DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
JURUSAN AKUNTANSI
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala Puji kita panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala curahan Rahmat-Nya dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan
Makalah yang berjudul “Makna Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa dan
Negara Republik Indonesia : Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka”. Tidak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Radhiyatuz Zahra selaku Dosen
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila yang telah membantu penulis dalam
mengerjakan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini
memberikan panduan dalam pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Pancasila bagi
para mahasiswa untuk memahami apa itu Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka.
Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran dan
kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap
semoga makalah ini mampu memberikan pengetahuan tentang pentingnya
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa dan Negara Republik Indonesia
khususnya Makna Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai suatu ideologi dan dasar dari negara Indonesia, Pancasila pada hakikatnya
tidak hanya menjadi hasil dari perenungan serta pemikiran dari berbagai orang
sebagaimana ideologi dari negara-negara lain. Namun Pancasila mengandung
berbagai nilai-nilai adat istiadat, nilai kebudayaan, nilai religius dan nilai
persatuan yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum
menjadi suatu negara.
iii
Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya.
Namun mengeksplisitkan wawasan secara konkrit sehingga memiliki kemampuan
yang reformatif untuk memecahkan masalah-masalah aktual masyarakat.
Berdasarakan latar belakang masalah yang telah dituliskan di atas, maka rumusan
masalah dari makalah ini adalah :
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah ideologi berasal dari kata idea dan logos. Idea berarti gagasan,
konsep, pengertian dasar, ide-ide dasar, cita-cita. Kata idea berasal dari bahasa
yunani, edios yang berarti bentuk atau idein yang berarti melihat. Idea dapat
diartikan sebagai cita-cita yaitu cita-cita yang bersifat tetap dan akan dicapai
dalam kehidupan nyata yang pada hakikatnya merupakan dasar, pandangan atau
paham yang diyakini kebenarannya. Sedangkan logos berarti ilmu. Secara harfiah,
ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau ajaran tentang pengertian
dasar. Dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah suatu pemikiran yang menjadi
dasar seseorang / sekelompok orang untuk mencapai tujuannya.
Menurut Karl Marx sendiri ideologi adalah ajaran yang menjelaskan suatu
keadaan, terutama struktur kekuasaan, sedemikian rupa, sehingga orang
menganggapnya sah. Ideologi melayani kepentingan kelas berkuasa karena
memberikan legitimasi kepada suatu keadaan yang sebenarnya tidak memiliki
legitimasi (Sobur, 2013:212).
Samuel Becker (1984; p 69), ideologi merupakan “cara kita mempersepsi dunia
kita dan diri kita; ideologi mengontrol apa yang kita lihat sebagai sesuatu yang
“alami”. “Sebuah ideologi merupakan suatu bentuk setting, diintegrasikan dalam
bingkai referensi, di mana di dalamnya melewati masing-masing dari kita untuk
melihat dunia dan yang mengatur tindakan kita semua” (Beckers, 1984, p 69). 5 .
v
kepercayaan, ataupun semacamnya yang diabstraksikan sebagai sebuah
“pandangan dunia” atau “pandanganan kelas” (Williams, 1977, p 109).
Pada saat situasi krisis, cara pandang, cara berpikir dan cara bertindak yang
sebelumnya dianggap umum dan wajar dalam suatu masyarakat telah dianggap
sebagai suatu yang sudah tidak dapat diterima lagi. Keadaan semacam ini
biasanya akan mendorong munculnya suatu ideologi. Berangkat dari kondisi krisis
yang dicirikan oleh menghebatnya ketegangan sosial, maka ketidakpuasan
terhadap masa lampau dan ketakutan menghadapi masa depan menjadi pendorong
muncul dan bangkitnya suatu ideologi yang mampu menjanjikan kehidupan yang
lebih baik.
Ideologi harus disusun secara sistematis agar dapat diterima oleh warga
masyarakat secara rasional. Ideologi merupakan suatu pola pemikiran yang
vi
terintegrasi antara beberapa premis dasar yang memuat aturan-aturan perubahan
dan pembaharuan.
Ideologi mempunyai ruang lingkup yang sangat luas mulai dari penjelasan-
penjelasan yang parsial sifatnya sampai pada gagasan-gagasan atau pandangan-
pandangan yang komprehensif. Ideologi dapat menjadi indikator dalam
menentukan keberhasilan suatu negara dalam membangun masyarakatnya.
Dengan demikian, ideologi dapat menjadi parameter dalam mengukur
keberhasilan suatu bangsa.
Pemikiran dan panutan mulai dari konsep yang kompleks dan sophisticated
sampai dengan slogan atau simbol-simbol sederhana yang mengekspresikan
gagasan-gagasan tertentu sesuai dengan tingkat pemahaman dan perkembangan
masyarakatnya.
1. Liberalisme
Liberalisme menjawab pertanyaan tentang apa yang harus dan tidak boleh
dilakukan oleh negara melalui kebijakan umum untuk memberikan kebebasan
kepada warganya. Pada awal perkembangannya, liberalisme sering dikaitkan
dengan kebebasan individu dalam segala aspek kehidupan. Hak asasi manusia
dijamin agar setiap orang dapat mengembangkan potensinya masing-masing.
vii
Sebagai sebuah ideologi, liberalisme mengembangkan prinsip-prinsip yang
sifatnya mendasar, yaitu :
2. Komunisme
viii
manusia di masa depan banyak yang tidak terbukti, bahkan di negeri-negeri
komunis, namun ide-ide Marx hingga kini mampu memengaruhi arah kajian dari
para pendukung dan penentangnya.
3. Fasisme
Istilah fasisme dikembangkan dari bahasa latin "fasces" yang merupakan simbol
kekuasaan di era Romawi kuno. Di Italia, dikenal pula istilah "fascio" yang
memiliki arti dan konotasi yang sama. Fasisme sebagai gerakan politik muncul di
Italia setelah Perang Dunia I dan sempat menguasai negara itu dari tahun 1922
ix
sampai dengan tahun 1943. Namun sebelum itu, Italia juga telah mengenal istilah
"fasci" yang diartikan sebagai kelompok politik yang memperjuangkan tujuan-
tujuan tertentu.
Dari sudut pandang fasis, negara dianggap independen dan di atas tatanan moral
apa pun. Negara berada di atas semua individu dan memiliki nilai yang lebih
tinggi dari individu. Kebebasan individu dibatasi untuk memberikan perhatian
yang penuh kepada negara. Negara di atas segalanya. Negara memainkan peran
yang sangat penting dalam membentuk orang-orang yang terkait di dalamnya.
Untuk itu, negara memiliki kendali mutlak atas segala aspek kehidupan individu,
termasuk pendidikan, kegiatan ekonomi, dan tercapainya keselarasan antara
tenaga kerja dan modal. Dari sudut pandang ini, fasisme tampaknya menolak baik
sosialisme-maksisme maupun kapitalisme. Di bawah fasisme, hak milik pribadi
dipertahankan selama pengguna tetap berada di bawah kendali negara.
4. Kapitalisme
x
Keadilan ekonomi dan sosial karenanya bukan tanggung jawab negara atau
pemerintah. Sejak awal kelompok pendukung kapitalisme sudah memiliki
pandangan tersendiri soal ukuran kesejahteraan sosial. Bagi mereka, kesejahteraan
sosial bukanlah pemberian langsung dari negara. Negara tidak bertanggung jawab
atas takdir sosial yang dibawa oleh tiap-tiap individu. Kesejahteraan sosial adalah
hasil perjuangan sendiri oleh masing-masing individu menurut bakat dan
kemampuannya. Besar atau kecilnya ukuran akumulasi material tergantung pada
usaha masing-masing.
Ideologi pada dasarnya adalah suatu gagasan atau rumusan bagi manusia untuk
menerima, memahami, dan sekaligus memaknai hakikat kehidupan ini. Ideologi
dapat membuat realitas kehidupan yang sangat kompleks menjadi lebih jelas,
lebih lengkap, dan lebih bermakna.
xi
menyediakan saluran yang dapat digunakan untuk mewujudkan parameter terkait
dengan ambisi individu atau kelompok, hak dan kewajiban, serta harapan individu
dan anggota masyarakat. Ideologi juga dapat menetapkan batasan dalam hal
kekuasaan, tujuan, dan organisasi yang terkait dengan masalah politik.
Ideologi adalah alat bagi individu atau bangsa untuk mengenal dan melihat dirinya
sendiri, dan mengharapkan orang lain dapat melihat dan menginterpretasikan
tindakannya berdasarkan ideologinya. Ideologi merupakan potret diri pribadi,
kelompok atau masyarakat yang sangat impresionistis.
2.5. PANCASILA
Pancasila adalah dasar negara, pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia.
Sebagai ideologi nasional, Pancasila merupakan gagasan dasar kehidupan
berbangsa. Sebagaimana ideologi memiliki gagasan tentang bentuk masyarakat
yang dicita-citakannya, demikian pula ideologi Pancasila. Jika semua ideologi
didasarkan pada sistem filsafat tertentu yang berisi pandangan tentang apa artinya
menjadi manusia, kebebasan individu dan kerukunan dalam kehidupan
bermasyarakat, maka ideologi Pancasila juga mengandung ide-ide dasar
tentangnya.
xii
dan kaku, menciptakan fanatisme yang tidak logis. Berdasarkan pemikiran
tersebut, bangsa Indonesia menetapkan Pancasila sebagai ideologi terbuka.
Menurut Oetojo Oesman dan Alfian (1993: 192) ketiga dimensi yang harus
dimiliki oleh setiap ideologi yang terbuka adalah :
1. Dimensi Realitas
2. Dimensi Idealitas
Bangsa yang memiliki ideologi adalah bangsa yang telah mengetahui kearah mana
mereka akan membangun bangsa dan negaranya.
3. Dimensi Fleksibilitas
(1) Bangsa Indonesia harus meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai inti yang
abadi
(2) Bangsa Indonesia harus mengembangkan nilai-nilai inti secara kreatif dan
dinamis untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan zaman. .
Harus ditekankan dengan jelas bahwa istilah "terbuka" dapat ditafsirkan dengan
cara yang berbeda. Jadi kita harus sepakat tentang apa yang dimaksud dengan
"terbuka". Kita berbicara tentang ideologi terbuka jika memungkinkan interaksi
antara nilai-nilai yang dikandungnya dan lingkungan sekitarnya. Artinya, nilai-
nilai inti dilestarikan dan negara memiliki kesempatan untuk mengembangkan
nilai-nilai instrumentalnya.
xiii
Istilah "terbuka'' berarti terbuka untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar
dengan penetapan nilai yang cekatan. Tentu saja, perlu untuk menunjukkan batas-
batas keterbukaan tersebut. Keterbukaan setidaknya memiliki dua hal. Itu adalah:
Pada prinsipnya, ide apa pun dapat diajukan untuk menjelaskan nilai inti, tetapi
jika dapat diprediksi sebelumnya bahwa ide tersebut akan menimbulkan
kekhawatiran luas, dinamika, formalitas, dan metode komunikasi yang sesuai
harus dipertimbangkan.
xiv
nyata yang kita hadapi dalam setiap kurun waktu. Pendahulu-pendahulu kita, para
perancang undang- undang dasar 1945 telah menginginkan agar kita
memperhatikan sungguh-sungguh dinamika masyarakat. Para pendiri Republik
ini, sejak semula hanya menetapkan aturan pokok yang dasar-dasarnya diletakkan
dalam Undang-Undang Dasar 1945. Kita semua yang hidup kemudian diberi
peluang untuk mengembangkan pelaksanaannya secara luas.
Selanjutnya dalam penjelasan UUD 1945 dapat kita temukan rumusan sebagai
berikut:
“Maka telah cukup jika Undang Undang Dasar hanya memuat aturan pokok,
hanya memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan
lain-lain penyelenggara negara untuk menyelenggarakan kehidupan negara dan
kesejahteraan sosial terutama bagi negara baru dan negara muda , lebih baik
hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok , sedang aturan-
aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-
undang yang lebih mudah caranya membuat, merubah dan mencabut”.
Kalimat tersebut diatas perlu kita kaitkan dengan alinea setelahnya, yang berbunyi
sebagai berikut:
“Yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah
semangat, semangat penyelenggara negara, semangat para pemimpin
pemerintahan. Meskipun dibikin Undang-Undang Dasar yang memuat kata-
katanya bersifat kekeluargaan, apabila semangat para penyelenggara negara, para
pemimpin pemerintahan itu bersifat perorangan, Undang-Undang Dasar tadi tentu
tidak ada artinya dalam praktek. Sebaliknya meskipun Undang-Undang Dasar itu
tidak sempurna , akan tetapi jikalau semangat para penyelenggara negara
pemerintahan baik, Undang-Undang Dasar itu tentu tidak akan merintangi
jalannya negara”.
Dari kutipan tersebut dapat kita fahami bahwa UUD 1945 pada hakikatnya
mengandung unsur keterbukaan; karena dasar UUD 1945 adalah Pancasila, maka
xv
Pancasila yang merupakan ideologi nasional bagi bangsa Indonesia bersifat
terbuka pula.
Kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa para pendahulu kita
cukup bijak. Sejarah menunjukkan bahwa ideologi yang kaku dan tegar akhirnya
akan hancur karena tak mampu menghadapi tantangan zaman.
Pada 2 tahun terakhir, Tiktok menjadi sebuah platform yang banyak digemari oleh
masyarakat Indonesia. Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif
media sosial di Indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022, proporsi
pengguna TikTok sebesar 63,1% hal ini menunjukkan tiktok banyak dimanfaatkan
oleh masyarakat Indonesia dalam menyampaikan, serta menerima informasi
seputar edukasi, ataupun sebagai wadah hiburan dalam mengekspresikan diri.
Hampir 95% pengguna tiktok mempunyai kebiasaan menonton konten fyp yang
masuk kedalam beranda tiktok, tentunya video yang masuk kedalam beranda fyp
tidak bisa kita kontrol isi kontennya. Bisa saja yang dilihat adalah konten
seseorang yang sedang memamerkan kekayaan, ataupun seseorang yang sedang
mempraktekkan tarian/dance budaya luar, tidak ada yang salah pada konten
tersebut, namun secara tidak langsung hal itu dapat mengikis sikap nasionalisme
seperti lunturnya kebudayaan nusantara karena masyarakat lebih menyukai
budaya luar, timbulnya gaya hidup yang konsumtif dikarenakan masyarakat
berpatokan terhadap gaya hidup hedonisme seseorang..
xvi
ilmu pengetahuan, teknologi, dan perkembangan aspirasi masyarakat. Hal ini
dikarenakan pancasila sebagai ideologi terbuka bersifat aktual, dinamis, dan
antisipatif. Pancasila berperan dalam memecahkan permasalahan yang terjadi di
kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk mengikisnya sikap nasionalisme
masyarakat.
xvii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
xviii
berinteraksi dengan waktu melalui dinamika internalnya. Nilai-nilai dan cita-cita
yang terkandung dalam Pancasila digali dan dilestarikan dari kekayaan spiritual,
moral dan budaya masyarakat itu sendiri tanpa dipaksakan dari luar.
DAFTAR PUSTAKA
xix