Anda di halaman 1dari 18

Pandangan Agama Islam

Terhadap Pluralisme Keagamaan


Di Indonesia

JAMAL AKBAR NURMA R. 1 2 1 2 11 2 3 2 0 3 9


A R G I J U L I O S AT R I A I . 1 2 1 3 11 2 3 3 0 9 8
HERDIAN MEIRINDA 1 2 1 4 11 2 3 1 0 8 9
R A G A H A R Y N A J U WA 1 2 1 4 11 2 3 3 0 0 1
E LY S C H A P R AW I T O 1 2 1 5 11 2 3 3 0 0 1
FEBBY FITRIAH 1 2 1 4 11 2 3 111 2
Pendahuluan

 Indonesia merupakan suatu negara dengan bermacam - macam suku,


ras, agama dan budaya. Hal tersebut membuat Indonesia memiliki
dan mengakui setiap agama yang dianut oleh seluruh masyarakatnya
 Pada hakikatnya; semua agama itu sama. Sama - sama memuja
Tuhan, sama - sama mengajarkan kebaikan, sama - sama menentang
keburukan. Hal tersebut menuai anggapan bahwa setiap penganut
agama satu dengan yang lain tidak ada yang berbeda, dan hal itu di
arti kan sama saja.
 Prinsip - prinsip paham pluralisme bertentangan dengan ajaran -
ajaran agama yang ada di Indonesia. Setiap agama tersebut memiliki
tata cara yang berbeda, banyak yang beranggapan bahwa termasuk
dalam sebuah penistaan ketika seseorang menggabungkan tata cara
agama yang sering dianggap suci dengan tata cara agama lain di saat
yang bersamaan
 Contohnya adalah sebagai seorang umat muslim, ia
pasti menyadari bahwa dia terlibat dengan agama Islam.
Namun pada kenyataannya sejarah masyarakat yang
mult i -complex dan sudah menganut paham religious
pluralism, bermacam - macam agama. Hal ini
merupakan realita, karena hal tesebut kita mau tidak
mau harus bisa menyesuaikan diri dengan mengakui
adanya pluralisme dalam keagamaan di dalam
masyarakat Indonesia.
Definisi Pluralisme

 Asal kata pluralisme, dalam bahasa Inggris; pluralism, terdiri dari


dua kata plural yang artinya beragam dan isme yang berarti paham
atau bermacam-macam paham.

 Dalam tulisannya, Franz Magnis - Suseno menerima pluralisme


sebagai penjelasan atas keadaan sosial, tetapi beliau menolak jika
pluralisme dijadikan sebagai sikap teologis, walau beliau tetap
menyarankan perlunya sikap pluralis sebab sikap inilah yang
memungkinkan seseorang menjadi toleran ((Magnis-Suseno 2001).

 Pluralisme juga dapat di artikan sebagai kesediaan untuk menerima


keberagaman (pluralitas) yang artinya untuk hidup secara toleran
pada tatanan masyarakat yang berbeda suku, golongan, agama, adat,
hingga pandangan hidup.
Definisi Pluralis

 Pluralis merupakan sikap hidup manusia yang mempertahankan


kondisi yang terdiri atas beberapa bagian yang merupakan kesatuan
dengan apa adanya dengan konsekuensi terjadinya gesekan –
gesekan antara kepercayaan yang ada di dalamnya.
 Karena kemajemukan diterima sebagai suatu kenyataan yang
merupakan motor penggerak dinamika untuk mencapai masa yang
akan datang menjadi lebih dinamis.
 Kaum Pluralis menyikapi kemajemukan ini dengan sikap dewasa,
dimana dari salah satu sudut pandang tiap ajaran pasti mengandung
ajaran untuk saling menghormati, sudut pandang inilah yang ingin
dikembangkan oleh para kaum pluralis dalam menempatkan suatu
pluralitas dalam konteks persatuan dalam nilai – nilai kebangsaan
tanpa melakukan adanya gesekan - gesekan terhadap tiap ajaran
masing masing.
Pluralisme Agama

 Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai


makna cukup luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap
agama yang berbeda dengan menggunakan cara yang berbeda
pula;
 Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama
seseorang bukanlah sumber satu-satunya yang eksklusif bagi
kebenaran, dan dengan demikian di dalam agama- agama lain
pun dapat ditemukan, setidak-tidaknya, suatu kebenaran dan
nilai-nilai yang benar.
 Sebagai penerimaan atas konsep bahwa dua atau lebih agama
yang sama-sama memiliki klaim-klaim kebenaran yang
eksklusif sama-sama sahih. Pendapat ini seringkali
menekankan aspek-aspek bersama yang terdapat dalam
agama-agama.
Ekslusivisme

 lawan dari pluralisme


 berhubungan dengan dimensi sikap yaitu yang sering
memunculkan sikap atau perilaku yang berbeda
 Sebuah analogi kecil dari ekslusivisme yang dapat kita
ambil dalam suatu kemasyarakatan adalah, seorang anak
murid yang pintar hanya mau berteman dengan yang
mempunyai latar belakang yang sama dengan dirinya.
 Ciri - ciri ekslusivisme yaitu selalu mengutamakan
kepentingan pribadi, menganggap kebudayaannya lebih
baik, dan memisahkan diri dari masyarakat yang memiliki
kebudayaan yang berbeda dari dirinya.
 Tujuan dari ekslusivisme itu sendiri adalah untuk
mempertahankan tradisi yang dimiliki dengan cara
memisahkan dirinya sendiri (mengisolir) atau melakukan
sebuah penyekatan terhadap orang orang lainnya ke
tempat yang susah untuk ditemukan untuk melestarikan
kebudayaan dan tradisinya sehingga tidak mendapat
ancaman dari luar.
- Ekslusivisme akan memandang penganut agama lain sebagai
“musuh”, hal ini dikarenakan ekslusivisme memandang agama
lain menganut agama yang salah atau tidak benar, sehingga
melahirkan arogansi sosial, terutama ketika sebuah agama
menjadi mayoritas.
- Kelompok eksklusif biasanya melakukan cara - cara
pemaksaan atas nama agama kepada kelompok lainnya. Selain
masalah toleransi seperti di atas, agama juga mendorong
pemeluknya untuk memiliki keterikatan dengan agama yang
dianutnya.
- Mengakibatkan adanya ketidak seimbangan dimana mayoritas
akan selalu berada di atas dan menghancurkan adanya
keharmonisan dalam bermasyarakat.
Definisi Pluralisme Dalam Berbagai Agama

 Islam : Jalan keluar yang diberikan Islam terhadap adanya paham


pluralisme agama adalah dengan mengakui setiap perbedaan dan
identitas agama lainnya (lakum diinukum wa liya diin). Tapi solusi
paham pluralisme agama digunakan untuk menghilangkan konflik
yang sering terjadi serta untuk menghilangkan adanya perbedaan
dan identitas agama lainnya yang ada di Indonesia.
 Kristen : pluralisme agama secara sederhananya adalah realitas
bahwa sejarah agama - agama menunjukkan bermacam - macam
tradisi serta kemajemukan yang muncul dari bermacam – macam
agama. Dari sudut pandang filsafat, istilah ini memfokuskan sebuah
teori mengenai hubungan antar tradisi dengan berbagai klaim. Istilah
ini memiliki arti yang merupakan teori bahwa agama - agama besar
di dunia adalah pelopor terbentuknya aneka ragam pandangan yang
berbeda mengenai satu hakikat yang sulit dijelaskan.
 Buddha : “janganlah kita menghormat agama kita sendiri
dengan mencela agama orang lain. Sebaliknya agama
orang lain hendaknya dihormat atas dasar tertentu......
Oleh karena itu toleransi dan kerukunan beragamalah
yang dianjurkan dengan pengertian, bahwa semua orang
selain mendengarkan ajaran agamanya sendiri juga
bersedia untuk mendengarkan ajaran agama yang dianut
orang lain… “
Polemik Pandangan Pluralisme dan pluralis agama

 Bukan hanya saat ini saja pluralisme menjadi sebuah polemik yang tiada
akhir , dan tidak hanya di Indonesia saja polemik ini muncul namun
hampir diseluruh dunia karena perbedaan yang cukup mendasar di antara
manusia dalam mengartikan pluralisme itu sendiri

 Perbedaan mendasar yang di maksud adalah perbedaan di antara


pandangan pluralisme dengan pengertian sebelumnya
yaitu pluralism sehingga memiliki arti :
- pluralisme dilapisi dengan semangat religius, bukan hanya dengan sosial
kultural
- pluralisme digunakan sebagai bentuk alasan adanya pencampuran antar
ajaran agama satu dengan yang lainnya
- pluralisme digunakan sebagai bentuk alasan untuk dapat mengubah
pandangan atau ajaran suatu agama agar sesuai dengan ajaran agama -
agama lain
 Jika melihat dari ide dan konteks pandangan yang
berkembang, bisa diartikan bahwa
pandangan pluralisme di indonesia sangat berbeda
dengan pandangan 'pluralism' sebagaimana pengertian
tersebut dalam bahasa Inggris. Dan tidaklah aneh jika
kondisi seperti ini mampu memancing timbulnya reaksi
dari berbagai belah pihak.

 Pertentangan yang terjadi di Indonesia ini menjadi semakin
membingungkan karena munculnya sebuah ambiguitas bahasa.
Sebagaimana saat seorang mengucapkan pluralism dalam arti
non asimilasi tentunya akan bingung jika bertemu dengan kata
pluralisme dalam arti asimilasi. Sudah semestinya muncul
penjelasan lebih detail mengenai pendapat tersebut agar tidak
terjadi ambiguitas.
 Bagi mereka yang mengartikan pluralism - non asimilasi, hal
ini di salah pahami sebagai pelarangan terhadap pemahaman
mereka sendiri, dan biasa dianggap sebagai suatu kemunduran
bagi penganut kehidupan berbangsa. Keseragaman bukanlah
menjadi suatu pilihan yang baik bagi sebuah masyarakat yang
terdiri atas bermacam – macam suku, ras, agama dan
sebagainya.
 Sementara di pihak lain bagi yang menganut pemahaman
definisi pluralisme - asimilasi, pelarangan ini berarti
ancaman untuk ide yang telah mereka kembangkan. Ide
yang mereka anut mencampurkan ajaran yang berbeda -
beda menjadi sebuah penahan bagi perkembangannya
Kritik Pandangan Pluralisme dan pluralis
agama

 Jika pluralisme telah menjelma menjadi paham yang


mengklaim “kebenaran” semua agama, maka pluralitas
adalah kondisi ketika beragam agama wujud secara
bersamaan dalam suatu masyarakat atau Negara.
 Solusi Islam atas pluralitas agama adalah dengan
mengakui perbedaan dan identitas agama masing-masing,
tanpa menafikan identitas masing-masing agama.
Kesimpulan

 Dapat disimpulkan bahwa pluralisme agama merupakan


sebuah paham yang menyamaratakan kebenaran agama-
agama sehingga akhirnya akan menghilangkan esensi
kebenaran dari agama itu sendiri. Karena sebuah
dianggap sama, tanpa ada sekat apapun.
 Maka dari itu, hendaknya kita sesama umat beragama
agar mampu menghargai satu sama lain dan kembali pada
ayat “lakum dinukum waliyadin”
Daftar Pustaka
 Rasjidi, M. 1968. Al-Djami'ah.
 n.d. KBBI. Accessed November 20, 2018. https://kbbi.web.id/pluralisme.
 Magnis-Suseno, Franz. 2001. 12 23. Accessed November 21, 2018. http://islamlib.com/gagasan/pluralisme/franz-
magnis-suseno-sebagian-besar-agama-menerima-pluralisme/.
 https://news.detik.com/kolom/d-4027290/eksklusivisme-beragama-satu-langkah-mendukung-aksi-teror
 https://www.kompasiana.com/abdull/5529443ff17e6113568b456d/pluralisme-dalam-pandangan%20agama
 Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Nomor : 7/Munas VII/MUI/11/2005 Tentang Pluralisme, Liberalisme,
dan Sekulerisme Agama
 https://www.kompasiana.com/baniaziz/550e0643a33311a62dba7e0d/pluralis-dan-pluralisme-ternyata-jauh-sekali-
bedanya
 https://www.kompasiana.com/reynaldotrikadibusana6789/5b967bc4bde575667141afc7/eksklusivisme-dalam-
kehidupan-kelompok-sosial-modern
 https://www.kompasiana.com/melisa70479/5b8f03f843322f41273d6fc3/eksklusivisme-yang-terjadi-pada-
masyarakat
 Din Pazhuhi; (Religious Research) hal.308, artikel pluralisme dari John Hick
 Alister E. Mcgrath, 'Christian Theology: an Introduction, (Oxford: Blackwell Publisher, 1994). pp 458-459; Daniel
B. Clendenin, Many Gods Many Lords: Christianity Encounters World Religions, (Michigan: Baker Books, 1995).
Hal. 12.
 Ethics: A Pluralistic Approach to Moral Theory, 2nd ed, Lawrence M. Hinman, Harcourt Brace, 1998.

Anda mungkin juga menyukai