Oleh Kelompok 3 :
TULUNGAGUNG
MARET 2024
KATA PENGANTAR
Tiada kalimat yang pantas penulis ucapkan kecuali rasa syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "Pancasila Sebagai Dasar
Negara 2". Tidak lupa pula dukungan baik secara materil dan nonmateril yang
diberikan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, izinkan
penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I. Selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sayyid Ali Rahmatullah.
2. Ibu Dr. Hj. Chusnul Chotimah, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah.
3. Ibu Citra Mulya Sari, M.E. Selaku Koord Prodi Manajemen Bisnis Syariah.
4. Ibu Siti Kalimah, M.Sy. Selaku dosen pengampu mata kuliah Pancasila dan
juga selaku pembimbing pembuatan makalah ini.
5. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Masalah....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ...........................................................................................3
B. Tantangan pancasila sebagai ideologi bangsa .....................................3
C. Pancasila dan Agama...........................................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan ideologi ?
2. Bagaimana tantangan pancasila sebagai ideologi bangsa?
3. Bagaimana hubungan pancasila dan agama ?
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ideologi
2. Mengetahui bagaimana tantangan pancasila sebagai ideologi bangsa
3. Mengetahui hubungan pancasila dan agama
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Ideologi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari 2 kata, idea dan
logos. Idea berarti ide, gagasan, buah pikir, atau konsep. Sedangkan logos
berarti hasil pemikiran. Jadi berdasarkan bahasa, ideologi adalah ilmu yang
mencakup ilmu kajian asal mula, juga hakikat buah pikir atau gagasan.
Beberapa tokoh atau pemikir Indonesia yang mendefinisikan ideologi sebagai
berikut:
a. Sastrapratedja (2001: 43): ”Ideologi adalah seperangkat gagasan/ pemikiran
yang berorientasi pada tindakan dan diorganisir menjadi suatu sistem yang
teratur”.
b. Soerjanto (1991: 47): “Ideologi adalah hasil refleksi manusia berkat
kemampuannya menjaga jarak dengan dunia kehidupannya”.
c. Mubyarto (1991: 239): ”Ideologi adalah sejumlah doktrin, kepercayaan, dan
simbol-simbol sekelompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi
pegangan dan pedoman kerja (atau perjuangan) untuk mencapai tujuan
masyarakat atau bangsa itu”.1
Fungsi ideologi sebagai struktur kognitif keseluruhan pengetahuan yang dapat
menjadi landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia, serta kejadian kejadian
di lingkungan sekitarnya. Kemudian orientasi dasar dengan membuka wawasan yang
memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia dan norma-
norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan
bertindak.
1. Faktor Internal
1
Directorat jendral, Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi,(2016) hal. 119.
3
menjadi satu-satunya negara super power. Kemudian menguatnya isu
kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai ideologi
asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena keterbukaan
informasi. Selain itu juga meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat
pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi sehingga terjadi
eksploitasi terhadap sumber daya alam secara masif. Dampak
konkritnya adalah kerusakan lingkungan, seperti banjir, kebakaran
hutan.
2. Faktor Internal
Hal itu kemudian melahirkan krisis akhlak dan moral yang berupa
ketidakadilan, pelanggaran hukum, dan pelanggaran hak asasi manusia, konflik
sosial budaya telah terjadi karena kemajemukan suku, kebudayaan, dan agama
yang tidak dikelola dengan baik dan adil oleh pemerintah maupun masyarakat
dan penegakan hukum tidak berjalan dengan baik dan pelaksanaannya telah
diselewengkan sedemikian rupa, sehingga bertentangan dengan prinsip
keadilan,3 yaitu persamaan hak warga negara di hadapan hukum selain itu juga
terdapat salah satu tantangan yang paling dominan dewasa ini adalah
2
Ibid hal.134
3
Aminullah, Pancasila Sebagai Ideologi Dan Dasar Negara Serta Tantangan Dan Solusinya,
Jurnal Pendidikan Mandala Vol 8. No. 2 Juni 2023, hal.416
4
globalisasi. Globalisasi merupakan era saling keterhubungan antara masyarakat
suatu bangsa dan masyarakat bangsa yang lain sehingga masyarakat dunia
menjadi lebih terbuka.
5
Nufikha Ulfah,dkk, Pendidikan pancasila(Calpulis:Yogyakarta,2022)hal. 76
5
mula Pancasila secara langsung salah satunya asal mula bahan (Kausa
Materialis) yang menyatakan bahwa "bangsa Indonesia adalah sebagai asal dari
nilai-nilai Pancasila, yang digali dari bangsa Indonesia yang berupa nilai-nilai
adat istiadat, kebudayaan, serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia". Hubungan negara dengan agama
menurut NKRI yang berdasarkan Pancasila adalah sebagai berikut (Kaelan,
2012: 215-216 dalam Surya Atika, 2014):
a. Negara adalah berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang berketuhanan yang Maha
Esa. Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasi untuk memeluk
dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing
c. Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekularisme karena
hakikatnyamanusia berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuban.
d. Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, aritar dan
inter pemeluk agama serta antar pemeluk agama.
Dapat disimpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius
karena secara filosofis merupakan nilai fundamental yang meneguhkan
eksistensi negara Indonesia sebagai negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha
Esa, yang merupakan dasar kerohanian bangsa dan menjadi penopang utama
bagi persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka menjamin keutuhan NKRI
Karena itu, agar terjalin hubungan selaras dan harmonia antara agama dan
negara, maka negara sesuai dengan Dasar Negara Pancasila wajib memberikan
perlindungan kepada agama-agama di Indonesia.Oleh karena itu, dalam negara
yang berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa, kehidupan agama tidak
dipisahkan sama sekali melainkan justru agama mendapatkan legitimasi
filosofis, yuridis, dan politis dalam negara, hal ini sebagaimanan terkandung
dalam Pembukaan UUD 1945.
Selain itu Pancasila juga berperan dalam agama di Negara Pancasila
Kebebasan beragama dalam Pancasila diperjelas dalam beberapa pasal dalam
UUD 1945, yaitu Pasal 28 E "bahwa setiap orang bebas memeluk agama dan
beribadah menurut agamanya", Pasal 29 ayat (1) "bahwa negara berdasar atas
Ketuhanan yang Maha Esa", dan Pasal 29 ayat (2) "bahwa negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
6
dan untük beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu".6
1. Hubungan Negara dan Agama
Perjalanan sejarah bangsa Indonesia telah menemukan suatu formulasi
yang khas tentang hubungan negara dan agama, di tengah-tengah tipe
negarayang ada di dunia, yaitu negara sekuler, negara ateis, dan negara
teokrasi.Para pendiri negara bangsa ini menyadari bahwa ‘kausa materialis’
negaraIndonesia adalah pada bangsa Indonesia sendiri. Bangsa Indonesia sejak
zaman dahulu adalah bangsa yang religius, yang mengakui adanya ‘Dza Yang
Maha Kuasa’, yaitu Tuhan, dan hal ini merupakan suatu dasar ontologis bahwa
manIndonesia adalah pada bangsa Indonesia sendiri. Bangsa Indonesia sejak
zaman dahulu adalah bangsa yang religius, yang mengakui adanya ‘Dzat Yang
Maha Kuasa’, yaitu Tuhan, dan hal ini merupakan suatu dasar ontologis bahwa
manusia sebagai warga negara adalah sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Hubungan agama dan negara telah diperdebatkan sejak lama. Bahkan,
masalah ini dianggap pemicu pertama kalinya konflik intelektual dalam
kaitannya beragama dan bernegara. Dalam perkembangan peradaban manusia,
agama senantiasa memilki hubungan negara. Hubungan agama dan negara
mengalami pasang surut. Ada suatu masa di mana agama dekat dengan negara
atau bahkan menjadi negara agama atau sebaliknya pada masa-masa agama
mengalami ketegangan dengan negara, dalam perjalanannya hubungan antara
agama dengan negara, tentu tidak dapat lepasdari pengaruh sosial budaya atau
politik yang melatarbelakanginya.
Puncak hubungan negara dengan agama terjadi konsepsi Kedaulatan
Tuhan (theocracy) dalam pelaksanaanya diwujudkan dalam diri raja.
Kedaulatan Tuhan dan Kedaulatan Raja berhimpit satu sama lain sehingg raja
adalah absolut yang mengungkung peradaban manusia pada abad pertengahan.
Kondisi tersebut melahirkan gerakan sekulerisme yang berusaha memisahkan
institusi negara dari institusi agama, antara Negara dengan gereja. usia sebagai
warga negara adalah sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa7
6
Ibid, hal 77-78
7
Mahfud, M.D. Pancasila sebagai Paradigma Pembaharuan Hukum, Jurnal Filsafat
7
2. Makna Sila Pancasila dalam Agama
Keterkaitan hubungan antara rukun Islam sebagai landasan agama Isalam
dan Pancasilasebagai landasan negara Indonesia. Adapun hubungan itu yaitu
pertama dari segi jumlah, rukunIslam berjumlah lima begitupun pancasila.
Kedua, dari segi makna yaitu:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini kerat aitannya denagn rukun Islam
yang pertama yaitusyahadat. Secara umum, sila ini menerangkan tentang
ketuhanan begitu pun syahadat yangmempunyai makna pengakuan
terhadap tuhan yaitu Allah SWT. Selain itu, kata Esa sendiri berarti
tunggal, yang sebagaimana yang kita ketahui bahwa Isalm sebagai agama
mayoritas penduduk negeri ini mempunyai tuhan tunggal Allah SWT.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab sila kedua pancasila, berkaitan
dengan rukun Islamkedua yaitu Shalat. Shalat dalam Islam selain sebagai
ibadah wajib juga dilakukan untukmendidik manusia menjadi manusia
yang beradab. Sholat adalah sebuah media untuk mencegah perbuatan
yang tidak terpuji, sebagai mana yang di firmankan oleh Allah bahwa
Shalat itumencegah perbuatan keji dan mungkar.
c. Persatuan Indonesia yang artinya seluruh elemen rakyat yang ada di
Indonesia yangterdiri dari berbagai macam suku dan adat bersatu dan
membentuk kesatuan dalam wadah bangsaIndonesia. Kaitannya dengan
itu, persatuan terbentuk ketika jurang pemisah sudah tidak ada lagidi
masyarakat. salah satu jurang pemisah yang paling nyata yaitu jurang
antara yang miskin danyang kaya. Untuk menyatukan jurang pemisah
tersebut maka di agama Islam diwajibkanmembayar zakat bagi orang-
orang kaya yang akan disalurkan untuk kepentingan kaum miskindan
duafa. Zakat yang notabennya adalah rukun Islam ketiga sangat erat
kaitannya dengan poin pancasila ketiga tersebut. Dengan zakat akan
terbentuk rasa kasih sayang pada umat yang akanmenghasilkan persatuan
yang di cita-citakan.
d. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan sangat erat kaitannya dengan rukun islam
keempat yaitu puasa. Dengan pusas akanterbentuk sifat bijaksana dan
kepemimpinan. 8
8
Pancasila, (Yogyakarta: Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada, 1999), hlm. 59.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pancasila merupakan ideologi dan dasar negara Indonesia yang
didalamnya terkandung dasar kehidupan yang wajib dijadikan pedoman demi
kelangsungan hidup yang baik bagi seluruh warga negara Indonesia.
1. Ideologi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari 2 kata, idea dan logos.
Idea berarti ide, gagasan, buah pikir, atau konsep. Sedangkan logos berarti hasil
pemikiran. Jadi berdasarkan bahasa, ideologi adalah ilmu yang mencakup ilmu
kajian asal mula, juga hakikat buah pikir atau gagasan.
B. SARAN
Hanya itu yang dapat kami sampaikan dari makalah ini, apabila ada
kekurangan mohon untuk dimaklumi
9
DAFTAR PUSTAKA
Aminullah, Pancasila Sebagai Ideologi Dan Dasar Negara Serta Tantangan Dan
Solusinya, Jurnal Pendidikan Mandala Vol 8. No. 2 Juni 2023,
Directorat jendral, Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi,(2016)
10