Anda di halaman 1dari 3

MENCIPTAKAN TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DI ERA

GLOBALISASI

Di era globalisasi makin banyak hal-hal baru dari luar yang masuk kedalam
lingkungan sekitar kita dan mempengaruhi tatanan hidup kita dalam masyarakat. Globalisasi
dapat mendorong kemajuan suatu negara karena secara tidak langsung akan banyak hal-hal
baru yang masuk dan menciptakan perubahan baik dari segi pengetahuan, teknologi, atau
tatanan sosial. Sebagai negara yang berketuhanan, Indonesia tentunya menghadapi beberapa
efek akibat dari globalisasi antar umat beragama yang dimana hal ini membuat suatu kondisi
dimana keamanan dan kedamaian dapat tercapai jika setia orang dalam masyarakat saling
memberikan toleransi kepada sesamanya yang menganut agama berbeda dengan dirinya.
Toleransi antar umat beragama artinya memberikan ruang bagi setiap umat agama untuk
menjalankan keyakinan beragamanya masing-masing. Seperti yang kita ketahui Indonesia
mempercayai tidak hanya satu agama saja tetapi 6 agama yaitu Islam, Kristen Protestan,
Kristen Katolik, Hindu, Budha, Dan konghuchu.

Keberagaman agama di Indonesia menjadikan Indonesia tidak terlepas pula dari fakta
sejarah Indonesia yang merupakan negara yang dilewati sebagai lintas dagang dan tempat
singgahnya orang-orang dari luar negara Indonesia. Hal ini yang menyebabkan banyaknya
kultur baru yang dibawa masuk ke Indonesia tidak terkecuali agama. Keberagaman kultur
dan agama ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang multikultultural dan terbiasa
dengan perbedaan. Meskipun begitu, tidak sedikit konflik terjadi akibat dari keberagaman
agama di Indonesia. Contohnya saja ada beberapa kasus penistaan agama yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan menjatuhkan eksistensi agama lain di
masyarakat. Selain itu, terorisme yang sampai saat ini motif terkuatnya adalah berasal dari
agama menjadi salah satu dampak negatif dari keberagaman agama yang ada di Indonesia.

Konflik antara umat beragama sebenarnya bukan lagi hal yang baru di Indonesia
terlebih lagi jika di kaitkan dengan kemajuan globalisasi yang semakin hari semakin
membawa perubahan bagi tatanan bangsa dan negara Indonesia. Globalisasi dapat menjadi
sesuatu yang positif namun disisi lain juga dapat menjadi sesuatu yang negatif. Dengan
adanya globalisasi, penyebaran ajaran-ajaran agama dan informasi yang berkaitan dengan
keagamaan akan lebih mudah untuk diakses. Proses globalisasi ini juga dapat membuat
komunikasi semakin mudah dan cepat sehingga jarak yang jauh tidak akan menjadi halangan
untuk berkembangnya keberagaman agama di Indonesia.
Toleransi antara umat beragama bukan berarti orang yang telah memiliki keyakinan
berpindah keyakinan untuk mengikuti dan mencampuri keyakinan atau pemujaan agama lain
(sinkretisme); juga tidak dimaksudkan untuk mengakui kebenaran semua agama/keyakinan;
tetapi bahwa dia memiliki keyakinan yang dianggap benar, dan terlihat benar pada keyakinan
orang lain, bahwa mungkin ada kebenaran dalam dirinya yang dia sendiri yakini dalam hati
nuraninya sendiri, yang tidak diperoleh dengan paksaan orang lain.

Dibalik dampak positif globalisasi bagi umat beragama, sejatinya globalisasi juga
tidak terlepas dari dampak negatif. Maka dari itu untuk meminimalisir dampak negatif dari
adanya globalisasi ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu menggunakan media sosial
dengan bijak dan tidak menyebarkan isu-isu keagamaan yang sekiranya dapat memicu
terjadinya konflik antara umat beragama. Hal ini merupakan salah satu bentuk toleransi
terhadap umat beragama yang dimana tentunya isu keagamaan menjadi suatu hal yang sangat
krusial di Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara yang mewajibkan tiap warga
negaranya untuk menganut agama. Globalisasi menjadikan begitu mudahnya informasi-
informasi yang belum tentu kebenarannya tersebar di media sosial sehingga memancing
keributan antara umat beragama dikarenakan informasi yang disebar dianggap telah
melecehkan atau merendahkan suatu agama.

Hal lain yang dapat dilakukan sebagai bentuk toleransi antar umat beragama yaitu
berteman dengan orang yang memiliki perbedaan agama dengan kita. Diera globalisasi ini
tidak dipungkiri, sangat mudah bagi kita untuk menemukan teman terutama di media sosial.
Bahkan kita juga dapat dengan mudah menjalin pertemanan dengan orang yang berasal dari
negara lain yang besar pula kemungkinan nya mereka menganut agama yang berbeda dengan
kita. Dengan menjalin pertemanan dengan orang yang berbeda agama, tentunya akan
meningkatkan rasa peduli kita dan memberikan hal bagi mereka untuk menjalankan ibadah
sesuai agama dan kepercayaan mereka tanpa harus dikucilkan atau direndahkan. Menjalin
pertemanan dengan orang yang berbeda agama juga mampu menyadarkan kita bahwa
tindakan diskriminasi terhadap suatu agama adalah tindakan yang salah dan tentunya
bertentangan dengan norma serta asas yang ada dalam masyarakat. Karena semakin kuat arus
globalisasi masuk, maka akan semakin besar pula hal-hal negatif dari luar yang mampu
mempengaruhi setiap segi kehidupan beragama.

Salah satu wujud dari toleransi antara umat beragama diera globaisasi juga dapat
dilakukan dengan memberikan kebebasan kepada umat beragama untuk membentuk
organisasi keagamaannya masing-masing sepanjang organisasi tersebut tidak bertentangan
dengan hukum di Indonesia. Organisasi dapat menjadi wadah bagi anggotanya untuk
mengembangkan banyak hal yang dimana organisasi keagamaan dalam hal ini memegang
peran penting untuk membentuk pribadi yang taat dan berpegang teguh pada ajaran-ajaran
agamanya yang baik. Pembentukan organisasi keagamaan akan mempermudah terjalinnya
kerjasama antara umat beragama meskipun memiliki latar agama yang saling berbeda.
Organisasi keagamaan yang berkembang pun secara tidak langsung dapat menjadi salah satu
dampak positif dari globalisasi yang dimana hal ini berperan untuk membentuk karakter
masayarakt yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan juga organisasi. Organisasi
kegamaans ini harus diisi dengan dua hal, yaitu selain pendidikan iman dan taqwa, juga harus
fokus pada peningkatan keterampilan, produktivitas tenaga kerja, komunikasi tentang
kemajuan ekonomi, pengembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi serta masalah sosial,
hukum, budaya, politik dan ekonomi lainnya. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas, setiap orang wajib memiliki landasan dan keterampilan yang meliputi perilaku,
dedikasi, disiplin, tanggung jawab, amanah, dan sejenisnya, sesuai dengan ajaran agamanya
masing-masing.

Nilai keagamaan adalah nilai mendasar yang memiliki fungsi untuk mendorong
manusia atau masyarakat agar memahami hubungan antara Tuhan dan alam semesta.
Pendalaman bagi nilai ini akan memberikan makna bagi masyarakat dalam kehidupan
sehingga tidak keliru dalam menyikapi era globaisasi yang semain pesat setiap harinya. Mau
tidak mau, globalisasi membawa pengaruh besar bagi tatanan nilai keagamaan yang ada di
Indonesia. Oleh sebab itu, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan toleransi antar umat
beragama dan memberikan kesempatan bagi masing-masing agama untuk menjalankan,
mempertahankan dan mengimplementasikan ajaran-ajaran agamanya sepanjang tidak
bertentangan dengan hukum dan hak asasi manusia. Sebagaimana telah diuraikan diatas,
upaya-upaya tersebut tentunya akan menjadi hal yang penting untuk selalu dikembangkan
dan dipertahankan agar globalisasi tidak menyebabkan kemunduran dalam kehidupan
beragama dan masing masing umat beragama dapat hidup saling berdampingan tanpa saling
menjatuhkan satu sama lain. Berdasarkan hal tersebut, toleransi antar umat beragama harus
terus dipertahankan khususnya diera globalisasi yang semakin pesat setiap harinya agar
senantiasa tercipta lingkungan masyarakat yang aman, damai dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai