Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
SMAN 2 GORONTALO
KOTA GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan pekerjaan makalah ini yang
berjudul “Kedudukan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka, Serta Peluang Dan
Tantangan Penerapan Nilai Nilai Dalam Kehidupan Global”. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran PPKN
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
COVER..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................4
A. Pengertian Ideologi......................................................................................4
B. Sejarah Ideologi Pancasila...........................................................................5
C. Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka..............................................8
D. Makna Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka................................................9
E. Faktor Pendorong Keterbukaan Pancasila...................................................10
F. Kelebihan Diijadikan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka.........................13
G. Sikap Dan Contoh Positif Terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka. .14
H. Peluang Ber-Pancasil Dalam Kehidupan Global.........................................16
I. Tantangan Ber-Pancasil Dalam Kehidupan Global.....................................20
BAB III PENUTUP...........................................................................................25
Simpulan.............................................................................................................25
Saran....................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya masyarakat Indonesia dalam mencapai kata kata sepakat
ditentukan melalui musyawarah dan konsensus dari masyarakat. Oleh karena
itu, bentuk dari proses pemikiran dari suatu masyarakat terbuka menjadi suatu
dasar kepribadian Bangsa Indonesia sekaligus sebagai bagian dari konsep
perumusan Pancasila sebagai dasar negara. Pemahaman tentang makna dan
konsep Pancasila dan UUD 1945 sangat wajib bagi setiap warga negara
sebelum menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pancasila sebagai dasar negara merupakan dasar dalam mengatur
penyelenggaraan negara disegala bidang, baik bidang ideologi, politk,
ekonomi, sosial, dan budaya. Era global menuntut kesiapan segenap komponen
bangsa untuk mengambil peranan sehingga dampak negatif yang kemungkinan
muncul dapat segera diantipasi.
Pada intinya sistem pemikiran terbuka ini yang kemudian disebut sebagai
ideologi terbuka. Ideologi terbuka sangat bertolak belakang dengan ideologi
tertutup. Pada ideologi tertutup, cita-cita merupakan sekelompok orang saja,
dipaksakan bersifat totaliter, pluralisme pandangan dan kebudayaan, serta hak
asasi ditiadakan. Sedangkan, isi ideologi terbuka tidak hanya nilai dan cita-cita
saja, melainkan juga menuntut konkret dan operasional yang kurang mutlak.
Bangsa yang religius, ramah dan damai Kita patut berbangga menjadi
bangsa Indonesia. Di antara karakteristik kuat yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia adalah religiusitas, keramahan, dan mencintai perdamaian. Di
Indonesia, ada banyak agama/kepercayaan, suku, ras, dan bahasa, yang
kesemuanya dapat hidup rukun.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Ideologi
2. Bagaimana Sejarah Ideologi Pancasila
3. Bagaimana Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
4. Bagaimana Makna Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
5. Faktor Pendorong Keterbukaan Pancasila
6. Kelebihan Diijadikan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
7. Bagaimana Sikap Dan Contoh Positif Terhadap Nilai Nilai Pancasila
Sebagai Ideologi Terbuka
8. Bagaimana Peluang Ber-Pancasil Dalam Kehidupan Global
9. Bagaimana Tantangan Ber-Pancasil Dalam Kehidupan Global
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Ideologi
2. Untuk mengetahui Sejarah Ideologi Pancasila
3. Untuk mengetahui Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
4. Untuk mengetahui Makna Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
5. Untuk mengetahui Faktor Pendorong Keterbukaan Pancasila
6. Untuk mengetahui Kelebihan Diijadikan Pancasila Sebagai Ideologi
Terbuka
7. Untuk mengetahui Sikap Dan Contoh Positif Terhadap Nilai Nilai
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
8. Untuk mengetahui Peluang Ber-Pancasil Dalam Kehidupan Global
9. Untuk mengetahui Tantangan Ber-Pancasil Dalam Kehidupan Global
BAB II
PEMBASAN
A. Pengertian Ideologi
Istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “idein” dan “logos”.
Idein berarti memandang, melihat, ide, dan cita cita. Sementara logos adalah
logia atau ilmu. Dari istilah ini, ideologi adalah seperangkat ide yang
membentuk keyakinan dan paham untuk mewujudkan cita cita manusia.
2. Malcolm Hamilton
Ideologi adalah sebuah sistem ide ide normatif dan konon faktual
yang secara kolektif dan keyakinan serta sikap yang mendukung atau
membenarkan pola tertentu dari hubungan, pengaturan dan perilaku
politik atau ekonomi
3. Michael Hunt
Ideologi adalah serangkaian keyakinan atau asumsi yang saling
terkait yang mengurangi komplesitas potongan realitas tertentu menjadi
istilah yang mudah dipahami dan meyarankan cara yang tepat untuk
menangani kenyataan itu.
4. Karl Marx
Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesentaraan dan
kesejahteraan bersama dalam masyarakat. Menurut Marx, ideologi
muncul dari coreal produksi masyarakat. Pendekatan Marc terhadap
ideologi dituangkan dalam teorinya tentang basis dan suprastruktur.
Setelah beberapa hari tidak mendapat titik terang, pada tanggal 1 Juni
1945, Soekarno menyampaian ide serta gagasannya terkait dasar negara
Indonesia, yang dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan sila
artinya prinsip atau asas. Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar
negara Indonesia, yakni sila pertama “Kebangsaan”, sila kedua
“Internasionalisme atau Perikemanusiaan”, sila ketiga “Demokrasi”, sila
keempat “Keadilan Sosial” dan sila kelima “Ketuhanan yang Maha Esa”.
Dalam pidato inilah konsep dan rumusan awal “Pancasila” pertama kali
dikemukakan oleh Soekarno sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Pidato
ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan
baru mendapat sebutan “Lahirnya Pancasila” oleh mantan ketua BPUPKI Dr.
Radjiman Wedyodinigrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang
kemudian dibukukan oleh BPUPKI.
2. Masa Revolusi
Pancasila dirumuskan pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah
rumusan Pancasila yang definitif.
2. Dimensi Fleksibilitas
Artinya, Pancasila mempunyai sifat keluesan dalam menjawab
tantangan zaman di masa kini maupun mengahadapi masa depan, tanpa
harus kehilangan kepribadian dan arah tujuan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
3. Dimensi Idealisme
Artinya, keterbukaan untuk menerima kemajuan zaman yang lebih
baik yang sesuai dengan nilai-nilai idealisme. Pancasila tumbuh seiring
dengan gerak perkembangan bangsa melalui perwujudan dan pengalaman
di kehidupan sehari-hari.
2. Dimensi Normatif
Dimensi normatif merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila yang perlu dijabarkan dalam suatu sistem normatif,
sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yang memiliki
kedudukan tinggi yang di dalamnya memuat Pancasila yaitu terdapat
dalam alinea IV.
3. Dimensi Realitas
Dimensi realitas merupakan suatu ideologi harus mampu
mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.
Oleh karena itu, selain memiliki dimensi ideal dan normatif, Pancasila
juga harus mampu dijabarkan dalam kehidupan masyarakat secara nyata,
baik dalam kehidupan sehari-hari maaupun dalam penyelenggaraan
Negara.
4. Tekad kita untuk menjadikan Pancasila sebagai satu satunya asas dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai catatan,
istilah Pancasila sebagai satu satunya asas telah dicabut berdasarkan
ketetapan MPR tahun 1999, namun pencabutan ini kita artikan sebagai
pengambilan fungsi utama Pancasila sebagai dasar negara. Dalam
kedudukannya sebgai dasar Negara, Pancasila harus dijadikanjiwa bangsa
Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama dalam
perkembangan Pancasila sebagai ideologi terbuka.
4. Suka Bermusyawarah
Bangsa Indonesia mempunyai cara yang khas untuk menyelesaikan
masalah bersama yang dinamkan musyawarah untuk mufakat. Cara
penyelesaian masalah itu sesuai dengan kepribadian kita sebagai bangsa
Indonesia. Sebagai bangsa Indonesia, kita menjunjung tinggi persamaan
derajat manusia. Oleh karena itu, pendapat seseorang harus kita hargai.
5. Bekerja Keras
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling istimewa.
Manusia dianugerahi akal budi dan berbagai kemampuan lainnya.
Keistimewaan itu harus diterima manusia dengan tanggung jawab.
Artinya, manusia harus memanfaatkan kemampuannya untuk
membangun dunia dengan cara bekerja keras. Melalui kerja keras,
manusia memperlihatkan keluhuran martabatnya sebagai ciptaan Tuhan.
Perjanjian ini diangkat dalam sumpah yang tidak boleh dilanggar. Pada
saat upacara sumpah, campuran soppi (tuak) dan darah dari tubuh masing-
masing pemimpin negeri akan diminum oleh kedua pemimpin setelah senjata
dan alat-alat tajam lain di celupkan, atau dilakukan dengan memakan sirih
pinang. Hubungan Pela ini terjadi karena suatu peristiwa yang melibatkan
beberapa desa untuk saling membantu. Dalam ikatan Pela terdapat rangkaian
nilai dan aturan mengikat dalam persekutuan persaudaraan atau kekeluargaan.
Di Papua, ada tradisi Bakar Batu. Tradisi ini dilakukan ketika terjadi
konflik antarsuku, untuk mencari solusi. Tradisi ini mengandung filosofi
kesederhanaan, ucapan syukur, dan perdamaian.
2. Tantangan Global
Betul bahwa kita semua adalah warga negara Indonesia. Itu dapat
ditandai dengan sejumlah identitas ke-Indonesia-an, mulai dari Kartu
Tanda Penduduk, Bendera Merah Putih, lambang Garuda Pancasila,
bahasa Indonesia, serta bahasa daerah yang digunakan.