MODERASI BERAGAMA
Mochamad Aminulloh
1
Narasumber: K.H. Encep Subandi (Pimpinan Pondok pesantren
Nur Antika)
menerapkan syarat bagi setiap masyarakat yang ingin
menonton harus membaca dua kalimat syahadat. Strategi
dakwah ini sangat mencerminkan sikap moderat dalam
sosial masyarakat. Tanpa memaksa dan tanpa
menyinggung, memasukkan nilai-nilai ajaran Islam
dengan tetap mempertahankan budaya yang ada sehingga
dakwah dapat mudah diterima oleh masyarakat dengan
nyaman.
1. Pengertian Moderasi Beragama
Secara bahasa moderasi berasal dari bahasa
inggris moderation yang memiliki arti sikap sedang,
sikap tidak berlebih-lebihan.2 Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia arti moderasi yaitu pengurangan
kekerasan, dan penghindaran keekstriman.3 Sedangkan
dalam bahasa Arab, moderasi disebut dengan kata wasath
atau wasathiyah, orang yang melakukannya disebut
wasith.
Kata moderasi berasal dari bahasa latin moderatio
yang berarti kesedangan (tidak berlebih dan kekurangan).
Mohamad Hasyim Kamali memberi penegasan bahwa
moderate dalam bahasa Arab “wasathiyah” tidak terlepas
dari kata kunci berimbang (balance) dan adil (justice).4
Dalam KBBI kata adil diartikan dengan
2
John M. Echols & Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia
(Jakarta: PT. oramedia pustaka utama,2009) Cet. 29, hal 384
3
Badan Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (n.d).
Moderasi (def.1) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Online. Diakses 16 Agustus 2021, melalui https://kbbi.web.id/.
1) Tidak berat sebelah atau tidak memihak,
2) Berpihak kepada kebenaran, dan
3) Sepatutnya atau tidak sewenang-wenang.5
Menurut pandangan Khaled Abou El Fadl,
Moderat serupa dengan istilah modernis, progresif dan
reformis. Tetapi istilah moderat dipilih oleh Khaled
Abou El Fadl karena lebih tepat dalam memberikan
gambaran kepada kelompok yang ia hadapkan dengan
kelompok puritan.6 Kelompok puritan adalah sekumpulan
orang yang hidup sholeh dan yang menganggap
kemewahan dan kesenangan sebagai dosa.7
Moderasi beragama sangat penting di Indonesia,
karena sebagai negara yang kaya akan keberagamaan
yang kemudian mudah memungkinkan terjadinya
gesekan antar kelompok terkhusus kelompok agama.
Sehingga penyuluh agama perlu memberikan
pemahaman bahwa nilai-nilai bersikap dalam
keberagaman menjadikan kita tidak egois, intoleran dan
radikal.
4
Mohamad Hasyim Kamali, The Middle Of Path Moderation in
Islam, Oxford University Press, 2015.
5
Kementerian Agama RI, Moderasi Beragama (Jakarta: Badan
Litbang dan Diklat kementerian Agama RI, 2019). 15-19
6
Muhamad Nur, Problem Terminologi Moderat dan Puritan dalam
Pemikiran Khaled Abou El Fadl, Jurnal Studi Agama dan Pemikiran,
Vol 11, No. 1, ,Maret 2013. 27
7
Badan Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (n.d).
Moderasi (def.1) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Online. Diakses 16 Agustus 2021, melalui https://kbbi.web.id/.
Islam sebagai agama yang mentauhidkan Allah
SWT disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW, Islam
diketahui mengandung ajaran-ajaran moderat di
dalamnya, yang sering dikenal dengan istilah Moderasi
Islam.
Dalam bahasa arab moderasi islam diartikan
dengan al-Wasathiyyah al-Islamiyyah. Sementara dalam
bahasa inggris sebagai Islamic Moderation. Yusuf Al-
Qardawi menyebut beberapa kosakata yang sama
maknanya dengan kata moderasi yaitu Tawazun, I'tidal,
Ta'adul dan Istiqamah. Moderasi Islam merupakan suatu
pendapat atau sikap yang selalu berupaya mengambil
posisi tengah dari dua sikap yang berlawanan dan
berlebihan, sehingga salah satu dari kedua sikap yang
dimaksud tidak menguasai pikiran dan sikap seseorang.
Dapat dipahami bahwa seorang umat Islam moderat
adalah umat Islam yang menilai setiap aspek yang
berlawanan pada bagian tertentu secara semestinya dan
tidak berlebihan.
2. Konsep Moderasi Beragama
Pada sejarahnya Al-wasathiyyah sudah dirintis
oleh generasi zaman Jamaluddin al-afghani, Muhammad
Abduh dan Rasyid Ridha. Mereka berupaya untuk
membebaskan umat yang terbelenggu memadukan dan
memberi keseimbangan antara adil dan moderat. Yusuf
Al-Qardhawi sebagai salah satu penggerak al-
wasathiyyah school of thought, mengatakan perlu adanya
konsep moderasi. Berikut merupakan konsep moderasi
menurut Yusuf Al-Qardhawi :
a. Komitmen pada nilai moralitas akhlak.
Menanamkan akhlak mulia dan mengamalkannya
dalam keseharian. Akhlak mulia pada diri sendiri yaitu
seperti jujur, amanah, tawadhu (rendah hati dan malu,
dan menerapkan akhlak mulia di lingkungan sosial
bermasyarakat seperti musyawarah, gotong royong,
adil dan bijaksana.
b. Kerja sama kombinatif antara dua hal yang
berseberangan.
Posisi moderat yang memperlihatkan dapat
mengambil manfaat dari kelebihan dan menjauhi
kekurangan dari dua sisi aspek yang konfrontatif
tersebut. Sehingga tidak boleh memihak pada satu sisi
dan menjauhi sisi yang lain sehingga akan bersikap
ekstrim.
c. Perlindungan hak-hak agama minoritas.
Dalam kehidupan bernegara, kewajiban kita tetap
sama yaitu mematuhi peraturan pemerintah tanpa
membedakan agama. Akan tetapi dalam hal Ibadah,
Setiap penganut agama memiliki kewajibannya
masing-masing yang harus dilaksanakan. Agama
khususnya dalam hal Ibadah harus ada pemisah dan
tidak boleh saling bercampur. Jadi perlu
menumbuhkan sikap masing-masing dalam hal agama
namun tetap saling menghormati perbedaan.
a. Nilai-nilai humanis dan sosial
Nilai-nilai kemanusiaan dan sosial
sesungguhnya merupakan ciri khas kebudayaan
Islam. Seiring perkembangan zaman, menentukan
hal tersebut sebagai kebudayaan barat. Nilai
kemanusiaan menjadi nilai yang bercabang
menjadi konsep keadilan seperti kebebasan,
kemuliaan dan hak asasi manusia di tengah
masyarakat dan pemerintah.
b. Persatuan dan royalitas
Semua komponen umat harus bisa berkerja
sama dalam hal yang disepakati dan bertoleransi
dalam perkara yang sudah disepakati semua
orang.
c. Mengimani pluralitas
Keimanan akan pluralitas religi, pluralitas
tradisional, pluralitas bahasa, pluralitas
intelektualitas, pluralitas politis, pentingnya
konsistensi antar berbagai peradaban. 8
2. Pluralisme
Pluralisme berasal dari kata plural dan isme,
plural yang berarti banyak (jamak), sedangkan isme
berarti paham. Jadi pluralisme adalah suatu paham atau
8
Ahmad Dumyathi Bashori, “Konsep Moderat Yusuf Qardhawi :
Tolak Ukur Moderasi dan Pemahaman Terhadap Nash”, Jurnal
Penelitian dan Kajian Keagamaan, vol .36, No.01 (Agustus 2013), 3-
10.
teori yang menganggap bahwa realitas itu terdiri dari
banyak substansi.9
Pluralisme merupakan sebuah upaya untuk
membangun tidak hanya kesadaran yang bersifat teologis
namun kesadaran sosial. Hal itu dikembangkan dari
kesadaran bahwa manusia hidup di tengah masyarakat
yang bermacam-macam dari segi agama, budaya, etnis,
dan berbagai keragaman sosial lainnya. Pluralisme
sendiri mengandung konsep teologis dan konsep
sosiologis.10
Sumber ajaran agama Islam adalah Al-Qur’an dan
Hadits Nabi Muhammad SAW. Pedoman paling utama
dalam ajaran agama Islam adalah Firman Allah dalam
Al-Qur’an, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai wahyu yang harus disampaikan kepada
umat manusia. Hakikat diwahyukannya Al-Qur’an yaitu
sebagai acuan akhlak, sumber ilmu, dan ibadah secara
menyeluruh bagi umat manusia dalam memecahkan
masalah sosial di tengah masyarakat.
Di zaman serba canggih seperti sekarang ini, dapat
memungkinkan terjadi kompleksitas masyarakat dalam
beragama dan mempermainkan pesan dalam ayat suci
untuk kepentingan pribadi. Urgensi moderasi beragama
9
Pius A. P, M Dahlan, Kamus Ilmiah Popular, (Surabaya : Arkola,
1994), 604
10
Moh. Shofan, Pluralisme Menyelamatkan Agama-agama,
(Yogyakarta: Samudra Biru, 2011), 48.
salah satunya adalah sebagai penengah antara sebagian
yang terlalu fanatisme dalam memahami ayat-ayat suci
dengan sebagian yang berlebihan menafsirkan isi kitab
suci. Pada kasus ini peran moderasi beragama adalah
untuk mencegah persimpangan yang dapat memicu
konflik sosial hingga mengakibatkan terjadinya
perpecahan masyarakat.
B. Moderasi Beragama di Masa Pandemi
1. Pengertian Pandemi Covid- 19
Beberapa waktu belakangan, Indonesia dilanda
pandemi covid-19. Pandemi merupakan wabah yang
berjangkit serempak dimana-mana, meliputi daerah
geografi yang luas.11 Sejak awal tahun 2020, dunia
digemparkan dengan munculnya virus covid-19. Covid-
19 merupakan keluarga besar virus corona yang
menyebabkan gejala mirip dengan penyakit pilek. WHO
menyebutkan, secara umum gejala Covid-19 adalah
demam, batuk, sesak nafas, hingga dada terasa sakit.
Istilah covid-19 berasal dari kata Coronavirus disease
2019. WHO memberi nama virus baru ini dengan istilah
Serve acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SAR-
CoV 2) dan apabila terinveksi nama penyakitnya adalah
coronavirus disease 2019 (COVID-19).12 Virus ini
11
Badan Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (n.d).
Pandemi (def.1) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Online. Diakses 16 Agustus 2021, melalui https://kbbi.web.id/.
12
Yuliana, Corona Virus Disease (Covid 19) sebuah tinjauan
Literatur. Jurnal WELLNESANDHEALTHYMAGAZINEIness,
dikenal berasal dari Wuhan, Cina dan ditemukan pada
akhir tahun 2019.
Covid 19 menjadi bencana global yang penularannya
tidak memandang suku, agama, dan budaya serta aliran.
Setiap orang berpotensi terpapar covid 19 apabila
kualitas imun tubuh tidak kuat. Virus corona juga bagian
dari ciptaan Allah, oleh karena itu keberadaannya juga
atas kehendak Allah, yang memungkinkan dapat menular
ke setiap hamba-hamba Allah. Untuk itu penyebaran
Covid-19 harus segera mungkin di hentikan. Dengan
upaya menjalankan protokol kesehatan dengan baik
seperti mencuci tangan dan memakai masker, menjaga
jarak dengan orang lain dan menerapkan pola hidup
sehat. Upaya ini dilakukan terus-menerus kapan pun dan
dimana pun guna memutus rantai penyebaran covid 19.
2. Pentingnya Moderasi Beragama di Masa Pandemi
Kejadian munculnya pandemi Covid 19 telah
melumpuhkan aktivitas semua kalangan masyarakat yang
dilakukan di luar rumah. Pandemi ini berdampak kepada
segala aspek kehidupan manusia, termasuk salah satunya
adalah aspek keagamaan khususnya umat Islam.
Penerapan protokol kesehatan berupa menjaga jarak
(sosial distancing) tetap berlaku di tempat-tempat ibadah
termasuk Masjid. Pemerintah terpaksa memberikan
anjuran meniadakan kegiatan di Masjid untuk sementara
14
Wawancara Pimpinan Pondok Pesantren (Studi Kasus di Pondok
Pesantren Nur Antika Tigaraksa) Pada rabu, 5 Agustus 2021
Adapun sikap moderat yang harus kita tanamkan di
masa pandemi diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bersabar menghadapi ujian
Prof. Mukri mengatakan sabar merupakan
manifestasi keyakinan teologis (akidah) yang
diimplementasikan dalam sikap (akhlak)
menghadapi praksis kehidupan sehari-hari”
terangnya.
2. Mengikuti anjuran pemerintah, pakar dan pihak yang
berwenang dalam penanganan Covid-19
3. Mengutamakan keselamatan
4. Tolong menolong dalam mengatasi dampak Covid
1915
C. Memahami Komunikasi Islam
1. Pengertian Komunikasi Islam
Kata komunikasi berasal dari kata latin cum yaitu
kata depan yang berarti dengan, bersama dengan dan
unus yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari kedua
kata itu terbentuk kata benda communio yang dalam
bahasa inggris menjadi communion dan berarti
kebersamaan, persatuan, gabungan pergaulan,
16
hubungan. Yakni sama halnya dalam berkomunikasi
15
Webinar Beragama Pada Covid 19 pada Kamis 14 Mei 2020
https://www.radenintan.ac.id/sikap-moderat-beragama-di-tengah-
pandemi/, diakses pada hari Senin, tanggal 6 Juli 2020
16
Agus M Hardjana, Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi
Interpersonal, Jakarta : Penerbit Kanisius) hal 10
berarti seseorang sedang membangun kebersamaan
dengan orang lain.
Berkomunikasi berarti manusia berusaha untuk
mencapai kesamaan makna dan manusia mencoba untuk
berbagi informasi, gagasan, atau sikap dengan partisipan
lainnya. Apabila tidak terjadi kesamaan makna antara
komunikator dan komunikan yaitu komunikan tidak
mengerti dengan pesan yang diterimanya maka
komunikasi tidak terjadi atau tidak komunikatif. 17
Komunikator sebagai orang atau kelompok yang
menyampaikan pesan dan komunikan sebagai penerima
pesan dalam komunikasi.
Pengertian komunikasi Islam yaitu berarti mengajak
manusia atau memindahkan sekaligus dari pemikiran-
pemikiran dan perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah
Swt kepada perbuatan-perbuatan yang dirihai Allah
Swt.18 Selain itu komunikasi Islam juga bermakna
komunikasi yang berupaya untuk membangun hubungan
dengan diri sendiri, dengan Sang Pencipta, serta sesama
manusia untuk menghadirkan sebuah kedamaian,
keramahan, dan keselamatan untuk diri dan lingkungan
dengan cara tunduk kepada perintah Allah Swt dan
Rasul-Nya. Jadi, semua tindakan dalam komunikasi yang
17
Onong Uchjana Efendi, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi
(Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993), 30.
18
Fakhri, Syukri Syamaun, dan Yusri Daud, Komunikasi Islam,
(Yogyakarta: Ak Group bekerja sama dengan Ar-Raniry Press,
Darussalam Banda Aceh, 2006), 3.
membuat hati seseorang menjadi rusak atau hati orang
menjadi sakit atau luka, maka hal tersebut bertentangan
dengan roh komunikasi dalam Islam.19
19
Harjani Hefni, Komunikasi Islam, Cet 1 (Jakarta: Prenada Media
Group, 2015), 14.
20
Achmad Charris Zubair, Kuliah Etika, Jakarta: Raja Grafindo
Persada. hal 13
Sedangkan menurut KBBI “etika” memiliki arti ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral (akhlak)21. Etika merupakan
kumpulan asas atau nilai yang berhubungan dengan
akhlak, nilai mengenai benar dan salahnya sesuatu yang
dilakukan oleh seseorang atau suatu golongan di
masyarakat.
Dapat dipahami etika adalah ilmu yang mempelajari
tentang kebaikan dan keburukan dalam kehidupan
manusia, terutama yang berhubungan dengan tingkah
laku manusia, yang merupakan hasil pertimbangan dari
pikiran dan perasaan manusia, sehingga dapat mencapai
tujuannya dalam bentuk perbuatan.
Jadi yang dimaksud dengan etika adalah Ilmu yang
mempelajari perbuatan baik dan perbuatan buruk
manusia yang dapat dipahami oleh pikiran manusia, atau
disebut juga dengan perilaku, adat kebiasaan manusia
dalam komunikasi dengan sesama untuk menunjukkan
mana yang baik dan mana yang buruk.
Komunikasi Islam adalah proses penyampaian
pesan-pesan keislaman dengan menggunakan prinsip-
prinsip komunikasi dalam Islam. Maka komunikasi Islam
mengutamakan unsur pesan-pesan keislaman, yaitu
risalah atau nilai-nilai Islam, dan bagaimana cara dalam
menyampaikannya, hal dengan begitu gaya bicara dan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (jakarta: Balai Pustaka), Tim
21
23
Muslimah, Etika komunikasi dalam Persfektif Islam, Jurnal STAI
An-Nadwah Kuala Tunggal, Vol. 13 ha. 118-121
komunikan perlu menetapkan strategi yang tepat
sasaran, agar terbangun komunikasi dalam moderasi
beragama yang baik. Berikut langkah-langkah yang
dapat dilakukan :
1. Pendalaman nilai-nilai agama dengan
menyeluruh
2. Pemberdayaan masyarakat dengan
mengembangkan potensi yang ada
3. Menjaga kerukunan dan mematuhi norma yang
berlaku
4. Memperkuat akhlak mulia terhadap sesama di
lingkungan
5. Menciptakan kebersamaan yang harmonis dan
dinamis
6. Melestarikan kebudayaan yang ada dan
menghormatinya
7. Mengembangkan wawasan bahwa Indonesia
kaya akan keanekaragaman
7) Menanamkan sikap moderat
Umat beragama khususnya agama Islam dalam
mempraktikkan moderasi beragama, harus
menumbuhkan sikap moderat antara lain :
1. Memahami kenyataan yang terjadi di
lingkungan bermasyarakat
2. Memahami ilmu fiqih, yang diprioritaskan
dalam situasi tertentu
3. Memberikan kemudahan pada orang lain dalam
beragama
4. Memahami teks keagamaan yang berkaitan
secara keseluruhan
5. Bersikap Toleransi terhadap perbedaan
pandangan dan kebiasaan
6. Memahami proses dalam penciptaan suatu
hukum atau aturan
8) Amalkan komunikasi yang baik dalam moderasi
beragama
Setelah langkah-langkah di atas telah dilaksanakan
dengan baik, selanjutnya adalah proses pembiasaan
secara terus menerus dan tetap menjaga sikap yang
sudah tertanam dengan hati-hati. Jadi tidak hanya
mengetahui, tetapi juga mengamalkan pada diri sendiri
dan mengimplementasikan dalam keseharian. Sehingga
tercipta suatu kebiasaan komunikasi yang baik dalam
moderasi beragama.
DAFTAR PUSTAKA