OLEH :
ARDANA KURNIAJI
I1A210 097
I. PENDAHULUAN
lebih 81.000 km dengan luas perairan pantai 5,8 juta km2 merupakan potensi yang
sangat besar bagi pengembangan budidaya laut. Kondisi seperti ini merupakan
Selama ini pemanfaatan sumber daya perikanan laut sebagian besar masih terbatas
psda usaha penangkapan atau pengumpulan dari alam. Usaha yang sepenuhnya
atau pengumpulan hasil laut yang tidak bijaksana atau penangkapan lebih (Over
Fishing) dapat berakibat menurunnya populasi dan kelestarian sumber itu sendiri.
sebagai salah satu negara dengan pengekspor udang besar di dunia. Kegiatan ini
pantai.
merupakan hal yang telah sering dilakukan oleh pembudidaya baik skala ekstensif
atau konvensional hingga pada skala super intensif. Salah satu pembudidaya yang
Desa Bororo Kabupaten Konawe Selatan. Prosedur budidaya yang dilakukan telah
membuat kegiatan budidaya ini mampu menembus pasar ekspor. Oleh sebab itu
untuk mengetahui lebih jauh mengenai proses dan tata lingkungan yang diterpkan
penataan lingkungan yang baik untuk budidaya udang vanamei pada tambak
intensif.
Manfaat dari praktikum ini adalah agar dapat menjadi bahan informasi
tentang mahasiswa untuk dapat mengetahui cara budidaya udang vanamei secara
intensif.
4
2.1.1. Kalsifikasi
Udang Vaname merupakan udang jenis introduksi yang saat ini banyak
Kingdom : Animalia
Phylum : Crustacea
Class : Malacostraca
Order : Decapoda
Family : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
Species : Litopenaeus vannamei
Menurut Haliman, R.W dan Adijaya, D.S (2005) udang vannamei bersifat
noktural, yaitu melakukan aktifitas pada malam hari. Proses perkawinan ditandai
dengan loncatan betina secara tiba-tiba. Pada saat loncatan tersebut, betina
sperma sehingga sel telur dan sperma bertemu. Proses perkawinan berlangsung
butir telur yang menghasilkan telur yang berukuran 0,22 mm.Siklus udang
vannamei meliputi stadia naupli, stadia zoea, stadia mysis, dan stadia postlarva.
golongan hewan omnivora atau pemakan segala. Beberapa sumber pakan udang
antara lain udang kecil (rebon), fitoplankton, cocepoda, polyhaeta, larva kerang,
sinyal kimiawi berupa getaran dengan bantuan organ sensor yang terdiri dari bulu-
bulu halus (setae) yang terpusat pada ujung anterior antenula, bagian mulut, capit,
antena, dan maxillipied. Untuk mendekati sumber pakan, udang akan berenang
pakan yang berukuran kecil masuk ke dalam kerongkongan dan oesophagus. Bila
pakan yang dikonsumsi berukuran lebih besar, akan dicerna secara kimiawi
Bagian tubuh udang vanamei terdiri dari kepala yang bergabung dengan
dada (chepalothorax) dan perut (abdomen). Kepala udang vanamei terdiri dari
antenula , antena, mandibula, dan sepasang maxillae. Kepala udang vanamei juga
6
dilengkapi dengan 5 pasang kaki jalan (periopod) yang terdiri dari 2 pasang
maxillae dan 3 pasang maxiliped. Perut udang vanamei terdiri dar 6 ruas dan juga
terdapat pasang kaki renang (pleopod) serta sepasang uropod (mirip ekor) yang
membentuk kipas bersama-sama telson. Sift udang vanamei aktif pada kondisi
gelap dan dapat hidup pada kisaran salinitas lebar dan suka memangsa sesama
jenis (kanibal), tipe pemakan lambat tapi terus menerus (continous feeder) serta
mencari makan lewat organ sensor. Spesies ini memiliki 6 stadia naupli, 3 stadia
protozoa, 3 stadia mysis dan stadia post larva dalam siklus hidupnya. Stadia post
larva berkembang menjadi juvenil dan akhirnya menjadi dewasa (Haliman 2005
diacu dalam Pranoto 2007). Udang vanamei juga mempunyai nama F.A.O yaitu
Udang vanamei dapat tumbuh sampai 230 mm/9 inchi (Dore dan Frimodt
1987 diacu dalam Muzaki 2004). Udang vanamei menyukai dasar yang berpasir
dengan kedalaman sekitar 72 m dari permukaan laut (Dore dan Frimodt 1987
diacu dalam Muzaki 2004). Pada betina gonad pertama berukuran kecil, berwarna
coklat keemasan atau coklat kehijauan pada musim pemijahan Penaeus vannamei,
biasa juga disebut sebagai udang putih dan masuk ke dalam famili Penaidae.
Anggota famili ini menetaskan telurnya di luar tubuh setelah telur dikeluarkan
oleh udang betina. Udang Penaeid dapat dibedakan dengan jenis lainnya dari
bentuk dan jumlah gigi pada rostrumnya. Penaeid vannamei memiliki 2 gigi pada
tepi rostrum bagian ventral dan 8-9 gigi pada tepi rostrum bagian dorsal (Anonim
udang ini dapat bertambah lebih dari 3 gram tiap minggu dalam kultur dengan
densitas tinggi (100 udang/m2). Berat udang dewasa dapat mencapai 20 gram dan
7
diatas berat tersebut, Penaeus vannamei tumbuh dengan lambat yaitu sekitar 1
gram/ minggu. Udang betina tumbuh lebih cepat daripada udang jantan (Wyban et
al., 1991).
ppt, tapi akan tumbuh cepat pada salinitas yang lebih rendah, saat lingkungan dan
darah isoosmotik. Rasa udang dapat dipengaruhi oleh tingkat asam amino bebas
yang tinggi dalam ototnya sehingga menghasilkan rasa lebih manis. Selama
proses post-panen, hanya air dengan salinitas tinggi yang dipakai untuk
Penaeus vannamei akan mati jika tepapar pada air dengan suhu dibawah
15oC atau diatas 33oC selama 24 jam atau lebih. Stres subletal dapat terjadi pada
vannamei adalah pada spesifitas tahap dan ukuran. Udang muda dapat tumbuh
dengan baik dalam air dengan temperatur hangat, tapi semakin besar udang
tersebut, maka temperatur optimum air akan menurun (Wyban et al., 1991).
Udang biasa kawin di daerah lepas pantai yang dangkal. Proses kawin
Peneluran bertempat pada daerah lepas pantai yang lebih dalam. Telur-telur
dikeluarkan dan difertilisasi secara eksternal di dalam air. Seekor udang betina
mampu menghasilkan setengah sampai satu juta telur setiap bertelur. Dalam
8
waktu 13-14 jam, telur kecil tersebut berkembang menjadi larva berukuran
mikroskopik yang disebut nauplii/ nauplius (Perry, 2008). Tahap nauplii tersebut
metamorfosis menjadi zoea. Tahap kedua ini memakan alga dan setelah beberapa
hari bermetamorfosis lagi menjadi mysis. Mysis mulai terlihat seperti udang kecil
dan memakan alga dan zooplankton. Setelah 3 sampai 4 hari, mysis mengalami
metamorfosis menjadi postlarva. Tahap postlarva adalah tahap saat udang sudah
mulai memiliki karakteristik udang dewasa. Keseluruhan proses dari tahap nauplii
postlarva akan migrasi menuju estuarin yang kaya nutrisi dan bersalinitas rendah.
Mereka tumbuh di sana dan akan kembali ke laut terbuka saat dewasa. Udang
dewasa adalah hewan bentik yang hidup di dasar laut (Anonim 2, 2008).
mitosis dari epitelium germinal selama kehidupan reproduktif dari udang betina.
dikelilingi oleh sel-sel folikel. Oosit yang dihasilkan akan menyerap material
kuning telur (yolk) dari darah induk melalui sel-sel folikel (Wyban et al., 1991).
Organ reproduksi utama dari udang jantan adalah testes, vasa derefensia, petasma,
Udang biasa kawin di daerah lepas pantai yang dangkal. Proses kawin
Peneluran bertempat pada daerah lepas pantai yang lebih dalam. Telur-telur
dikeluarkan dan difertilisasi secara eksternal di dalam air. Seekor udang betina
mampu menghasilkan setengah sampai satu juta telur setiap bertelur. Dalam
waktu 13-14 jam, telur kecil tersebut berkembang menjadi larva berukuran
mikroskopik yang disebut nauplii/ nauplius (Januri, 2008). Tahap nauplii tersebut
metamorfosis menjadi zoea. Tahap kedua ini memakan alga dan setelah beberapa
hari bermetamorfosis lagi menjadi mysis. Mysis mulai terlihat seperti udang kecil
10
dan memakan alga dan zooplankton. Setelah 3 sampai 4 hari, mysis mengalami
metamorfosis menjadi postlarva. Tahap postlarva adalah tahap saat udang sudah
mulai memiliki karakteristik udang dewasa. Keseluruhan proses dari tahap nauplii
postlarva akan migrasi menuju estuarin yang kaya nutrisi dan bersalinitas rendah.
Mereka tumbuh di sana dan akan kembali ke laut terbuka saat dewasa. Udang
dewasa adalah hewan bentik yang hidup di dasar laut (Anonim , 2008). Siklus
kidup udang vaname Udang yang dijadikan sebagai induk (broodstock) sebaiknya
bersifat SPF (Specific Pathogen Free). Udang tersebut dapat dibeli dari jasa
penyedia udang induk yang memiliki sertifikat SPF. Keunggulan udang tersebut
seperti white spot, dan lain-lain. Udang tersebut didapat dari sejumlah besar famili
dengan seleksi dari tiap generasi menggunakan kombinasi seleksi famili, seleksi
massa (WFS) dan seleksi yang dibantu marker. Induk udang tersebut adalah
keturunan dari kelompok famili yang diseleksi dan memiliki sifat pertumbuhan
yang cepat, resisten terhadap TSV dan kesintasan hidup di kolam tinggi.
Karakteristik induk udang baik yang lain adalah udang jantan dan betina memiliki
baik dan berwarna putih mutiara. Udang betina matang secara seksual dan
menunjukkan perkembangan ovarium yang alami. Berat udang jantan dan betina
oviduk, lubang genital, dan thelycum. Oogonia diproduksi secara mitosis dari
reproduksi utama dari udang jantan adalah testes, vasa derefensia, petasma, dan
dan bersifat nonmotil karena tidak memiliki flagela. Selama perjalanan melalui
vas deferens, sperma yang berdiferensiasi dikumpulkan dalam cairan fluid dan
Proses kawin alami pada kebanyakan udang biasanya terjadi pada waktu
malam hari.Tetapi, udang Penaeus vannamei paling aktif kawin pada saat
sehingga udang tersebut kawin saat udang betina pada tahap intermolt atau setelah
maturasi ovarium selesai, dan udang akan bertelur dalam satu atau dua jam setelah
kawin (Wyban et al., 2005). Peneluran terjadi saat udang betina mengeluarkan
telurnya yang sudah matang. Proses tersebut berlangsung kurang lebih selama dua
menit. Penaeus vannamei biasa bertelur di malam hari atau beberapa jam setelah
kawin. Udang betina tersebut harus dikondisikan sendirian agar perilaku kawin
Tambak adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air
dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang. Penyebutan
“tambak” ini biasanya dihubungkan dengaair payau atau air laut. Kolam yang
berisiair tawar biasanya disebut kolam saja atau empang. Tambak merupakan
salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan
budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir. Secara umum tambak
12
ikan bandeng, ikan nila, ikan kerapu, kakap putih dan sebagainya (Ahmad, 2011).
tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir. Secara
misalnya ikan bandeng, ikan nila, ikan kerapu, kakap putih dan sebagainya. Tetapi
tambak lebih dominan digunakan untuk kegiatan budidaya udang windu. Udang
menarik perhatian para pengusaha untuk terjun dalam usaha budidaya tambak
udang. Para pengusaha di bidang lain yang sebelumnya tidak pernah terjun dalam
usaha budidaya tambak udang windu secara beramai-ramai membuka lahan baru
2.2.2.1. Pematang
yang gunanya untuk menahan air serta melindungi unit tambak dari bahaya banjir,
erosi dan air pasang. Oleh karena itu dalam konstruksinya pematang/tanggul harus
dibangun benar-benar kuat, bebas dari bocoran dan aman dari kemungkinan
longsor.
13
Dalam petakan tambak pintu air merupakan pengendali dan oengatur air
dalam operasional budidaya. Oleh karena itu dalam budidaya di tambak jumlah
biasanya pintu air terdiri atas dua macam yaitu pintu air pemasukan dan
pembuangan.
memasukan air setiap saat secara mudah, baik untuk mengalirkan air dari laut
panjang dan lebar masing-masing 50 meter, sehingga luas satu petak tambak
sebesar 2.500 m2. Untuk konstruksi tanggul tambak, digunakan harflek yaitu
lembaran dinding terbuat dari bahan asbestos berkadar asbes rendah yang
biasanya digunakan untuk dinding bangunan atau pagar. Harflek tersebut dipasang
memanjang pada dinding tambak bagian dalam dan pada setiap sambungan
diperkuat dengan pasangan batako semen. Sebelum harflek dipasang, maka dasar
dan dinding tambak dilapisi dengan plastik (ketebalan 0,6 mm). Pematang tambak
Sebelum bioseal dipasang, pematang pasir dipadatkan terlebih dahulu agar stabil.
Untuk memudahkan dan memperkuat konstruksi dinding, maka pada pada dasar
dinding terlebih dahulu diberi konstruksi “sepatu dinding” selebar 1 meter terbuat
dari plesteran.
14
Agar tambak mudah dikeringkan dan sisa pakan selama pemeliharaan dapat
bangunan tower, saringan air dan pipa pembuangan bawah tanah terbuat dari pipa
PVC 12″.
saluran pemasukan air (inlet) dan konstruksi pembuangan air (outlet). Saluran
pemasukan air dibuat di atas pematang tambak yang menghubungkan sumber air
air tersebut terbuat dari pasangan bata merah selebar 0,5 m dan tinggi 0,5 m, yang
bagian dasarnya diperkuat dengan fondasi batu kali. Saluran pembuangan dibuat
di bawah tanah dan lebih rendah dari dasar tambak, terbuat dari buis beton yang
menampung air pembuangan yang berasal dari central drainage (Ahmad, 2011).
15
Praktikum ini dilakukan pada hari Minggu, tanggal 26 Mei 2013, pukul
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel
1 sebagai berikut:
Bahan :
2. - Udang Vanamei Bahan yang diamati
3.3.Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini dibagi dalam dua
3.3.1. Observasi
3.3.2. Wawancara
tambak
tambak
4.1.Hasil Pengamatan
4.2.Pembahasan
dalam budidaya udang vaname. Proses budidaya ini memerlukan perhatian lebih
terutama pada tata lingkungan tambak, hal ini selain karena taknologi yang
budidaya.
adanya merupakan sistem tata lingkungan makro yang harus dipenuhi guna
menjadi salah satu syarakt mutlak yang harus diperhatikan dan diolah sehingga
18
dalam budidaya. Petakan tambak yang ada dalam kawasan tambak mencapai 32
tergantung dari luasan petakan. Dari 32 petakan tersebut dibagi dalam 1 kawasan
tambak seluas 17 hektar yang berada tepat ditepi pantai dengan kawasan hutan
2-3 meter namun memiliki kedalam air yang sama yakni mencapai 120-150 cm
beton dan ada pula yang masih menggunakan jenis substrat lempung berpasir,
pada petakan tambak yang menggunakan beton, tambak lebih mudah dibersihkan
berpasir.
differentiation function pada masing-masing petak tambak. Padahal hal ini sangat
urgen untuk menunjang kegiatan budiaya setiap siklus produksi, dimana perlu
aklimatisasi dan petakan pasca panen serta patak karantina saat udang terserang
penyakit.
Jika saja dapat disarankan, dalam pembuatan petakan untuk nener pada
umumnya dangkal, luasnya berkisar antara 500 -1.000 m 2 . Letak petakan nener
dekat dengan sumber air tawar maupun air asin. Selanjutnya pada petakan untuk
gelondongan mempunyai areal lebih besar (luas) dan lebih dalam (1.000 - 2.000)
petakan aklimatisasi atau yang biasa disebut ipukan/baby box merupakan petakan
kecil yang terbuat dalam penggelondongan dan bersifat hanya sementara. Ipukan
ini dibatasi oleh pematang yang relatif kecil (sempit dan rendah) dibangun
berdekatan dengan saluran air, agar mutu lebih baik dan memudahkan
ditebarkan (stock). Pada musim kemarau temperatur udara dapat naik mencapai
33°C, ipukan dapat menampung 5.000 - 10.000 ekor per m 2 selama 3 hari,
meskipun dibawah periode yang relatif tenang. Dan diperlukan pula berupa
petakan kecil untuk penangkapan atau kanal yang sempit atau tempat untuk
tempat pengumpulan dengan cara pengaturan aliran air, dari air pada saat pasang
atau air dari petakan lain yang telah disiapkan sebelumnya. Aerasi dapat diatur
dengan aliran air dari tambak yang berdekatan atau dari tambak yang lain,
sehingga tidak terjadi efek yang merugikan karena kekurangan oksigen, walaupun
di dalam petakan tersebut padat dengan ikan. Dalam petakan ini ikan-ikan tersebut
20
mudah dijaring dan dipindahkan ke petakan yang lain dengan cara mengunakan
jaring untuk pemindahan gelondongan. Hal ini dipermudah dengan sifat ikan
air pada suatu kawasan tambak. Saluran air yang sesuai akan menghasilkan sistem
sirkulasi air yang baik dan menghindarkan kontaminasi limbah hasil pembuangan.
Selain itu pula, saluran air juga menentukan secara spasial proses pemanenan
udang pada tambak, sehingga fungsi saluran air sangat urgen untuk sebuat sistem
budidaya intensif.
Berdasarkan hasil pengamatan pada kawasan tambak yang ada, saluran air
yang digunakan terbagi dalm dua siklus air, yakni pengairan inlet dan pengairan
outlet. Jenis saluran air yang digunakan juga dibagi dua, yakni dengan
menggunakan pipa paralon dan saluran air biasa. Sehingga dalam sistem saluran
air ini ditemukan saluran air utama yang biasa dengan ukuran yang lebih besar
untuk membawa air dari sumber air (laut) menuju kawasan tambak. Sedangkan
Menurut Andriar (2012) bahwa saluran air untuk tambak dibagi dalam dua
bagian, yakni saluran suplai air yang menampung air dengan baku mutu air
mengatur jalannya siklus air dalam tambak. Pintu air dapat digongkan menjadi
21
beberapa bagian, yaitu pintu utama, yaitu pintu yang terletak pada saluran utama,
dimana fungsi dari pintu ini adalah untuk mengendalikan air didalam saluran. Pintu
tambak adalah berfungi untuk mengendalikan air dalam tambak. Pintu tambak dapat
4.2.1.3. Kincir
sistem budidaya tambak. Jika diamati, kincir yang terdapat dalam setiap petak
berkisar antara 8-12 kincir, dimana kincir tersebut diletakan disetiap sudut
tambak. Lain halnya dengan kincir air elektrik yang dioperasikan pada malam
hari, ini dimaksudkan untuk mensuplai lebih banyak oksigen pada malam hair
siang hari berbeda dengan operasional kincir pada malam hari. jumlah kincir yang
Pemahaman dasar terkait dengan peran dan fungsi kincir air dalam
operasional tambak udang sangat diperlukan, agar kincir air tersebut dapat
berperan secara optimal. Pemahaman yang kurang memadai tentang kincir air
hanya akan memfungsikan kincir air tersebut sebagai aksesoris suatu petakan
kincir air yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya (pada pembahasan ini tidak
akan diuraikan pengetahuan terkait model dan spesifikasi teknis dari kincir air).
Secara mendasar fungsi dari kincir air di dalam operasional tambak udang antara
tambak lapisan atas, dan bawah. Sebagai suatu perairan yang statis dan
air tambak, sehingga kualitas air yang dihasilkan relative sama antar
tambak. Fungsi kincir air terkait hal ini sangat erat hubungannya dengan
dapat dijadikan sebagai salah satu indikator tingkat kestabilan kualitas air
budidaya intensif pada tambak ini adalah sistem drainase yang menggunakan
sentral tepat ditengah tambak. Sehingga seluruh limbah akan terbuang keluar
melalui sistem ini. Tambak yang baik umumnya memiliki sistem pengelolaan
limbah yanb baik guna mengurangi efek lingkungan yang berbahaya, sehingga
mengeluarkan limbahnya adalah tambak lingkaran atau bujur sangkar dengan sudut
melengkung. Namun pada prinsipnya, proses pengendapan limbah pada salah satu
wilayah kecil di tambak harus dapat dilakukan dengan manipulasi saluran tengah,
kolam tengah di dalam tambak dan yang paling berperan adalah peletakan kincir air
tunggal atau berangkai. Instalasi pengelolaan limbah yang ada pada kawasan tambak
ini memberikan dampak yang baik dalam pencegahan kontaminasi penyakit, yakni
perbedaan saluran dan letak pengambilan air untuk tambak. Sistem budidaya pada
24
tambak intensif ini pada khususnya tidak menggunakan sistem pengelolaan yang
Secara garis besar sistem pengolahan air limbah terdiri dari beberapa
menyetarakan fluktuasi air limbah pada bak penampung. Unit yang terdapat
padatan pada tahap awal ini selanjutnya akan membantu mengurangi beban
kedua banyak digunakan beberapa metoda seperti lumpur aktif (activated sludge),
lempeng biologi berputar, trickling filter, parit oksidasi, kolam oksidasi dan
laguna aerasi. Tapi metoda yang paling sering digunakan adalah lumpur aktif
yaitu tidak memerlukan lahan yang luas, effluen hasil perlakuan mempunyai
kualitas lebih tinggi dengan penurunan BOD sekitar 90-95 %, tidak timbul bau
yang mengganggu.
ponds) Kolam anaerobik beroperasi pada beban organik yang tinngi sebagai
unit pertama dari sistem kolam dan pencapaian pengurangan zat organik
semata-mata karena proses anaerobik. Fungsi kolam ini mirip dengan septic
tank terbuka. Periode tinggal adalah 1-5 hari dengan kedalam antara 2-4
umumnya 250 gram BOD/m2/hari digunakan pada suhu diatas 200C. Kolam
Kolam fakultatif dapat digunakan sebagai unit pertama atau kedua dari
suatu rangkaian kolam. Kolam ini memerlukan oksigen untuk oksidasi biologis
dari bahan-bahan organik, terutama di dapat dari hasil fotosintesis ganggang hijau.
Periode tinggalnya (retention time) berkisar antara 5-30 hari, dengan kedalaman
pada suhu kolam. Kolam pematangan yang dibuat kolam fakultatif adalah kolam
yang mengolah limbah cair, terutama secara aerobik karena sebagian zat organik
telah terambil pada unit-unit anaerobik dan fakultatif, sehingga beban organik
yang berasal dari kolam fakultatif dan bertanggung jawab terhadap kualitas dari
effluen akhir. Periode tinggal berkisar antara 5-10 hari dengan kedalam kurang
lebih 1,5 meter. Umumnya, kolam ini didesain untuk pengurangan koliform yang
berasal dari tinja daripada untuk pengurangan BOD. Sejumlah besar koliform
sendiri.
4.2.1.5. Pengawasan
kawasan tambak. Selain itu juga dilibatkan 15 tenaga kerja yang secara intensif
memulai siklus produksi atau biasanya pada pasca panen. Pengeringan tambak ini
dilakukan hingga dasar tambak tambak kering dan tanahnya retak. Selanjutnya
menumbuhkan plankton yang akan dimanfaatkan oleh bibit udang sebagai pakan
alami.
Setelah itu pemberian kapur sebanyak 1 ton 200 kg/hektar yang disinyalir
penyemprotan air ke tanah guna membersihkan lumpur. Tanah sebagai dasar pada
28
persiapan satu kali siklus dibiarkan dalam kondisi terjemur matahari. Dalam
kotoran dan pakan pada siklus sebelumnya, menghilangkan air-air yang tergenang
yang mengandung gas-gas beracun dan sisa plankton. Pengeringan dasar tambak
dilakukan selama ± 1 bulan sesuai dengan terik matahari hingga tanah menjadi
ada pada sinar matahari dapat membunuh bakteri pembusuk, menaikkan pH tanah,
serta memudahkan dalam renovasi kolam agar tidak licin dan berlumpur.
pemberian kapur tanah dasar menjadi subur, reaksi kimia yang terjadi didasar
tanah menjadi baik, gas-gas beracun dapat terikat secara kimiawi. Pada umumnya,
kapur yang digunakan dalam pengapuran untuk persiapan tambak adalah kapur
kaptan dan dolomite yang mengandung unsur magnesium dengan dosis 20 ppm.
tentu saja dilakukan secara bertahap melalui saluran inlet air, sehingga
memerlukan waktu yang lama. Setelah air tersebut berada pada petakan tambak,
maka dilakukan beberapa perlakuan untuk memberantas hama yang berasal dari
alam, yakni pemberian kaporit sebanyak 35% untuk air asin, dan sekitar 40-50%
organisme yang ikut masuk bersama dalam tambak utamnya organisme yang
seluruh hama mati, dan kemudian dilakukan planktonisasi atau upaya untuk
terakhir adalah pemberian probiotik yakni Pro 1, atau dapat pula tiger bac
Benur merupakan bibit udang yang siap ditebar untuk usaha pembesaran.
Jenis benur sangat menentukan kualitas dari benur seperti ketahanan terhadap
penyakit dan virus. Menurut Soeseno (1993), benur yang baik selalu masih cerah
warnanya dan langsing, padat berisi, tidak bengkok kusam. Diciduk dengan
gayung bersama airnya dan dituang ketempat lain, selalu berusaha menempel
didasar gayung, tidak mau hanyut begitu saja. Sungutnya jelas kembang kempis.
Kalau sungut ini sudah tidak rapat lagi, tapi membentuk huruf V, itu tanda benur
Penebaran benur vaname harus segera dilakukan setelah petakan tambak siap
untuk pemeliharaan. Waktu penebaran dilakukan pada pagi hari sebelum jam
08.00 atau pada malam hari atau pada saat kondisi cuaca teduh. Karena pada
waktu tersebut kondisi fluktuasi suhu tidak mencolok, parameter air yang lain
Benur yang telah didatangkan dari sumber pembibitan akan langsung ditebar
di tambak yang telah siap digunakan. Penebaran melalui proses aklimatisasi yaitu
proses adaptasi terhadap parameter kualitas air (suhu, salinitas, pH, dan parameter
mencegah tingginya tingkat kematian (mortalitas) benur pada saat dan setelah
berisi benur pada permukaan selama ±15-30 menit. Setelah itu tali pengikat
kantong satu per satu kemudian dibuka dan memasukkan air tambak sedikit demi
sedikit ke dalam kantong benur tersebut sampai parameter kualitas air tambak
relatif sama atau mendekati parameter kualitas air pada kantong. Hal ini ditandai
Sistem pergantian air ini dilakukan secara kontinyu setiap hari, pergantian
Air diganti setiap hari sebanyak 10-20% dari total seluruh volume air yang
ada dalam setiap petakan tambak. Pergantian dilakukan dengan sistem siphonisasi
sehingga volume air akan tetap sama selama masa pergantian. Pada pemasukan air
ini digunakan pompa khsusus untuk memasukan air yang telah berada didalam
saluran air, atau bisa juga melalui pintu tambak. Selanjutnya untuk pembuangan
air, dditeruskan dipintu pengeluaran melalui sistem drainase center pada tengah
dapat mencapai 4-5 kali pemberian tergantung dari hasil kontrol di anco. Menurut
Soeseno (1993), untuk benur dipakai pakan berbentuk crumble halus yang
butirannya rata-rata 0,5 mm. Sesudah umur 2 bulan, makanan diganti dengan yang
berbentuk crumble kasar yang butirannya rata-rata sebesar 2 mm. seudah 3 bulan,
pakan diganti lagi dengan yang berbentuk pellet seperti potongan obat nyamuk
5. sampling
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan ini adalah,
ukuran butiran pakan, dimana kuran pakan yang diberikan harus sesuai dengan
capit dan mulut udang karena sangat penting menyangkut efisiensi kestabilan
,ukuran udang,dan tingkat feeding ratenya,lama cek ancho, kualitas air, fasilitas,
32
tetapi untuk udang yang berumur 1 – 30 hari masih memakai feeding program.
sedangkan kelanjutannya kita menggunakan kontrol ancho, dan cek saat sampling.
Adapun cara pemberian pakan pada saat pakan no. D 0 S pemberian pakan
harus dicampur dengan air agar pemberian pakan rata, cepat tenggelam, dan tidak
bisa ditebar keliling tanggul juga bisa dengan memakai rakit tergantung luas petak
dead zone. Pemberian pakan diancho diberikan setelah pakan selesai ditebar
keseluruhan di petak atau kolam . Frekuensi pemberian pakan, awal kita berikan 3
kali sehari , kemudian 4 kali sehari dan 5 kali sehari. Jam pemberian
pakan.sebaiknya diberikan pkl 07.00, 11.00, 15.00, 19.00, 23.00. diatas jam 23.00
jangan dilakukan pemberian pakan apapun alasannya karena saat itu kondisi
kualitas air menurun, suhu turun, DO turun, H2S meningkat daya racun karena pH
Ancho adalah alat komunikasi harian antara teknisi dengan udang dalam
sehingga ancho harus bagus dan tempatnya yang datar, dan arusnya jangan terlalu
kencang.
Apabila sampai umur 30 hari belum mau makan di ancho,makan pakan harus
ancho dan bisa dikontrol. Usahakan selang 3 – 4 hari setelah bisa dikontrol pakan
Bila umur 25 hari pakan sudah bisa di kontrol 2,5 jam penambahan pakan
jangan mengikuti program tetapi bisa ditambah max 10 %sehingga pada umur 30
hari kemampuan pakan udang sudah bisa seperti pada daftar.selanjunya pakan
diikuti sesuai kemampuan makan udang dengan lama kontrol dan persen
balan dalam arti masih kurang apabila ke 5 kali pemberian pakan habis semua
pada jam kontrol.dan pakan sudah menunjukan balan bila pakan pada jam 23.00
sudah tidak habis.apabila kondisi sudah begini penambahan bisa dilakukan per 2
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam proses budiaya ini adalah
menjaga kualitas air yang setiap saat harus berada pada kondisi normal. Air yang
merupakan media hidup bagi udang vannamei, memiliki peran yang sangat vital
sebagai kebutuhan hidup. Ada beberapa parameter yang selalu dijaga dan
umumnya budidaya udang vannamei, air yang digunakan dalam tambak adalah air
payau, yaitu campuran air laut dan air tawar pada perbandingan tertentu. Tetapi
34
pada lokasi praktek kerja lapang ini hanya mengandalkan air payau dengan
Oksigen pada air, yang sering disebut dissolved oksigen adalah oksigen
terlarut dalam air yang sangat dibutuhkan biota perairan. Kuantitas DO dijaga
dengan pemberian kincir dengan jumlah mengikuti jumlah tebaran benur yang
ditebar. Hal ini dilakukan karena, akan menentukan seberapa besar jumlah
kebutuhan oksigen terlarut. Parameter ini dijaga hingga diatas 4 ppm, karena pada
kondisi dibawah angka itu, udang sudah tidah dapat lagi bertoleransi yang bisa
mengakibatkan kematian.
oksigen terlarut yang tinggi tidak menimbulkan pengaruh fisiologis bagi manusia.
Ikan dan organisme akuatik lain membutuhkan oksigen terlarut dalam jumlah
cukup. Kebutuhan oksigen sangat dipengaruhi oleh suhu, dan bervariasi antar
organisme.
· pH air
setiap hari di pagi hari dan sore hari dengan menggunakan pH meter. Karena
menurut Effendi (2006), sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan
sampling untuk mengetahui biomassa udang dapat dilakukan ketika udang telah
berumur 40 hari. Alat yang disarankan untuk sampling adalah jala tebar dengan
ukuran mess size disesuaikan dengan besar udang. Waktu sampling pada pagi
35
atau sore hari, agar udang tidak mengalami tingkat stress yang tinggi, penentuan
titik sampling disesuaikan dengan luasan tambak, jumlah titik sampling 2 – 4 titik,
titik lokasi sampling berada di sekitar kincir dan di wilayah antara kincir.
Sampling dilakukan untuk mengetahui size udang yang akan di panen. Proses
sampling, setelah itu udang di timbang untuk mengetahui jumlah berat udang
Panen dapat dilakukan setelah masa pemeliharaan 3-4 bulan. Pada umur
demikian ukuran udng berkisar antara 30-40 gram/ekor dan banding berkisar 500
gram/ekor. Pemanenan ikn atau udang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
panen sebagian (selektif) dan panen total. Dalam pelaksanaan panen baik
kemudian udang.
36
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
dan pengontrolan petakan tambak, saluran air, kincir dan pengadaan sistem
serta pemanenan.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diajukan dalam praktikum kali ini sebaiknya
DAFTAR PUSTAKA
Amri dan Iskandar. 2008. Budidaya Udang Vannamei. PT. Garamedia Pustaka
Utama. Jakarta
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara. 2009. Budidaya Udang
Windu. www.udang-bbbap.com. Diakses pada tanggal 17 Juni 2013.
Buwono, Ibnu Dwi. 1993. Tambak Udang Windu Sistem Pengelolaan Berpola
Intensif. Kanisius. Yogyakarta.
Duronslet, m., a.i. Yudin, r.s. Wheller and w.h. Clark, jr. 1975. Light and fine
structural studies of natural and artificially induced egg growth of
penaeid shrimp. Proc. World marine culture. Soc. 6: 105-122
Kordi, Ghufron dan Tancung, Andi Baso. 2005. Pengelolaan Kualitas Air Dalam
Budidaya Perairan. Rineka Cipta. Jakarta