Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Banyaknya Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) Akibat Minimnya

Pengetahuan Masyarakat Terkait Hak Asasi Manusia (HAM)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

yang dibimbing oleh Bapak Neo Adhi Kurniawan, S.Pd., S.H.

Disusun Oleh Kelompok 1

1. Alifia Ratna Sungkar (200413623291)


2. Alvia Wulan Astutik (200413623316)
3. Amelia Shinta Maharani (200413623229)
4. Heppy Indriani (200413623466)
5. Muhammad Ansori Syam (200536626420)
6. Syilfia Ayu Kurnia R. (200342616880)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Ucapan terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Makalah berjudul “Banyaknya Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) Akibat Minimnya
Pengetahuan Masyarakat Terkait Hak Asasi Manusia (HAM)” ini berisikan pembahasan mengenai
pengertian HAM, macam macam HAM, perkembangan HAM di dunia dan Indonesia, masyarakat
Indonesia dan pengetahuannya mengenai HAM, penegakan HAM di Indonesia beserta studi
kasusnya, serta alternatif solusi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang HAM dan
meminimalisir pelanggaran HAM.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memperdalam pengetahuan mengenai hak asasi
manusia. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang dibimbing oleh Bapak Neo Adhi Kurniawan, S.Pd., S.H. Kami menyadari
bahwa meski telah disusun dengan semaksimal mungkin, penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran serta kritik yang membangun.

Malang, 7 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) ........................................................................ 3
2.2 Ciri Khusus Hak Asasi Manusia (HAM) ...................................................................... 3
2.3 Macam-macam Hak Asasi Manusia (HAM) ................................................................ 4
2.4 Asas-Asas Hak Asasi Manusia ..................................................................................... 8
2.5 Perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia (HAM) ............................................ 9
2.6 Masyarakat Indonesia dan Pengetahuannya Mengenai HAM .................................... 10
2.7 Perlindungan dan Penegakan HAM di Indonesia ....................................................... 11
2.8 Alternatif Solusi untuk Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat tentang HAM dan
Meminimalisir Pelanggaran HAM ........................................................................................ 14
2.9 Studi Kasus ................................................................................................................. 15
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 17
3.2 Saran ........................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara hukum yang mana dalam menjalankan sistemnya harus
berdasarkan hukum yang berlaku yang bebas dari kesewenang-wenangan penguasa dan harus
berdasarkan kepentingan umum. Salah satu prinsip yang harus ada di dalam negara hukum adalah
tegaknya HAM (Hal Asasi Manusia). Negara memiliki kewajiban dalam melindungi dan menjaga
hak-hak yang dimilik oleh masyarakatnya. Manusia memili hak tanpa memandang usia, jabatan,
dan status. Sejak dalam kandunga, manusai memilik hak. Hak tersebut dinamakan HAM (Hak
Asasi Manusia).

Franz Magnis Suseno mengatakan bahwa HAM merupakan hak-hak yang dimiliki setiap
manusia dan bukan diberikan oleh masayarakat. Bukan juga karena hukum yang berlaku. Akan
tetapi, berdasarkan martabat sebagai manusia. Karena Indonesia merupakan negara hukum. Maka,
sebagai negara hukum harus memiliki dasr hukum terkait pengaturan tentang hak asasi. Dalam
Undang-Undang HAM diatur dalam pasal I UUD Negara Republik Indonesia, UU Nomer 39
Tahung 1999, UUD RI 1945 pasal 27 ayat 3, 28 A sampai 28 J, dan pasal 30 ayat 1.

Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap HAM menjadikan banyaknya pelanggaran


HAM dan kurangnya penegakan HAM. Dalam upaya penegakan HAM tidak selalu berjalan
dengan baik pasti memungkinkan terjadinya pelanggaran di dalamnya. Dalam sejarah banyak
sekali kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia baik yang sudah terselesaikan maupun yang
belum terselesaikan sampai saat ini. Maka dari itu, diperlukan pengkajian yang lebih detail dan
dalam terkait HAM dan pelanggarannya yang terjadi serta upaya penegakan yang harus dilakukan
di Indonesia agar statis negara hukum yang demokrtasi dan menjunjung tinggi hak asasi dapat
terlaksanakan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1
1.2.1 Bagaimana pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) menurut para ahli dan secara
umum?
1.2.2 Apa saja ciri khusus dari Hak Asasi Manusia (HAM)?
1.2.3 Apa saja macam-macam Hak Asasi Manusia (HAM)?
1.2.4 Apa saja asas-asas dari Hak Asasi Manusia (HAM)?
1.2.5 Bagaimana perkembangan dan pengetahuan masyarakat terhadap Hak Asasi
Manusia (HAM) di Indonesia?
1.2.6 Bagaimana perlindungan dan penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia?
1.2.7 Bagaimana solusi yang harus dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang Hak Asasi Manusia (HAM)?
1.2.8 Apa saja yang harus dilakukan dalam meminimalisir pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM)?
1.2.9 Bagaimana contoh dari studi kasus yang berkaitan dengan pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM)?

1.3 Tujuan

Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:


1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)
1.3.2 Untuk mengetahui ciri khusus Hak Asasi Manusia (HAM)
1.3.3 Untuk mengetahui macam-macam Hak Asasi Manusia (HAM)
1.3.4 Untuk mengetahui asas-asas Hak Asasi Manusia (HAM)
1.3.5 Untuk mengetahui perkembangan dan pengetahuan masyarakat terkait Hak Asasi
Manusia (HAM) di Indonesia
1.3.6 Untuk mengetahui perlindungan dan penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) di
Indonesia
1.3.7 Untuk mengetahui alternatif solusi dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang Hak Asasi Manusia (HAM)
1.3.8 Untuk mengetahui cara meminimalisir pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
1.3.9 Untuk mempelajari studi kasus di masyarakat yang berkaitan dengan pelanggaran
Hak Asasi Manusia (HAM).

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)

Hak asasi manusia adalah hak mutlak (absolute) yaitu hak yang memberikan wewenang
kepada seseorang atau individu untuk melakukan sesuatu perbuatan, hak mana dapat
dipertahankan siapapun juga. Dan sebaliknya setiap orang harus menghormati hak tersebut.
Dengan demikian Hak Asasi Manusia merupakan hak yang melekat (inheren) pada individu yang
bersifat mutlak (Kansil, 1986). Menurut Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Hak Asasi Manusia
(HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.

Menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 Pasal 1 (1) Hak Asasi Manusia (HAM)
adalah seperangkat hak melekat pada hakekat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah dan setiap demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Hak Asasi Manusia
(HAM) adalah hak dasar atau kewarganegaraan yang melekat pada individu sejak ia lahir secara
kodrat yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat dirampas dan dicabut
keberadaannya dan wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia.

2.2 Ciri Khusus Hak Asasi Manusia (HAM)

Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus jika dibandingkan dengan hak-hak yang lain.
Ciri khusus hak asasi manusia sebagai berikut:

1) Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan atau diserahkan.
2) Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak sipil
atau hak ekonomi, sosial dan budaya.

3
3) Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia yang sudah ada
sejak lahir.
4) Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status,
suku bangsa, gender, atau perbedaan lainnya. Persamaan adalah salah satu ide-ide hak asasi
manusia yang mendasar (Istifarroh, 2018).

2.3 Macam-macam Hak Asasi Manusia (HAM)

Hak Asasi Manusia memiliki macam-macam atau jenis-jenis hak asasi, pembagian macam-
macam atau jenis-jenis hak-hak asasi tersebut sesuai dalam Universal Declaration of Human
Rights tanggal 10 Desember 1948 dicantumkan bebrapa hak-hak asasi sebagai berikut:
1. Hak Asasi Sipil (Civil Rights)
Hak-hak pribadi yang dimiliki setiap orang seperti hak untuk hidup, memeluk
agama, kebebasan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
1. Pasal 28 A:
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak memertahankan hidup dan
kehidupannya.
2. Pasal 28 B:
1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
3. Pasal 28 D:
1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian yang
adil serta pengakuan yang sama di hadapan hukum.
2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja.
3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraannya
4. Pasal 28 E:

4
1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan. Memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak
kembali.
2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran
dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.
5. Pasal 28 F:
1) Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segalajenis saluran yang tersedia.
6. Pasal 28 G:
1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dan ancaman ketakutan untuk beruat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi.
2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik
dari negara lain.
7. Pasal 28 H:
1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan
dan keadilan.
3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.

5
4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.
8. Pasal 28 I:
Hak untuk hidup, hak untuk tidak dipaksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku
surut adalah hak asasi manusia dalam keadaan apapun.
9. Pasal 28J
1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-
mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
2. Hak Asasi Politik (Political Rights)
Hak-hak yang dimiliki setiap orang di bidang politik, seperti hak memilih dan
dipilih dalam Pemilihan Umum, hak mendirikan partai politik, memasuki organisasi sosial
politik, serta hak mengajukan petisi dan kritik atau saran.
1. Pasal 28 D:
3) Setiap warga negara memperoleh kesempatan dalam pemerintahan.
2. Pasal 28 E:
3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.
3. Pasal 28 G:
2) Setiap orang berhak untuk memperoleh suaka politik dari negara lain.
3. Hak Asasi Ekonomi (Economy Rights)
Hak-hak ekonomi yang dimiliki oleh setiap orang, seperti hak untuk memiliki
sesuatu barang (rumah, tanah, perlengkapan rumah tangga, dan lain-lain), hak membeli dan

6
menjual, hak memanfaatkan barang milik pribadi, hak mengadakan suatu perjanjian atau
kontrak, hak berusaha memperoleh penghidupan yang layak, dan sebagainya.
1. Pasal 28 D:
2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang
adil dan layak dalam hubungan kerja.
2. Pasal 28 H:
1) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.
4. Hak Asasi Sosial-Budaya (Social and Cultural Rights)
Hak-hak yang dimiliki setiap orang di bidang kehidupan sosial budaya, seperti hak
memperoleh pendidikan, hak memperoleh pelayanan sosial, hak memperoleh pelayanan
kesehatan, kebebasan bergaul dalam masyarakat, kebebasan berhasil karya, dan hak
mengembangkan kebudayaan yang disukai.
1. Pasal 28 C:
1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dengan memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
2. Pasal 28 F:
Setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memeroleh, memiliki, menyimpan segala
jenis saluran yang tersedia.
3. Pasal 28 H:
3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat (Manusia, 1997).
5. Hak-hak asasi untuk mandapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan,
yaitu hak yang berkaitan dengan kehidupan hukum dan pemerintahan atau rights of legal
equality. Hak-hak asasi hukum sebagai berikut: hak mendapatkan perlakuan yang sama

7
dalam hukum dan pemerintahan, hak untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS), dan hak
untuk mendapatkan layanan dan perlindungan hukum (Istifarroh, 2018).
6. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan atau
procedural rights yaitu peraturan dalam penahanan, penangkapan, penggeledahan,
peradilan dan sebagainya. Hak-hak asasi peradilan ini sebagai berikut: hak mendapatkan
pembelaan hukum dipengadilan. Dan hak persamaan atas perlakuan penggeledahan,

penangkapan, penahanan, dan penyelidikan di muka hukum (Istifarroh, 2018).


2.4 Asas-Asas Hak Asasi Manusia

1. Asas Kemelekatan
Suatu prinsip dasar yang menekankan bahwa hak asasi melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia yang tidak dapat dicabut dan diabaikan karena merupakan
anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa untuk kita sebagai makhluk ciptaanNya.
2. Asas Kesetaraan
Bahwa setiap manusia memiliki HAM, maka setiap manusia memiliki kedudukan
yang sama atau sederajat dengan manusia lainnya. Artinya manusia harus
dipelrlakukan sama pada situasi yang sama dan diperlakukan berbeda pada situasi
yang berbeda
3. Asas Nondiskriminasi
Suatu prinsip dasar bahwa setiap manusia adalah sama karena ciptaan Tuhan tanpa
membedakan agama, warna kulit, bahasa, suku bangsa, kewarganegaraan,
keyakinan politik, dan lain sebagainya.
4. Asas Eternal
Suatu prinsip yang menekankan bahwa HAM eksistensinya melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia secara terus menerus, bersifat langgeng atau abadi.
5. Asas Saling Keterhubungan, Ketergantunga, dan Tidak Terbagi
Suatu prinsip dasar yang menentukan bahwa eksistensi prinsip-prinsip HAM
memiliki saling keterhubungan, ketergantungan, dan tak terbagi lagi (Gunakaya,
2017).

8
2.5 Perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia (HAM)

Di Indonesia hak-hak asasi manusia tercantum dalam Pancasila dan UUD 1945. Dalam
Pancasila HAM dijelaskan secara filosofis dan kejiwaan yang mengandung makna yang sangat
dalam. Misalnya, pada butir pertama sila 1 percaya dan taqwa kepada Tuhan YME dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Selanjutnya, butir 1 sila II mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban
antara sesama manusia (Rustam, 1995).
Pengakuan HAM yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Negara Indonesia adalah
Negara hokum yang memandang serius terhadap kepentingan HAM agar menjadi hal yang patut
dipertimbangkan warga negara Indonesia dan tidak diacuhkan bahkan dianggap sepele, maka di
bawah ini UUD yang memuat permasalahan HAM, antara lain:
1. Pembukaan UUD 1945 alinea pertama
2. Pembukaan UUD 1945 alinea keempat,
3. Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998,
4. UU No. 39 Tahun 1999 (Sulaiman, 2016)
Pengadilan HAM adalah upaya memberikan jaminan HAM di Indonesia, maka dibentuklah:
1. Komnas HAM
2. Pengadilan HAM (Sulaiman, 2016)
HAM di Indonesia didasarkan pada konstitusi NKRI. Oleh karena itu, penegakan hukum
dan HAM harus dilaksanakan secara tegas, tidak diskriminatif, dan konsisten. Adapun kegiatan-
kegiatan yang dapat dilakukan dalam program penegakan HAM, yakni:
1. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melaluipelaksanaan Rencana Aksi
Nasional Pemeberantasan Korupsi tahun 2004-2009
2. Pelaksanaaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia tahun 2004-2009 sebagai
gerakan nasional
3. Peningkatan penegakan hukum terhadap pemberantasan tindak pidana terorisme dan
penyalahgunaan narkotika serta obat berbahaya lainnya
4. Pembaharuan materi hukum yang terkait dengan pemberantasan korupsi
5. Penyelamatan barang bukti akuntabilitas kinerja yang berupa dokumen atau arsip lembaga
Negara dan badan pemerintah untuk mendukung penegakan hukum dan HAM.

9
2.6 Masyarakat Indonesia dan Pengetahuannya Mengenai HAM

Pada tahun 2019, Komnas HAM menyimpulkan bahwa penegakan hak asasi manusia di
Indonesia belum mengalami kemajuan yang signifikan. Berbagai komitmen dan agenda perbaikan
kondisi HAM di Indonesia yang dimandatkan Nawacita, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN), dan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM)
belum menunjukkan pencapaian yang memuaskan. Pernyataan ini disampaikan oleh Komisioner
Pendidikan dan Penyuluhan Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara dalam diskusi yang digagas oleh
Human Rights Working Group (HRWG).

Ada beberapa alasan beberapa penegakan HAM di Indonesia masih belum signifikan.
Menurut Komnas HAM, beberapa penyebab kurangnya penegakan HAM di Indonesia diantaranya
adalah banyaknya peraturan yang tidak diimbangi dengan penguatan kebijakan perlindungan
HAM dan sosial, regulasi yang tidak sesuai dengan prinsip hak asasi manusia, rendahnya
kepatuhan hukum dan budaya aparat dalam penghormatan dan perlindungan HAM, dan minimnya
pemahaman aparat negara pada pendekatan dan prinsip Hak Asasi Manusia.

Komnas HAM mencatatkan bahwa sepanjang 2019, pihaknya telah menerima 2.757 (dua
ribu tujuh ratus lima puluh tujuh) aduan yang datang dari seluruh Indonesia. Wilayah pengadu
terbanyak datang dari DKI Jakarta, Sumatera Utara, dan Jawa Timur dengan isu yang paling
banyak dilaporkan adalah hak atas kesejahteraan terkait sengketa lahan, sengketa ketenagakerjaan,
dan kepegawaian. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, lembaga yang paling banyak diadukan
ke Komnas HAM adalah kepolisian.

Dari pemaparan aduan dan penyebab persoalan pelanggaran hak asasi manusia yang
disampaikan oleh Komnas HAM, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat Indonesia
termasuk aparat hukum kurang memahami implementasi atas regulasi HAM di Indonesia. Hal ini
menunjukkan bahwa para aparat hukum tersebut hanya memandang HAM sebagai aturan saja
tanpa memperhatikan implementasi yang sesungguhnya dan rasa kemanusiaan. Berdasarkan tren
di media sosial akhir akhir ini, terdapat tagar viral di media sosial twitter maupun instagram yakni
#percumalaporpolisi. Tagar ini muncul dan viral akibat ketidakpercayaan masyarakat akan
lembaga hukum kepolisian karena dinilai kurang memihak masyarakat kecil yang ditunjukkan di
beberapa penenganan kasus di kepolisian. Dengan adanya kasus ini, maka pemerintah harus

10
mampu meyakinkan masyarakat bahwa mereka menghormati kebebasan sipil dan hak asasi
manusia sehingga apabila adanya kritik, masukan, dan partisipasi tidak direspon negatif bahkan
berujung pada proses hukum.

Bukan hanya pemahaman HAM kepada aparat hukum saja yang harus ditingkatkan
melainkan pemahaman HAM kepada seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini karena pemahaman
HAM masyarakat Indonesia masih sangat minim. Komnas HAM menyatakan bahwa mayoritas
masyarakat Indonesia tidak mengetahui definisi HAM sesuai regulasi. Hal tersebut terungkap
dalam hasil survei Komnas HAM yang dilakukan bersama Lembaga Survei Kompas terhadap
1.200 responden ihwal persepsi masyarakat terhadap Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1990
tentang Hak Asasi Manusia. UU tersebut telah 20 tahun menjadi landasan hukum Komnas HAM.

Berdasarkan hasil survei, sebagian besar masyarakat memahami HAM sebagai hak hidup
sejak dilahirkan. Sebanyak 42,1% responden mengatakan HAM sebagai hak setiap individu sejak
lahir. Sebanyak 70% masyarakat mengaku tidak pernah melihat dan membaca isi UU Nomor 39
Tahun 1999 tentang HAM. Hanya 29,5% yang mengaku pernah membaca regulasi itu, sisanya
sebanyak 0,6% masyarakat tidak menjawab.

Masyarakat yang memiliki pemahaman tinggi tentang HAM dan regulasinya didominasi
oleh masyarakat Indonesia bagian Timur, yaitu sebanyak 56,3%, kemudian wilayah Indonesia
bagian tengah 35,5%, dan Indonesia bagian Barat 27,0%. Adapun persoalan yang paling banyak
dipahami masyarakat sebagai bagian HAM adalah kebebasan berpendapat dan kemerdekaan
memeluk agama atau kepercayaan. Komnas HAM menilai pemahaman masyarakat Indonesia
bagian timur disebabkan oleh banyaknya pelanggaran HAM di wilayah tersebut sehingga
masyarakat di wilayah tersebut lebih teliti dan peduli mengenai substansi HAM di tanah air.

2.7 Perlindungan dan Penegakan HAM di Indonesia

Upaya perlindungan HAM penekanannya pada berbagai tindakan penegakan


terhadap terjadinya pelanggaran HAM. Perlindungan HAM terutama melalui pembentukan
instrumen-instrumen dan kelembagaan HAM, seperti Komisi Perlindungan Hak Asasi Manusia,
Komisi Perlindungan Perempuan, Komisi Perlindungan Anak, Komisi perlindungan saksi dan
korban (Hidayat, 2016). Selain itu, upaya perlindungan terhadap HAM di Indonesia dilakukan
dengan dengan membuat hukum tertulis yang memuat aturan-aturan tentang HAM yaitu:

11
a) Dalam konstitusi
b) Dalam Ketetapan MPR
c) Dalam Undang Undang
d) Dalam peraturan pelaksanaan Undang Undang, seperti Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden dan peraturan pelaksana lainnya (Triwahyuningsih, 2018).
Dalam upaya perlindungan HAM, masyarakat yang memiliki tugas utama untuk
melindungi warga negaranya termasuk hak-hak asasinya sebagaimana hal ini dinyatakan dalam
Pembukaan UUD 1945, yang pada intinya tujuan NKRI, yaitu:
1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2) Memajukan kesejahteraan umum.
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial (Triwahyuningsih, 2018).
Selain itu, untuk menegakkan perlindungan HAM, Indonesia sudah mengadopsi sejumlah
peraturan tentang perlindungan perempuan dan anak, yaitu:
1) Undang Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
2) Keputusan Presiden Nomor 59 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan
Bentuk Pekerjaan Terpuruk Anak.
3) Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan
Eksploitasi Seksual Komersial Anak (PESKA).
4) Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan
Perdagangan Perempuan dan Anak (P3A).
5) Keputusan Presiden Nomor 181 Tahun 1998 tentang Komisi Kekerasan Terhadap
Perempuan (Tim KPAI, 2005).
Dalam hal kelembagaan Indonesia membentuk antara lain:
1) Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi HAM.
2) Undang Undang Nomor 29 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
3) Keputusan Presiden Nomor 181 Tahun 1998 tentang Komisi Anti Kekerasan terhadap
Perempuan.
4) Keputusan Presiden Nomor 77 Tahun 2003 tentang Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(Triwahyuningsih, 2018).

12
Meskipun di Indonesia telah ada jaminan secara konstitusional maupun telah dibentuk
lembaga untuk penegakannya, tetapi belum menjamin bahwa HAM dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari. Di bidang hukum masih terlihat lembaga penegakan hukum, banyak
pejabat yang melakukan pelanggaran hukum sulit dijamah hukum, tetapi ketika pelanggaran itu
dilakukan oleh rakyat kecil maka tampak kuat cengkeramnya. Di samping itu di masyarakat masih
banyak terjadi bentrokan atau konflik tentang SARA (Supriyanto, 2016).

Upaya perlindungan HAM erat kaitannya dengan upaya penegakan HAM di Indonesia.
Upaya penegakan HAM di Indonesia harus diparesiasi oleh setiap elemen bangsa, mengapa
demikian?
1) Karena HAM adalah hak-hak dasar yang mutlak harus dimiliki manusia.
2) Pelanggaran terhadap HAM ditentang oleh ajaran agama manapun, HAM mendapatkan
perhatian serius.
3) Tujuan bangsa Indonesia akan dapat dicapai jika nilai-nilai kemanusiaan ini juga dapat
dijunjung tinggi dan mendapatkan perhatian yang memadai.
4) Penegakan HAM di Indonesia telah melakukan langkah-langkah konkrit, antara
lain.
5) Menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap masalah HAM. Kesadaran
masyarakat terhadap masalah HAM perlu ditumbuhkan dan dibangun sejalan dengan
nilai-nilai kemanusiaan yang memang harus dilindungi dan diperjuangkan (Tim
IDKI (2008) dalam Triwahyuningsih (2018).

Upaya penegakan HAM dapat dilakukan melalui jalur pengadilan HAM, dengan
ketentuan:
1) Kewenangan memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang berat oleh
pengadilan HAM tidak berlaku bagi anak di bawah 18 tahun.
2) Agar pelaksanaan pengadilan jujur, maka pemeriksaan perkara dilakukan majelis hakim
pengadilan HAM.
Upaya penegakan HAM di Indonesia sudah dapat dikatakan baik, tetapi masih saja sering
terjadi pelanggaran di bidang HAM yang dilakukan oleh masyarakat umum maupun badan-badan
sosial, politik, dan lain-lain. Berikut beberapa faktor-faktor penyebab HAM dilanggar adalah:
1) Masih belum adanya kesepakatan pada tatanan konsep HAM.

13
2) Adanya pandangan HAM bersifat individualistik yang akan mengancarm kepentingan
umum.
3) Kurang befungsi lembaga-lembaga penegak hukurm.
4) Pemahaman belum merata tentang HAM (Triwahyuningsih, 2018).
Tanggapan-tanggapan terhadap pelanggaran HAM di Indonesia dapat diwujudkan dalam
berbagai bentuk, di antaranya:
1) Dalam bentuk tulisan yang dipublikasi, berbentuk poster demonstrasi secara tertib.
2) Mendukung upaya lembaga yang berwenang untuk menindak secara tegas.
3) Mendukung dan berpartisipasi dalam setiap upaya yang dilakukan pemerintah.
4) Mendukung upaya terwujudnya jaminan restitusi, kompensasi dan rehabilitasi (Hakim,
2014).
Pada umumnya, upaya penegakan HAM dapat dilakukan melalui jalur hukum dan jalur
politik. Oleh karena itu, kita wajib menghargai dan menghormati adanya upaya-upaya terhadap
penegakan HAM adalah sebagai berikut:
1) Membantu dengan menjadi saksi dalam proses penegakan HAM.
2) Mendukung para korban pelanggaran HAM untuk memperoleh restitusi, kompensasi dan
rehabilitasi.
3) Tidak mengganggu atau menghalangi jalannya persidangan HAM di pengadilan HAM.
4) Memberikan informasi atau melaporkan kepada aparat penegak hukum dan lembaga-
lembaga yang menangani HAM apabila terjadi pelanggaran terhadap HAM.
5) Mendorong untuk dapat menerima rekonsiliasi jika di peradilan HAM mengalami jalan
buntu (Triwahyuningsih, 2018).

2.8 Alternatif Solusi untuk Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat tentang HAM dan
Meminimalisir Pelanggaran HAM

Masyarakat yang paham terhadap regulasi dan menerapkan implementasi atas


HAM mampu meminimalisir pelanggaran HAM di Indonesia. Berikut adalah alternatif
solusi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang HAM sehingga mampu
menimalisir pelanggaran HAM:
1. Melakukan penyuluhan tentang regulasi Hak Asasi Manusia dan pentingnya
implementasinya di Indonesia.

14
2. Menyebarluaskan prinsip-prinsip HAM kepada masyarakat Indonesia melalui
lembaga formal maupun non formal. Misalnya penguatan HAM dapat dilakukan
mulai dari penempatan materi HAM pada kurikulum sekolah dasar hingga
menengah bahkan perguruan tinggi.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik di semua lembaga pemerintahan untuk
mencegah berbagai bentuk pelanggaran HAM. Peningkatan pelayanan publik dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut terkait hal
penegakan HAM.
4. Melakukan pengawasan terhadap instrumen dan lembaga HAM.
5. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga politik terhadap upaya
penegakan HAM yang dilakukan pemerintah.
6. Memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan
pengetahuan HAM kepada masyarakat.
2.9 Studi Kasus

Menurut laman news.detik.com, Polsek Bojong Gede, Depok, Jawa Barat menangkap
pelaku berinisial A yang masih berusia 14 tahun. Remaja tersebut membunuh Jordan (50) dan
anaknya Edward (22) pada 2012 lalu. A merupakan pelaku utama yang menjadi eksekutor bersama
kawannya yang masih buron, Deny (24). A melakukan pembunuhan dengan menggunakan martil
dan pisau dapur. Ancaman maksimal untuk pembunuhan berencana yakni hukuman mati. Namun
biasanya untuk pelaku yang masih kategori anak-anak, mendapat keringanan. A bersama Deny
dibayar tiga pelaku lainnya yakni Kasman (25), Pepen (35), dan Dado (20) untuk mengeksekusi
Jordan yang berprofesi sebagai peminjam uang.

Alasan utama pembunuhan adalah untuk menghilangkan tagihan (utang). 3 Tersangka


memiliki tagihan (utang) kepada korban. Masing-masing pelaku memiliki utang kepada korban.
Kasman memiliki utang Rp 15 juta, Pepen memiliki utang Rp 2 juta, Dado memiliki utang Rp 1,5
juta, A memiliki utang Rp 1 juta, dan Deny memiliki utang Rp 5 juta. Remaja berinisial A itu
ditangkap dini hari tadi sekitar pukul 02.00 WIB. Tidak ada perlawanan saat A ditangkap di
kawasan Bojong Gede. Dia pun terus digiring ke Polsek Bojong Gede. Untuk sementara, Mulyadi
selaku Komisaris Besar Kapolresta Depok yang menjabat pada saat itu mengungkapkan pelaku
dijerat dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

15
Motif pembunuhan yang dilakukan oleh A dan rekannya sudah sangat jelas, yaitu untuk
menghilangkan hutangnya. Namun, disini kita dapat fokus ke pelaku utama yaitu A yang masih
berumur 14 tahun, di mana dia masih di bawah umur dan masih di bawah pengawasan orang tua.
Tindakan yang dilakukan oleh A dapat dikatakan melanggar HAM, di mana Pasal 28 A berbunyi
“Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak memertahankan hidup dan kehidupannya”.
Pelanggaran HAM disini disebabkan karena A yang diumur 14 cenderung kurang memiliki
pemahaman terhadap HAM atau pemahaman terhadap HAM masih rendah. Hal tersebut
merupakan faktor internal terjadinya pelanggaran HAM di Indonesia. Dalam hal ini, pengawasan
orang tua, pemahaman terhadap HAM, dan kesadaran adanya HAM perlu ditingkatkan untuk
mencegah terjadinya peristiwa yang sama.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang terdapat diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
3.1.1 Menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 Pasal 1 (1) Hak Asasi Manusia
(HAM) adalah seperangkat hak melekat pada hakekat keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah – Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
3.1.2 Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus yaitu, “tidak dapat dicabut”, “tidak
dapat dibagi”, “hakiki”, dan “universal”.
3.1.3 Hak Asasi Manusia memiliki macam-macam atau jenis-jenisnya, sesuai dalam
Universal Declaration of Human Rights tanggal 10 Desember 1948 dicantumkan
beberapa hak-hak asasi yaitu, “Hak Asasi Sipil”, “Hak Asasi Politik”, “Hak Asasi
Ekonomi”, “Hak Asasi Sos-Bud”, “Hak Asasi untuk mendapat perlakuan yang
sama dalam hukum dan pemerintahan”, dan “Hak Asasi untuk mendapatkan
perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan dalam penahanan, penangkapan,
penggeledahan, peradilan, dll”.
3.1.4 Hak Asasi Manusia memiliki beberapa asas yaitu, “Asas Kemelekatan”, “Asas
Kesetaraan”, “Asas Nondiskriminasi”, “Asas Eternal”, “Asas Saling
Keterhubungan, Ketetergantungan, dan Tidak Terbagi”.
3.1.5 Di Indonesia hak-hak asasi manusia tercantum dalam Pancasila dan UUD 1945.
3.1.6 Pada tahun 2019, Komnas HAM menyimpulkan bahwa penegakan hak asasi
manusia di Indonesia belum mengalami kemajuan yang signifikan. Ada beberapa
alasan penegakan HAM di Indonesia masih belum signifikan. Beberapa penyebab
kurangnya penegakan HAM di Indonesia yaitu, banyaknya peraturan yang tidak
diimbangi dengan penguatan kebijakan perlindungan HAM dan sosial, regulasi
yang tidak sesuai dengan prinsip hak asasi manusia, rendahnya kepatuhan hukum

17
dan budaya aparat dalam penghormatan dan perlindungan HAM, dan minimnya
pemahaman aparat negara pada pendekatan dan prinsip Hak Asasi Manusia.
3.1.7 Upaya Perlindungan HAM dapat dilakukan melalui pembentukan instrumen-
instrumen dan kelembagaan HAM, seperti Komisi Perlindungan Hak Asasi
Manusia, Komisi Perlindungan Perempuan, Komisi Perlindungan Anak, dll. Selain
itu, upaya perlindungan terhadap HAM juga dapat dilakukan dengan membuat
hukum tertulis yang memuat aturan-aturan tentang HAM.
3.1.8 Alternatif solusi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang HAM yaitu,
melakukan penyuluhan, menyebarluaskan prinsip – prinsip HAM, meningkatkan
kualitas pelayanan publik, dll.
3.2 Saran
Menurut kami, masih banyak kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Salah
satu faktornya yaitu minimnya pengetahuan masyarakat terkait HAM. Oleh karena itu, perlu
adanya edukasi dan sosialisasi mengenai apa itu HAM dan pentingnya HAM. Upaya penegakan
HAM juga harus lebih signifikan kedepannya. Dengan begitu kasus pelanggaran HAM yang
terjadi bisa diminimalisir jumlahnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakim G Nusantara. 2004. Sebuah Upaya Memutus Impunitas: Tanggung Jawab Komando
dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia, Jurnal HAM. Vol 2. No. 2004. Hal 142,
diakses pada tanggal 3 September 2022.
Gunakaya, A. Widiada. 2017. Hukum Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: Penerbit ANDI
Hidayat, E. 2016. Perlindungan hak asasi manusia dalam negara hukum indonesia. ASAS, Vol 8,
https://doi.org/10.24042/asas.v8i2.1249, diakses tanggal 3 Maret 2022.
ISTIFARROH, I. (2018). PERLINDUNGAN HAK ATAS PEKERJAAN TERHADAP
PENYANDANG DISABILITAS (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS 17 AGUSTUS
1945).
Komnas HAM, 2020. Penegakan HAM di Indonesia belum Mengalami Kemajuan [WWW
Document]. komnasham.go.id. URL
komnasham.go.id/index.php/news/2020/7/13/1480/penegakan-ham-di-indonesia-belum-
mengalami-kemajuan.html (accessed 3.4.22).
Manusia, K. N. H. A. 1997. Hak Asasi Manusia. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Mubarok, F., Ridwan, A., 2019. Mayoritas Masyarakat Tak Paham HAM [WWW Document].
alenia.id. URL https://www.alinea.id/nasional/mayoritas-masyarakat-tak-paham-ham-
b1Xr09pIl (accessed 3.4.22).
Rustam. E. Tamburaka. 1995. Pendidikan Pancasila. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.
Sulaiman. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Banda Aceh: PeNA.
Supriyanto, B. H. 2016. Penegakan Hukum Mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) Menurut
Hukum Positif di Indonesia. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial, 2(3), 151-168.
Vol.2 No.3, diakses pada tanggal 3 Maret 2022.
Tim IDKI (Ikatan Dosen Kewarganegaraan Indonesia), Pendidikan Kewarganegaraan,
Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Berdasarkan Pancasila, Universitas
Taman Yogyakarta, Jakarta, 2008. Hal 28.
Tim KPAI. Kajian Dampak Kekerasan terhadap Status Kesehatan Perempuan di Provinsi DKI
Jakarta dan Provinsi di Yogyakarta 2005, oleh Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap
Perempuan.

19
Triwahyuningsih, S. 2018. Perlindungan dan penegakan hak asasi manusia (ham) di
indonesia. Legal Standing: Jurnal Ilmu Hukum, 2(2), 113-121. 10.24269/ls.v2i2.1242,
diakses tanggal 3 Maret 2022.
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Dan Undang-UndangNo. 26
Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.2007, Jakarta: Visimedia.

20

Anda mungkin juga menyukai