Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 5

Nama Anggota Kelompok :

1. Endang Sri Kumalah H


2. Jumapriyanti Syam
3. Miftahul Jannah
4. Nur Rahmi
5. Sri Wahyuni
6. Arham
7. H. Muh. Agung Natsir

KELAS XII IPA 1

Pendidikan Kewarganegaraan 1
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa


atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca .

Harapan kami semoga laporan ini membantu menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena


pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh
kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Terima
kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Pendidikan Kewarganegaraan 2
DAFTAR ISI
NAMA ANGGOTA KELOMPOK.......................................1

KATA PENGANTAR .......................................................2

DAFTAR ISI ....................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................. 5

BAB III KESIMPULAN ......................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................12

Pendidikan Kewarganegaraan 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar belakang


Fenomena globalisasi seperti yang terjadi saat ini mempunyai dampak negatif
maupun positif. Dampak positif dari adanya globalisasi seperti yang kita tahu yaitu
memberikan kemudahan bagi kehidupan kita, seperti informasi mudah didapat, sarana
komunikasi dan transportasi juga lebih mudah diakses. Dampak negatifnya sendiri
misal saja dari penggunaan internet, dengan kemudahan akses informasi melalui
internet, apabila tidak disikapi dengan bijak maka akan berdampak negatif pada
ketergantungan dengan internet, bahwa kehidupan lebih banyak diluangkan pada
dunia maya, dibanding dengan kehidupan pada dunia nyata.
Globalisasi juga memberi dampak positif dan negatif terhadap aspek agama.
Globalisasi apabila dilihat dari segi positif memberikan dampak pada proses
penyebaran informasi terkait dengan pengetahuan keagamaan, sehingga para umat
beragama menjadi luas wawasan dan pengetahuannya dalam ilmu agama. Kehadiran
globalisasi juga menumbuhkan jaringan sosial antar satu umat beraga dengan umat
yang lain, hal ini dapat direspon positif yaitu memberi peluang untuk membentuk
dialog antar umat beragama, sehingga toleransi dapat dipertahankan. Namun dampak
negatif dari globalisasi pada aspek keagamaan yaitu mempengaruhi pergeseran makna
agama. Misal agama yang dahulu dipandang sebagai sesuatu yang sakral, tetapi
dengan pengaruh globalisasi kesakralan menjadi berkurang, hal ini mungkin dari
pengaruh meningkatnya rasionalitas masyarakat dalam pemahaman agama.
Pergeseran mengenai nilai-nilai agama juga dipengaruhi dengan semakin
banyaknya ideologi yang dipahami, globalisasi lah yang menyebabkan persebaran
ideologi-ideologi tersebut keseluruh masyarakat. Dengan demikian terjadinya proses
globalisasi juga memberi dampak positif negatif bagi suatu agama.

2.      Rumusan Masalah


1.      Apa yang dimaksud dengan globalisasi dan agama?
2.      Bagaimanakah agama dalam masyarakat di era globalisasi?

Pendidikan Kewarganegaraan 4
3.      Tujuan Makalah
1.      Agar kita mengetahui pengaruh globalisasi dalam agama.
2.      Agar kita mengetahui pemaknaan agama dalam masyarakat di era globalisasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Agama dan Globalisasi


Kata globalisasi kerap diidentikan dengan kemajuan terutama dalam bidang
teknologi dan informasi yang tanpa batas. Kedua bidang tersebut memberi dampak
pada bidang lainnya seperti budaya, pendidikan, hukum, ekonomi, sosial, politik
kemudian keseluruhan distandartkan dalam sistem yang mendunia. Menurut Faisal
globalisasi sebaai proses sejarah sekaligus sebuah tren ekonomi. Beliau menuturkan
bahwa tahap globalisasi mengikuti siklus 30 tahunan yang dimulai pada tahun 1945
dengan globalisasi politik, terbentuknya Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), kedua
globalisasi ekonomi sekitar tahun 1970-an ditandai lahirnya APEC, AFTA, NAFTA,
dll. Ketiga, globalisasi budaya yang dimulai sekitar ertengahan tahun 2000-an sering
terjadi penguatan budaya lokal karena setiap bangsa ingin mempertahankan budaya
sendiri. Berbagai globalisasi bidang tersebut kemudian diprediksikan ada
kemungkinan tahun 2030-an terjadi globalisasi pendidikan yang salah satu
implemenstasinya banyak perguruan tinggi asal negara maju yang memiliki cabang di
sejumlah negara lain. Pada wacana ini kemudian muncul kekawatiran apabila
pendidikan dikendalikan oleh negara sekuler maka lembaga pendidian yang berlabel
agamis di seluruh dunia akan mendapat tantangan besar sehingga pertlu sebuah
pendidikan aama, sains, dan teknologi yang menghidupkan intelektual di negara-
negara yang menerapkan pendidikan berlabel agamis yang relatif stagnan.
Negara Indonesia juga salah satu negara yang mendapatkan dampak dari
globalisasi dalam berbagai bidang. Fenomena yang muncul dalam masyarakat tidak
dapat dielakan bahwa hal tersebut merupakan implemntasi dari gencarnya kemajuan
teknologi dan informasi. Tren-tren dalam skala ekonomi memberikan warna baru bagi
pemikiran kaum intelektual yang lebih terbuka dalam menerima perkembangan karena
bentuk pilihan-pilihan yang harus diambil sebagai kelangsungan hidup. di bidang
pendidikan mislanya sarana dan prasarana selalu bercermin dengan segala kemajuan
dengan dalil kemudahan serba canggih. Kebutuhan primer akan pendidikan yang
sedang berproses mengalami gejolak globalisasi memberi sumbangan baru dalam
Pendidikan Kewarganegaraan 5
pemikiran agama yang dianutnya baik individu maupun kelompok. Pemaknaan
mengenai agama sangat variatif sehingga kebebasan sangat diagungkan, makna
toleransi menjadi bergeser dari pelajaran budi pekerti yang pada masa orde baru
semuanya harus seragam, sama, dan satu pemikiran bahkan bentuk tindakannya.
Konsep globaliasai sangat bertentangan dengan konsep masa orde baru yang semua
dengan aturan dan meng”harus”kan semua aspek dengan ketentuan pemimpin.
Konsep globalisasi memuculkan banyak lokal-lokal wisdom yang kemudian menjadi
tren (globaliasai budaya). Pemaknaan agama sangat erat dengan pemaknaan budaya,
bahkan keduanya berjalan beriringan sehingga ketika budaya itu sendiri telah
mengalami globaliasai begitu pula pemahaman agama.
Dalam Bahasa Indonesia kita mengenal beberapa kata yang mengambil
pengertian yang sama dengan agama , yaitu din (bahasa Arab) dan religi (bahasa
latin). Dalam Kamus Besar bahas Indonesia, kata agama mengandung pengertian
“kepercayaan kepada Tuhan (Dewa, dsb) dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu” .
Definisi agama pertama kali dikemukakan oleh EB Taylor (1832 – 1917), religion is
the belief in spiritual being” . Dan Ogburn dan Nimhoff memberikan pengertian
sebagai;
Agama adalah suatu pola kepercayaan-kepercayaan, sikap-sikap emosional dan
praktek-praktek yang dipakai oleh sekelompok manusia untuk mencoba memecahkan
soal-soal “ultimate” dalam kehidupan manusia. Harun Nasution, menjelaskan intisari
yang terkandung dalam pengertian agama adalah ikatan, yang harus dipegang dan
dipatuhi oleh manusia. Ikatan ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan
manusia sehari-hari. Ikatan ini berasal dari kekuatan yang lebih tinggi dari manusia.
Sesuatu kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap panca indra manusia.
Agama yang dikemukakan oleh EB Taylor (1832 – 1917) adalah religion is the
belief in spiritual being” .
Harun Nasution menjelaskan agama sebagai
1.      Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus
dipatuhi.
2.      Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.
3.      Mengikatkan diri pada satu bentuk hidup yang mengandung pada suatu sumber yang
berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.
4.      Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.
5.      Suatu system tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari kekuatan gaib.
Pendidikan Kewarganegaraan 6
6.      Pengakuan terhadap adanya-kewajiban-kewajiban yang diyakin bersumber pada suatu
kekuatan gaib.
7.      Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut
terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
8.      Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang rasul.
Koentjaraningrat menyebut aspek kehidupan beragama dengan komponen religi.
Menurut Koentjaraningrat ada lima komponen religi;
1.      Emosi Keagamaan
2.      Sistem Keyakinan
3.      Sistem Ritus dan Upacara
4.      Peralatan Ritus dan Upacara
5.      Umat Beragama

Definisi agama yang sangat multitafsir ini di era globalisasi, karena informasi
sangat mudah didapat tidak sedikit masyarakat yang kemudian sudah terbiasa dari
ajaran yang tatap muka baik melalui pendidikan agama secara formal, informal,
maupun nonformal akhirnya mempunyai definisi sendiri dan menjalani hidupnya
dengan apa yang diyakini. Pada pengertian ini kemudian banyak sekali bentuk
implembtasi agama yang condong ke arah modernisasi diri mengikuti informasi apa
yang telah individu itu dapatkan dan yakini.
Globalisasi juga erat kaitannya dengan modernitas. Hal-hal yang baru dan
bersifat kebaratan dan diangap rasional karena dibuktikan dengan metode yang telah
disepakati bersama merupakan alat pergeseran makna utama agama dalam arus
globalisasi terkait modernitas. Bagi bangsa Indonesia mengedealisasikan peranan
agama dalam pembentukan budaya dan kepribadian bangsa adalah wajar, karena
agama memang memiliki akar ynag kokoh dalam, hampir segala untuk tidak
menyebut seluruh subkultur yang ada di Indonesia, konon sejak zaman dahulu kala.
Dengan kata lain, bagi bangsa Indonesia agama telah menjadi salah satu unsur yang
paling dominan dalam sejarah peradaban kita, termasuk di dalamnya era modern ini,
dan bahkan diduga keras akan tetap berpengaruh di masa depan.

Pendidikan Kewarganegaraan 7
B.     Pemaknaan Agama dalam Masyarakat di era Globalisasi
1. Agama Islam
Salah satu contohnya adalah pergeseran makna dan pelaksanaan pesantren
dalam kehidupan modern. Pesantren bukan lagi merupakan lembaga yang
mengajarkan khusus nilai-nilai agama namun juga mata pelajaran umum sama dengan
lembaga pendidikan yang lain. Sejalan dengan globalisasi dengan kemajuan teknologi,
pesantren juga berkembang agar bisa diterima oleh masyarakat luas. Tidak hanya
pelajaran salafi namun juga pelajaran global sehingga para santri dipersiapkan untuk
menjalani kehidupan global dengan cara-cara lokal. Think globaly act localy sering
digembor-gemborkan untuk membentuk identitas baru masyarakat pesantren di era
globalisasi.
Dampak hal ini bersifat positif dan negatif. Pada pesantren yang telah
menerima ilmu-ilmu baru maka santrinya akan mempunyai wawasan luas sehingga
muncul sikap kritis dan motivasi yang tinggi untuk hidupnya. Kegagalannya apabila
nilai agamanya tidak berkembang cepat dengan ilmu sains nya maka pembentukan
moral yang sesuai dengan ajaran agama tentunya akan terdominansi oleh ajaran sains
yang terkadang tidak sesuai dengan ajaran agama yang dianut khusunya nilai-nilai
dalam agama Islam.
2. Agama Kristen (Protestan dan Katolik)
Pergeseran nilai-nilai yang didoktrin oleh agama perlahan muncul
dipermukaan salah satunya disebabkan oleh globalisasi. Contohnya di lingkup
keluarga seorang Peran Agama Dalam Era Globalisas dan Modernisas serta Kaitannya
dengan Ketahanan dan Peranan Keluarqa : Sudut Pamdanq Agama Kristen yang
diteliti oleh Dr. Alex Peat menjelaskan bahwa adanya beberapa hal yang terjadi yaitu
goncangnya lembaga perkawinan: poligami, perceraian, kumpul kebo, kawin paksa,
perkosaan, homophili; meluruhnya cinta suami istri : egoisme, hedonisme, cara-cara
machiavelis (tujuan menghalalkan cara : abortus, sterilisasi paksa); faktor penghambat
luar keluarga: keadaan ekonomis, hukum, ledakan penduduk, keadaan sosio-
psikologis (struktur patriarki ke nuclear family, pandangan perceraian yang permisif,
komersialisasi seks).
UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan menegaskan bahwa perkawinan
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami-istri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumahtangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ke Tuhan Yang Maha Esa. Pada pernyataan tersebut tersirat bahwa
perkawinan bukan kebahagiaan tetapi kesatuan dengan ikatan lahir batin antara suami-
Pendidikan Kewarganegaraan 8
istri dalam membentuk keluarga, untuk itu suami-istri perlu saling membantu dan
melengkapi agar masing-masing dapat mengembangakan kepribadiannya mencapai
kesatuan sejati dalam perkawinan. Nilai-nilai agama yang dipertahankan seperti
kesatuan suami-istri, buah-buah perkawinan, lembaga yang didirikan Tuhan.
a.    Kesatuan suami-istri
Injil menegaskan “mereka bukan lagi dua melainkan satu” (Mrk 10,8; cfr. Kej
2,24). Kesatuan suami-istri ini mempunyai akarnya dalam kodrat pria-wanita yang
saling melengkapi, dan dikembangkan lewat kesanggupan pribadi masing-masing
untuk saling membagi seluruh kehidupan mereka. Kesatuan suami-istri itu oleh
Konsili Vatikan II disebut Communitas Amoris, persekutuan hidup. ini berarti
kesatuan suami-istri tidak direduksi ke dalam hubungan persetubuhan belaka.
b.    Buah-buah perkawinan
Pada dasarnya hubungan cinta suami istri yang diwujudkan dalam hubungan
seksual mengarah pada buah-buah perkawinan yakni lahirnya anak-anak. Jadi, tugas
utama suami istri dan keluarga adalah melayani kehidupan.
c.    Lembaga yang didirikan Tuhan
“Perkawinan itu ikatan seorang pria dan seorang wanita sebagai suami-istri...”(UU
No. 1 Thn 1974 Tentang Perkawinan). Perkawinan itu harus monogami.
3.      Agama Hindu
Salah satu masyarakat yang mayoritas beragama Hindu adalah di pulau Bali,
dahulu masyarakat sangat kental dengan sistem kasta. Akan tetapi dengan adanya
pengaruh globalisasi dan modernisasi maka perlahan sistem kasta mulai tidak
diberlakukan lagi, dan ada kelonggarn-kelonggaran. Contoh lain yaitu ketika ada
upaca peringatan hari Imlek di Candi Borobudur, dimana seharusnya upacara itu
berjalan hikmat, akan tetapi seiring berkembangnya jaman ada nilai-nilai yang
bergeser dalam prosesi upacara tersebut, misalnya banyak pengunjung yang
mendokumentasikan upacara tersebut untuk kepentingan ekonomi sehingga upacara
tersebut menjadikan berkurangnya nilai kesakralan dari prosesi upacara tersebut.
Contoh lain yaitu adanya konflik Homo-Aiqualis dan Homo-hierarchicus. Kelompok
Homo-Aiqualis dengan ideologi egalitarianisme ingin melihat masyarakat Bali yang
demokratis, tanpa adanya diskriminasi atas dasar keturunan. Di lain pihak kelompok
Homo-hierarchicus dengan segala upaya mempertahankan status quo hierarki
tradisionalnya. Dari sini kita melihat bahwa kelompok Homo-Aqualis telah
terpengaruh oleh prinsip-prinsip demokrasi karena adanya.

Pendidikan Kewarganegaraan 9
4.      Agama Budha
Agama ini mengajrkan bahwa seseorang harus menemukan pengertian tentang
kehidupan meski tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.Seorang rahib dapat
menghabiskan seluruh waktu hidupnya dengan melakukan meditasi yang
menggunakan sebuah kalimat atau kata yang disebut koan.Koan adalah suatu teka-teki
yang tidak mempunyai jawaban yang populer adalah “suara apakah yang timbul dari
bertepuk sebelah tangan? Orang-orang Buddha Zen sering membuat taman-taman
yang indah sebagai alat bantu untuk melakukan meditasi. Pergeseran yang ada di
dalam agama Buddaha karena adanya pengaruh globalisasi yaitu adanya pergeseran
nilai kebenaran. Dimana norma dan nilai-nilai mulai dilanggar, contohnya saja
pergaulan yang ada di masyarakat khususnya muda-mudi yang melanggar norma
asusila dan tidak lagi mengindahkan aturan-aturan yang berlaku.
5.      Agama Konghucu
Konghucu mengajarkan bahwa surga dan bumi menjadi harmonis jika semua
orang mematuhi mereka yang berada di atas dan membagi dengan pantas kepada
mereka yang berada di bawah. Berkenaan dengan masyarakat hierarkis yang benar
maka anak laki-laki harus patuh kepada ayah, istri, harus patuh kepada suami, rakyat
harus patuh kepada kaisar, dan kaisar harus mematuhi surga.
Globalisasi mempengaruhi sebuah proses asmilasi, dan asimilasi memberikan
dampak pada pergeseran nilai-nilai pada kehidupan beragama ajaran konghucu, dapat
dilihat pada perayaan Cap Go Meh yang merupakan festival lampion dan pesta onde-
onde. Perlahan-lahan, ciri ini mendapat bentukanya dalam konteks budaya Indonesia.
Pesta onde-onde mulai bergeser dan digantikan dengan makan lontong atau ketupat.
Sebuah proses budaya sekaligus menunjukkan bahwa etnis Tionghoa telah mengakar
dapat budaya Indonesia. Pesta lampion masih terjadi di beberapa daerah, tetapi itu
sebatas pada tempat-tempat tertentu. Pesta lampion ini cenderung bergeser menjadi
sebuah perayaan atau lebih tepat disebut sebagai gelar budaya. Dari sebuah perayaan
yang berpusat di tempat ibadat bergeser ke ruang publik. Sadar atau tidak sadar,
pergeseran tempat ini pun membawa sebuah pergeseran nilai. Ketika sebuah perayaan
diadakan di sebuah tempat ibadat maka nilai religiusnya menjadi semakin kuat. Ketika
perayaan mulai bergeser ke area pubik, maka nilai religiusnya menjadi semakin
berkurang. Sebuah perayaan yang dilangsungkan di tempat publik maka menjadi milik
publik. Siapa pun bisa ikut menikmatinya tanpa takut terjebak pada nilai religius yang
dihayatinya.

Pendidikan Kewarganegaraan 10
BAB III
Kesimpulan

Dalam era globalisasi dan informasi, agama, menurut para saintis dan sosiolog
akan mengalami perubahan dan benturan nilai. Para saintis yang sekuler melihat
agama pada era globalisasi akan hilang atau tidak berfungsi lagi, sebaliknya sains dan
teknologi akan menggantikan agama. Adapun sosiolog dan futurolog, seperti B.R
Wilson dan John Naisbitt berpendapat bahwa agama akan bergeser dari agama utama
menjadi agama pinggiran dan sekterian. Dalam era globalisasi dan informasi yang
begitu terbuka, perubahan jelas terjadi dalam berbagai aspek kehidupan umat manusia.
Bukan aspek agama saja yang berubah, tetapi aspek ekonomi, politik, seni, dll.
Dengan demikian, agama sebaiknya merumuskan suatu fungsi global bagi seluruh
umat manusia. Fungsi global yang dapat diperankan oleh agama adalah meningkatkan
kesadaran spiritualitas dan moralitas umat manusia.
Pada hakikatnya, sebagai landasan spiritual, agama berfungsi untuk membangun
kesadaran dan memberi pengetahuan bahwa seluruh hasil sains dan teknologi
diarahkan untuk membesarkan dan memuliakan nama Tuhan. Saains dan teknologi
bukan malah mengungkung dan dan merendahkan derajat manusia, tetapi sains dan
teknologi harus selalu tunduk kepada manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Selanjutnya sains dan teknologi semestinya menyesuaikan diri juga dengan pesan-esan
moral agama. Karena itu, setiap usaha untuk menemukan atau mencari kebenaran
ilmiah seharusnya didasari atas iman dan moral agama bukan pada filsafat
pengetahuan saja. Dengan demikian sains dan teknologi tidk bebas nilai. Teknologi
adalh alat yang denganya sains dapat diterapkan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Di samping itu sains dan teknologi digunakan untuk memenuhi keinginan manusia,
sehingga sains dan teknologi tidak bebas nilai sebab keinginan manusia bersifat
subjektif.

Pendidikan Kewarganegaraan 11
DAFTAR PUSTAKA
Budi Winarno. 2008. Globalisasi Peluang atau Ancaman bagi Indonesia. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Drs. Ishomuddin, M.Si. 2002. Sosiologi Agama. Jakarta: Ghalia Indonesia
Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A.2012. Filsafat Agama. Jakarta : Rajawali Pers
Prof. Dr. H.Jalaludin. 2010. Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali Pers
http://www.fe.unpad.ac.id/id/arsip-fakultas-ekonomi-unpad/opini/2272-agama-dan-
globalisasi
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/24546/prosiding_keluarga_me
nyongsong_abad_21-5.pdf
http://lppbi-fiba.blogspot.com/2011/03/agama-dan-globalisasi-perspektif.html
http://agamabuddhaindo.wordpress.com/2010/10/13/tergesernya-nilai-
kebenaran/
http://sosbud.kompasiana.com/2012/02/07/perayaan-cap-go-meh-tarik-ulur-agama-
dan- budaya-437021.html

Pendidikan Kewarganegaraan 12

Anda mungkin juga menyukai