DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. Ir Arief Prajitno, M.S
Disusun oleh:
Kami berterimakasih kepada Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, M.S selaku
dosen pengampu mata kuliah Biologi Perikanan Akuakultur yang telah
memberikan ilmunya sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami guna menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami secara
langsung maupun secara tidak langsung sehingga kami dapat menyusun
makalah ini.
Kami menyadari makalah yang telah kami susun masih jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
LAMPIRAN .................................................................................... 19
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
1
mempengaruhi pertumbuhan, kematangan bagi tiap individu ikan serta
keberhasilan hidup ikan itu sendiri (kemampuan survival). Tersedianya
makanan dipengaruhi oleh kondisi biotic serta abiotik lingkungan perairan
tempat mereka hidup.
Rumusan Masalah yang akan dibahas pada makalah ini antara lain:
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Para ilmuwan menyelidiki fosil ikan berusia 375 juta tahun yang
dikenal sebagai Tiktaalik roseae yang ditemukan pada 2004 lalu di
Ellesmere Island di Utara Kanada. catatan fosil menggambarkan adanya
radiasi adaptif yang ekstensif dari ikan ini pada Zaman Devon. Sebagian
besar dari ikan-ikan ini kemudian punah, tetapi beberapa diantaranya
menghasilkan garis keturunan yang mengembangkan dua kelas besar ikan
masa kini yaitu ikan tulang rawan dan ikan tulang sejati (Osteichthyes).
3
Teori evolusi beranggapan bahwa Chordata pertama, seperti Pikaia,
berevolusi menjadi ikan. akan tetapi, sama halnya dengan yang dianggap
sebagai evolusi Chordata, teori evolusi ikan juga kekurangan bukti fisol
yang mendukungnya. Sebaliknya, semua kelas yang berbeda dari ikan
muncul dalam rekaman fosil secara tiba-tiba dan dalam bentuk yang
sempurna. Terdapat jutaan fosil invertebrata dan jutaan fosil ikan, namun
tidak satu fosil pun yang merupakan peralihan antara mereka.
4
Gambar 1.1
5
gonad ikan jantan sudah dapat memproduksi sperma. Ikan dengan stadia
demikian sudah dapat melakukan aktivitas reproduksi (pemijahan). Induk
dalam melanjutkan keturunannya bisa bersifat parental care atau non-
parental care . Induk ikan budidaya yang bersifat parental care (aktif atau
pasif) merupakan induk yang menjagai keturunannya (telur, larva, atau
benih), sedangkan yang bersifat non parental care merupakan induk yang
tidak peduli terhadap keturunannya.
6
perkembangan sehingga belum berfungsi. Pada tahap juvenil, laju
pertumbuhan ikan berada dalam kecepatan yang maksimum sebelum
melambat ketika memasuki tahapan dewasa.
Gambar 1.2
7
ikan. Tersedianya makanan bagi populasi ikan dipengaruhi oleh keadaan
biotik maupun abiotik seperti suhu, cahaya, ruang dan luas permukaan.
8
Mengenai penyebaran organisme makanan ikan dalam suatu
lingkungan perairan pada umumnya akan didapatkan beberapa persen
spesies organisme mempunyai jumlah individu yang banyak dengan sisa
spesies lain berjumlah banyak namun dengan anggota individu yang
sedikit. Penyebaran organism yang dominan menyebabkan pengambilan
makanan itu akan bertambah sedangkan pengambilan organisme yang
lain oleh ikan tersebut akan menurun. Dari hal ini juga akan terlihat
apakah makanan yang dimakan itu dipilih atau tidak. Acuan kriteria
makanan yang dikemukakan oleh Nikolsky (1963) makanan ikan yang
memiliki nilai IP > 40%, maka organisme tersebut sebagai makanan
utama. Jika nilai IP 4–40 % maka organisme tersebut sebagai makanan
pelengkap. Jika nilai IP <40% maka organisme tersebut sebagai makanan
tambahan.
9
ikan terjadi karena spesialisasi struktur dalam penyesuaian terhadap
fungsi ekologinya. Keadaan ini meminimalisir terjadinya persaingan
interspesifik dalam suatu lingkungan perairan yang khas.
Terdapat jenis ikan yang memiliki mulut relatif kecil dan tidak
dapat ditonjolkan, yaitu jenis ikan pemakan plankton. Selain itu jenis ikan
pemakan plankton umumnya tidak memiliki gigi dalam mulut mereka.
Mereka mempunyai rongga mulut bagian dalam yang dilengkapi oleh jari-
jari tapis insang yang panjang serta lemas untuk menyaring plankton
sebagai makanan mereka. Mereka memiliki organ pencernaan berupa usus
yang panjang tetapi tidak memiliki lambung. Janis ikan pemakan plankton
biasanya akan makan dengan lebih intensif dan lebih cepat jikan
dibandingkan dengan ikan pemakan benthos dan ikan buas yang
makannya akan intensif jika mereka terisolir.
10
kesulitan berbeda dengan mangsa yang hidup secara individu maka
mereka akan makan dengan lebih intensif.
11
d. Ikan Pemakan Plankton, yaitu ikan yang sepanjang
hidupnya makanan pokoknya terdiri dari plankton baik fitoplankton
maupun zooplankton. Ikan pemakan plankton hanya menyukai
bahan-bahan yang halus dan berbutir, sehingga tulang tapis
insangnya mengalami modifikasi wujud alat penyaring gas berupa
lembaran-lembaran halus yang panjang seperti ikan terbang
(Cysilurus sp.), ikan lemuru (Clupea iciogaster).
12
2.3 Spesialisasi Kebiasaan Makanan
13
penglihatan, perabaan dan penciumannya. Secara garis besar ikan dapat
diklasifikasikan sebagai herbivor, ombivor dan karnivor. Jika dilihat secara
garis besar berdasar spesialisasinya ikan dapat diklasifikasikan sebagai
monophagus, stenophagus dan euryphagus. Monophagus merupakan
golongan ikan yang hanya mengkonsumsi satu jenis makanan saja.
Stenophagus merupakan golongan ikan yang mengkonsumsi berbagai
jenis makanan namun secara terbatas. Sedangkan euryphagus merupakan
golongan ikan yang pola makanannya bermacam-macam dan sebagian
besar jenis ikan termasuk dalam golongan ini.
Gambar 2.3.2
14
Berbeda kebiasaan makanannya maka berbeda pula bentuk organ-
organ penunjang pencernaan ikan seperti bentuk mulut, geligi dan tapis
insang pada ikan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ikan adalah binatang bertulang belakang (vertebrata) yang bersirip,
bernafas dengan insang dan hidup di air. Ciri-ciri umum ikan yaitu
memiliki rangka bertulang sejati dan bertulang rawan, tubuh ditutupi oleh
sisik dan berlendir, memiliki sirip tunggal atau berpasangan dan
mempunyai oprculum dan memiliki bagian tubuh yang jelas antara kepala,
badan dan ekor. Ikan mengalami 7 tahapan siklus dalam hidupnya. Siklus
hidup ikan di alam meliputi tahapan induk, telur, larva, benih, juvenil,
remaja, dan dewasa.
Sebagian besar ikan menggunakan mata untuk mencari
makanannya namun adapula yang menggunakan perabaan dan
penciumannya. Besarnya populasi ikan dalam suatu perairan antara lain
ditentukan oleh makanan yang tersedia, hal ini dikarenakan faktor jumlah
dan kualitas makanan yang tersedia, mudahnya tersedia makanan dan
lama masa pengambilan makanan oleh ikan dalam populasi tersebut.
Makan yang di gunakan tadi akan mempengaruhi kuantitas makanan yang
tersedia maupun sebaliknya makanan yang diambil akan mempengaruhi
ikan dari segi pertumbuhan, kematangan serta kemampuan survival pada
ikan. Tersedianya makanan bagi populasi ikan dipengaruhi oleh keadaan
biotik maupun abiotik seperti suhu, cahaya, ruang dan luas permukaan.
Makanan ikan dimulai dari pembentukannnya hingga makanan
yang dimakan oleh ikan membentuk suatu mata rantai yang disebut rantai
makanan (Food Chains). Salah satu organisme yang berperan penting
dalam rantai makanan yaitu zooplankton. Secara garis besar ikan dapat
diklasifikasikan sebagai herbivor, ombivor dan karnivor. Jika dilihat secara
garis besar berdasar spesialisasinya ikan dapat diklasifikasikan sebagai
monophagus, stenophagus dan euryphagus.
16
3.2 Saran
Akuakultur. Dalam penulisan makalah yang kami tulis ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai
sehingga makalah yang kami tulis ini dapat menjadi lebih baik. Semoga
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAMPIRAN
Effendie, 2002
19
Runyan, 1961
20
Romimohtarto & Sri, 2009
21
Pertami. Dkk, 2019
22
Situmorang,dkk. (2013).
23
Elrifadah, 2015
24
Yuliana, 2014
25
Steele, 1970
26