Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRAKTIKUM PENGAMATAN MENGENAI BEBERAPA IKAN DI PASAR


BENJENG KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keanekaragaman Hewan
yang dibina oleh Sofia Ery Rahayu, S. Pd., M. Si

Disusun oleh:
Syilfia Ayu Kurnia Romadhon
(200342616880)
Offering H-2020

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGAM STUDI S1 BIOLOGI
November 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’alaa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas dari dosen praktisi LIPI
yaitu membuat makalah hasil survei ikan di daerah sekitar saya. Pasar yang saya pilih adalah
Pasar Benjeng yang berlokasi di kecamatan Benjeng, kabupaten Gresik, provinsi Jawa Timur.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Keanekaragaman
Hewan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai deskripsi,
klasifikasi, habitat, serta status pada beberapa ikan bagi pembaca dan penulis.
Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Sofia Ery Rahayu, S. Pd., M. Si selaku dosen
pengampu mata kuliah Keanekaragaman Hewan atas bimbingannya kepada saya. Tidak lupa
saya ucapkan terima kasih juga kepada Bapak Dr. Amir Hamidy, M.Sc. selaku dosen praktisi
dari LIPI yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Dalam penulisan makalah ini juga tidak lupa saya sampaikan ucapan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi lebih pada pengerjaan makalah ini. Saya selaku
penulis masih menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalahini. Maka dari itu,
saya membutuhkan saran dan koreksian agar makalah menjadi lebih baik. Sebagai penutup,
saya berharap makalah hasil survei ikan ini mampu menjadi pengetahuan dan inovasi yang
bermanfaat bagi masyarakat.

Gresik, 06 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Depan ................................................................................................................... i


Kata Pengantar .................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 1
1.3. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 1
BAB II
METODE
2.1. Jenis Penelitian ........................................................................................................ 2
2.2. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 2
2.3. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................................. 2
2.4. Teknik Pengambilan Data ....................................................................................... 2
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Ikan Bandeng ........................................................................................................... 3
3.1.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Bandeng ....................................................... 3
3.1.2 Habitat Ikan Bandeng .................................................................................... 4
3.1.3 Status Ikan Bandeng Berdasarkan Regulasi Nasional dan Internasional ...... 4
3.2 Ikan Pindang............................................................................................................. 5
3.2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Pindang......................................................... 5
3.2.2 Habitat Ikan Pindang ..................................................................................... 5
3.2.3 Status Ikan Pindang Berdasarkan Regulasi Nasional dan Internasional ....... 6
3.3 Ikan Teri ................................................................................................................... 6
3.3.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Teri ............................................................... 6
3.3.2 Habitat Ikan Teri ............................................................................................ 7
3.3.3 Status Ikan Teri Berdasarkan Regulasi Nasional dan Internasional .............. 7
3.4 Ikan Mujair ............................................................................................................... 8
3.4.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Mujair ........................................................... 8
3.4.2 Habitat Ikan Mujair ....................................................................................... 9
3.4.3 Status Ikan Mujair Berdasarkan Regulasi Nasional dan Internasional .......... 9
3.5 Ikan Gabus ............................................................................................................... 9
3.5.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Gabus ........................................................... 9
3.5.2 Habitat Ikan Gabus ........................................................................................ 10
3.5.3 Status Ikan Gabus Berdasarkan Regulasi Nasional dan Internasional .......... 10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 11
4.2 Saran ........................................................................................................................ 11
DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan merupakan kebutuhan pangan yang dikonusmsi masayarakat Indonesia sehari-
hari. Kandungan protein di dalam ikan sangat tinggi. Kelebihan ikan sebagai salah satu
sumber protein hewani adalah karena kuantitasnya yang mengandung protein dalam
kisaran 15-24% serta kualitasnya yang ditunjukkan dengan kelengkapan asam amino
esensialnya serta tingkat kecernaaanya yang mencapai angka 95% (Rahayu dkk., 1992)
dalam jurnal Djunaidah (2017). Ikan sebagai bahan pangan di Indonesia memiliki beberapa
keunggulan, diantaranya: sebagai sumber nutrisi esensial, white meat, bersifat universal,
harga relatif murah, proses produksi relatif singkat, serta suppy lokal (Djunaidah, 2017).
Maka dari itu, tak heran jika tingkat permintaan jual beli ikan di Indonesia sangat tinggi.
Salah satunya, disebabkan karena tingkat konsumsi ikan yang tinggi. Salah satu tempat
atau prasarana jual beli ikan adalah pasar. Ikan yang dijual di pasar sangat melimpah
jenisnya. Namun, masayrakat kebanyakan tidak mengetahui jenis ikan tersebut. Nama
bahasa Indonesianya dan ilmiah juga kadang tidak tahu, karena rata-rata tiap pasar memiliki
nama yang berbeda untuk tiap penyebutan jenis ikan (nama lokal). Maka dari itu,
dilakukannya survei ini untuk meneliti jenis ikan apa saya yang ada di pasar sekitar
tepatnya di pasar Benjeng-Gresik. Selain itu, untuk mengetahui nama lokal dan nama
ilmiah dari ikan tersebut serta mengetahui habitat ikan tersebut agar bisa menambah
wawasan pengetahuan baru. Status ikan berdasarkan regulasi nasional dan internasional
pun perlu diketahui. Maka dari itu, diharapkan makalah ini dapat menampung inovasi baru
dan wawasan baru yang dapat dijadikan sumber rujukan masyarakat pada nantinya.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui klasifikasi, nama lokal dan ilmiah ikan.
2. Untuk mengetahui status ikan berdasarkan regulasi nasional dan internasional.
3. Untuk mengetahui habitat dari ketiga ikan yang telah ditemukan di pasar.
1.3 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat emberikan informasi terkait klasifikasi, nama lokal dan
ilmiah, serta habitat ikan. Serta diharapkan dapat memberikan informasi mengenai status
ikan berdasarkan regulasi nasional dan internasional.

1
BAB II
METODE

2.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang telah dilaksanakan adalah dengan menggunakan penelitian
deskriptif yang didasarkan pada telaahan studi pustaka. Metode yang saya gunakan adalah
metode observasi dan kajian literatur. Metode observasi bertujuan untuk mengumpulkan
data dengan mengamati obyek secara langsung. Kemudian saya juga menggunakan metode
kajian literatur untuk mencari referensi teori yang terkait dengan permasalahan.
2.2 Waktu dan Tempat Penelitian
3.1.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini pada hari Sabtu, 6 November 2021 sampai dengan hari Selasa,
9 November 2021. Pada pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB.
3.1.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di pasar Benjeng yang berada di kecamatan Benjeng,
kabupaten Gresik, Jawa Timur.
2.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.1.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah beberapa ikan di pasar Benjeng, kecamatan
Benjeng, kabupaten Gresik, Jawa Timur.
3.1.1 Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan dengan survei atau observasi langsung ke tempat
penelitian. Sampel penelitian ini adalah beberapa beberapa ikan yang saya temukan
di pasar Benjeng, kecamatan Benjeng, kabupaten Gresik, Jawa Timur.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data berupa survei atau observasi dan studi kepustakaan. Dimana
data dicari dengan melakukan survei langsung ke tempat penelitian. Kemudian melakukan
observasi yaitu pengamatan yang sistematis terkait masalah yang diteliti di lapangan
kemudian hasil tersebut dicatat. Observasi ini bertujuan untuk mencari informasi data
objek (beberapa ikan) di pasar yang diteliti. Kemudian data atau informasi dicari juga
melalui jurnal ilmiah, buku-buku referensi, artikel ilmiah, laporan ilmiah dan sumber-
sumber yang telah terpublikasi secara nasional maupun internasional.

2
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Ikan Bandeng (Chanos chanos)

(Dokumentasi Pribadi, 2021)


3.1.1 Deskripsi, Karakteristik dan Klasifikasi Ikan Bandeng
Iwak Bandeng orang Gresik menyebutnya, atau ikan Bandeng (Chanos chanos)
merupakan komoditas ikan yang dapat memenuhi kebutuhan protein yang relatif murah
dan digemari oleh konsumen di Indonesia. Pamijiati (2009) menyatakan bahwa ikan
bandeng banyak digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia karena memiliki
kandungan gizi tinggi dan protein yang lengkap dan penting untuk tubuh. Pasaribu (2004)
mengemukakan bahwa ikan bandeng diekspor dalam bentuk bandeng umpan dan
konsumsi. Bandeng sebagai bahan pangan, dan sumber zat gizi bagi proses kelangsungan
hidup manusia.
Karakteristik ikan bandeng sama dengan ikan lainnya. Ikan bandeng memiliki
tubuh langsing dengan sirip ekor bercabang. Ikan bandeng mempunyai sisik di seluruh
tubuhnya. Ekor Tubuh ikan bandeng berwarna putih keperak-perakan dan dagingnya
berwarna putih susu. Ikan bandeng yang memiliki panjang tubuh 0.05 m sampai satu
meter. Bandeng mempunyai sirip punggung yang jauh dibelakang tutup insang, dengan 14
sampai 16 jari-jari pada sirip punggung, 16 sampai 17 jari-jari pada sirip dada, 11 sampai
12 jari-jari pada sirip perut, 10 sampai 11 jari-jari pada sirip anus 5 dan pada sirip ekor
berlekuk simetris dengan 19 jari-jari (Kordi, 2009). Ukuran kepala pada ikan bandeng
sejajar atau berukuran seimbang dengan ukuran badanya yang memiliki bentuk lonjong.
Kepala ikan bandeng berada di bagian depan yang mendekati mulut dan sedikit meruncing.
Bagian mata ikan bandeng ditutupi selaput lendir.
Menurut Saanin (1986), ikan bandeng (Chanos chanos) memiliki klasifikasi
sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata

3
Sub phylum: Vertebrata
Class: Pisces
Sub class: Teleostei
Ordo: Malacopterygii
Family: Chanidae
Genus: Chanos
Spesies: Chanos chanos
3.1.2. Habitat ikan Bandeng
Ikan bandeng dapat di jumpai di daerah air tawar, air payau, dan air laut. Ikan
bandeng menyukai hidup di air payau, atau daerah muara sungai. Ketika mencapai usia
dewasa, ikan akan kembali ke laut untuk berkembang biak (Purnomowati, dkk, 2007). Ikan
bandeng dewasa biasanya hidup diperairan littoral. Pada musim kawin induk ikan bandeng
biasanya hidup berkelompok dan tidak jauh hidup di pantai dengan perairan yang
mempunyai karakteristik perairan jernih, dasar pantai berpasir dan berkarang dengan
kedalaman air antara 10-30 meter (Bertani co.id).
3.1.3. Status Ikan Bandeng Berdasarkan Regulasi Nasional dan Internasional
Status konservasi ikan bandeng di Indonesia tergolong rendah. Dalam jurnal
Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Pada Perusahaan Pengolahan Ikan Bandeng di
Sidoarjo dijelaskan bahwa masih belum ada manajemen yang baik dalam mengelola dan
mengembangkan ikan bandeng dalam skala nasional. Gresik adalah salah satu sentra
produksi ikan bandeng utama di Indonesia, menjadi cuplikan dalam mengkaji
keberlanjutan pengelolaan ikan bandeng yang dianggap dapat mewakili pengelolaan
bandeng secara umum. Setiap tahun festival ikan bandeng di Kota Gresik menjadi ajang
terbesar. Dalam skala internasional sudah cukup baik seperti di luar negeri karena
menggunakan teknologi yang tepat dan canggih dalam pengelolaan dan pengembangan
ikan bandeng.

4
3.2 Ikan Pindang Sardinella (Sardinella aurita)

(Dokumentasi Pribadi, 2021)


3.2.1 Deskripsi, Karakteristik, dan Klasifikasi Ikan Pindang Sardinella
Sardinella adalah nama marga ikan, anggota suku Clupeidae. Ikan ini di Indonesia
dikenal dengan nama lemuru dan tembang, yang merupakan jenis ikan kecil yang cukup
penting bagi perikanan. Karena lekas membusuk, ikan ini lebih banyak dijadikan ikan asin,
ikan pindang, atau dikalengkan sebagai ikan sarden. Ikan pindang merupakan hasil olah
yang cukup popular di Indonesia yang menempati urutan kedua setelah ikan asin.
Ikan pindang diminati karena murah harganya dan mengandung rasa yang sesuai
dengan selera masyarakat. Nilai gizi ikan pindang relatif masih tinggi sehingga ikan hasil
proses pemindangan dapat digunakan sebagai salah satu sumber protein hewani. Pindang
memiliki penampakan, cita rasa, tekstur, dan keawetan yang khas dan bervariasi sesuai
dengan jenis ikan, kadar garam, dan lama perebusan. Berbeda dari ikan asin, pengolahan
pindang selain menggunakan garam juga dikombinasikan dengan proses pemanasan
sehingga produk yang dihasilkan mempunyai karakteristik tersendiri. Untuk ikan kecil
dipindang dalam keadaan utuh sedangkan ikan besar dipindang dalam bentuk potongan.
Klasifikasi ikan tongkol dapat digolongkan sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Clupeiformes
Famili: Clupeidae
Genus: Sardinella
Spesies: Sardinella aurita
3.2.2 Habitat Ikan Pindang Sardinella
Ikan pindang termasuk ikan yang hidup pada perairan laut lepas namun dekat dengan
garis pantai. Ikan-ikan muda sering masuk ke dalam teluk atau pelabuhan. Gerombolannya

5
terbentuk bersama spesies lain, terdiri dari 100 sampai 5.000 ekor.
3.2.3 Status Ikan Pindang Saedinella Berdasarkan Regulasi Nasional dan
Internasional
Pemindangan ikan sebagai salah satu jenis pengolahan terbanyak di Indonesia. BPS
mencatat 10.919 unit pengolahan ikan pindang yang tersebar di seluruh Indonesia dan
sebagian besar terdiri dari UPI skala mikro dan kecil (BPS, 2018). Dengan demikian,
pindang menjadi salah satu bagian penting dalam pemberdayaan masyarakat.

3.3 Ikan Teri (Stolephorus sp.)

(Dokumentasi Pribadi, 2021)


3.3.1 Deskripsi, Karakteristik, dan Klasifikasi Ikan Teri
Ikan teri (Stolephorus sp.) atau iwak teri merupakan ikan kecil yang rasanya hambar
ketika digoreng, karena biasanya dijadikan masakan yang dicampur dengan sambal.
Namun, ada juga pengolahan ikan teri menjadi ikan asin yang sangat khas rasanya jika
dikonsumsi. Harganya yang murah menjadi salah satu ikan incaran masayarkat Indonesia.
Ikan teri adalah ikan yang termasuk kedalam kelompok ikan pelagis kecil, yang
diduga merupakan salah satu sumber daya perikanan paling melimpah di perairan
Indonesia. Ikan teri mempunyai ukuran 7-16 cm (De Bruin 1994), seperti umumnya
kelompok ikan pelagis kecil, mempunyai karakteristik sebagai berikut (Keenleyside 1979
dan Balitbang Perikanan 1994):
(1) Membentuk gerombolan yang terpencar-pencar (patchness).
(2) Variasi kelimpahan cukup tinggi yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan.
(3) Selalu melakukan ruaya baik temporal maupun spasial.
(4) Aktivitas gerak yang cukup tinggi yang ditunjukkan oleh bentuk badan menyerupai
cerutu atau torpedo. Memiliki bentuk tubuh silindris atau bulat memanjang.
Dari artikel website Rimbakita.com, Ikan teri memiliki karakteristik bagian perutnya

6
berbentuk membulat kepalanya berukuran pendek. Mulut terlihat jelas dan berbentuk
runcing dan terdapat sayatan di bagian agak ke dalam hingga ke belakang mata. Rahang
bawahnya lebih pendek dibandingkan rahang atas. Memiliki gigi taring runcing untuk
memangsa makanan. Teri mempunyai sisik yang teksturnya tipis dan mudah lepas. Ukuran
tubuhnya mulai dari 1 cm sampai 5 cm, namun ada juga jenis teri dari famili Engraulidae
yang mencapai panjang hingga 23 cm.
Klasifikasi ikan Teri menurut Young (1962) dan De Bruin et al (1994) adalah
sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Subphylum:Vertebrae
Class: Actinopterygii
Ordo: Clupeiformes
Famili: Engraulididae
Genus: Stolephorus
Species: Stolephorus sp.
3.3.2 Habitat Ikan Teri
Ikan teri hidup di perairan pesisir. Habitatnya tersebar di kawasan pantai di samudra
Atlantik, Hindia dan Pasifik. Di Indonesia, ikan dengan nama latin Stolephorus sp. ini
populasinya melimpah di kawasan Selat Madura, perairan Sumatra Barat, Sulawesi
Tenggara, dan perairan lainnya. Pada umumnya, ikan teri hidup di perairan beriklim
sedang (Rimbakita.com).
3.3.3 Status Ikan Teri Berdasarkan Regulasi Nasional dan Internasional
Menurut laporan penelitian Resmiati, dkk. Tahun 2003 dengan objek penelitian
usaha ikan teri di Serang. Kabupaten Serang dikenal sebagai penghasil teri. Ikan ini
merupakan species ikan yang selalu tertangkap hampir sepanjang tahun dengan rata-rata
hasil produksi tangkapannya paling tinggi (rata-rata hasil produksi tangkapan 8610,14
ton/tahun) dibandingkan species lain hasil tangkapan. Ikan teri hasil tangkapan, umumnya
langsung dijual di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) sebagian lagi dijual langsung kepada
nelayan pembuat ikan asin. Ikan ini tidak mendekati kepunahan karena banyak sekali
masyarakat yang membudidayakan ikan ini.

7
3.4 Ikan Mujair (Oreocrhomis mossambicus)

(Dokumentasi Pribadi, 2021)


3.4.1 Deskripsi, Karakteristik, dan Klasifikasi Ikan Mujair
Ikan mujair (Oreocrhomis mossambicus) menjadi salah satu ikan yang banyak
dikonsumsi. Kandungan protein yang tinggi menjadikan konsumsi ikan ini meningkat dan
paling banyak dibeli. Rasanya yang gurih dan harganya cukup terjangkau jika
dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya seperti daging sapi atau kambing.
Menurut artikel Bertani.co.id Ikan Mujair memiliki bentuk tubuh bulat pipih,
pungung agak tinggi. Sirip punggung memiliki 15-17 jari-jari tajam dan 10-13 jari-jari
lunak, sirip dubur memiliki dengan 3 jari-jari keras dan 9-12 jari-jari lunak. Tubuh
berwarna kehitaman atau keabuan, kecoklatan atau kuning. Sirip ekor bergaris-garis tegak,
7-12 buah. Pada sirip ekor ditemukan garis lurus atau Vertikal. Pada sirip punggung
ditemukan garis lurus memanjang. Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup
ingsang sampai bagian atas sirip ekor. Memiliki sepasang sirip dada dan sirip perut yang
berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang.
Klasifikasi ikan mujaer sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Cichlidae
Genus: Oreochromis
Spesies: Oreochromis mossambicus
3.4.2 Habitat Ikan Mujair
Ikan mujair dapat ditemukan di beberapa jenis habitat, seperti air tawar, payau,
hingga air laut dengan salinitas tinggi. Ikan ini mampu bertahan hidup dalam keadaan

8
payau karena memiliki ketahanan dan toleransi terhadap salinitas serta rentang suhu luas.
Menariknya, ikan yang juga dikenal sebagai ikan tropis ini jarang ditemukan di dataran
tinggi atau pegunungan (Rimbakita.com).
3.4.3 Status Ikan Mujair Berdasarkan Regulasi Nasional dan Internasional
Manajemen kawasan konservasi secara terintegrasi akan memberikan efek yang
lebih signifikan dalam konservasi untuk kepentingan pengembangan budidaya spesies
ikan endemik seperti mujair. Ikan mujair banyak diminati, sehingga jumlahnya berkurang.
Namun, karena adanya pembudidayaan di setiap wilayah Indonesia untuk pengembangan
ikan mujair agar tetap bisa dikonsumsi dan lestari.
3.5 Ikan Gabus (Channa Striata)

(Dokumentasi Pribadi, 2021)


3.5.1 Deskripsi, Karakteristik, dan Klasifikasi Ikan Gabus
Ikan gabus atau ikan kuthuk (bahasa jawab) banyak dikonsumsi karena kandungan
zat gizinya yang tinggi. Ikan gabus ini dapat bermanfaat untuk mengatasi berbagai masalah
kesehatan tubuh, bahkan di gunakan sebagai bahan alternatif untuk menyembuhkan
berbagai penyakit serta memberikan asupuan kandungan gizi dan nutrisi yang maksimal.
Ikan gabus memiliki kepala yang berukuran besar dan agak gepeng mirip kepala ular.
Terdapat sisik-sisik besar di atas kepala. Bentuk tubuh bulat memanjang seperti torpedo.
Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari
kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecokelatan atau kehijauan (Bertani.co.id).
Menurut Kurniawan, ikan gabus pada umumnya memiliki bentuk tubuh bulat
memanjang dengan panjang mencapai ½ – 1 meter bahkan lebih, ikan ini memiliki berat
rata-rata 2-5 kg. Bagian kepala berbentuk gepeng dan agak pipih yang hampir menyerupai
kepala ular. Memiliki sisik yang besar dan kasar di bagian kepala, perut, punggung, dan
bagian ekornya. Bagian sirip punggung memanjang dan juga sirip ekor bebentuk bulat
pada bagian ujungnya.
Menurut Kurniawan, ikan gabus memiliki bagian mulut terdapat gigi yang besar dan
tajam, yang berguna untuk mencabik atau mengunyah makanannya. Secara umum, ikan
gabus ini memiliki bau amis, hal ini disebabkan karena bagian otot ikan terbuat dari protein

9
yang bervariasi. Bau amis ini berasal dari penguraian (dekomposisi), zat amonia dari
senyawa belerang dan bahan kimia amina yang berasal dari penguraian asam amino.
Klasifikasi ikan gabus sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actionopterygii
Ordo: Percformes
Famili: Channidae
Genus: Ophiocephalus
Spesies : Ophiocephalus striatus
3.5.2 Habitat Ikan Gabus
Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari daerah tropis.
Ikan gabus ini banyak ditemukan di perairan umum, yang dapat tumbuh dan berkembang
dimuara-muara sungai, daun dan dapat juga berkembangbiak di perairan kotor rendah
kadar oksigen bahkan juga tahan terhadap kekurangan air.
3.5.3 Status Ikan Gabus Berdasarkan Regulasi Nasional dan Internasional
Ikan gabus dikembangbiakan secara terkontrol dengan teknologi yang sederhana
dapat diaplikasikan oleh masyarakat. Pengembangan teknologi pengembangbiakan ikan
gabus dengan tujuan konservasi sumberdaya perairan dan budidaya perlu terus
ditingkatkan, mengingat potensi lahan rawa yang cukup luas.

10
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ikan yang saya amati di pasar Benjeng, kecamatan Benjeng diantaranta ikan bandeng,
ikan pindang, ikan teri, ikan mujair, dan ikan gabus. Kelima ikan tersebut merupakan ikan
konsumsi yang berhabitat di air tawar dan air laut. Ikan konsumsi sebagai ikan yang
dijadikan bahan lauk pauk. Jenis dari ikan konsumsi ini bisa dibagi lagi menjadi beberapa
bagian, yakni ikan yang berasal dari daerah perairan di darat maupun ikan yang ada di laut.
Ikan konsumsi sangat tinggi kandungan proteinnya. Maka dari itu, banyak sekali
permintaan masyarakat terkait ikan konsumsi ini. Akibatnya, jika tidak dilakukan
pemberdayaan konservasi serta pengelolaan maka bisa punah.
4.2 Saran
Makalah penelitian ini masih banyak kekurangan. Dari segi status regulasinya masih
kurang data dan referensi yang tepat. Maka dari itu, diperlukan saran untuk kebaikan dan
kemajuan makalah penelitian ini ke depannya.

11
DAFTAR RUJUKAN

Bertani.co.id. Tanpa Tahun. Online, (Morfologi dan Klasifikasi Ikan Gabus (Channa Striata)
(bertani.co.id)), diakses pada tanggal 10 November 2021.
De Bruin, G.H.P., B.C. Russel, and A. Bogusch. 1994. The Marine Fishery Resources of Sri
Lanka. FAO Species Identification Field Guide for Fishery Purpose. Rome. M-43. ISBN
92-5-103293, 400 pp.
Djunaidi, I. S. 2017. Tingkat Konsumsi Ikan di Indonesia: Ironi di Negeri Bahari. Jurnal
Penyuluhan Perikanan dan Kelautan, 11 (1): 12-24.
Keenleyside, M. H. A. 1979. Zoophysiology. Volume 11: Diversity and Adaptation in Fish
Behaviour. ISBN 3-540-09587-X Springer-Verlag Berlin Heidelberg. New York 208 pp.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2019. Perhitungan Kebutuhan Bahan Baku dan
Volume Produk Olahan Pindang Tahun 2019.
Pamijiati. 2009. Pengaruh Ekstrak Daun Selasih (Ocimum Basilicum Linn) Terhadap Mutu
Kesegaran Ikan Bandeng Selama Penyimpanan Dingin (Chanos Chanos Forsk). Skripsi.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Pasaribu, A. M. (2004). Kajian Sistem Mudular Pada Usaha Tani Ikan Bandeng (Chanos
chanos) di Sulawesi Selatan. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian, 7(-): 187-192.
Resmiati, T., Diana, S., dan Astuty, S. 2003. Laporan Penelitian: Pengasinan Ikan Teri
(Stolephorus sp.) dan Kelayakan Usahanya di Desa Karanghantu, Serang. Bandung:
Universitas Padjajaran.
Rimbakita.com. Tanpa Tahun. Ikan Mujair – Penemu, Taksonomi, Morfologi, Ciri, Habitat &
Manfaat. Online, (Ikan Mujair - Penemu, Taksonomi, Morfologi, Ciri, Habitat &
Manfaat (rimbakita.com)), diakses pada tanggal 10 November 2021.
Rimbakita.com. Tanpa Tahun. Ikan Teri Taksonomi, Morfologi, Habitat, Sebaran dan
Jenisnya. Online, (Ikan Teri - Taksonomi, Morfologi, Habitat, Sebaran dan Jenisnya
(rimbakita.com)), diakses pada tanggal 10 November 2021.
Wibowo, S. 1999. Industri Pemindangan Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Young, J. Z. 1962. The Life of Vertebrates. Second eds. Oxford University Press. New York
and Oxford. 820 pp.

12

Anda mungkin juga menyukai