ABSTRAK
Secara etimologis, istilah moderasi berasal dari kata latin modereio yang berarti
moderasi, artinya tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Istilah moderasi juga dapat
dipahami sebagai “pengendalian diri” atas kelebihan dan kekurangan. Menurut KBBI,
kata “moderat” mempunyai dua arti, yaitu: (1) selalu menghindari perilaku atau
ungkapan yang ekstrim dan (2) cenderung menuju arah atau jalur perantara.
Sedangkan Kementerian Agama RI mengartikan moderasi beragama sebagai
“pandangan, sikap, perilaku, selalu berada pada posisi tengah, selalu bertindak adil
dan tidak ekstrim dalam permasalahan agama.” Moderasi beragama merupakan sikap
atau perilaku yang menekan toleransi, penghargaan, dan kerja sama antar umat
beragama. Ini berarti seseorang yang menanamkan moderasi beragama akan
menghormati keyakinan dan mempraktikkan beragam orang lain, serta berpikiran
terbuka dan inklusif terhadap perbedaan. Fakta bahwa Indonesia adalah negara yang
sangat majemuk dengan berbagai suku, bahasa, budaya, dan agama, menjadikannya
penting untuk memperkuat moderasi beragama. Walaupun tidak terdiri dari agama
tertentu, Indonesia juga merupakan negara yang agamis. Ini jelas dan dapat dilihat
sendiri karena hampir tidak ada aspek keseharian kehidupan rakyat Indonesia yang
menyimpang dari prinsip agama. Agama sangat penting di Indonesia sehingga harus
terintegrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Uraian tersebut menjadi dasar
bahwa pelatihan dakwah digital bagi generasi muda merupakan hal yang penting.Oleh
karena itu diharapkan generasi muda dapat menjadi pionir sejak dini dan kedepannya,
menghasilkan peserta didik yang terampil, mewujudkan ajaran Islam dalam
kehidupannya dan memahami komunikasi dakwah sehingga dapat berlangsung secara
efektif. Dengan memanfaatkan peluang-peluang ini, kita dapat menciptakan
lingkungan yang lebih harmonis dan mengurangi perbedaan antar umat beragama.
Pemahaman akan pentingnya moderasi beragama akan mendorong sikap saling
menghormati dan menghormati dalam masyarakat dengan memegang teguh prinsip
bahwa meskipun kita berbeda agama, budaya, ras, dan suku, kita tetap bisa hidup
damai dan hidup berdampingan secara harmonis.Slogan nasional Indonesia adalah
“Binneka Tungal Ika”, walaupun mempunyai arti yang bermacam-macam, namun
pada hakikatnya Indonesia tetap satu bangsa, yaitu negara kesatuan Republik
Indonesia.
PENDAHULUAN
A. Pengertian Moderasi Beragama
Secara etimologis, istilah moderasi berasal dari kata latin modereio yang berarti
moderasi, artinya tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Istilah moderasi juga dapat
dipahami sebagai “pengendalian diri” atas kelebihan dan kekurangan. Menurut KBBI,
kata “moderat” mempunyai dua arti, yaitu: (1) selalu menghindari perilaku atau ungkapan
yang ekstrim; dan (2) cenderung menuju arah atau jalur perantara. Sedangkan
Kementerian Agama RI mengartikan moderasi beragama sebagai “pandangan, sikap,
perilaku, selalu berada pada posisi tengah, selalu bertindak adil dan tidak ekstrim dalam
permasalahan agama.”
Moderasi beragama merupakan sikap atau perilaku yang menekan toleransi,
penghargaan, dan kerja sama antar umat beragama. Ini berarti seseorang yang
menanamkan moderasi beragama akan menghormati keyakinan dan mempraktikkan
beragam orang lain, serta berpikiran terbuka dan inklusif terhadap perbedaan.
Kesimpulannya, moderasi beragama dapat menciptakan lingkungan yang damai dan
harmonis di masyarakat, mengurangi konflik antar agama, serta memperkuat persatuan
dan kerukunan umat beragama. Dengan menerapkan moderasi beragama, kita dapat
membangun hubungan yang baik dengan sesama, memperkuat toleransi, dan bekerja
sama dalam memecahkan masalah-masalah sosial bersama-sama.
B. Urgensi Moderasi Beragama di Indonesia
Pendidikan adalah proses pembelajaran dan pengajaran yang bertujuan untuk
mengembangkan potensi manusia secara optimal melalui berbagai aktivitas belajar-
mengajar. (Suyuti, 2023)
Fakta bahwa Indonesia adalah negara yang sangat majemuk dengan berbagai suku,
bahasa, budaya, dan agama, menjadikannya penting untuk memperkuat moderasi
beragama. Walaupun tidak terdiri dari agama tertentu, Indonesia juga merupakan
negara yang agamis. Ini jelas dan dapat dilihat sendiri karena hampir tidak ada aspek
keseharian kehidupan rakyat Indonesia yang menyimpang dari prinsip agama. Agama
sangat penting di Indonesia sehingga harus terintegrasi dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Selain itu, moderasi beragama sangat penting untuk dipromosikan di
seluruh dunia, di mana agama memainkan peran penting dalam pembentukan
peradaban dunia yang berharga.
Moderasi beragama merujuk pada sikap dan perilaku beragama yang seimbang dan
tidak ekstrim baik dalam pemahaman maupun pengamalan. Moderasi beragama
penting untuk menjaga keharmonisan dan perdamaian antar keberagaman agama dan
budaya di Indonesia.
Kita semua memahami bahwa sumber utama agama adalah teks, yang diwujudkan
dalam bentuk kitab suci dan orang-orang suci yang menerima risalah untuk
menyebarkannya kepada umat manusia. Pemahaman akan hal ini dapat membawa kita
ke dalam perangkap pemahaman terhadap dua kutub yang pada dasarnya sama-sama
dilebih-lebihkan. Satu kutub terlalu berfokus pada teks itu sendiri tanpa
mempertimbangkan konteksnya, sehingga menimbulkan sikap konservatif atau ultra-
konservatif. Sebaliknya, kutub yang lain terlalu mengandalkan otak dan nalar
sehingga pemahaman terhadap teks selalu bergantung pada konteks sehingga
menyebabkan ditinggalkannya teks itu sendiri. Kutub kedua ini mengarah pada paham
liberal dan ultra liberal. Kedua kutub yang berlebihan ini sama-sama mengancam
kehidupan beragama dalam terwujudnya peradaban dunia .Ketika kelompok ekstrem
ini terus tampil dinamis, kelompok agama moderat juga harus dinamis dengan tetap
berada di tengah-tengah.
Pasal 29 Undang-Undang Tahun 1945 menegaskan bahwa Negara berlandaskan
keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kebebasan setiap
warga negaranya untuk memeluk agama dan beribadah menurut agama dan
kepercayaannya. Pasal ini memberikan dasar dan kewajiban bagi Negara untuk
menjamin kemerdekaannya dalam dua hal: kebebasan menganut suatu agama dan
kebebasan berdoa menurut keyakinannya. Indonesia sendiri mempunyai hubungan
yang unik antara agama dan negara. Indonesia bukanlah negara sekuler dan bukan
pula negara agama yang menganut agama tertentu. Oleh karena itu, negara
memposisikan dirinya dalam kaitannya dengan agama dalam tiga bidang: pertama,
dengan menjamin dua kebebasan: kebebasan memeluk agama dan kebebasan
beribadah menurut keyakinannya. Kedua, negara menjunjung tinggi agama dan tidak
bisa mengabaikan urusan agama masyarakatnya. Negara juga tidak bisa ``memaksa''
warganya untuk melakukan perilaku keagamaan tertentu. Ketiga, memberikan
pedoman dalam kehidupan beragama, seperti menyelenggarakan pertemuan Isbat,
penyelenggaraan haji, pendirian tempat ibadah, dan lain-lain. Meski pedoman ini
tidak bisa ditegakkan, agama itu sendiri selalu bisa dilihat dari dua sudut pandang
yang berbeda.
Pertama, cara pandang kelembagaan formal yang menyebabkan pendekatannya
selalu bersifat disjungtif, termasuk perbedaan paham yang ada dalam agama-agama
itu sendiri, seperti Islam, Kristen, hingga memandang agama-agama seperti Hindu
sebagai institusi formal. Kedua, perspektif esensial atau substantif, yang
menitikberatkan pada pengajaran nilai-nilai yang cenderung sama dan tidak
membanding-bandingkan keberagaman agama yang satu dengan agama yang lain.
Sebab, inti fundamental ajaran agama pada dasarnya sama: kemanusiaan, keadilan,
persamaan di depan hukum, penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan nilai-
nilai universal lainnya
PEMBAHASAN
A. Tantangan Moderasi Beragama
KESIMPULAN
Pemahaman akan pentingnya moderasi beragama akan mendorong sikap saling
menghormati dan menghormati dalam masyarakat dengan memegang teguh prinsip bahwa
meskipun kita berbeda agama, budaya, ras, dan suku, kita tetap bisa hidup damai dan hidup
berdampingan secara harmonis.Slogan nasional Indonesia adalah “Binneka Tungal Ika”,
walaupun mempunyai arti yang bermacam-macam, namun pada hakikatnya Indonesia tetap
satu bangsa, yaitu negara kesatuan Republik Indonesia.
Moderasi beragama penting karena apa pun masalah agama yang kita hadapi bersama,
akan lebih efektif jika kita menemukan kompromi yang memberikan solusi yang saling
menguntungkan. Dalam konteks pluralitas agama di Indonesia, moderasi beragama menjadi
penting dan berkaitan dengan penghormatan terhadap nilai-nilai Pancasila dan hukum yang
menjamin kebebasan beragama dan berkeyakinan.
Sebuah perspektif yang disebut moderasi agama mengacu pada cara memahami dan
mengamalkan ajaran agama sehingga selalu berada dalam jalur yang moderat. Di sini,
"moderat" berarti tidak berlebihan atau terlalu ekstrim. Oleh karena itu, cara beragama yang
dimoderasi di sini bukanlah agama itu sendiri. Karena agama berasal dari Tuhan yang Maha
Sempurna, agama itu sendiri sempurna. Namun, pemahaman dan penerapan ajaran agama
setiap orang berbeda. Keragaman muncul sebagai hasil dari kemampuan manusia untuk
menafsirkan pesan agama. Jika pemahaman dan penafsiran yang muncul tidak sesuai dengan
nilai-nilai agama, tentu akan terjebak pada pemahaman yang mengarah pada tindakan yang
berlebihan.
Moderasi beragama adalah upaya terus menerus untuk memastikan bahwa tafsir dan
pemahaman agama apapun tetap berada dalam batas-batas yang aman sehingga tidak muncul
gaya beragama yang ekstrem. Karena inti ajaran agama sama, yaitu kemanusiaan, keadilan,
persamaan di depan hukum, penghormatan hak asasi manusia, dan nilai-nilai universal
lainnya. Saat ini, keberagamaan di Indonesia tidak terganggu. Hal ini disebabkan oleh
semangat bineka tunggal ika masyarakat Indonesia, yang membuat orang-orang dari berbagai
suku, ras, dan agama merasa seperjuangan.
DAFTAR PUSTAKA