BERAGAMA DI INDONESIA
Sri Fifianti
(10156121060)
ABSTRACT
Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman agama, suku, budaya, dan bahasa.
Terdapat Tujuh agama yang diakui secara resmi di Indonesia, yaitu Islam, Kristen, Katholik,
Hindu, Buddha, Konghucu dan aliran Kepercayaan . Hal ini membuktikan bahwa sudah lama
masyarakat Indonesia hidup berdampingan dengan rukun, meskipun berbeda-beda agama.
Adapun rumusan masalah dari artikel ini adalah masih adanya sebagian masyarakat yang
bersikap tidak menghargai perbedaan dalam beragama, dan bersikap intoleran, serta bagaimana
pandangan Islam terhadap moderasi beragama di Indonesia. Adapun Metode Penelitian yang
digunakan penulis yaitu Metode Pengamatan Mengamati suatu hal adalah langkah yang tepat
ketika memnjumpai sesuatu yang menggugah rasa penasaran dan keingintahuan yang
besar.Mengamati dengan seksama kemudian memahami hal tersebut merupakan langkah
pertama yang perlu dilakukan. Dengan metode ini, Penulis dapat mengetahui hal apa yang
sebenarnya akan dibahas. Metode Pencarian Penulis menggunakan metode pencarian untuk
mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk analisis data. Penulis mencari bahan-
bahan penulisan Karya Tulis ilmiah dari situs internet yang bersangkutan dan dari buku-buku
yang relevan. Adapun, data sekunder yang dipakai dalam penelitian ini meliputi buku, jurnal
penelitian, artikel, internet, serta hal-hal lainnya sekiranya relevan. Penelitian ini bertujuan
untuk menjelaskan pandangan Islam terhadap moderasi beragama di Indonesia. Penulis
berusaha memberitahu kepada masyarakat luas tentang pentingnya moderasi beragama di
Indonesia. Moderasi beragama hadir sebagai solusi dari permasalahan terhadap konflik
beragama. Disini, penulis berusaha menjawab rumusan masalah tersebut dengan berdasarkan
kepada dasar hukum Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits.
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Moderasi Beragama
Moderasi dalam keragaman Indonesia Dalam masyarakat Indonesia yang multibudaya,
sikap keberagamaan yang ekslusif yang hanya mengakui kebenaran dan keselamatan secara
sepihak, tentu dapat menimbulkan gesekan antar kelompok agama. Konflik keagamaan
yang banyak terjadi di Indonesia, umumnya dipicu adanya sikap keberagamaan yang
ekslusif, serta adanya kontestasi antar kelompok agama dalam meraih dukungan umat yang
tidak dilandasi sikap toleran, karena masing-masing meng- gunakan kekuatannya untuk
menang sehingga memicu konflik.
Dalam kontek fundamentalisme agama, maka untuk menghindari disharmoni perlu
ditumbuhkan cara beragama yang moderat, atau cara ber-Islam yang inklusif atau sikap
beragama yang terbuka, yang disebut sikap moderasi beragama. Moderasi itu artinya
moderat, lawan dari ekstrem, atau berlebihan dalam menyikapi perbedaan dan keragaman.
Kata moderat dalam bahasa Arab dikenal dengan al-wasathiyah sebagaimana terekam dari
QS.al-Baqarah [2] : 143. Kata al-Wasath bermakana terbaik dan paling sempurna.Dalam
hadis yang juga disebutkan bahwa sebaik-baik persoalan adalah yang berada di tengah
tengah.
Dalam melihat dan menyelesaikan satu persoalan, Islam moderat mencoba melaku- kan
pendekatan kompromi dan berada di tengah-engah, dalam menyikapi sebuah perbedaan,
baik perbedaan agama ataupun mazhab, Islam moderat mengedepankan sikap toleransi,
saling menghargai, dengan tetap meyakini kebenaran keyakinan masing-masing agama dan
mazhab, sehingga semua dapat menerima keputusan dengan kepala dingin, tanpa harus
terlibat dalam aksi yang anarkis. (Darlis, 2017)
Dengan demikian moderasi beragama merupakan sebuah jalan tengah di tengah
keberagaman agama di Indonesia. Moderasi merupakan budaya Nusantara yang berjalan
seiring, dan tidak saling menegasikan antara agama dan kearifan lokal (local wisdom).
Tidak saling mempertentangkan namun mencari penyelesaian dengan toleran. Dalam
kontek beragama, memahami teks agama saat ini terjadi kecenderungan terpolarisasinya
pemeluk agama dalam dua kutub ekstrem. Satu kutub terlalu mendewakan teks tanpa
menghiraukan sama sekali kemampuan akal/ nalar. Teks Kitab Suci dipahami lalu
kemudian diamalkan tanpa memahami konteks. Beberapa kalangan menyebut kutub ini
sebagai golongan konservatif. Kutub ekstrem yang lain, sebaliknya, yang sering disebut
kelompok liberal, terlalu mendewakan akal pikiran sehingga mengabaikan teks itu sendiri.
Jadi terlalu liberal dalam memahami nilai- nilai ajaran agama juga sama ekstremnya.
Moderat dalam pemikiran Islam adalah mengedepankan sikap toleran dalam perbedaan
. Keterbukaan menerima keberagamaan (inklusivisme). Baik beragam dalam mazhab
maupun beragam dalam beragama. Perbedaan tidak menghalangi untuk menjalin kerja
sama, dengan asas kemanusiaan (Darlis, 2017). Meyakini agama Islam yang paling benar,
tidak berarti harus melecehkan agama orang lain. Sehingga akan terjadilah persaudaraan
dan persatuan anatarvagama, sebagaimana yang pernah terjadi di Madinah di bawah
komando Rasulullah SAW. Moderasi harus dipahami ditumbuh- kembangkan sebagai
komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan yang paripurna, di mana setiap warga
masyarakat, apapun
METODE PENELITIAN
A. Metode Pengamatan
Mengamati suatu hal adalah langkah yang tepat ketika memnjumpai sesuatu yang
menggugah rasa penasaran dan keingintahuan yang besar. Mengamati dengan seksama
kemudian memahami hal tersebut merupakan langkah pertama yang perlu dilakukan.
Dengan metode ini, Penulis dapat mengetahui hal apa yang sebenarnya akan dibahas.
B. Metode Pencarian
Penulis menggunakan metode pencarian untuk mencari dan mengumpulkan data yang
diperlukan untuk analisis data. Penulis mencari bahan-bahan penulisan Karya Tulis ilmiah
dari situs internet yang bersangkutan dan dari buku-buku yang relevan.
Moderasi beragama bermakna adil terdapat dalam Q.S. Al-Maidah ayat 8. Ayat ini
memerintahkan umat untuk selalu menegakkan kebenaran dengan berbuat adil kepada
sesame manusia. Dalam hal ini, termasuk kepada orang yang berbeda agama. Jangan
sampai karena kita tidak menyukai kaum tersebut menyebabkan kita tidak berlaku adil
kepadanya. Karena, Allah Swt menyukai umat yang selalu bersikap adil. Islam
menawarkan konsep dalam moderasi beragama yaitu antara lain dengan mengambil jalan
tengah, seimbang, tegas, toleransi, tidak berlaku diskriminatif, musyawarah, reformasi,
mengutamakan yang prioritas, inovatif, dan beradab. Moderasi beragama dapat diwujudkan
dengan menunjukkan sikap-sikap tersebut. Artinya dalam menghadapi masalah kita harus
mendahulukan jalan tengah, menjalankan ajaran agama dengan seimbang dan lurus, selalu
bersikap toleransi terhadap perbedaan yang ada, mengedepankan musyawarah dalam
menyelesaikan masalah, mendahulukan yang prioritas, selalu dinamis dan inovatif, serta
mengedepankan adab. Islam memandang moderasi beragama yang ada di Indonesia
sebagai jalan yang cukup baik dalam menghadapi masalah terkait agama. Ajaran agama
Islam bersifat universal serta rahmatan lil’alamin yang seimbang. Artinya, umat Islam
diajarkan untuk berpikir, bersikap, dan berperilaku dengan seimbang dan tidak
bertentangan dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan umat manusia untuk menyikapi
kehidupan dengan seimbang antara dunia dan akhirat. Artinya, dalam beribadah tidak boleh
berlebihan sampai-sampai merasa paling benar dan menyalahkan kepercayaan orang lain.
Islam juga mengajarkan manusia untuk bersikap baik, lemah lembut, dan toleransi. Islam
melarang keras umatnya untuk menyelesaikan masalah dengan jalur kekerasan. Dalam
moderasi beragama, Islam mengajarkan untuk menghormati keyakinan umat yang berbeda,
menghargai perbedaan yang ada, bersikap toleransi, dan selalu bersikap adil kepada sesama
manusia. Sehingga, Islam sangat mendukung adanya moderasi beragama, asalkan tidak
bertentangan dengan ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Islam memahami agama
dengan seimbang dan berada ditengah-tengah. Maka dari itu, agama Islam mengajarkan
kepada umatnya untuk bersikap lemah lembut, ramah, cinta, dan kasih sayang.
Moderasi beragama merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan ajaran Islam.
Moderasi beragama dalam Islam adalah paham dalam beragama dan beribadah dengan
seimbang, tidak berlebihan, dan tidak ekstrem. Islam tidak pernah mengajarkan umat
berbuat kekerasan, perkelahian, dan perilakuekstrem dalam beragama. Radikalisme,
kriminalitas, ancaman, kekerasan, ujaran kebencian, dan tindakan lainnya sangat
bertentangan dengan Islam. Karena, Islam selalu mengajarkan kepada umat untuk bersikap
lemah lembut dan menghindari kekerasan. Apalagi perilaku ini dapat memecah belah
bangsa. Islam tidak membenarkan tindakan kekerasan atau sikap ekstrem, apalagi dengan
membawa-bawa nama agama. Namun sebaliknya, Islam mengajarkan untuk bersikap
lemah lembut dan toleransi. Moderasi beragama dalam Islam bertujuan menciptakan
perdamaian bagi seluruh umat manusia. Moderasi beragama merupakan sikap perilaku
sebagai penengah (washith) dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan agama.
Sehingga, masalah yang dihadapi menemukan solusi dengan jalan damai tanpa
menggunakan kekerasan. Umat Islam selalu diajarkan untuk bersikap menghargai
keyakinan, perbedaan, menghormati cara beribadah, toleransi, dan menghindari kekerasan
apalagi sampai bersikap ekstrem. Oleh karena itu, Islam melarang berdebat dengan cara
yang kasar dan menyakiti perasaan lawan bicara. Ajaran agama Islam juga melarang
menghina dan menjelek-jelekan penganut agama lain yang dapat menyebabkan pihak
tersebut tersinggung dan sakit hati. Islam juga mendorong bersikap toleransi dengan yang
berbeda agama. Umat Islam diajarkan bersikap dan berlaku baik serta adil kepada sesame
manusia. Dalam hal ini, termasuk kepada orang yang beda agama. Umat Islam harus selalu
bersikap adil pada siapa pun, termasuk membela keadilan bagi yang berbeda agama jika
dalam kebenaran. Karena, Islam menerapkan sikap toleransi dalam beragama. Moderasi
beragama menerapkan sikap terbuka dalam perbedaan yang ada dan mengedepankan rasa
persaudaraan yang berdasarkan pada kemanusiaan. Termasukumat yang mulia jika dapat
menjaga hubungan dengan Allah Swt serta hubungan dengan sesame manusia. Namun
perlu diingat, dalam memahami moderasi beragama kita hanya menghargai perbedaan yang
ada, bukan mempercayai ajarannya.
KESIMPULAN
Islam memandang moderasi beragama yang ada di Indonesia sebagai jalan yang cukup
baik dalam menghadapi masalah terkait agama. Dalam moderasi beragama, Islam mengajarkan
untuk menghormati keyakinan umat yang berbeda, menghargai perbedaan yang ada, bersikap
toleransi, dan selalu bersikap adil kepada sesama manusia. Sehingga, Islam sangat mendukung
adanya moderasi beragama, asalkan tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadits. Maka
dari itu, kita sebagai masyarakan Indonesia harus bekerja sama dalam mewujudkan moderasi
beragama di Indonesia. Dalam hal ini, diperlukan peranan pemerintah, tokoh agama, tokoh
masyarakat, dan masyarakat luas dalam mewujudkan moderasi beragama. Hal ini dapat
dilakukan dengan penyuluhan atau melakukan sosialisasi ilmu pengetahuan tentang moderasi
beragama kepada masyarakat Indonesia. Sehingga, dapat terwujud kehidupan masyarakat yang
harmonis dan damai.
DAFTAR PUSTAKA