini masih belum diperhatikan sepenuhnya.
Terjadi beberapa pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pemerintah seperti kasus
pembersihan PKI, Operasi Trikora, dan Operasi Mandala.
3. Periode Orde Baru (1965-1998)
Pada masa Orde Lama, banyak pelanggaran HAM yang seringkali
dilakukan oleh pemerintah seperti pelanggaran terhadap hak sipil dan politik
seperti kebebasan berekspresi, hak-hak buruh, serta hak-hak perempuan dan anak-
anak. Beberapa kasus pelanggaran HAM yang terkenal adalah kasus penculikan
dan penghilangan orang, serta penahanan tanpa proses hukum.
4. Periode Reformasi (1998-Sekarang)
Jatuhnya Orde Baru pada tahun 1998 menjadi babak baru HAM di
Indonesia. Perhatian terhadap HAM menjadi lebih penting dalam tata kelola
negara. Indonesia menjadi anggota Dewan HAM PBB dan menandatangani
sejumlah perjanjian internasional yang menjamin perlindungan HAM. Namun,
masih marak terjadi pelanggaran HAM seperti penghilangan paksa, kekerasan
terhadap perempuan, penganiayaan terhadap minoritas, dan pelanggaran hak-hak
ekonomi dan sosial.

8
2.4 Konsep HAM Menurut PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui Hak Asasi Manusia (HAM)
sebagai hak yang melekat pada setiap manusia, tanpa kecuali, dan sebagai dasar
dari kebebasan, keadilan, dan perdamaian di dunia. Konsep HAM menurut PBB
ini tercantum dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) yang
disahkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948. DUHAM
memuat 30 pasal yang mengakui hak asasi manusia sebagai hak yang tidak dapat
dicabut oleh negara manapun. Konsep HAM menurut PBB dalam DUHAM
meliputi hak-hak sipil dan politik, hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya, serta
hak-hak kolektif dan lingkungan. Hak-hak sipil dan politik mencakup hak atas
kebebasan berpendapat, berkumpul, berserikat, memilih, dan memperoleh
perlindungan hukum. Hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya mencakup hak atas
pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan budaya. Sedangkan, hak-hak kolektif dan
lingkungan mencakup hak atas partisipasi dalam kehidupan politik, hak atas
pengelolaan sumber daya alam, dan hak atas pembangunan yang berkelanjutan
(Washil dan Fata, 2018).
Konsep HAM menurut PBB juga menekankan pentingnya prinsip non-
diskriminasi dan perlindungan terhadap minoritas. Setiap manusia memiliki hak
yang sama dan setara tanpa terkecuali, dan setiap negara harus memastikan bahwa
hak-hak tersebut diakui dan dihormati oleh seluruh warga negaranya. Dalam
upaya memajukan HAM, PBB juga telah mengadopsi beberapa instrumen
internasional, seperti Konvensi tentang Hak-hak Anak, Konvensi tentang
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial, dan Konvensi tentang
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan. Instrumen
internasional ini ditujukan untuk memperkuat perlindungan HAM di seluruh
dunia (Washil dan Fata, 2018).
Adanya perang dunia II yang menyebabkan pelanggaran besar besaran hak
asasi manusia, hal ini menimbulkan keinginan untuk merumuskan secara resmi
mengenai hak asasi manusia. Sehingga pada tanggal 10 Desember 1948
dibentuklah Universal Declaration of Human Rights oleh PBB di Paris. Menurut
Punia (2016) hal tersebut berpengaruh secara politik, edukatif, dan terutama moral

9
pada masyarakat saat itu. Deklarasi tersebut menyatakan bahwa setiap orang
mempunyai:
1. Hak untuk hidup
2. Kemerdekaan dan keamanan badan
3. Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum
4. Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana
5. Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara
6. Hak untuk mendapat hak milik atas benda
7. Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
8. Hak untuk bebas memeluk agama
9. Hak untuk mendapat pekerjaan
10. Hak untuk berdagang
11. Hak untuk mendapatkan pendidikan
12. Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat
13. Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan
Deklarasi tersebut membantu mewujudkan hak hak asasi manusia yang
selama ini telah tertindas. Hal tersebut juga membantu dalam perwujudan nilai
nilai yang ada dalam hak asasi manusia. Secara keseluruhan, konsep HAM
menurut PBB mengakui hak asasi manusia sebagai hak universal, yang melekat
pada setiap manusia tanpa terkecuali. Konsep ini menekankan pentingnya prinsip
non-diskriminasi dan perlindungan terhadap minoritas, serta mengakui hak-hak
sipil dan politik, hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya, serta hak-hak kolektif dan
lingkungan sebagai bagian dari HAM.
2.5 Nilai-Nilai Hak Asasi Manusia
Upaya manusia dalam menegakkan hak asasi manusia telah dilakukan sejak
lama. Berbagai usaha tersebut dilakukan untuk menghapuskan segala bentuk
tindakan yang melanggar hak asasi manusia. Baik dalam hal politik, budaya,
ekonomi, sosial, ataupun hal lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hak
asasi manusia merupakan hal yang penting untuk dimiliki setiap manusia. Hal
tersebut dikarenakan hak asasi sendiri memiliki nilai nilai dasar yang harus
terwujud bagi setiap manusia tanpa terkecuali. Nilai nilai hak asasi manusia
meliputi keadilan, kebebasan, serta kekeluargaan. Dimana dalam setiap nilainya

10
memiliki peran besar dalam setiap kehidupan manusia. Nilai keadilan merupakan
suatu nilai yang memposisikan setiap manusia akan diperlakukan sama dalam
suatu kondisi yang sama. Nilai kebebasan adalah nilai dari hak asasi manusia yang
memberikan kemerdekaan untuk setiap orang menentukan pilihannya tanpa
adanya tekanan dari pihak lain. Sedangkan nilai kekeluargaan merupakan nilai
yang memberikan rasa solidaritas untuk merasakan senasib sepenanggungan
(Ansori, 2016).
Menurut Triputra, (2017) nilai-nilai dalam Hak Asasi Manusia (HAM)
adalah prinsip-prinsip yang menjadi dasar dari perlindungan dan penghormatan
hak asasi manusia. Nilai-nilai ini mencerminkan pandangan tentang martabat
manusia dan kebebasan individu yang harus dihormati dan dilindungi oleh negara
serta masyarakat. Beberapa nilai-nilai dalam HAM antara lain:
 Martabat manusia: Setiap manusia memiliki nilai yang sama dan
mempunyai hak yang sama tanpa diskriminasi apapun.
 Kebebasan: Hak untuk berpendapat, berkeyakinan, berserikat, berkumpul,
dan bergerak secara bebas tanpa diintimidasi atau dianiaya.
 Keadilan: Hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan sama di depan
hukum, tanpa diskriminasi dan tidak ada yang dianggap bersalah sebelum
dinyatakan bersalah oleh pengadilan.
 Persamaan: Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama tanpa
diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, jenis kelamin, dan status sosial.
 Solidaritas: Menghargai keberagaman dan hak untuk mendukung hak-hak
asasi manusia orang lain.
 Keterbukaan: Hak untuk mengetahui informasi dan memperoleh akses ke
sumber daya yang diperlukan untuk hidup yang bermartabat.
 Tanggung jawab: Menghormati hak orang lain dan menjaga keamanan dan
kesejahteraan masyarakat.
Nilai-nilai dalam HAM memberikan panduan dalam membangun
masyarakat yang demokratis, adil, dan bermartabat. Dengan menghormati dan
menjaga hak asasi manusia, kita dapat membangun masyarakat yang damai dan
harmonis serta menghargai keberagaman dan keadilan bagi seluruh warga negara.

11
2.6 Bentuk-Bentuk Hak Asasi Manusia
Mengenai bentuk HAM yang berada di negara Indonesia ini telah diatur
dalam Undang - Undang Nomor 39 Tahun 1999 yang berisi tentang 10 hak dasar.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 adalah undang-undang yang mengatur
tentang hak asasi manusia di Indonesia. Salah satu bagian penting dari undang-
undang ini adalah penjelasan mengenai 10 hak dasar yang harus dihormati dan
dilindungi oleh pemerintah Indonesia. Berikut adalah uraian mengenai hak dasar
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999:
1. Hak untuk hidup: Setiap manusia berhak untuk hidup dan
mempertahankan hidupnya, serta memperoleh penghidupan yang layak.
2. Hak atas kebebasan dan keamanan pribadi: Setiap manusia berhak atas
kebebasan dan keamanan pribadi, dan tidak boleh ditahan atau dipenjara
tanpa alasan yang jelas.
3. Hak atas pengakuan dan perlindungan hukum: Setiap manusia berhak atas
pengakuan dan perlindungan hukum untuk hak-haknya, serta tidak boleh
dihukum tanpa proses yang adil.
4. Hak atas kebebasan berpikir dan berpendapat: Setiap manusia berhak atas
kebebasan berpikir dan berpendapat, serta tidak boleh diintimidasi atau
dipaksa untuk mempunyai pendapat tertentu.
5. Hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan: Setiap manusia berhak
atas kebebasan beragama dan berkeyakinan, serta tidak boleh dipaksa atau
dilarang untuk mengikuti agama atau keyakinan tertentu.
6. Hak atas kebebasan berserikat dan berkumpul: Setiap manusia berhak atas
kebebasan berserikat dan berkumpul dengan orang lain untuk tujuan yang
sah, serta tidak boleh dilarang atau dihalangi secara sepihak.
7. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak: Setiap manusia berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, serta tidak boleh
didiskriminasi dalam hal pekerjaan dan penghasilan.
8. Hak atas kesehatan: Setiap manusia berhak atas kesehatan yang baik, serta
mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan yang memadai dan
terjangkau.

12
9. Hak untuk berkeluarga: Setiap manusia berhak untuk membentuk keluarga
dan menikah secara sah, serta mendapatkan perlindungan hukum terhadap
keluarga dan anak-anak.
10. Hak atas pendidikan: Setiap manusia berhak atas pendidikan yang layak
dan bermutu, serta tidak boleh didiskriminasi dalam hal akses ke
pendidikan.
2.7 Permasalahan HAM di Indonesia
Di Indonesia masih terdapat banyak masalah terkait dengan Hak Asasi
Manusia (HAM). Berikut ini beberapa masalah mengenai HAM yang ada di
Indonesia berdasarkan artikel yang dipublikasikan oleh Komnas HAM:
1. Pelanggaran HAM oleh aparat keamanan
Kasus pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat keamanan
seperti polisi dan militer masih sering terjadi di Indonesia. Beberapa contoh
kasus pelanggaran HAM oleh aparat keamanan di Indonesia termasuk
penembakan dan penyiksaan terhadap warga sipil, penghilangan paksa, serta
intimidasi dan ancaman.
2. Diskriminasi terhadap kelompok minoritas
Kelompok minoritas seperti perempuan, anak-anak, etnis, dan agama
masih sering mengalami diskriminasi di Indonesia. Contoh diskriminasi ini
meliputi diskriminasi dalam akses pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan
hak-hak lainnya.
3. Kekerasan terhadap perempuan dan anak
Kekerasan terhadap perempuan dan anak masih menjadi permasalahan
yang besar di Indonesia. Kasus kekerasan seperti pelecehan seksual,
pemerkosaan, dan kekerasan dalam rumah tangga masih sering terjadi.
4. Perlindungan terhadap hak-hak pekerja
Pekerja di Indonesia masih menghadapi berbagai permasalahan terkait hak-
hak mereka. Beberapa di antaranya termasuk upah yang rendah, jam kerja
yang panjang, kondisi kerja yang tidak aman, serta penindasan terhadap
hak-hak asosiasi pekerja.
5. Pelanggaran hak atas tanah dan sumber daya alam

13
Pemerintah Indonesia sering memberikan izin-izin kepada perusahaan
untuk melakukan aktivitas pertambangan atau perkebunan di wilayah yang
sebenarnya merupakan tanah adat. Hal ini mengakibatkan banyak warga
yang kehilangan hak atas tanah dan sumber daya alam mereka.
6. Keterbatasan hak asasi politik
Meskipun Indonesia memiliki sistem demokrasi yang relatif stabil,
namun terdapat keterbatasan hak asasi politik seperti kebebasan berpendapat
dan berkumpul. Beberapa aktivis dan jurnalis juga sering mengalami
penindasan karena mengkritik pemerintah atau menyoroti masalah-masalah
sosial yang sensitif.
7. Kondisi di dalam penjara
Di dalam penjara, narapidana masih menghadapi berbagai
permasalahan seperti kelebihan kapasitas, kondisi yang tidak layak, serta
kekerasan dan penyiksaan oleh petugas penjara.
Ini hanya beberapa contoh permasalahan HAM yang masih ada di
Indonesia. Perbaikan terus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia
untuk mengatasi permasalahan ini.
2.8 Solusi Permasalahan HAM
Permasalahan hak asasi manusia (HAM) di seluruh dunia sangat kompleks
dan membutuhkan solusi yang holistik. Solusi yang dapat diambil bisa melalui
beberapa aspek sebagai berikut ini
 Pendidikan dan kesadaran:
Meningkatkan pendidikan dan kesadaran mengenai pentingnya hak asasi
manusia dan nilai-nilai yang terkait merupakan salah satu upaya untuk membantu
mempromosikan bentuk penghormatan terhadap HAM. Hal ini dapat dilakukan
melalui pemberian ruang pendidikan HAM (human right education) dalam proses
pembelajaran di setiap satuan pendidikan dan melalui kampanye kesadaran akan
pentingnya HAM pada masyarakat (Siregar et al., 2020).
 Perbaikan sistem hukum:
Memperkuat sistem hukum dan peradilan dapat membantu memastikan
bahwa hak asasi manusia dilindungi dan ditegakkan secara efektif. Hal ini dapat

14
mencakup penguatan lembaga-lembaga penegak hukum, penghapusan hukum
yang diskriminatif dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggar HAM.

15
 Pembangunan sosial-ekonomi:
Peningkatan pembangunan sosial-ekonomi dapat membantu mengatasi akar
permasalah yang memicu pelanggaran HAM. Peningkatan pembangunan sosial-
ekonomi yang dapat membantu mempromosikan penghormatan terhadap HAM
yaitu dengan memastikan akses yang lebih baik ke bidang pendidikan, perawatan
kesehatan, pekerjaan yang layak serta mendorong partisipasi masyarakat dalam
pembangunan.
 Diplomasi dan kerjasama internasional:
Kerjasama internasional dapat membantu mempromosikan penghormatan
terhadap HAM melalui dialog dan pertukaran pengalaman. mengapa diplomasi
dan kerjasama internasional juga memiliki peran penting terhadap HAM? karena
kerjasama antara negara-negara, organisasi internasional, dan kelompok
masyarakat sipil juga dapat membantu memperkuat kelembagaan dan mekanisme
untuk melindungi HAM.
 Peningkatan partisipasi masyarakat:
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan
dapat membantu memastikan bahwa hak asasi manusia dihormati dan
perlindungan HAM diterapkan secara efektif. Hal ini dapat mencakup
memberikan akses yang lebih baik terhadap penerimaan informasi dan
keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses kebijakan publik.
Perlu diingat bahwa tidak ada solusi instan untuk mengatasi permasalahan
HAM. Penghormatan dan perlindungan terhadap HAM memerlukan upaya jangka
panjang dan komitmen yang konsisten dari semua pihak yang terlibat demi
kehidupan yang sejahtera tanpa adanya pelanggaran hak-hak manusia.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada setiap manusia
sebagai makhluk sosial yang memiliki martabat dan hak yang sama. HAM
merupakan hak yang diakui oleh negara sebagai bentuk perlindungan terhadap
tindakan yang merugikan atau melanggar hak asasi manusia. Perkembangan HAM
di dunia telah mengalami perubahan signifikan, dimulai dari Piagam Hak Asasi
Manusia Universal pada tahun 1948, hingga berbagai instrumen internasional
yang memperkuat perlindungan HAM, seperti Konvensi Jenewa, Konvensi Anti-
Tortur, Konvensi Hak Anak, dan lain-lain. Namun, meskipun terdapat perubahan
yang signifikan, masih terdapat pelanggaran HAM yang terjadi di berbagai
belahan dunia. Di Indonesia, perlindungan HAM diatur dalam konstitusi dan
berbagai peraturan perundang-undangan, seperti UUD 1945, Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan lain-lain. Pemerintah dan
masyarakat perlu bersama-sama memastikan penegakan hukum yang efektif untuk
mengatasi kasus-kasus pelanggaran HAM tersebut dan memperkuat perlindungan
HAM di Indonesia.
Nilai HAM meliputi nilai-nilai dasar seperti kemerdekaan, kesetaraan,
martabat manusia, keadilan, dan kebebasan. Nilai-nilai ini dianggap penting untuk
menjaga dan melindungi hak asasi manusia yang melekat pada setiap individu
tanpa kecuali. Dengan menerapkan nilai-nilai HAM dalam kehidupan sehari-hari,
diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan bermartabat
tinggi. Konsep HAM menurut PBB adalah hak yang melekat pada setiap manusia
sebagai makhluk sosial yang memiliki martabat dan hak yang sama, yang harus
dihormati, dilindungi, dan dipromosikan oleh negara dan seluruh elemen
masyarakat untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera. PBB juga
menekankan pentingnya penegakan hukum yang efektif dan tegas untuk
mengatasi kasus-kasus pelanggaran HAM. Solusi untuk permasalahan HAM
mwliputi penegakan hukum yang tegas dan adil terhadap pelaku pelanggaran
HAM, peningkatan kesadaran masyarakat dan penguatan lembaga HAM, serta
kerjasama internasional dalam memperkuat perlindungan HAM. Selain itu,

17
diperlukan pendidikan dan pembelajaran yang lebih luas mengenai hak asasi
manusia di semua lapisan masyarakat, agar masyarakat memahami dan
menghargai hak asasi manusia serta berperan aktif dalam menjaga dan
memperjuangkan hak asasi manusia.
3.2 Saran
Hak asasi manusia merupakan hak yang melekat pada setiap manusia
sebagai makhluk sosial yang memiliki martabat dan hak yang sama. Hak asasi
manusia harus dihormati, dilindungi, dan dipromosikan oleh negara dan seluruh
elemen masyarakat untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera.
Namun, masih terdapat pelanggaran HAM yang terjadi di berbagai belahan dunia,
termasuk di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan tindakan konkret untuk
mengatasi permasalahan HAM, seperti penegakan hukum yang tegas, pendidikan
dan pembelajaran yang lebih luas mengenai hak asasi manusia, penguatan
lembaga HAM, dan penerapan kebijakan publik yang ramah HAM. Dalam upaya
memperkuat perlindungan HAM, semua pihak harus berperan aktif dan
meningkatkan kesadaran serta kepedulian dalam menjaga dan menghormati hak
asasi manusia.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ansori, M. (2016). Nilai-Nilai Hak Asasi Manusia dalam Prinsip Penyelenggaraan


dan Tujuan Pendidikan di Indonesia. Didaktika Religia, 4(1) : 159-186.
Hidayat, E. (2016). Perlindungan hak asasi manusia dalam negara hukum
indonesia. ASAS, 8(2).
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Laporan Tahunan tentang
Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia. Tersedia di
https://www.komnasham.go.id/.
Kusnadi, (2015) Hak Asasi Manusia (HAM), In: Hakikat dan Sejarah
Perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM). Universitas Terbuka, Jakarta
Kusniati, R. (2011). Sejarah Perlindungan Hak Hak Asasi Manusia dalam
Kaitannya dengan Konsepsi Negara Hukum. INOVATIF| Jurnal Ilmu
Hukum, 4(5).
Puniah, N. (2016). Implementasi Hak Asasi Manusia di Indonesia. erepo unud, 1-
16.
Siregar, M. F., Beru, R. B. B., Rachman, F.2020. LITERASI HAK ASASI
MANUSIA DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI (Human Rights
Literacy in the Curriculum of Citizenship Education in Indonesia Higher
Education). Jurnal HAM. 11(3) : 369-385.
Triputra, Y. A. (2017). Implementasi Nilai-Nilai HAM Global Ke Dalam Sistem
Hukum Indonesia Yang Berlandaskan Pancasila. Jurnal Hukum ius quia
iustum, 24(2), 279-300.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. (1999).
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165
Warjati, S. 2018. Instrumen Hukum Penegakan Hak Asasi Manusia Di Indonesia.
15(1) : 123-138.
Washil, I., & Fata, A. K. (2018). HAM Islam dan DUHAM PBB: Sebuah Ikhtiar
Mencari Titik Temu. MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 41(2).

19

Anda mungkin juga menyukai