Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN NEMO
(Amphiprion ocellaris)

Disusun oleh:

MOH. REZKY
O 271 17 054

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


JURUSAN AKUAKULTUR
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019

1
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda Terhadap


Pertumbuhan Dan Sintasan Ikan Nemo (Amphiprion Ocellaris)

Nama : Moh. Rezky

Stambuk : O 271 17 054

Kelas : Akua 01

Palu, November 2019

Mengetahui,
Pembimbing

Muh. Saleh Nurdin, S.Pi, M.Si


Nip. 19910811 201903 1 014

ii
2
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena limpahan rohmat

serta anugerah dari-Nya sehingga penulis mampu untuk merampungkan proposal

penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda Terhadap

Pertumbuhan Dan Sintasan Ikan Nemo (Amphiprion Ocellaris)” ini. Sholawat dan

salam selalu kita ucapkan dan curahkan untuk junjungan nabi agung kita, Nabi

Muhammad SAW yang sudah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua,

sebuah petunjuk paling benar yakni syariah agama islam yang sempurna dan satu

satunya karunia paling besar kepada seluruh alam semesta.

Penulis benar benar berterima kasih sebab mampu menyelesaikan tugas mata

kuliah Metode karya ilmiah tentang “Pengaruh Pemberian Jenis Pakan Yang Berbeda

Terhadap Pertumbuhan Dan Sintasan Ikan Nemo (Amphiprion Ocellaris)”. Selain itu,

penulis menyampaikan terima kasih yang banyak terhadap seluruh pihak yang sudah

membantu penulis selama berlangsungnya penyelesaian proposal penelitian ini

sampai bisa terselesaikan.

Palu, November 2019

Moh. Rezky

iii

3
DAFTAR ISI

HALAM SAMPUL.........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................1
1.2. Perumusan Masalah....................................................................1
1.3. Tujuan.........................................................................................1
1.4. Urgansi (keutamaan) Penelitian..................................................2
1.5. Target Penelitian.........................................................................2
1.6. Konstribusi Penelitian.................................................................2
1.7. Luaran yang diharapkan.............................................................2
1.8. Manfaat Penelitian......................................................................2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Biologis Ikan Nemo (Amphiprion ocellaris)..............................3


2.2. Habitat Ikan Nemo......................................................................3
2.3. Pemberian Pakan........................................................................4

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1. Pemberian Pakan........................................................................5
3.2. Bahan dan Alat...........................................................................5
3.3. Rancangan Percobaan.................................................................5
3.4. Tahapan Penelitian......................................................................5
3.5. Prosedur Penelitian.....................................................................6
3.6. Luaran Penelitian........................................................................6
3.7. Parameter Uji..............................................................................6
3.8. Analisis Data...............................................................................7

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................8

iv

4
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai sumberdaya
perikanan yang melimpah. Salah satu komoditas yang telah memiliki nilai jual
yang tinggi yaitu ikan hias Clownfish (ikan badut) atau dikenal dengan nama lokal
ikan “Badut” dari jenis Amphiprion ocellaris. Ikan badut ini meiliki pangsa pasar
yang cukup tinggi, sehingga dapat dijadikan terobosan usaha perikanan yang
cukup menjanjikan. Dipasaran, ikan hias berasal dari dua sumber sesuai
habitatnya yaitu ikan hias air tawar dan air laut. Penumbuhan kebutuhan pasar
ikan hias air tawar sebagian tercukupi dari hasil tangkapan dan sebagian besar
sudah dipenuhi dari hasil budidaya. Jenis dan keragaman ikan hias air laut lebih
tinggi dari ikan hias air tawar, namun kegiatan usaha budidaya belum banyak
terdengar. Sementara itu, banyak jenis ikan hias air laut sudah tergolong biota
yanng terlindungi. Oleh karena itu perlu diadakan pengembangan usaha ikan
badut untuk memenuhi kebutuhan pasar yang cukup tinggi.

Selama pemeliharaan ikan badut dalam aquarium, ikan tersebut diberikan


pakan yang berbeda, yaitu pakan buatan pellet dan pakan alami cacing sutra,
pemberian pakan yang berbeda ini bertujuan untuk melihat tingkat pertumbuhan
ikan badut, sehingga kita dapat melihat pakan yang mana bagus untuk pembesaran
ikan badut, sehingga salah satu dari pakan tersebut dapat kita kembangkan untuk
pakan ikan badut tersebut. Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam
kegiatan budidaya ikan. Menurut Perius (2011), pakan merupakan sumber materi
dan energi untuk menopang kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan namun di
sisi lain pakan merupakan komponen terbesar (50-70%) dari biaya produksi. Kian
meningkatnya harga pakan ikan tanpa disertai kenaikan harga jual ikan hasil
budidaya adalah permasalahan yang harus dihadapi setiap pembudidaya ikan.
Oleh karena itu, upaya pencarian pakan alternatif yakni pakan alami yang murah
serta mudah dijangkau terus dilakukan agar dapat mengurangi biaya produksi.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengtahui tingkat pertumbuhan ikan badut (Amphiprion ocellaris) dan manakah
pakan yang terbaik untuk ikan badut.

1.3. Tujuan
Penelitian ini bertujuan utuk mengetahui pengaruh pemberian pakan yang
berbeda terhadap ikan badut (Amphiprion ocellaris), dan untuk mengetahui
petumbuhan yang bagus pada saat pemberian pakan berupa pellet dan cacing
darah.

1
1.4. Urgansi (keutamaan) Penelitian
Uergensi dari penelitian ini adalah pengembangan metode baru pada
budidaya ikan badut (Amphiprion ocellaris) pada pemberian pakan yang berbeda
sehingga penilitian ini dapat dijadikan acuan apabila terjadi perubahan.

1.5. Target Penelitian


Pembudidaya ikan diharapkan dapat membudidaya ikan nemo (Amphiprion
ocellaris) dengan baru sebagai awal pada kegiatan budidaya ikan nemo.

1.6. Konstribusi Penelitian


Memberikan konstribusi pengetahuan alam sains khususnya budidaya ikan
nemo sehingga dapat dijadikan referensi bagi stekholder penggunanya.

1.7. Luaran yang diharapkan


Hasil penelitian diharapkan mengetahui pemberian pakan yang berbeda
terhdapap sintasan pertumbuhan ikan nemo (Amphiprion ocellaris). Sehingga
dapat di aplikasikan pada laporan kemajuan, laporan akhir, artikel ilmiah, dan/atau
produk program sehingga menjadi referensi baru bagi stekholder.

1.8. Manfaat Penelitian


Daiharapkan setelah melakukan penelitian ini dapat menghasilkan suatu
kajian baru bagi peneliti tentang pemberian pakan yang berbeda terhadap sintasan
pertumbuhan ikan nemo (Amphiprion ocellaris).

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Biologis Ikan Nemo (Amphiprion ocellaris)


Klasifikasi Amphiprion ocellaris menurut burges (1990) adalah sebagai
berikut ;
Filum : Chordata
Kelas : Actynopteigii
Ordo : Perciformes
Famili : Pomacentridae
Genus : Amphiprion
Spesies : Amphiprion ocellaris

Ikan badut (Amphiprion percula) berwarna oranye cerah, dengan tiga garis
putih pada tubuhnya. Tiga garis putih pada ikan badut terdapat pada bagian pada
bagian kepala, tengah-tengah badan, dan pangkal ekor. Ikan ini, memiliki sebaran
warna hitam pekat dan pola garis putih di bagian perut lebih tajam. Selain itu, ikan
badut memiliki jari-jari keras sebanyak 10 buah dan jari-jari lunak pada sirip
punggungnya sebanyak 17 buah, dengan panjang jari-jari sirip yang berbeda
(Allen, 1991).

2.2. Habitat Ikan Nemo


Habitat kelompok ikan clownfish berada diantara tentakel-tentakel anemon,
dimana hubungan antara kelompok ikan clownfish dengan anemon adalah
simbiosis mutualisme, sehingga dikenal juga sebagai anemonfish. Habitat
penyebarannya banyak ditemukan di perairan Samudera Pasifik (Fiji), Laut
Merah, Samudra Hindia (Indonesia, Malaysia, Thailand, Maladewa, Burma), dan
Great Barrier Reef Australia. Simbiosis yang terjadi berupa proteksi yang
didapatkan dan material pakan alami yang dikeluarkan oleh anemone, sedangkan
bagi anemone dibersihkan dan dilindungi dari predator. Selain itu, jenis ikan
clownfish juga dapat membersihkan diri dari parasit dan bakteri lainnya dari
tubuh dengan cara menggosokkan tubuhnya keantara tentakel anemon laut (Yasir,
2010). Selain dari genus Amphiprion spp, anemon juga biasa bersimbiosis dengan
genus lainnya yaitu Heteractis magnifica dan

Stichodactyla gigantean.Habitat ikan badut (Amphiprion percula) berada di


antara tentakel-tentakel anemon. Hubungan antara ikan badut dan anemon adalah
simbiosis mutualisme, sehingga ikan ini juga dikenal sebagai ikan anemon (Yasir,
2010). Simbiosis ini berupa, ikan badut mendapat proteksi dan memakan material
non-metabolik yang dikeluarkan oleh anemon. Disisi lain, anemon dibersihkan
dan dilindungi dari predator oleh ikan simbionnya (Yasir, 2010). Menurut
Michael (2008), anemon yang biasa bersimbiosis dengan ikan badut antara lain,
Heteractis magnifica, dan Stichodactyla gigantean. Ikan badut (Amphiprion
percula)

3
biasanya tinggal menetap di salah jenis anemon saja dan tidak suka berpindah-
pindah ke anemon lain.

2.3. Pemberian Pakan


Pakan juga merupakan unsur terpenting dalam menunjang pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan. Menurut Wahyu ningsih (2009), jenis-jenis ikan
budidaya komersial yang dipelihara secara semi-intensif, pakan yang dimakan
sepenuhnya mengandalkan suplai yang diberikan oleh pembudidaya. Sedangkan
ikan yang dipelihara secara tradisional atau ikan yang hidup bebas di alam, hanya
memanfaatkan pakan yang tersedia secara alami. Itulah yang menyebabkan
mengapa laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup ikan yang dipelihara

Kecepatan laju pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh jenis dan kualitas
pakan yang diberikan serta kondisi lingkungan hidupnya. Apabila pakan yang
diberikan berkualitas baik, jumlahnya mencukupi dan kondisi lingkungan
mendukung maka dapat dipastikan laju pertumbuhan ikan menjadi cepat sesuai
yang diharapkan. Sebaliknya, apabila pakan yang diberikan berkualitas jelek,
jumlahnya tidak mencukupi dan kondisi lingkungannya tidak mendukung dapat
dipastikan pertumbuhan ikan akan terhambat (Amri dan Khairuman 2002)

4
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan dengan media pemeliharaan akuarium di
hatchery kampus Universitas Teuku Umar, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat,
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.

3.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan adalah berupa ikan nemo, pellet, cacing sutra,
aquarium, timbangan analitic, alat pengukur kualitas air, dan instalasi udara.

3.3. Rancangan Percobaan


Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam tiga perlakuan yaitu pemberian jenis
pakan yang berbeda pada benih ikan nemo dengan 3 kali ulangan. Analisis data
untuk laju pertumbuhan meliputi berat badan dan panjang badan ikan. Perlakuan
pemberian pakan memiliki level antara lain:

P1 = Cacing sutra
P2 = Pellet
P3 = Cacing sutra dan pellet

3.4. Tahapan Penelitian

Persiapan

Pelaksanaan

P1 P2 P3

Pengumpulam Data

Analisis Data

5
3.5. Prosedur Penelitian
Akuarium terlebih dahulu disucihamakan dengan cara mencuci sampai
bersih menggunakan detergen. Sebagai media percobaan adalah air dan tanah, tiap
akuarium diisi dengan air Laut setinggi 30 cm. Ikan yang di uji yang telah
diadaptasikan secara bersamaan dimasukkan ke dalam setiap wadah dengan
kepadatan 10 ekor setiap wadah dilengkapi dengan aerasi sesuai dengan
perlakuan. Sebelum dimasukkan dilakukan pengkuran biomassa ikan.
Pemeliharaan berlansung selama 30 hari dan di beri pakan sebanyak tiga kali
sehari. Data mengenai bobot dan panjang ikan diperoleh dari pengukuran pada
saat awal percobaan, hari ke 7, 14, 21, dan akhir percobaan. Tingkat pertumbuhan
ikan tersebut di peroleh saat perlakuan dalam pemberian pakan. Setiap 7 hari di
lakukan pengamatan untuk mengkur biomassa ikan.

3.6. Luaran Penelitian


Tabel 3.1. Luaran penelitian
No Jenis Luaran Target
1 Laporan kemajuan Ada
2 Laporan akhir Ada
3 Artikel ilmiah Ada
4 Produk program ada

3.7. Parameter Uji


a. Kelansungan Hidup
Kelansungan hidup menurut Taqwa (2008) dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
SR = Nt/No x 100%
Keterangan:
SR = Kelansungan Hidup (%)
Nt = Jumlah ikan pada waktu t (individu)
No = Jumlah ikan pada awal percobaam (individu)

b. Pertambahan Bobot
Pertambahan bobot menurut Setyadi (2008) dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
W = Wt − Wo
Keterangan:
W = Pertambahan bobot rata-rata individu (g)
Wt = Bobot rata-rata akhir uji ikan nemo (g)
W = bobot rata-rata awal pengujian ikan nemo (g)

6
c. Pertambahan Panjang
Pertambahan panjang menurut Soeprapto (2009) dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
L = L1 - Lo
Keterangan:
L = Pertambahan panjang rata-rata individu
L1 = Panjang rata-rata akhir uji ikan nemo
L0 = Panjang rata – rata awal uji ikan nemo

3.8. Analisis Data


Data yang diperoleh akan dikelompokan, ditabulasikan, dilakukan uji
statistik ANOVA dan SPSS untuk melihat pengaruh percobaan. Jika terdapat
perbedaan yang sinifikan, akan dilakukan uji lanjut BNT dan SPSS untuk melihat
percobaan yang terbaik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Allen, N.J. dan J.P. Meyer. 1991. The Measurement and Antecedents of
Affective, Continuance and Normative Commitment to the Organizational.
Journal of Occupational Psychology. 63 (1): 118.
Amri, K. dan Khairuman. 2002. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi.
Agromedia. Jakarta.
Burgess, W. 1990. ATLAS of Marine Aquarium Fishes. T.F.H. Publication. USA.
Perius Y. 2011. Nutrisi Ikan. http://yulfiperius.files.wordpress.com/2011/07/1
pendahuluan.pdf. [diakses 28 april 2011]
Setyadi, I. 2008. Respon Pertumbuhan Juvenil Ikan Kerapu Pasir (Epinephelus
corallicola) dengan Padat Tebar Awal Berbeda. J. Aquaculture 9 (2): 97-
102.
Taqwa, F.H. 2008. Pengaruh Penambahan Kalium pada Masa Adaptasi Penurunan
Salinitas dan Waktu Penggantian Pakan Alami oleh Pakan Buatan terhadap
Performa Juvenil Udang vanamei (Litopenaeus vannamei). Tesis. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Wahyuningsih,Tri Dana.2009. Eksperimentasi pembelajaran kooperatif tipe TWO
STAY - TWO STRAY (TS-TS) dan TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZASION (TAI) ditinjau dari motivasi belajar matematika
siswa.Skripsi. Surakarta:UMS (tidak dipublikasikan)
Yasir, I. Syafiuddin dan Sumarjito, 2010. Identifikasi jenis ikan anemone
(Amphiprioninae) dan anemone simbionnya di Kepulauan Spermonde,
Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 2, No.
2, Hal. 10-16.

Anda mungkin juga menyukai